haiii, jumpa lagi dengankuuu -3-

yah, aku tahu kalo tco belom selesai, dan lagi tahap penyelesaian XD

fict kali ini tentang pampil... XD

aku ambil cerita ini dari novel yang masih dalam terjemahan bahasa inggris dengan auhtor bernama J.R WARD yang judulnya lover eternal, ada yang tahu? tapi ceritanya sedikit aku ubah dipertengahan, karena novel itu SANGAT SMUT, aku rada malu buat nulis bagian yang parah itu XD jadi banyak adegan yang akan aku ubah XD

untuk The Choosen One, saat aku pblish fict ini, aku langsung lanjut ngetik TCO ;)

Lover Eternal

Disclaimer : Naruto itu selalu milik Masashi Kishimoto

Genre : romance, fantasy, tragedy/hurt/comfort, vampire

Rated : T – M

Malam yang sangat terang dan cerah, bintang bertaburan di langit yang luas. Cuaca yang sangat cocok untuk para vampire berburu darah manusia, namun tahu kah kalian, di kota Konoha ini, tidak banyak yang tahu soal keberadaan vampire, hanya beberapa kalangan saja yang tahu keberadaan makhluk yang disebut terkutuk itu. Dan ada beberapa yang rela darahnya dihisap oleh vampire-vampire tersebut. Manusia sendiri tidak akan berubah menjadi vampire kalau Cuma dihisap sewajarnya.

Dan manusia yang berubah jadi vampire gagal itu disebut lesser, lesser itu tercipta apabila seorang vampire tidak membunuh santapannya dan membiarkan kondisi santapannya setengah perubahan antara vampire dan manusia, hal itu sering terjadi, karena itulah, didalam kaum vampire, ada kelompok organisasi yang bernama Akatsuki. Akatsuki adalah sekelompok organisasi yang menghabisi kaum-kaum lesser yang berkeliaran dijalan.

Dan setiap malam purnama seperti ini, beberapa anggotanya mencari makan disebuah club, mereka mempunyai langganan wanita yang bersedia dihisap darahnya. Satu lagi, para vampire hanya bisa meminum darah dari lawan jenisnya.

"Ahh! Aku tidak lapar, sejujurnya malah aku tidak suka berada disini," gerutu vampire muda berambut pirang tampan.

"Apa boleh buat, ketua menyuruh kita mengawasi Sasuke, kau tahu kan dia bagaimana, temperamen dan susah dikendalikan," sahut salah satu laki-laki tampan berambut panjang yang sedang menikmati wine nya.

"Shikamaru, kau diam saja, tidak mau mencari "makanan"? tawar pria tampan yang bernama Naruto itu.

"…"

"Dingin seperti biasa, hahaha, setidaknya kalau ada yang bertanya padamu, jawablah," ejek laki-laki tampan berambut panjang bernama Neji itu.

"Sudah selesai, ayo kita keluar," ucap Shikamaru yang melihat sosok temannya yang sudah selesai melakukan kegiatannya.

"Hei, Sasuke! Bagaimana wanita hari ini?" rangkul Naruto pada sahabatnya itu.

"Biasa saja."

"Apa kau melakukannya dengan kasar? Kau tahu kan, tadi kau hampir berubah, kalau kau sudah berubah, kami bertiga pun akan susah membuatmu kembali normal," ejek Neji.

"Yah, mau bagaimana lagi, hanya bertarung, mengisap darah sampai aku puas, dan bercinta yang dapat menenangkat makhluk di dalam tubuhku ini," ucap Sasuke santai.

"Sebentar lagi, kau akan berhenti melakukan hal yang paling terakhir itu," celetuk Shikamaru sambil berjalan santai.

"Heh, jangan sok tahu," jawab Sasuke.

"Aku bisa melihatnya, kau akan bertemu dengan seorang wanita yang aneh, kau akan terbius olehnya, tapi kau tidak bisa bercinta dengannya," jelas Shikamaru.

"Hah? Kenapa begitu?" kali ini malah Naruto yang penasaran.

"Karena wanita itu masih perawan."

Semua terdiam.

Peraturan dalam kaum vampire adalah, tidak boleh meniduri perawan.

Kalau meniduri perawan, wanita itu harus dijadikan vampire terlebih dahulu, karena meniduri manusia yang perawan adalah hal yang sangat tabu.

"Hahaha, yang benar saja, aku tidak akan terpikat pada wanita seperti itu," ucap Sasuke dengan yakin.

Saat mereka keluar dari club itu, Sasuke melihat ada makhluk yang aneh, berjaan sempoyongan dan tatapannya putih.

"Nice!" seru Naruto pelan.

Dengan gerakan yang bersamaan, Sasuke dan Naruto bergerak sangat cepat, secepat kilat kearah sosok itu dan membunuhnya. Sasuke membelah bagian lehernya, Naruto membelah bagian tubuhnya, kemudian sosok itu berubah menjadi pasir.

"Dasar temperamen!" gerutu Shikamaru.

"H-Huaaaa! Monsteeerrr!"

"Celaka! Orang awam melihat mereka!" teriak Neji yang segera menghampiri Naruto dan Sasuke.

"Ck! Ayo kita kembali ke markas!" Shikamaru mengikuti Neji, sebelum Shikamaru menghampiri teman-temannya, dia memegang wajah orang awam itu dan menghapus memorinya, barulah dia berpindah tempat dalam sekejap.

Eternity Eternity Eternity Eternity Eternity Eternity Eternity Eterinty Eternity

Ditempat lain, disebuah gedung rumah sakit yang terkenal di daerah Konoha, seorang wanita membuka tirai dari dalam ruangannya, melihat cerahnya malam itu dan pemandangan indah di desa tempat dia lahir ini. Wanita yang berambut seperti bubble gum ini terlihat sedikit pucat, terbaring dikasur dan tersenyum lembut ketika melihat seseorang memasuki rumah sakit ini.

Wanita itu menutup tirainya kembali, memeriksa tas yang sudah diisi oleh semua pakaiannya itu. Beberapa menit kemudian terdengarlah suara pintu diketuk.

Tok tok tok

"Masuk."

Ceklek

"Sudah siap untuk keluar dari kamar ini, Sakura?" ucap seseorang yang membuka pintu tersebut.

"Ino, terima kasih mau menjemputku, aku sudah sangat siap, aku bosan berada disini selama seminggu," jawab wanita yang bernama Sakura itu.

"Yah, lagipula teman-teman di kampus merindukanmu," ucap wanita berambut pirang dan berkulit sedikit pucat yang bernama Ino, "Sini aku Bantu bawakan."

"Terima kasih, aku beruntung mempunyai tetangga sepertimu," ucap Sakura sambil merangkul lengan sahabatnya itu.

"Dan aku beruntung mempunyai tetangga yang manis dan menyusahkan sepertimu," ejek Ino sambil mengacak-acak rambut Sakura.

Kedekatan mereka sudah seperti saudara, karena kedua orang tua Sakura sudah meninggal saat Sakura beranjak SMA, dan Ino pindah kesamping rumahnya sekitar 3 tahun yang lalu, mereka bisa langsung bersahabat. Ino sudah seperti kakak bagi Sakura.

"Waaahhhh, aku kangeeeeen!" teriak Sakura begitu mereka sampai dipekarangan rumahnya.

"Maaf yah, seharusnya kamu pulang tadi siang, karena aku ada pelajaran jadi aku bisanya malam," ucap Ino sambil membukakan pintu.

"Tidak apa Ino, yang penting aku pulang, hehehe," Sakura mengikuti Ino memasuki rumahnya sendiri, "Aku ke halaman belakang yah."

Sakura berjalan menuju halaman belakangnya yang lumayan luas, ada tempat untuk mengadakan acara barbeque disana, dulunya ayah Sakura adalah pebisnis yang sukses sedangkan ibunya hanya ibu rumah tangga biasa. Sakura menduduki halaman yang pemandangannya adalah pepohonan yang mungkin sedang tidur.

Dia sering bernostalgia disitu, mengenang saat kedua orang tuanya masih hidup, sebelum kecelakaan itu menimpa kedua orang tuanya saat ayahnya sedang dinas diluar kota.

"Kangen sekali," lirih Sakura pelan.

Saat sedang asik bernostalgia, Sakura melihat ada anak kecil yang sedang berjalan kearahnya, dalam benak, Sakura bertanya-tanya sedang apa anak kecil berkeliaran tengah malam seperti ini, dipekarangan rumahnya pula? Dari mana anak kecil itu bisa masuk?

"Ehm, hei adik kecil? Sedang apa kamu disitu?" sapa Sakura pelan-pelan dan menghampiri anak kecil itu.

"Aku… tidak tahu..." jawab anak kecil itu dengan tatapan kosong.

"Tidak tahu? Hhhmmm, siapa namamu?" tanya Sakura yang berlutut agar tinggi mereka sama.

"Aku… tidak tahu…"

"…" kini Sakura merasa bingung, apa mungkin anak kecil itu amnesia? "Kalau begitu, dimana rumahmu? Aku antar pulang yah?"

"Aku tidak tahu… aku tidak tahuuu.." anak kecil itu mulai memegangi kepalanya sendiri dengan nada yang merengek.

"Sakura! Sedang apa kau diluar?" panggil Ino yang berlari dari arah dalam menghampiri Sakura dan anak kecil itu,"Siapa dia"

"Aku tidak tahu, dari tadi aku tanyakan namanya dia tidak tahu, rumahnya pun tidak tahu, sepertinya anak ini amnesia," bisik Sakura.

Ino meneliti, ada apa dengan anak itu, tiba-tiba ada satu benda yang membuat pandangan Ino terhenti dan membuat Ino terdiam, yaitu gelang berbentuk segitiga yang menempel di tangan anak kecil itu. Wajah Ino tampak sedikit terkejut tapi dia berhasil menyembunyikannya dari Sakura.

"Ehm, Sakura… sepertinya aku tahu harus dibawa kemana anak ini," bisik Ino.

"Kemana?"

"Ehm… biar aku saja yang mengantarnya, kamu kan baru pulang dari rumah sakit."

"Tidak mau!" tolak anak kecil itu dan langsung memeluk Sakura.

"Sepertinya dia menyukaiku," bisik Sakura sambil mengedipkan matanya pada Ino.

"Tidak boleh! Hei, lepaskan Sakura!" perintah Ino sambil menarik anak kecil itu dengan paksa.

"Tidaaak, aku tidak mauuu, mamaaa tolong akuuu!"

"I-Ino stop!" cegah Sakura, "Shhh, tidak apa-apa, tenang, kakak ini tidak akan menyakitimu."

Sakura bisa merasakan tubuh anak itu gemetar, sedangkan Ino memandang khawatir pada Sakura dan anak itu.

Beberapa jam setelah Sakura berhasil menenangkan anak itu didalam rumahnya, kini suasana sudah berubah menjadi ramah, bahkan sesekali anak kecil itu dan Ino saling meledek satu sama lain.

"Jadi kau tidak ingat apa-apa?" tanya Sakura.

"Ng, yang kuingat aku terbangun dipekarangan rumah kakak."

"Sakura, aku pulang sebentar yah, nanti aku kembali lagi," pamit Ino.

"Okay."

"Kalau kakak namanya siapa?"

"Aku Sakura… Haruno Sakura, kalau kakak yang cantik tadi yang berambut pirang bernama Ino."

"Aku sangat suka dekat-dekat dengan kak Sakura, rambut kak Sakura juga indah, seperti bunga musim semi."

"Kamu… benar-benar tidak ingat siapa namamu?" tanya Sakura dengan lembut, sambil menikmati coklat panas dimeja makannya, mereka berdua terlihat sepeti adik kakak yang sedang berbincang-bincang tentang kegiatan sehari-harinya.

"Tidak ingat, aku juga tidak tahu kenapa."

"Hhmm, begini saja, bagaimana kalau aku beri kamu sebuah nama?" usul Sakura, "karena aku menemukanmu dipekarangan rumahku, dan rumahku ini di Konoha… Bagaimana kalau aku memanggilmu Konohamaru?"

Anak itu terdiam sebentar sambil tersenyum bahagia, "Iya! Aku suka nama itu!"

Sementara itu, Ino yang sudah berada didalam rumahnya langsung berlari kearah telepon dan menelepon seseorang dengan panic.

"Oh ya ampun, aku tidak tahu menelepon mereka ini tindakan yang benar atau tidak," gumam Ino sambil menunggu ada yang mengangkat teleponnya.

"Ah, halo… aku yamanaka Ino, maaf bukannya aku lancang menelpon kalian, tapi ini keadaan darurat... ya… iya, bagaimana kalian bisa tahu? Iya, dia memakai gelang berbentuk segitiga... oh… baiklah… baiklah besok aku akan menyerahkan anak ini pada kalian, iya terima kasih."

Ketika Ino menutup teleponnya, "Dan sekarang bagaimana caranya aku memberi tahu ke Sakura?"

Ino segera keluar dari rumahnya yang tepat bersebalahan dengan Sakura, begitu dia memasuki rumah Sakura, dia melihat Sakura yang masih asik ngobrol dengan anak kecil itu.

"Hai," sapa Ino "Ehm, aku punya kabar bagus buat anak ini."

"Namaku Konohamaru," ucap anak kecil itu sambil tersenyum.

"Oh… kau sudah ingat namamu?"

"Tidak, kak Sakura yang memberikannya."

"Ow… yah, besok aku akan mengantarmu ke suatu tempat, Sakura kau juga ikut yah, tempat itu akan menyenangkan buatmu, Konohamaru."

Eternity Eternity Eternity Eternity Eternity Eternity Eternity Eterinty Eternity

Keesokan harinya.

"Tindakan yang bagus, Sasuke… Naruto! Berkat kalian kita dipanggil karena membunuh lesser didepan orang awam!" sindir Shikamaru.

"Apa masalahnya? Ingatannya kan sudah kau hilangkan? Repot banget sih!" gerutu Sasuke sambil berjalan mengikuti Shikamaru.

"Masalahnya bukan itu, kita sendiri kan sudah mempunyai aturan," tegur Neji yang berjalan disampingnya.

"Kalau begitu buat apa dong kekuatan kita yang bisa menghapus ingatan manusia?" gumam Naruto.

"Jawaban yang bagus," ucap Sasuke sambil menyenggol lengan Naruto.

Begitu sampai di depan pintu.

"Masuklah."

Suara berat yang terdengar dari dalam membuat ke empat laki-laki itu terdiam dan sedikit menelan ludah.

"Kau duluan yang masuk," usul Neji pada Naruto.

"Tidak, Shikamaru saja, dia kan yang paling tenang."

"Bagaimana kalau biang keroknya saja yang masuk duluan?" sindir Shikamaru sambil melirik Sasuke.

"…" Sasuke terdiam sedangkan mereka bertiga memandang padanya, "Ah baikalah, brengsek!"

"Membunuh lesser didepan orang awam, apa yang akan kau jelaskan padaku, Uchiha Sasuke?" seorang pria tua berambut putih tersenyum pada Sasuke, namun senyuman itu membuat mereka sedikit merinding.

"Ehm.. begini, Tuan Jiraiya…"

"Tidak ada yang perlu dijelaskan, aku memanggil kalian hanya untuk memberi tahu hukuman apa yang akan kalian terima."

"T-Tapi… kalau kita tidak membunuh lesser itu…"

"Kalian bisa membawanya ketempat sepi, kalian hebat, salah satu terhebat diantara para vampire yang lain, karena itulah aku memilih kalian menjadi tim inti untuk membasmi para lesser itu!" bentak Jiraiya.

"Maafkan aku." Ucap Sasuke dengan cepat dan sigap.

"Bagus, nah sekarang… tadi malam aku mendapat telepon dari seorang Nona yang bernama Yamanaka Ino, dia bilang ada newbie di daerahnya, sepertinya perubahannya itu dialami karena gigitan yang sempurna sehingga anak itu tidak menjadi lesser."

"Lalu?" tanya Sasuke yang sedikit tengil.

BRAK!

"AKU MAU KALIAN MENJEMPUTNYA SEKARAAAAAANG!"

Disaat Jiraiya teriak seperti itu, Shikamaru dan Neji menyeret Sasuke dan Naruto keluar segera.

"Sasuke kau gila! Kau tahu kan Jiraiya kalau marah itu bagaimana! Bsia-bisa kita tidak bisa minum darah!" bentak Neji.

"Hahahaha, biar saja, laki-laki tua itu temperamen sih," ucap Sasuke yang tidak sadar akan dirinya.

Dan mereka bertiga pun hanya bisa saling pandang.

.

.

.

"Waaaaawww, tempat apa ini?"

"Di dalam sini akan ada orang yang akan menuntunmu," jawab Ino pada Konohamaru yang sedang berdiri didepan gedung terbesar di Konoha bersama Sakura dan Ino.

"Ino… dari dulu aku bertanya-tanya…. Gedung apa ini sebenarnya? Begitu luas… dan… menyeramkan, bagaimana bisa kau mempunyai kenalan orang sini?" tanya Sakura sambil meneliti gedung tersebut.

"Ehm… panjang ceritanya, ahahahaa, suatu saat aku akan memberi tahumu," jawab Ino.

Ino mulai memimpin masuk begitu pintu terbuka secara otomatis, begitu masuk ruangan yang besa itu, Konohamaru terlihat sangat terkesan.

"Waahhh, kereeenn!" karena terkesima, Konohamaru berlari meninggalkan Sakura dan Ino.

"Konohamaru, tunggu!" kejar Sakura.

Sementara Sakura mengejar, ini kesempatan Ino menemui kepala organisasi itu.

"Aku sudah memperingatkanmu Sasuke, aku harus kembali menjelaskan dan meminta maaf pada tuan jiraiya atas ulahmu!" ucap Shikamaru yang membalikkan tubuhnya diiuti oleh Naruto dan Neji.

"Terserah kalian, aku malas berurusan dengan orang tua itu," jawab Sasuke berjalan kearah belokan kiri, tiba-tiba…

BRUUKK!

"Kyaaaa!"

Wanita itu terjatuh menubruk tubuh Sasuke, namun Sasuke bukan laki-laki yang tidak gantle untuk membantu seorang wanita, saat ini Sasuke terdiam karena melihat wanita di hadapannya ini yang sedang menggerutu kesakitan.

"Hei! Tidak tahu kah kau caranya memperlakukan wanita yang menabrakmu? Setidaknya bantulah aku berdiri!" protes wanita yang ternyata adalah Sakura.

Sasuke terdiam, memandang mata emerald Sakura dengan penuh arti dan sangat dalam.

"A-apa?" ucap Sakura sedikit ketakutan.

Tiba-tiba Sasuke menarik tubuh Sakura kedekapannya, mencium leher Sakura perlahan dengan sangat menghayati, tindakannya ini sangat membuat Sakura tidak bisa berkata apa-apa, Sakura hanya gemetar ketakutan karena tindakan Sasuke.

"L-Lepaskan aku!" Sakura berusaha berontak namun Sasuke malah semakin mengeratkan pelukannya, dan ciuman di leher Sakura makin dalam, bukan ciuman… lebih tepatnya endusan.

"Ucapkan lagi," pinta Sasuke masih sambil dengan menciumi aroma Sakura.

"A- ucapkan apa?" tanya Sakura ketakutan.

"Ngh… apa saja…" lenguh Sasuke yang makin mengeratkan pelukannya pada Sakura.

"Kalau begitu lepaskan aku! Brengsek!"

"Aaahh, yah… begitu… teruslah ucapkan sesuatu."

"Kau gila yah? Lepaskan aku, kalau tidak aku akan teriak!" ancam Sakura.

Aneh memang, tapi saat ini Sasuke sedang terbuai oleh suara Sakura, suaranya sangat menenangkannya dibanding apapun, dibanding meminum darah, bertarung maupun bercinta. Suara wanita berambut pink itu membuat Sasuke terbius dan terlena. Sasuke tetap menciumi leher Sakura membawa Sakura menempel ke dinding, mengeratkan tubuh Sakura dengan tubuhnya.

Perlahan Sasuke mengendurkan pelukannya dan menatap mata Sakura.

"Aku akan benar-benar teriak kalau kau tetap seperti ini!"

Saat Sakura berucap lagi, Sasuke memejamkan matanya, seolah sedang merasakan alunan suara Sakura yang mengalir di dalam tubuhnya, suaranya seperti ecstasy bagi Sasuke. Tanpa Sasuke sadari, taringnya muncul, matanya onyxnya berubah menjadi merah, dan sosok itu berhasil membuat Sakura…

"Kyaaaaaaaaaaaaaaaaaaa!"

.

.

.

"Jadi kau menemukan anak itu bersama temanmu?"

"Iya tuan, aku tidak bermaksud membawa manusia kesini, tapi anak itu sangat dekat dengan sahabatku, jadi…"

"Permisi."

"Ah, Shikamaru, kenapa kesini lagi?" tanya Jiraiya.

"Aku ingin minta maaf atas perlakuan Sasuke tadi," jawab Shikamaru.

"Maaf diterima, kebetulan Nona ini lah yang membawa anak itu, dia Ino… Ino ini Shikamaru, salah satu vampire terhebat yang bertugas untuk membasmi lesser," jelas jiraiya.

Ino tersenyum kaku pada Shikamaru, namun laki-laki itu hanya memandang Ino dingin dan memalingkan wajahnya kembali pada Jiraiya, "jadi, dimana anak itu?" tanya Shikamaru yang mengabaikan senyuman Ino.

"Ah, tadi dia bersama…"

"Kyaaaaaaaaaaaaaa!"

Terdengar suara teriakan dari luar, dan Ino tahu betul suara siapa itu.

"S-Sakura?"

"Sakura… temanmu yang manusia itu?" tanya Jiraiya.

"I-iya, maaf aku permisi dulu," pamit Ino.

"Shikamaru, kejar dia, temanmu itu berbuat hal memalukan lagi," perintah jiraiya dengan santai.

"Arrghh lagi-lagi," gerutu Shikamaru.

Ino berlari menuju suara Sakura yang ternyata ada di koridor, dengan posisi berada di pelukan Sasuke yang sedang menciumi tiap-tiap lekuk tubuhnya dengan taring yang keluar dan matanya yang memerah.

"Sakura!" panggil Ino.

"I-Ino… tolong aku…"

Saat tangan Sakura akan menggapai tangan Ino, Sasuke melirik Ino dengan sangat dingin dan tajam melebihi tatapan Shikamaru tadi, sehingga dengan reflek Ino menghentikan langkahnya karena takut.

"Sasuke lepaskan dia!" perintah Shikamaru.

"Jadi namamu Sakura…" Sasuke mengabaikan Shikamaru dan masih dengan wanita yang dipelukannya itu.

"Dan kau adalah laki-laki terburuk yang pernah kutemui!" bentak Sakura.

"Aahhh, mau bagaimanapun nada bicaramu, suaramu tetap membuatku…"

"SASUKE!" bentak Shikamaru yang memotong perkataan temanya itu.

Saat akhirnya sadar Shikamaru ada di situ, Sasuke melepaskan Sakura, taringnya pun hilang dan matanya kembali normal.

"Aku akan menemuimu lagi, tunggu aku," bisik Sasuke lalu pergi diikuti oleh Shikamaru.

"Sakura, Sakura kamu tidak apa-apa?" tanya Ino mendekati wanita yang sudah dianggap sebagai adiknya sendiri itu.

"Iya… dia… menyeramkan, aku takut…" ujar Sakura.

"Shhh, tenang yah… dia tidak akan menyakitimu, tenang…" Ino mencob menenangkan tuuh Sakura yang sedang gemetar itu.

Saat Sasuke dan Shikamaru berjalan menuju luar.

"akan kudapatkan… akan kudapatkan dia! Pasti!" ucap Sasuke percaya diri.

"Dia? Wanita yang tadi?" tanya Shikamaru.

"Ya, suaranya… tidak ada satu pun wanita di konoha ini yang bisa membuatku begitu tenang! Bayangkan saja! Dia memang tidak secantik wanita-wanita di club, tapi aku sangat menyukainya! Suaranya saja bisa membuatku tenang, bisa kubayangkan bagaimana kalau aku bercinta dengannya! " jelas Sasuke panjang lebar dengan semangat.

"Sepertinya penglihatanku tentangmu benar," ujar Shikamaru.

"Apa maksudmu?" Sasuke manatap Shikamaru awalnya dengan bingung, tapi ketika dia melihat Shikamaru menyeringai, Sasuke sadar akan satu hal, ucapan Shikamaru dimalam hari sebelum mereka membunuh para lesser.

"Oh tidak… dia wanita yang kau maksud? Dia..? Sakura…? Perawan? " tanya Sasuke dengan sangat tidak percaya.

Dan kini Shikamaru hanya menertawakan Sasuke yang terkenal dengan sombong dan percaya diri yang tinggi, sekarang terbengong bingung ditempat dengan apa yang telah terjadi padanya.


A/N : gimana? suka atau ngga? mungkin aku akan delete kalo banyak yg ga suka, heheheee...

yuk maliii... XD