Title: Sarang Cham Apeuda

Author: Jenny Kim

Disclaimer: YeWook bukan punya saya TT_TT

Warnings: typo(s), Boys Love, MPREG, etc.

Sungmin membelalakkan matanya. Ia menolak menerima pistol dari Yesung. "Kau gila, hyung!" bentaknya. Ia bangun dari ranjang dan beranjak pergi namun Yesung ikut berdiri dan menggenggam pergelangan tangannya.

"Kau ingin menghapus rasamu 'kan, Min?" tanya Yesung.

Sungmin tetap memunggungi Yesung. Ia menunduk dan membekap mulutnya dengan tangan kanannya agar Yesung tidak mendengar isakannya. 'Kenapa harus aku, hyung? Bagaimana mungkin aku sanggup membunuh orang yang kucintai?' tanya Sungmin dalam hati.

Yesung menatap iba pada Sungmin. Ia tahu Sungmin menangis lewat bahunya yang bergetar hebat. Ia merasa sangat egois namun hanya Sungmin-lah satu-atunya orang yang ia percaya untuk melenyapkannya sekarang. Yesung membalik tubuh Sungmin agar menghadapnya. Diangkatnya dagu Sungmin.

"Tatap aku, Min.." pinta Yesung. Ia menggenggamkan pistolnya ke tangan kanan Sungmin. Mengarahkan jari telunjuk sungmin ke bagian pelatuk, lalu menarik tangan kanan Sungmin dengan tangan kiri Yesung dan menempelkannya ke dada kiri Yesung.

Sungmin yang sejak tadi terus menatap ke bawah kini menatap Yesung saat tangan kanan namja bersuara indah itu mengusap pipi kirinya.

"Kumohon… bohongi aku sekali saja! Katakan kau mencintaiku… sekali saja kumohon kau membohongi hatiku, hyung…" pinta Sungmin mengiba. Airmatanya yang beku kini mencair dan merangkak lurus menciptakan anak sungai dipipinya yang memerah. Airmata yang menggenang membuat penglihatannya mengabur.

Yesung menggeleng masih dengan senyum tulusnya. Ia mengecup satu per satu kelopak mata Sungmin agar vampire darah murni itu menutup matanya. Yesung mendorong tengkuk Sungmin mendekat dan membuatnya lebih mendongak padanya lalu menempelkan bibirnya ke bibir plum Sungmin.

Hanya ini yang bisa kuberikan untukmu, Min… Kata cintaku seutuhnya telah termiliki oleh Wookie.

0o0o0o0o0o0o0o0o0o0o

Ryeowook berusaha lagi mengumpulkan tenaganya. Ia menarik nafas sedalam-dalamnya. Sapu tangan yang menyumpal mulutnya membuatnya tak bisa berteriak. Perutnya terasa berdenyut-denyut lagi.

"Nnggggghhhhh….!"

Leeteuk menangkap bayi Ryeowook yang menangis keras dan memotong tali pusatnya dengan hati-hati. Ia mengangkat bayi yang masih berlumurah darah itu ke dalam gendongannya.

Kyuhyun menahan nafasnya. Bau darah bisa membuatnya hilang kendali. Buru-buru kyuhyun mengalihkan pandangannya dari bayi perempuan Ryeowook. Ia menatap Ryeowook dalam-dalam. "Bayimu sudah lahir, noona. Noona? WOOKIE!"

"Wookie, coba lihat, bayimu sangat cantik," ucap Leeteuk ceria namun senyum bahagianya sirna saat melihat Ryeowook yang telah memejamkan matanya.

"Wookie.." lirih Kyuhyun tak kalah syok. Ia mengarahkan jari telunjuknya ke atas philtrum Ryeowook untuk merasakan napas hangatnya namun Ryeowook sama sekali tak bernapas.

"WOOKIE! BANGUN! Kau bisa dengar aku, 'kan? BANGUN!" bentak Kyuhyun. Ia mengguncang-guncangkan bahu Ryeowook namun ibu muda itu sama sekali tak bergerak.

Kangin yang sejak tadi ada di balik pintu segera masuk ke dalam kamar begitu mendengar teriakan Kyuhyun. Ia melihat Leeteuk yang mematung sambil menggendong bayi yang masih berlumuran darah dan Kyuhyun yang berteriak kalut sembari mengguncang-guncangkan bahu Ryeowook. 'Darah bayi itu bisa membuat Kyuhyun hilang kendali..' pikir Kangin. Ia dengan cepat berlari menghampiri Ryeowook dan mendorong Kyuhyun menjauh.

"Cari Jongwoon hyung dan Sungmin!" perintah Kangin. Ia melakukan Cardiopulmonary Resuscitation pada Ryeowook setelah memastikan jika Ryeowook benar-benar tak sadarkan diri dan jantungnya berhenti berdetak. Ia hanya punya waktu 3 sampai 4 menit untuk mengembalikan detak jantung Ryeowook karena jika lebih, Ryeowook tak akan bisa tertolong.

Kyuhyun segera berlari dengan panik mencari Yesung dan Sungmin.

"Jangan berdiam diri disitu saja, Teukie! Cepat mandikan bayinya dan berikan Wookie suntikan syntometrin di pahanya, lalu keluarkan plasentanya!" bentak Kangin. Leeteuk seakan tersadar dari rasa syoknya dan segera mengikuti perintah Kangin.

"Kumohon berdetaklah…" pinta Kangin memelas pada jantung Ryeowook. Ia terus menekan dada Ryeowook agar jantungnya kembali berdetak.

"tidak… 1 menit lagi.."

0o0o0o0o0o0o0o0o0o0o

Kyuhyun P.O.V

"ARRGGHHH…! SIAL! DIMANA MEREKA?" geramku kesal. Kutinju dinding didepanku tanpa peduli hal itu bisa melukai tanganku atau tidak. Aku telah mencari Paman dan Minnie Hyung ke semua ruang di mansion ini tapi tak sekalipun aku menemukan kedua sosok itu. Wookie, aku harus mencari mereka dimana?

Kyunnie~ ayo kita ke loteng! Aku ingin menbuat kamar untuk bayiku disana!

Tiba-tiba sebuah ingatan tentang Wookie berkelebat di pikiranku. Disanakah?

Segera kulangkahkan kakiku dengan cepat menuju ke loteng. Ya, hanya tempat itu yang belum kudatangi. Dengan tergesa kunaiki satu per satu anak tangga yang telah termakan usia itu.

Tanpa sengaja aku terpeleset dan terjatuh dari tangga jika saja tidak berpegangan pada tembok disampingku. Aku terjatuh karena mendengar suara tembakan. Oh tidak… jangan-jangan…

Dengan cepat aku bangun dan segera berlari. Tinggal beberapa anak tangga lagi aku sampai ke loteng.

Author P.O.V

Dengan nafas terengah-engah Kyuhyun akhirnya bisa sampai ke loteng. Matanya terbelalak lebar melihat sosok itu telah musnah. Menyisakan abu dan jerit pilu.

0o0o0o0o0o0o0o0o0o0o

Kangin meletakkan telapak tangan kirinya diatas punggung tangan kanannya yang tengah bersiap menekan dada Ryeowook. Ia menjaga sikunya agar tetap lurus dan posisi bahunya tepat diatas tangannya.

Kangin menekan dada Ryeowook sekitar 4-5,5 cm. Dengan kuat dan cepat ia berikan dua tekanan tiap detik atau sekitar 100 tekanan tiap menit. Setelah 30 tekanan, Kangin membuka jalan udara di mulut Ryeowook. Mendongakkan kepala Ryeowook, lalu menjepit hidungnya kemudian memberikan nafas buatan lewat mulutnya. Kangin terus mengulang beberapa kali kegiatan tersebut. Berharap jantung Ryeowook kembali berdetak.

"Hahh…hahh…" tiba-tiba Ryeowook sadar sambil menarik napas tak menentu dari mulutnya. Matanya membelalak sempurna.

Kangin segera menghentikan pemberian CPR-nya dan segera mengecek denyut jantung Ryeowook.

"Syukurlah kau sadar, Wookie. Kau membuatku takut!" ucap Leeteuk bernapas lega. Ia telah selesai membersihkan tubuh bayi Ryeowook dan mengeluarkan plasenta dari perut Ryeowook serta tak lupa juga membenahi pakaian Ryeowook.

"Bernafas secara perlahan, Wookie! Pelan-pelan dan jangan terburu-buru!" tutur Kangin. Ia mengusap lembut kepala Ryeowook agar calon adik iparnya itu bisa tenang.

Ryeowook mengernyit sakit. Ia mencengkeram baju hamilnya di bagian selakangnya namun pikirannya tidak tertuju pada rasa sakit itu. Yang ada di pikirannya saat ini adalah Yesung. Dia tetap hidup berarti Yesung…

"Wookie, kau baik baik saja?" tanya Leeteuk cemas. Ia menaruh bayi dalam gendongannya di sebelah Ryeowook dan kembali mengecek organ intim Ryeowook. Vagina Ryeowook sedang dalam proses berubah kembali seperti sedia kala.

"Nnnhh…Ye…sung…hyung…hahh..hahh.." panggil Ryeowook yang seakan melihat Yesung tengah mengecup keningnya kemudian secara perlahan menghilang bersama angin. Kepala Ryeowook berdenyut sakit. Ia pun tak tahan untuk tak memejamkan matanya lagi.

0o0o0o0o0o0o0o0o0o0o

Kyuhyun menggenggam kedua tangan namja didepannya yang terus berusaha menghancurkan segala benda yang ada di loteng. Dipeluknya erat-erat tubuh kalut itu lalu menggosok punggungnya dengan penuh rasa kasih.

"Tenanglah…Kau tidak sendirian..!" bisik Kyuhyun hati-hati.

Namja itu terus berontak dalam pelukan Kyuhyun. Ia dorong dada Kyuhyun berulang kali agar melepaskan pelukannya namun Kyuhyun tetap tak peduli. Ia malah semakin mempererat pelukannya.

"Lepas, Kyu! Aku mau mati! Aku telah membunuhnya, Kyu. AKU MEMBUNUHNYA!" teriak Sungmin.

Ingatan Sungmin terus kembali disaat ia mendapatkan ciuman dari Yesung. Ciuman yang benar-benar menusuk jantungnya. Ia mengira Yesung menciumnya karena Yesung akan mengucapkan kata cinta untuknya namun nyatanya tidak. Ciuman itu hanyalah pengalih perhatian. Sungmin yang hanyut dalam ciuman Yesung jadi tidak menyadari jika tangan Yesung menekan jari telunjuknya sehingga secara tidak langsung Sungmin menarik pelatuk pistol yang ia pegang.

Peluru perak itu tepat melubangi jantung Yesung. Membakar tubuhnya secara perlahan dari ujung kaki dan terus merambat naik. Yesung melepaskan ciumannya dan mendorong tubuh Sungmin menjauh darinya agar Sungmin tidak ikut terbakar.

Sugmin hanya dapat mematung dengan airmata yang terus deras mengalir di matanya menyaksikan Yesung yang terbakar.

Yesung tersenyum tulus walau airmatanya juga ikut mengalir. Ia seakan tidak merasakan sakit sama sekali meskipun tubuhnya terbakar api.

"Maaf, Min… aku tidak bisa membohongimu. Selamanya yang kucintai hanya Wookie. My precious."

Dan dengan kalimat itulah akhirnya tubuh Yesung seutuhnya terbakar dan menjadi abu. Tepat di depan mata Sungmin.

"Aku membunuhnya, Kyunnie. Aku membunuhnya.." Sungmin jatuh terduduk dengan pipi yang basah.

Kyuhyun berlutut dan mendekap kepala Sungmin di dadanya. "Sudah, hyung… Jangan menangis lagi!" pintanya. Ia membelai lembut kepala Sungmin.

Sungmin mencengkeram erat dada Kyuhyun. "Aku mencintainya, Kyu… Aku sangat mencintainya.."

0o0o0o0o0o0o0o0o0o0o

Hujan deras membasahi Vampire Forest di siang itu. Langit yang seakan ikut menangis merasakan kepedihan cinta pasangan beda latar belakang itu. Si vampire Yesung dengan si manusia biasa Ryeowook. Kyuhyun berjalan gontai masuk ke dalam kamar Ryeowook. Ia baru saja mengantar Sungmin ke kamarnya dan membiarkan namja cantik itu menangis sepuasnya di kamarnya karena ia tidak berhasil membuat Sungmin berhenti menangis. Kyuhyun tersenyum kecut menatap putri Ryeowook yang terus rewel dalam gendongan Leeteuk. Pasangan KangTeuk itu terlihat begitu kalang kabut karena keponakan mereka tak mau berhenti menangis dan tidak mau juga meminum susu formula dalam botol dot bayi yang telah Leeteuk buatkan.

'Kau mengerti ya jika kaulah penyebab kepergian ayahmu?' tanya Kyuhyun dalam hati pada bayi Ryeowook. Seakan mengintimidasinya dengan pertanyaan polos namun menusuk.

Kyuhyun mengambil bayi berkulit pucat itu dari gendongan Leeteuk, lalu menggendongnya. Dengan sigap ia membuang susu dalam botol dot itu dan menyisakan setengahnya kemudian mencampurnya dengan darah. Bayi itu tiba-tiba berhenti menangis namun masih terisak kecil. Persis seperti isakan Ryeowook.

Kyuhyun memandangi dengan cermat bayi perempuan dalam gendongannya itu. Matanya belum terbuka sempurna karena ia baru saja lahir. Perlu waktu sekitar 3-4 minggu agar bayi itu dapat memamerkan mata indahnya dengan sempurna. Kyuhyun tersenyum miris menatap bibir putri kecil Ryeowook yang maju kedepan seolah merajuk dengan mata dan pipi yang basah.

'Kau seperti ibumu yang sedang merajuk jika seperti ini. Bukankah itu sangat manis? Meskipun wajahmu bagai duplikat ayahmu. Kau ingin menunjukkan jika kau adalah anaknya, ya?' batin Kyuhyun lagi. Ia mengarahkan dot yang ia pegang dengan tangan kanannya pada mulut bocah kecil dalam perlindungannya itu dan segera dikulum dengan rakus oleh si kecil.

'Bukankah kita sama? Sama-sama setengah vampire, tapi kenapa kau lebih beruntung daripada aku? Kau masih memiliki ibumu. Tapi aku? Aku sendiri..' sekali lagi Kyuhyun mengucapkan kalimat-kalimatnya dari dalam hati.

"Wah…dia nurut padamu, ya, Kyu? Aku tidak tahu kalau harus mencampurkan susu formula keponakanku dengan darah dulu. Aku lupa dia bukan manusia biasa," ucap Leeteuk. Ia menggaruk belakang kepalanya bersamaan dengan mencari-cari sosok ayah dari keponakannya.

"Jongwoon mana, ya?" tanya Leeteuk.

Kangin segera menarik kepala Leeteuk ke dalam dadanya. Tak mengertikah Leeteuk jika Ryeowook tetap hidup maka Yesung telah mengorbankan dirinya? Meski panik ketika melakukan CPR pada Ryeowook, Kangin masih dapat mendengar dengan jelas jika ada suara tembakan dari atas atap kamar Ryeowook.

Leeteuk hanya mendongak menatap Kangin dengan kedipan innocent-nya. Benar-benar tidak mencerminkan kedewasaan. Persis seperti Ryeowook ketika masih mengandung anaknya.

Kyuhyun berjalan ke tepi ranjang Ryeowook dan duduk di tepi ranjang. Dibelainya pipi kiri Ryeowook sementara tangan kirinya masih tetap menggendong bayi Ryeowook.

"Semua telah berakhir. Dia telah pergi," ucap Kyuhyun bersamaan dengan kelopak mata Ryeowook yang kembali terbuka.

Ryeowook manangis dalam hati. Inikah sambutan yang ia terima setelah bangun dari pingsannya? Bukan ucapan selamat karena ia telah berhasil melewati masa sulitnya melahirkan Miyu namun ucapan yang begitu menohok jantungnya. Mereka telah pergi. Yesung-nya tak akan kembali. Ayah dari anaknya telah tiada.

Walau dengan mata yang berkaca-kaca dan bibir yang bergetar, Ryeowook tetap tersenyum dan tidak menangis. Ia tahu Yesung sangat tidak suka airmata kesedihannya. Karena itulah Ryeowook terus berusaha untuk tetap tersenyum meski hatinya remuk.

Ryeowook berusaha duduk dengan bantuan Leeteuk yang kini telah mengerti ucapan Kyuhyun. Leeteuk yang hanya seorang kakak malah tidak dapat menahan airmatanya untuk tak jatuh. Perasaannya terlalu lembut dan sensitif untuk tidak meneteskan airmata melihat kenyataan adiknya kehilangan suaminya dihari kelahiran buah cinta mereka. Cinta itu…pengorbanan, ya?

Ryeowook menggendong buah cintanya dengan penuh kehati-hatian. Dibelainya dengan lembut pipi pucat bayinya. Seakan merasakan kepedihan ibunya, bayi mungil itu pun kembali menangis meraung-raung. Setetes airmata Ryeowook akhirnya jatuh tanpa bisa tertahan. Membasahi hidung putrinya yang juga menangis.

'Hyung, Miyu persis seperti yang kau lukiskan. Rambut hitam, bibir tipis pucat, kulit pucat, juga jemari yang terlalu mungil. Tapi isakannya sama sepertiku, kau pasti sudah tahu, ya? Apa… apa matanya juga seperti yang kau gambarkan?' tanya Ryeowook dalam hati.

'Inikah alasan kau (dengan terpaksa) membiarkanku mempertahankannya? Karena kau pernah melihat rupanya dan mendengar isakannya. Iya, 'kan? Pasti sulit berusaha membencinya ketika kau mendengar isakannya yang begitu mirip dengan isakan orang yang kau cintai. Kau pasti menderita ya, hyung?' Ryeowook kembali bertanya dalam hati.

"Kim Miyu, anakku sayang… kau juga merasa kehilangan appa, neee~? Berhentilah menangis karena kau masih memiliki umma. Kau tidak akan sendirian.."

0o0o0o0o0o0o0o0o0o0o

Sungmin memeluk lututnya yang menekuk. Ia berdiam diri di ranjangnya. Ia tak beranjak sedikit pun hanya untuk sekedar menyalakan lilin meski hari sudah gelap. Ia menangis dalam diam. Bahkan ia tidak peduli pada kerongkongannya yang terasa kering karena ia belum meminum darah setetes pun.

Ia tetep tak bergeming walau seseorang mengetuk pintu kamarnya. Kyuhyun membuka pintu kamarnya sambil membawa segelas darah segar di tangannya. Namja tampan itu menyalakan lilin dan menghampiri Sungmin, lalu menyodorkan gelasnya.

"Hyung, kau belum minum darah sejak tadi pagi. Minumlah, tidak baik mengurung diri terus di kamar," tutur Kyuhyun.

Sungmin tetap diam dan tidak bergerak sedikit pun.

Kyuhyun menatap Sungmin dengan tatapan jengkel. "Hyung, minumlah!"

Sungmin tetap tidak peduli.

Kyuhyun menggeleng sebal. "Benar-benar, ya?" ucapnya. Ia meminum darah yang dibawanya tanpa menelannya, lalu menarik rahang Sungmin dan mencengkeramnya kuat-kuat.

Sungmin membelalakkan matanya saat Kyuhyun menciumnya dengan paksa. Kyuhyun memasukkan darah dalam mulutnya ke mulut Sungmin dan setelah Sungmin menelannya, ia melepaskan ciumannya.

Sungmin mengerjap-ngerjapkan matanya dengan syok.

Ditatap seperti itu membuat Kyuhyun risih. "Apa? Kau pikir dengan menangis seharian bisa membuat Yesung hyung kembali?" tanyanya yang entah sejak kapan berhenti memanggil Yesung dengan sebutan 'Paman'.

Sungmin meraba bibirnya dengan masih sangat terkejut. "Ke-kenapa kau… menciumku?"

Kyuhyun membuang muka. Pipinya tiba-tiba saja terasa panas. "Salah sendiri susah sekali di suruh minum. Aku akan selalu melakukannya jika kau susah minum darah lagi!" dumelnya kemudian keluar dari kamar Sungmin.

Sungmin menyentuh dadanya yang berdetak cepat. "Ke-kenapa aku jadi berdebar begini?" ucapnya setengah berbisik saat Kyuhyun telah keluar.

Kyuhyun menutup pintu kamar Sungmin dan bersandar di sana. Ia menekan dadanya yang terasa aneh. "Ada apa dengan jantungku?" gumamnya bingung.

0o0o0o0o0o0o0o0o0o0o

Ryeowook mengecup pipi putri kecilnya yang tengah tertidur pulas. Ia bangun dari tempat tidur dan berjalan ke arah jendela dengan perlahan. Tubuhnya masih terasa lemah. Ia menempelkan telapak tangannya di jendela yang berembun karena hujan belum mau berhenti. Setetes airmata jatuh dari matanya. "Malam pertama tanpa Yesung hyung.."

Ryeowook merasakan seseorang memeluknya dari belakang. Senyumnya langsung terkembang. Yesung selalu memeluknya dari belakang. Ia menoleh cepat. "Yesung hyu–Kyuhyun?"

Kyuhyun melepaskan pelukannya. Ia menggigit bibirnya mendengar nama Yesung yang terucap, bukan namanya. "Aku hanya ingin bilang, cepat tidur, hyung. Hari sudah malam."

Ryeowook menunduk kikuk. "Ah.. Ne.. Sebentar lagi, Kyunnie."

Kyuhyun mengangguk-anggukkan kepalanya. "Baiklah, a-aku kembali ke kamarku. Selamat malam, Wookie hyung."

"Selamat malam, Kyunnie."

0o0o0o0o0o0o0o0o0o0o

Ryeowook duduk diam di kursi makan. Ia menatap kursi di sampingnya yang kosong. Namja berpipi tirus itu menghela napas perlahan. Menyesuaikan diri dengan tidak adanya Yesung begitu sulit untuknya.

Tiba-tiba Kyuhyun duduk di kursi Yesung dan melahap roti panggangnya. Ryeowook terhenyak. "Kenapa duduk di situ, Kyunnie?" Sebuah pertanyaan terlontar dari bibirnya tanpa sengaja.

Kyuhyun menoleh bingung. "Ada yang salah? Tempat dudukku dipakai Leeteuk hyung," ucapnya sambil menunjuk Leeteuk yang duduk di depan Ryeowook.

Leeteuk menghentikan makannya. "Apa aku harus pindah?" tanyanya.

Ryeowook menggeleng dan memaksakan sebuah senyum tipis. "Tidak.. Tidak perlu. Aku sudah kenyang. Aku mau kembali ke kamar." Ryeowook beranjak bangun.

Kyuhyun menggenggam tangan Ryeowook yang masih di meja. "Kau belum menyentuh makananmu sedikit pun, hyung."

Ryeowook menarik tangannya. "Aku tidak lapar, Kyunnie. Selamat pagi." Ia berbalik ke kamarnya.

Kyuhyun menghela napas lelah dan membenturkan kepalanya ke meja. "Aku juga sudah kenyang," gumamnya dan segera pergi.

Kangin meletakkan sendok makannya. "Apa kau masih ingin makan, sayang?" tanyanya pada Leeteuk.

Leeteuk menunduk lesu. "Mana mungkin."

0o0o0o0o0o0o0o0o0o0o

Ryeowook membuka pintu kamarnya. Ia sedikit terlonjak saat mendapati Sungmin ada di kamarnya dan sedang membelai pipi putrinya. "Minnie hyung.."

Sungmin menoleh dan tersenyum. "Dia cantik."

"Ya.." sahut Ryeowook.

Sungmin kembali menatap Miyu dan senyumnya memudar. "Tapi dia yatim." Ia mendongak agar matanya yang memanas tidak mengeluarkan airmata lagi. "Dan itu… Itu semua karena aku. Hhh.. Aku membunuh ayahnya."

Ryeowook memeluk leher Sungmin dari belakang. Ia memejamkan matanya dan bergumam lirih, "Tidak.. Kau tidak membunuhnya, hyung. Kau sangat mencintainya, bahkan mungkin saja cintamu lebih besar dari cintaku. Jadi, kau tidak mungkin membunuhnya. Dia yang memilih takdirnya sendiri.."

Sungmin menggenggam lengan Ryeowook yang melingkar di lehernya. "Aku minta maaf, Wookie."

"Tidak perlu minta maaf. Kita hanya harus menyesuaikan diri. Mungkin awalnya akan sulit, tapi seiring dengan berjalannya waktu semuanya akan berubah menjadi lebih baik." Ryeowook membuka matanya lagi dan menatap putri kecilnya.

"Kau benar." Sungmin mengangguk dan menggenggam jemari kecil Miyu. "Dia benar-benar duplikat ayahnya."

Ryeowook tersenyum kecil. "Ya… Dia seperti cermin Yesung hyung."

CKLEK. Kyuhyun menyembulkan kepalanya dari balik pintu. "Kalian sedang apa? Pacaran?" godanya.

"Kau cemburu, Kyunnie?" Ryeowook mengeratkan pelukannya.

Kyuhyun menjulurkan lidahnya. Ia masuk ke dalam kamar dengan segelas darah. "Minnie hyung belum minum darah lagi, 'kan?" tanyanya sambil memberikan gelas darah pada Sungmin.

"Aku malas minum, Kyunnie~" ucap Sungmin sambil menggeleng.

Kyuhyun mengacak rambutnya dengan sebal. "Yack! Kau ingin aku melakukan hal yang sama seperti tadi malam, eoh?"

"Memangnya kau melakukan apa pada Minnie hyung tadi malam, Kyu?" tanya Ryeowook.

Kyuhyun dan Sungmin tampak salah tingkah. Ryeowook memicingkan matanya. "Kalian mencurigakan."

Kyuhyun menggaruk kepalanya sedangkan Sungmin mengusap leher belakangnya dengan risih. "Tidak ada apa-apa kok," ucap mereka bersamaan.

Ryeowook menyeringai. "Hm… sepertinya kalian berjodoh."

Kyuhyun dan Sungmin melotot pada Ryeowook. "Kau bicara apasih, Wookie? Aku 'kan… aku 'kan hanya mencintai Yesung hyung.." gumam Sungmin.

Kyuhyun menggangguk. "A-aku 'kan juga tidak mencintai Minnie hyung. Aku 'kan mencintai… mencintai…"

"Siapa? Aku?" tanya Ryeowook sambil tersenyum. Ia menghampiri Kyuhyun dan membelai rambut ikal pemuda tampan itu. "Kyu… Aku tidak mungkin memiliki hubungan khusus dengan orang yang sudah 'ku anggap adikku sendiri," ucapnya lembut. Ia beralih menatap Sungmin. "Dan Minnie hyung, Yesung hyung sudah tidak ada. Berhenti mencintainya dan coba membuka hati untuk orang lain! Contohnya Kyuhyun." Ia menggenggam tangan Kyuhyun dan Sungmin, lalu menautkannya.

"Yesung hyung pasti sangat bahagia jika kalian bersatu. Ah.. Aku ingin melihat kisah pasangan Yesung dan Ryeowook. Yang berakhir bahagia tentunya," gumam Ryeowook.

"Seperti pasangan Kangin dan Leeteuk. Iya, 'kan?" sela Kangin yang sudah ada di depan pintu bersama Leeteuk.

Ryeowook menoleh dan menggangguk. "Ya, tentu saja."

Sungmin tersenyum dan menatap Kyuhyun. "Mau belajar untuk saling mencintai, Kyunnie?"

Kyuhyun pun tersenyum. "Sepertinya tidak sulit."

Angin sejuk menerpa wajah Ryeowook dan membuat poninya berantakan. Ia tersenyum dan memejamkan matanya, lalu membuka matanya lagi. Ia dapat melihat dengan jelas jika Yesung sedang meniup poninya. "Hai.. Aku sangat merindukanmu," gumamnya.

Yesung tersenyum dan memeluk Ryeowook. "Aku 'kan selalu berada di sisimu, kenapa kau merindukanku?"

Ryeowook membalas pelukan Yesung. "Kau benar. Seharusnya aku tidak perlu merasa rindu."

Yesung mengangguk. "Ya, tentu saja. Saranghae, Kim Ryeowook."

Ryeowook mengeratkan pelukannya. "Na do saranghae, Kim Yesung."

END