TIMELESS

Cast : Cho Kyuhyun, Lee Sungmin, Choi Siwon, Kim Kibum and other Suju members

Rated : T

Declaimer : FF ini terinspirasi dari MV lagu "TIMELESS" by Xiah Junsu ft. Jang Ri-In yang jujur, buat author nyesek banget ;_; *galaukumat*

Gendre : Romance, Hurt/Comfort, Angst, Tragedy

Warning : Genderswitch, Typo(s), ngga sesuai EYD, OOC, membuat mata berkunang2, paling banter juga pingsan setelah membaca. Dan kali ini 'gangguan dari author' ngga akan sebanyak di FF sbelumnya. DON'T LIKE DON'T READ!

Summary : "Jadi ini penyebab kau tak pernah menghubungi aku lagi Kyu? Karena kini kau sudah nyaman berada disisi-NYA…."

%%%%%%%%%%%%%%%

SM Entertainment © Fanfiction

Success Musseum Entertainment

Present

.

.

.

.

.

.

%%%%%%%%%%%%%%%

Dalam sebuah percintaan, janganlah kamu sesali perpisahan tetapi sesalilah pertemuan.
Karena tanpa pertemuan tidak akan ada yang namanya perpisahan….

%%%%%%%%%%%%%%%

.

.

.

.

.

#AUTHOR POV#

Siwon keluar dari kantornya menuju parkiran. Entah kenapa tak satupun berkas-berkas penting yang harus ia pelajari itu menarik perhatiannya. Pikirannya serasa tidak tenang. Membuat jantungnya berdetak sangat cepat. Ia merasa ada sesuatu yang janggal. Seperti ada seseorang di luar sana yang ia rindukan. Entah siapa, iapun tak tahu. Maka dengan agak tergesa ia masuk ke dalam mobil sport merahnya dan mulai membelah jalan malam yang sepi di kota Seoul.

Sambil menyetir ia mulai memikirkan apa yang kurang dengan dirinya. Check up ke rumah sakit? Sudah. Rapat para pemegang saham? Sudah. Bertemu dengan Kibum tunangannya? Hei, ayolah! Mereka bahkan sudah melewati makan siang bersama tadi! Lalu apa yang kurang?

Sedang khusyuk(?)nya memikirkan apa yang kurang dengan dirinya, tiba-tiba pandangannya menjadi kabur dan bayangan-bayangan samar wajah seorang yeoja terlukis dibenaknya. Jantung barunya berdetak sangat cepat bahkan terasa menyakitkan. Membuat Siwon mencengkram dada sebelah kirinya dan meringgis tertahan. Konsentrasi menyetir Siwon jadi sedikit terganggu. Tapi untung saja malam ini jalan di kota Seoul sedang sepi.

Siwon menyetir asal saja. Sampai akhirnya ia tersadar, ia tak pernah melewati jalan yang ia lalui sekarang. 'Hei, dimana ini?' Siwon bertanya-tanya dalam hati. Ia terus melajukan mobilnya. Sampai akhirnya ia menghentikan mobilnya di sebuah café kecil dengan konsep garden. Ia baru pertama kalinya ke kawasan ini. Tapi entah kenapa perasaannya berkata ia begitu merindukan tempat ini.

Siwon keluar dari mobilnya. Ia berjalan mendekati café kecil itu. Mata elangnya sibuk mengamati sekeliling. Otaknya masih bingung dengan semua ini. Kenapa ia kemari? Padahal ia tak mengetahui daerah ini. Dan kenapa ia seolah mengenal tempat ini? Bahkan sangat merindukannya. Dan matanya berhenti pada suatu objek. Di dalam café tersebut, seorang yeoja yang sedang asik dengan bukunya.

Bayangan-bayangan samar seorang yeoja yang mengganggu konsentrasi menyetirnya tadi mulai menghantuinya lagi. Ya, yeoja yang sedang membaca buku itu tampak mirip dengan bayangan yeoja yang sedari dari mengganggu alam pikirannya. Kulit seputih susu, Rambut pirang ikalnya yang panjang, Mata kelinci bulat dan cantik yang sedang berkonsentrasi dengan bukunya, dan jangan lupakan bibir sewarna cherry yang sesekali tampak merenggut kesal karena jalan cerita buku yang tengah ia baca tak sesuai dengan keinginannya.

Siwon masih menatap Sungmin lekat. Sadar ada seseorang yang memperhatikan, Sungmin mendongak. Belum sempat Siwon membuka mulutnya, dada kirinya terasa sakit lagi. Seolah ada ribuan jarum tak kasat mata seakan menusuk-nusuk jantungnya membuatnya lemas dan bersimpuh di aspal yang keras. Melihat hal itu tanpa pikir panjang Sungmin segera berlari menghampiri Siwon lalu membantunya berdiri dan memapahnya masuk ke dalam café.

.

.

.

.

.

.

"Gwenchanayo?" tanya Sungmin setelah beberapa saat. Ia memandang Siwon dengan tatapan khawatir. Sementara Siwon masih memejamkan matanya dan mengatur nafasnya yang sedikit tersenggal. Menekan rasa sakit yang mulai berangsur-angsur menghilang, sampai akhirnya ia mendongak menatap Sungmin dengan senyum lega dan butiran keringat dingin yang masih menghiasi wajah tampannya yang sempurna.

"Ne, gwenchana. Gomawo atas bantuannya nona" balas Siwon, masih mempertahankan senyumannya yang dapat dipastikan akan membuat yeoja manapun terkesima melihatnya. Sungmin hanya mengangguk. "Mian sebelumnya nona, apakah sebelumnya kita pernah bertemu?" tanya Siwon.

Sungmin menatap wajah Siwon sejenak, mengingat-ngingat apakah ia pernah bertemu dengan Siwon sebelumnya. Sampai akhirnya ia menggeleng. "Aku rasa tidak tuan. Bahkan ini pertama kalinya kita bertemu" jawab Sungmin sakartik.

Mendengar jawaban Sungmin, Siwon mengangguk dan bertanya lagi "Tapi café ini. Aku merasa sangat janggal. Ini baru pertama kalinya aku kemari, tapi entah kenapa aku merasa sangat mengenal tempat ini"

Sungmin menatap Siwon dengan sorot mata heran. "Mungkin hanya perasaan tuan saja. Silahkan minum ini dulu" Sungmin menyodorkan segelas air putih pada Siwon. Siwon mengulurkan tangannya untuk meraih gelas itu. Namun secara tak sengaja jarinya menyentuh jari Sungmin yang juga sedang melingkar di gelas tersebut langsung terkejut dan meninggalkannya ke dapur belakang.

Siwon yang juga terkejut hanya bisa mengikuti arah menghilangnya Sungmin tadi dengan matanya. Ia masih tak mengerti dengan apa yang terjadi. Tak sengaja ekor matanya menangkap sebuah pigura foto. Siwon berjalan mendekati pigura yang ada di meja kasir itu. Mata elangnya mengamati sosok yang terlukis diatasnya. Difoto itu terdapat sosok yeoja yang tadi membantunya –Sungmin- bersama seorang namja yang sosoknya tampak tak asing dimata Siwon. Membuatnya kembali menatap kearah pintu tempat Sungmin menghilang tadi.

.

.

.

.

.

.

Beberapa saat kemudian di Kediaman Keluarga Choi.

Sesosok namja bertubuh tegap terlihat tengah memasuki sebuah ruangan mewah dengan gelas dan sebotol wine dimasing-masing tangannya. Wajahnya tampak kalut. Segera saja ia meletakkan benda di kedua tangannya dan menghempaskan tubuhnya disalah satu sofa yang ada diruangan itu.

Siwon –namja itu- kini tengah memijit pelan pelipisnya yang berdenyut sakit. Kejadian tadi benar-benar membuat pikirannya bubar jalan. Membuat sebuah kenangan dari memori otakknya yang sudah mulai terkubur kembali naik ke permukaan.

.

.

.

"Lepaskan yeoja itu! Cepat! Aku tak main-main!"

Siwon memejamkan matanya. Badannya berkeringat dingin. Tangannya bahkan gemetar saat menuangkan wine ke dalam gelas.

.

.

.

"Tidak sebelum anak buahmu mundur dan memberi akses anak buahku untuk pergi!"

Siwon semakin tak nyaman. Suara-suara itu terlalu jelas sekarang. Ia meminum wine-nya dengan tergesa-gesa.

.

.

.

"Kyu… Hiks…. Kyuhyun…."

Ini tak main-main lagi. Sekarang Siwon bahkan sudah mulai terisak. Suara-suara itu benar-benar membuat kepalanya berdenyut sakit.

.

.

.

"INI PERINGATAN TERAKHIR! LEPASKAN!"

DDOOOORRRRR

"ANDWAAEEE!" Siwon menjambak rambutnya. Frustasi. Jantungnya kembali bereaksi. Sakit. Sangat sakit. Membuat Siwon terengah-engah mengatur napasnya. Suara teriakkan itu, sorot mata itu, sosok berlumuran darah yang tergeletak tak tak berdaya dan tangisan seorang yeoja itu tak akan pernah bisa ia lupakan. Ia membuka matanya seolah mengingat sesuatu. Maka dengan langkah terseok-seok ia melangkah menuju ke ruang kerjanya.

.

.

.

.

Siwon membongkar semua berkas-berkas di ruang kerjanya. Ia mencari sesuatu. Akhirnya ia menemukannya. Berkas rahasia yang sengaja ia minta dari dokter yang telah menangani oprasi cangkok jantung yang ia jalani beberapa minggu yang lalu.

Tangannya gemetar setelah ia membuka berkas itu. Berkas yang baru pertama kali ia buka setelah ia dapatkan dengan membuat jaminan yang bisa dibilang 'tak main-main' dengan pihak rumah sakit. Matanya melotot tak percaya melihat foto yang terdapat diantara berkas yang tengah ia genggam. Foto seorang namja ini sangat mirip dengan namja kepala kepolisian muda yang dulu ia tembak.

Matanya kembali berkaca-kaca. Sepertinya ia sudah menyadari sesuatu yang salah disini. Tak ada kata-kata yang keluar dari bibirnya. Yang ada hanya isakkan penyesalan.

DEG

Jantungnya mulai terasa sakit lagi. Siwon lalu berjalan menuju ke kamarnya. Kejadian beberapa minggu yang lalu itu kembali terulang. Teriakkan namja itu… isakkan tangis yeoja itu… kalung berbandul hati…. Siwon membelalakan matanya seolah menyadari sesuatu.

Ia segera berlari menuju kamarnya. Melupakan rasa sakit yang kini masih terus menghujam jantungnya. Ia membuka semua laci-laci dan kotak-kotak yang ia yakini sebagai tempat ia menyimpan kalung itu. Di otaknya sekelebat bayangan sepasang namja dan yeoja tampak sering menghampirinya.

-Bayangan seorang namja yang tengah menabrak yeoja dan memeluk erat pinggangnya agar tak terjatuh, bayangan yeoja dan namja yang tengah berciuman ditengah hujan, bayangan yeoja yang tengah memeluk boneka kelinci besar di taman bermain dengan namja yang tersenyum disebelahnya, bayangan namja yang tengah memeluk yeoja dari belakang dan tampak membisikkan sesuatu ke telinga yeoja itu….-

Siwon semakin kalut. Ia mengacak-acak laci meja disebelah tempat tidurnya untuk menemukan sesuatu. Sesuatu yang mungkin merupakan kunci semua ini.

Ketemu! Siwon menarik kalung itu dan mengamatinya. Terdapat ukiran nama "KyuMin" dipermukaannya yang mengkilat. Perlahan ia membuka kalung itu. Seketika itu juga tubuhnya merosot tak berdaya ke tembok. Kalung dengan foto Sungmin –yeoja yang menolongnya di café kecil tadi- dan Kyuhyun –namja yang telah ia tembak dan memberikan jantung padanya beberapa minggu yang lalu- tergeletak manis diatas tangannya. Ia benar-benar lemas mengetahui kenyataan ini. Isak tangis kembali terdengar dari salah satu ruangan mewah yang terdapat di kediaman Choi malam itu.

.

.

.

.

.

.

Keesokkan harinya

"Hhhh~ sudah 2 minggu Kyuhyun pergi dan tak ada kabar sama sekali. Apa prosedur pengobatan disana terlalu ketat sampai tak ada waktu untuk menghubungiku walaupun hanya sebentar?" Omel seorang yeoja imut bernama Sungmin sambil memainkan hp-nya dengan tampang bosan.

Criiinnggg~~~~ Terdengar suara lonceng tanda pintu café-nya telah dibuka oleh seseorang.

"Selamat da…tang" Sapaan Sungmin semakin menghilang. Dihadapannya kini tengah berdiri seorang namja yang kemarin ia tolong. Penampilan namja itu terlihat sangat acak-acakkan. Jauh dari kata rapi. Rambut yang tak tersisir rapi, lingkar hitam yang terlihat jelas dibawah mata, kulit pucat yang berkeringat dingin.

Sungmin berjalan menghampiri namja itu dengan pandangan bingung. "Mian, ada apa tuan kemari lagi? Apa ada yang tertinggal?" tanya Sungmin sopan pada Siwon –namja itu-.

Siwon tak merespon pertanyaan Sungmin. Ia hanya memperhatikan Sungmin dengan sorot mata terluka dan menyesal. Siwon lalu merogoh saku jas-nya. Menarik sesuatu yang membuat mata Sungmin terbelalak kaget.

"Kalungku! Aku kira ini sudah hilang! Dari mana kau mendapatkannya tuan?" tanya Sungmin sambil mengambil benda berkilau itu dari tangan Siwon.

Siwon tersenyum kecut. "Jika anda ingin tau jawabannya, silahkan ikut saya Sungmin-sshi" jawab Siwon yang kemudian berjalan keluar café menuju ke arah mobilnya yang diparkir disebrang café.

Tak perlu waktu lama bagi Sungmin untuk berfikir karena ini menyangkut Kyuhyun-nya. Maka setelah sebelumnya ia mengunci pintu café miliknya-nya, ia masuk kedalam mobil sport Siwon yang akan membawanya kesebuah kenyataan pahit yang akan mengubah seluruh jalan hidupnya.

.

.

.

.

.

.

Sebuah mobil memasuki taman di kawasan perumahan elit disalah satu kota pinggiran kota Seoul. Si pengendara keluar dari mobilnya dengan napas terengah-engah dengan salah satu tangannya meremas kuat dada kirinya yang bagai ditusuk ribuan jarum tak kasat mata.

Ya, si pengendara mobil itu –Siwon - Setelah beberapa saat yang lalu menyerahkan kalung itu dan mengajak Sungmin ke makam Kyuhyun kemudian mengantar yeoja itu pulang keapartermentnya, lalu jatuh pingsan. Membuat Kibum, para pelayan dan anak buahnya yang berada di teras untuk menyambutnya panik bukan main dan membawanya ke rumah sakit untuk mendapatkan perawatan yang intensif.

.

.

.

.

Flashback~

"Cho…Cho Kyu-Kyuhyun… Hiks…An-andwaeAndwaeyo…Ini pasti bohong! Anda se-sedang b-bercanda kan Siwon-sshi?" Terlihat seorang yeoja sedang mengguncang-guncangkan tubuh seorang namja di depan batu nisan pualam dengan nama CHO KYUHYUN yang terukir indah dipermukaannya yang halus. Siwon seolah pasrah tak melawan ketika Sungmin menguncang-guncangkan atau bahkan memukul tubuhnya pelan. Ia tak sanggup berkata-kata. Air mata penyesalan juga telah mengalir dari sepasang mata elangnya.

"Hiks…KYUHYUUUNN!" Akhirnya Sungmin menghentikan serangan tangannya pada Siwon dan menghempaskan tubuh mungilnya di atas makam milik sang kekasih yang tak pernah ia sangka akan pergi meninggalkannya untuk selamanya.

"Mian…Mianhae Sungmin-sshi… Jeongmal mianhae…" Hanya kata-kata itu sajalah yang sanggup keluar dari bibir Siwon. Sementara Sungmin hanya bisa menangis dan menangis. Satu-satunya orang yang membuat warna pada hidupnya kini telah pergi. Meninggalkan kenangan manis yang akan selalu terkenang di sepanjang hidupnya.

Flashback end~

.

.

.

.

.

.

Siwon tak sadarkan diri selama beberapa jam. Ketika ia siuman ia memperhatikan sekelilingnya dan mendapati Kibum –tunangannya- tengah tertidur dengan posisi menyandarkan kepalanya di tepi tempat tidurnya.

Siwon tersenyum dan membelai lembut rambut tunangannya itu dengan lembut. Membuat Kibum menggeliat kecil dan terbangun.

"Oppa, kau sudah sadar!" Pekik Kibum senang begitu nyawanya terkumpul semua dan menyadari Siwon sudah siuman tengah tersenyum menatapnya.

"Ne, mian membangunkanmu chagiya…" jawab Siwon. Ia lalu menarik tubuh mungil Kibum ke dalam pelukkannya yang hangat. Kibum membalas pelukkan Siwon. "Ne, gwenchana. Yang penting oppa sudah sadar" Kibum menyembunyikan wajahnya di dada bidang Siwon yang kini tengah mengecup pucuk kepalanya.

Pintu kamar perawatan Siwon terbuka dan menampakkan seorang dokter berparas tampan yang membuat duo SiBum melepaskan pelukkanya secara reflek.

"Ah, mianhae mengganggu anda berdua. Anda sudah sadar Siwon-sshi? Bagaimana perasaan anda sekarang?" tanya dokter tampan dengan name tag Jung Yunho di dada sebelah kirinya itu dengan tetap tersenyum ramah.

"Aku benar-benar tak pernah merasa lebih baik daripada saat ini dok" jawab Siwon sambil memegang dada kirinya yang kini berdetak normal. Padahal sebelum ia pingsan tadi rasanya sangat sakit.

"Ne, bagus sekali Siwon-sshi. Melihat keadaaan anda sekarang, saya rasa malam ini anda sudah boleh pulang. Kalu begitu saya permisi dulu, maaf mengganggu" balas Yunho dengan senyumnya. Ia lalu keluar dari kamar Siwon.

Sepeninggalan Yunho, Siwon kembali menatap Kibum yang kini tengah membereskan selimut yang ia gunakan tadi. Ia lalu menarik yeoja itu dan mendaratkan satu kecupan dibibirnya yang mungil sebelum akhirnya kembali memeluknya.

"Yak, oppa genit!" Seru Kibum dengan wajah merona. Sedangkan Siwon hanya terkekeh pelan. Ia membelai surai hitam Kibum dengan mata menerawang. 'Bagaimana ya kabar yeoja itu sekarang? Aku benar-benar merasa bersalah padanya' batin Siwon tak tenang, yang membuatnya memeluk Kibum lebih erat lagi. Sedangkan Kibum yang tak tau apa-apa hanya bisa balas memeluk Siwon.

.

.

.

.

.

Sementara itu tak jauh dari rumah sakit tempat Siwon dirawat, tepatnya diatap sebuah aparterment sederhana dipinggiran kota, tampaklah seorang yeoja tengah berdiri termangu dengan kalung berbentuk hati digenggamannya.

"Jadi ini penyebab kau tak pernah menghubungi aku lagi Kyu? Karena kini kau sudah nyaman berada disisi-NYA…." Racau yeoja yang ternyata adalah Lee Sungmin itu.

Air mata kembali mengalir dari kedua bola mata hazelnya. Padahal ia kira air matanya sudah kering karena ia sudah menumpahkan semuannya di depan batu nisan dengan nama Cho Kyuhyun yang terukir disana siang tadi.

Dan entah apa yang menggerakkan Sungmin. Yeoja itu perlahan mulai berjalan ketepi atap sembari mendekap kalung berbentuk hati dengan inisial nama KyuMin didadanya. Ia mendongakkan kepalanya. Sejenak ia tertegun. Namun perlahan kedua bibir tipis itu tertarik, membentuk sebuah senyuman yang dilontarkan entah pada siapa.

Masih dengan senyuman yang menghiasi wajahnya, ia kemudian menundukkan kepalanya. Selama beberapa detik ia hanya memandang kearah bawah sampai akhirnya ia menghempaskan tubuh mungilnya. Membiarkan grafitasi menariknya menuju bumi.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

BRRRAAAAKKK…

"KYAAAAAAAAA!" "GYYAAAA!" terdengar jeritan histeris orang-orang yang melihat sesosok tubuh terjatuh dari langit yang kini tergeletak berlumuran darah didepannya. Para pengguna jalan lainnya juga ikut-ikutan hiseris melihat pemandangan miris didepan mereka itu. Dalam sekejap orang-orang sudah berkerumun. mengelilingi tubuh seorang yeoja yang sudah tak bernyawa lagi dengan kalung berbandul hati perak indah dalam genggamannya.

Tak jauh dari sana sepasang sosok namja dan yeoja berpakaian serba putih tengah memperhatikan kerumunan orang-orang panik tersebut. Tak ada yang menyadari keberadaan dua sejoli itu karena tubuh mereka yang transparan bahkan tertembus oleh orang yang berlalu lalang panik karena adanya kasus bunuh diri yang baru saja terjadi.

"Kenapa kau berbohong padaku Kyu?" ujar sesosok yeoja itu sambil mendongakkan kepalanya menghadap kearah namja yang tengah merangkul pinggang rampingnya.

"Mianhae Minnie-yah,. aku hanya tak ingin membuatmu sedih. Tapi sudahlah, yang penting sekarang kau sudah disini, bersamaku.." balas sesosok namja itu dengan senyum teduhnya.

Lama mereka bertatapan sampai akhirnya mereka merapatkan tubuh transparan mereka. Menghapus jarak yang ada dan mempertemukan dua bibir yang sudah tak lagi memancarkan warna kehidupan.

Bagai slowmotion, perlahan bayangan mereka semakin menghilang. Meninggalkan sepasang mawar putih yang tergeletak indah dijalan itu dengan cinta mereka yang akan terus terukir abadi didimensi lain yang tak akan pernah terkuak kebenarannya.

Timeless,i byeol eun a ni jyo
Han bon eui sarm i ra myeon ji geum oo,rin dae
Hold tight baby
Timeless,i ga seum ae mud o yo
Sun gan eui yeol byeong cho rom jam shi man,a peul bbun i ni
We both agree
THIS IS TIMELESS, LOVE…..

.

.

.

.

.

.

END

Akhirnya selesai juga..Fiiuuhh… *ngelap keringet d baju readers* *ditendang ke jalur Gaza*

Nah, buat yang udah RCL dari awal aku cuma bisa ngucapin JEONGMAL GOMAWO sebesar2nya ^^ *bow*

Maaf endingnya ngga memuaskan dan SANGAT GAJE dan ngga masuk akal, soalnya aku Cuma author abal-abal yang memaksa membuat karya m(_ _)m

Dan terakhir, aku mohon kritik dan sarannya yah! Sampai jumpa di cerita selanjutnya \(^.^)/

Salam cup muuaahh….. Lee Kyuna