Title : Happiness

Pairing : Yunjae, Wonjae, Yoosu (Untuk Chapter ini full Wonjae)

Author : Jak Yunjae

Rating : M (pengen kasih T, tapi kok gak yakin ya?)

Genre : Romantic, Broken, Angst

Length : 1/?

Disclaimer : DB5K dan Super Junior milik Tuhan dan keluarganya. Khusus Yunho dan Leeteuk, mereka jadi milik Jak juga ^^

Warning : YAOI, Bad Angst, TYPO(S), NC Yadong, pokoknya ada adegan yang gak pantas buat dibaca anak di bawah umur *padahal aku anak di bawah umur*. Judul gak nyambung sama isi. Yang gak suka mending gak usah baca.

Notes : Satu lagi hasil imajinasi Jak tentang Yunjae. Dan jadilah FF aneh ini. FF ini gak kalah anehnya sama Ffku yang kemarin. Jeongmal gomawo bagi yang sudah menyempatkan membaca FF gaje ini.

Jak minta maaf karena di FFku yang sebelumnya banyak banget kekurangannya. Aku akan berusaha untuk lebih teliti lagi dalam penggarapan FF. Aku akan segera menyelesaikan lanjutan FF bututku yang berjudul Lost Control. Tapi gak janji akan selesai secepatnya ^^v

.

.

Yasudah lah . Happy Reading ^^

.

.

- Jaejoong Pov -

"Stop.. S-Si..won.. Aakh.." erangku saat merasakan sesuatu yang lebih besar masuk ke dalam lubang belakangku.

Seakan tidak mendengar permintaanku, Siwon malah terus mendorong masuk junior besarnya. "Uukh.. You're so tight.. Jaejoong.. Aahh.."

"Siwon.. ber..hen..tii.."

"Aahh.." desahan lega keluar dari bibirnya saat junior panjangnya itu terbenam sempurna di lubangku.

"Hiks.. Siwon.. sakiit.. tolong..keluarkan.." pintaku memelas. Walaupun aku tahu kalau Choi Siwon adalah tipe orang yang tidak akan menghentikan segala sesuatu di pasti akan menuntaskannya hingga akhir.

"Inti dari permainan ini akan segera dimulai, honey. Bersiaplah~" ia menarik juniornya kembali, hingga tersisa kepalanya saja.

"Tidaak.. Jangaan- Aaakh! Nggggh..." erangan kesakitanku berubah menjadi desahan nikmat ketika Siwon menghentakkan juniornya hingga mengenai titik prostatku . Ia mempercepat gerakan in-out nya.

"Oh God.. kenapa rasanya senikmat iniih.." rancau Siwon. Ia memejamkan matanya menikmati setiap remasan, pijatan serta urutan yang diterima juniornya dari dinding lubangku.

"Sshh.. Ah~ Ah.. fas..terrrh.. deep..errhh.. Siwoon.. " ucapku percuma. Karena disaat yang sama, dia semakin mempercepat dan memperdalam gerakan keluar masuknya. Tak lupa juga ia meremas-remas juniorku yang sedaritadi terlupakan.

"Panggil namaku Jae.." ucapnya dengan suara beratnya yang mampu membuat siapapun yang mendengarnya akan terbang melayang. Termasuk aku..

"Sshh.. Siwon.. Choi..Siwon.."

"Mmhh.."Siwon melumat bibirku dengan kasar. Bunyi kecipak saliva, erangan, desahan, bunyi twinsballnya yang memukul pantatku, semuanya tergabung menjadi satu. Membentuk suatu melodi yang indah(?).

"S-Siwon.. akuhh.. mau.. ke..lu..ar.. aah.." ucapku saat kurasa ada yang mau keluar. Siwon semakin mempercepat gerakan pinggul juga tangannya.

"Together, honey..Ohh.."

"Aaaaaahhhhh..." desahan panjang mengakhiri kegiatan ini. tubuh Siwon ambruk di sampingku. Kemudian kami tertidur dengan juniornya yang masih tertanam di lubangku.

...

"Halo?" ucap seseorang di balik telpon.

"Siwon-ah, bisakah kau ke rumahku sekarang juga?"ucapku dengan suara yang sedikit bergetar.

"Ada apa? Kau tak tahu kalau jam segini aku sangat sibuk?" balasnya kasar. Aku tahu kalau ia marah karena aku telah mengganggu pekerjaannya.

"M-Mianhae. Jeongmal Mianhaeyo. Tapi, aku membutuhkan dirimu sekarang.. A-Aku.. Aku takut Siwon-ah..Hiks.."Aku tidak dapat menahannya lagi. Aku mulai terisak kecil.

"K-Kamu takut apa, jagi? Mian telah membentakmu. Sssh. Uljima.. Aku akan segera datang kesana. Tunggu aku ya.."

-Beberapa menit kemudian -

"Jae? Kau dimana?"

"Hiks.. Siwon.."

Kudengar ada yang membuka pintu. Tanpa melihatnya aku sudah tahu siapa itu. Karena aku sendirilah yang mengundang orang itu datang/

Setelah menutup pintu, ia menghampiriku yang duduk dengan memeluk lututku yang kutekuk menempel di depan dada. "Jaejoong? Ada apa Jae?" ia memegang kedua lenganku. Mengguncang-guncangkannya perlahan.

Air mataku terus mengalir tiada henti. Terlalu sulit menerima apa yang barusan terungkap selama sebulan ini.

Kemudian tubuh lemahku ditarik ke pelukannya. "Sst.. Uljima.. semua masalah tidak akan terselesaikan kalau kau terus menangis. Nah, apa yang membuatmu seperti ini, Jae?"

Aku terdiam. Tidak tahu harus berkata apa.

Suasana hening sejenak. Hingga aku merasa Siwon merebut kertas yang tadinya ada di genggamanku. Tak lama kulihat mukanya yang terkejut.

"I-ini apa? Jaejoong-ah?"

"..."

"Apa ini? Jawab aku, Jaejoong!"

"Si..won.. kau.. akan ber..tanggung..ja..wab.. kan..?" akhirnya aku membuka mulutku juga.

Kali ini dia yang terdiam. Apa dia akan meninggalkanku begitu dia tahu bahawa aku tengah mengandung anaknya?

"Apa kau akan meninggalkanku?" tanyaku lagi. Tapi dia tetap seperti tadi. Tidak berbicara apapun

"Ka-Kau.. akan meninggalkanku? Setelah semua perbuatan bejat yang kau lakukan padaku?" tanyaku mulai emosi

"Jae.. Aku-"

"Kau jahat, Siwon!"

"Aku akan bertanggung jawab." Jawabnya mantab. Ku pandang matanya yang memancarkan keyakinan yang besar.

"Jeongmalyo?" tanyaku tak percaya

Ia tersenyum lalu mengangguk. "Ne, jagi. Karena itu, berhentilah menangis ya.. Aku akan selalu ada di sapingmu.."

Air mataku jatuh kembali. Tapi kali ini beda, air mata yang jatuh adalah air mata kebahagiaan. Aku tersenyum bahagia. Kueratkan pelukanku pada tubuhnya. "Gomawo.. Jeongmal gomawo, Choi Siwon.."

...

"S-Siwon.. sakiit.." aku memeluk perutku yang telah menggembung besar. Menggembung dikarenakan ada makhluk hidup lain yang hidup di tubuhku.

"Tahan, jagi. Sebentar lagi kita akan sampai di rumah sakit. Tarik nafasmu , kemudian keluarkan dengan lembut. Tenanglah.." dapat kurasakan jemarinya menyusup ke jari-jariku, kemudian digenggamnya erat. Aku balas genggamannya. Dapat kurasakan suhu tangannya yang dingin. Dia memang sangat khawatir padaku.

Tak lama, tibalah kami di rumah langsung menggendongku ala bridal dan masuk kedalam rumah sakit.

"Suster! Tolong! " ia berteriak memanggil para suster dan merebahkanku di kasur dorong rumah sakit.

"S-Siwon.. sa..kiit.." erangku sambil terus menggenggam tangannya.

"Bertahanlah Jae.."

Setelah kurasa sampai di depan ruang operasi, ia menggenggam tanganku semakin erat.

"Berjuanglah, Jae. Demi anak kita.. Saranghae.." ia mengecup bibirku pelan.

"Na..do.. sa..rang..hae.."seketika pandanganku menghitam dan aku tidak sadarkan diri

.

"Nggh.." perlahan ku buka mataku. Kupandangi sekelilingku yang sebagian besar berwarna putih. Oh iya. Aku sedang berada di rumah sakit.

Kupandangi perutku yang sudah mengempis. "Si..won.."

Kulihat ada seorang suster masuk kekamarku. Ia terkejut melihatku, dan langsung membalik badannya.

"Tuan! Nyonya Jaejoong sudah sadar!" seru suster itu.

"Jaejoong.." panggil Siwon saat ia masuk ke dalam kamar.

"Anak.. Anak kita dimana, Won?" tanyaku seraya menatap dalam bola matanya.

Kulihat suster yang tadi masuk ke kamarku menggendong sesosok bayi yang dibaluti dengan selimut.

"Ini bayi anda, Nyonya. Bayi anda sangat tampan".

Dia meletakkan bayi tersebut di gendonganku. Benar. Wajahnya sangat tampan.

"Saya permisi dulu Tuan, Nyonya..".

"Ne. Gamsahamnida suster" jawab Siwon.

"Apa kau sudah menyiapkan nama untuk bayi kita, Won?" .

Ia memasang pose berpikirnya yang lucu itu. "Mmm.. Changmin.. Choi Changmin.. bagaimana menurutmu, Jae-ah?".

"Boleh... Choi Changmin.. nama yang bagus.." aku terus memandang bayi ku.. ah salah. bayi kami..

Tiba-tiba Siwon memelukku. "Terimakasih karena sudah mau memberikanku kebahagiaan ini, Kim Jaejoong".

Aku tersenyum di dalam pelukannya. "Ne. Sama-sama Siwon-ah..".

...

Kuiris bawang merah menjadi bagian yang lebih tipis. Kemudian mencampurnya ke adonan yang telah dipersiapkan sebelumnya.

GREP~

Ada seseorang yang memelukku dari belakang. Ia mebenamkan wajahnya ke lekukan leherku. Dapat kurasakan nafasnya yang berhembus teratur.

"Pagi, Jaejoongie. Mmm.. Morning kiss.." gumamnya seraya mendekatkan wajahnya ke wajahku.

Ku balik posisiku menjadi menghadapnya, lalu ku bingkaikan keduak telapak tanganku di pipi halusnya. "Nanti saja ya, Wonnie. Aku sedang memasak."

Bukannya aku tidak mau mendapatkan kecupan selamat pagi itu, tapi biasanya setelah morning kiss, dia menambahkan kegiatan lain yang lebih berat sehingga aku tidak bisa memasak. Terkadang dia menciumku dengan french kiss mautnya, setelah itu salah satu dari kedua tangannya turun dan menyentuh selangkangan bagian depanku. Haha. you-know-what yang akan terjadi setelah itu.

Kulihat dia menggembungan pipinya lucu. "Kau pelit sekali Jaejoongie. Hanya sebuah kecupan yang tidak akan memakan waktu yang lama."

"Sudahlah. Nanti sa-"

"OAAA! OAAA!"

"Ya Tuhan Changmin! Won, kau lanjutkan ini sebentar. Hanya tinggal diaduk-aduk selama 3 menit, lalu angkat ya." Aku berlari menuju kamar Changmin. Aku masih sering panik jika mendengar Changmin menangis.

Saat aku masuk ke kamar, aku langsung menggendongnya dan mengambil botol susu. Kemudian meminumkannya. "Sssh. Min jangan nangis lagi ya."

"Jae. Kompornya suda ku matikan. Ku letakkan dimana?" seru Siwon dari arah dapur.

"Di mangkuk saja, Won. Mangkuknya sudah ku siapkan di samping kulkas"

Aku bergegas keluar dan menghampiri kekasihku yang sudah seperti suamiku sendiri. Kulihat dia sedang menyendok masakanku kemudian

"Ya! Kenapa kau memakannya Siwon-ah. Kau bahkan belum mandi."

Siwon tersenyum tanpa dosa. "Aku lapar, jagiya. Biarkan aku makan sekarang ya."

"Aniyo. Kau mandi dulu sana." Aku hanya bisa memerintahnya saja saat ini. Karena ada Changmin di gendonganku.

"Aku mau mandi kalau.." ia memelukku dari belakang *lagi* "..kau yang memandikanku Joongie"

"Tidak mau! Huh! Dasar pervert"

Ia memelukku semakin erat. Dagunya ia letakkan diatas bahu kananku. "Jae.. Aku harap kita bertiga akan terus bersama seperti ini.." ucapnya yang dijawab senyuman dan anggukkan pelan dariku.

...

"Jeongmal mianhae, Jae.."

"Jangan pergi, Siwon.. Apa kau tega meninggalkanku dan Changmin sendiri disini?" mataku mulai tergenang oleh air mata.

"Aku ingin.. Aku ingin sekali tinggal bersama kalian, menghabiskan waktu bersama kalian.. Tapi Jae, kau tahu kan keputusan ummaku tentang hubungan kita? Dia mengancam tidak akan menganggapku anaknya lagi kalau aku terus bersamamu. Dan keputusan finalnya, mereka memaksaku untuk ikut pindah ke Amerika. Ini keputusan yang sangat berat, Jae. Jika kau berada di posisiku, pasti kau akan memilih pilihan itu, bukan?" ucapnya dengan mata berkaca-kaca.

"Apa kau sudah tidak mencintaiku lagi, Siwon-ah? Hiks.." aku mulai terisak-isak. Tidak terima dengan keputusannya juga keegoisan keluarganya.

"Dari dulu rasa cintaku padamu tidak berkurang, Jae-ah. malah semakin besar. Aku akan menyuruh Junsu, sahabatku untuk selalu menemanimu. Kita masih bisa sering berkomunikasi" ia mengusap rambutku pelan.

"..."

"Sudah waktunya.. aku pergi dulu, Jae.."

Ku cengkram tangannya. "Kumohon jangan.. Jangan pergi Won.. aku membutuhkanmu.."

Ia mencium bibirku. Bukan ciuman penuh nafsu, tapi ciuman penuh cinta.. penuh kasih sayang..

"Maaf, jagi. Aku yakin kita akan bertemu lagi lain waktu. Tolong jaga Changmin sementara ya.. Saranghae.." ia melepas genggaman tanganku dengan lembut.

"Jangan tinggalkan aku, Siwon! Siwon!"

"Umma! Bangun umma!"

Aku membuka mataku. Kurasakan pipiku basah karena menangis di mimpiku tadi. Ku rubah posisiku yang terlentang menjadi duduk. Kupandangi sesosok namja mungil nan imut sedang memandangku khawatir. Ya. Dia Choi Changmin, anak dariku dengan Choi Siwon, ayah biologisnya yang saat ini entah dimana keberadaannya. Ku gendong dan ku dudukkan dia di pangkuanku.

"Kenapa umma berteliak? Kenapa umma nangis? Umma jangan nangis dong. Nanti Min ikut nangis nih" hiburnya seraya menghapus air mataku yang masih membasahi pipiku.

"Maafin umma ya. "

"Ne. makanya. Umma gak boleh nangis lagi ya. Kalo umma nangis lagi nanti-"

KRUYUK~ terdengar suara perut Changmin. Aku tertawa kecil di buatnya.

"-di makan dinosaulus. Hehe." ia terkekeh saat mendengar bunyi perutnya sendiri.

"Hihi. Anak umma sudah lapar ya? Umma buatkan makanan sementara Min mandi dulu ya. Jadi saat Min sudah selesai mandi, makanannya sudah siap dan tinggal Min makan." aku mengusap rambutnya dengan sayang.

Changmin mengangguk lucu. "Min mandi dulu umma" ia turun dari pangkuanku dan berlari ke kamar mandi.

Aku segera keluar kamar dan berjalan pelan ke westafel dekat kamar mandi. Ku basuh mukaku kemudian kutatap mukaku yang basah melewati cermin.

Kenapa aku bisa bermimpi tentangnya lagi? Padahal kejadian itu sudah 2 tahun yang lalu.

Siwon.. apa dia masih mengingatku? Apakah dia mengingat anaknya?

Masihkah dia menyimpan rasa cintanya padaku?

Bolehkah jika aku masih mengharapkannya? Berharap jika dia akan kembali di sisiku?

Aku membuka tudung saji, dan menghembuskan nafas. Kuambil sisa makanan yang ditempatkan di mangkuk dan memanaskannya.

Setelah sudah siap, aku menempatkannya di piringku juga di piring Changmin.

"Yah umma.. kenapa makanannya ini lagi? Kenapa umma tidak memacak yang lainnya?" tanya Changmin kecewa setelah melihat apa yang tersaji di piring makanannya.

"Sementara ini kita akan makan seadanya dulu ya, sayang. Nanti kalau umma dapat pekerjaan, kita dapat memakan makanan enak seperti dulu lagi" ucapku sambil tersenyum getir.

Selama 2 tahun belakangan, semua uang yang kuperlukan untuk biaya seperti memasak, mencuci, bayar listrik, bayar air, berasal dari Siwon. Tapi tiba-tiba dana yang diberikannya berhenti begitu saja beberapa bulan yang lalu. Tidak hanya dananya saja. Kami putus komunikasi di waktu yang sama. Mau tak mau persediaan uang semakin menipis.

Haah. Apa yang harus aku lakukan? Mencari pekerjaan? Itu bukan kegiatan yang mudah. Aku harus berjalan melawan teriknya matahari dan dinginnya air hujan demi memasuki tempat-tempat dan menawarkan diri apa aku bisa melamar kerja disitu. Pekerjaan seperti itu memakan banyak waktu. Jika ku lakukan itu, siapa yang akan mengurus Changmin? Aku tidak punya saudara. Kedua orang tuaku juga sudah meningga dunia karena kecelakaan tragis yang terjadi 6 tahun lalu, saat umurku baru 12 tahun. Minta tolong Junsu? Ah, tidak. Dia sudah terlalu banyak kurepotkan. Aku tidak ingin menambah bebannya lagi.

...

Sekarang jam menunjukan pukul setengah sebelas. Aku menemani Changmin menonton salah kartun favoritnya di televisi. Kemudian..

Ting Tong ..

Bel pintu berbunyi. Aku berjalan menghampiri pintu dan membukanya.

"Permisi, ada apa ya?" tanyaku memulai pembicaraan

"Ada paket untuk noona. Tolong tanda tangan disini"

Aku menandatangani kertas terima itu sambil mengerucutkan bibirku. Huh~ lagi-lagi aku dipanggil noona. Apa wajahku sebegitu cantiknya hingga banyak orang yang menyangka bahwa aku adalah seorang wanita? Setelah ku tanda tangani, aku mengembalikannya ke petugas itu.

Petugas itu memberikanku bingkisan berbentuk balok tipis yang dilapisi dengan kertas coklat. "Terimakasih. Maaf telah mengganggu. Saya permisi, noona"

"Ne. Cheonmaneyo. "

Kemudian aku masuk dan menimang-nimang paket tersebut. Kulihat nama pengirim yang tertera di bungkus.

Dari : Lee Gikwang

Hah? Siapa itu Lee Gikwang? Aku tidak mengenalnya.

Atau jangan-jangan.. ini adalah kiriman paket bom yang tengah marak diperbincangkan oleh warga Indonesia saat ini.

"Itu apa umma?" tanya Changmin seraya menarik-narik ujung kausku

"I-Ini.. Ini bukan apa-apa sayang."

Kuletakkan paket itu di atas kulkas. Ku taruh disitu karena supaya Changmin tidak bisa mengambil bahkan menyentuh paket mencurigakan itu.

Akan lebih baik lagi kalau aku menyuruh Junsu datang kesini dan membicarakan masalah paket misterius ini.

Kuambil telepon genggamku, kemudian kucari namanya di daftar kontak dan langsung kudekatkan ke telinga. Tidak banyak nomer ponsel yang ku simpan di handphoneku. Paling hanya nomor tukang sayur, tukang service, tukang daging, tukang nasi goreng *khusus yang terakhir Jak sendiri yang nambahin*.

Tuut.. Tuut.. Cklek.

"Ne, ada apa hyung?" tanya seseorang diseberang sana.

"Su, ada paket mencurigakan dikirimkan untukku".

"MWO? Tunggu hyung! Jangan kau buka dulu! Sekarang juga aku akan kesana! INGAT! JANGAN DI BUKA DULU!"

Pip .

Aku memandang kesal ke arah handphoneku. Baru aku ngomong satu kalimat, dia sudah memotongnya dengan berbagai kalimat. Mana pakai berteriak segala. Tetapi sedetik kemudian aku tersenyum geli membayangkan bagaimana raut wajahnya yang tengah panik itu. Hahaha.

-Jaejoong Pov End-

-Author Pov-

Tak lama kemudian..

"Hyung!" ucap seseorang. Jaejoong terkaget melihat Junsu sudah berdiri didepannya. Kapan dia masuk kedalam rumah? Batin Jaejoong.

"Ya! Junsu-ah! kau ini seperti maling ya! Masuk tanpa mengucapkan permisi!"

"Hehe. Mianhae~ Mana? Mana paket itu, hyung?"

"Ada di atas kulkas" dia langsung menyambar paket itu dan membaca tulisan yang tertera di bungkus paket tersebut.

"Hah? Lee Gikwang?" Junsu memandang Jaejoong lekat.

"Lee Gikwang itu siapa sih?" tanyanya bingung.

PLAK! Dia memukulkan bingkisan itu ke kepala Jaejoong.

"Aaw! Appo! Kenapa kau memukulku Junsu?" erangnya tidak terima.

"Kan sudah pernah ku bilang, hyung.. kalau Gikwang itu temannya Siwon hyung. Aku yang menyuruhnya untuk memantau apa saja yang dilakukan Siwon hyung disana." Ucap Junsu sedikit kesal. Bukan hanya kali ini. Jaejoong sudah berkali-kali lupa siapa itu Lee Gikwang. Padahal sudah berkali-kali juga Junsu memberitahunya.

"OOH! Yang pinter nge-dance itu ya. Arra arra. Sekarang aku ingat" Jaejoong tersenyum tanpa dosa. Lalu ia melihat ke arah Changmin. Rupanya anaknya itu tengah tertidur pulas.

"Pasti isi dari bingkisan ini ada hubungannya dengan Siwon hyung"

Ketika mendengar kalimat itu, Jaejoong langsung merebut bingkisan itu dan membukanya dengan paksa. Disitu dia menemukan sebungkus DVD dan dua lembar surat.

"Disini tertuluis "Pertama" , sedangkan di surat yang satunya lagi tertulis "Kedua". Apa maksudnya ya?"

"Mungkin kau disuruh membaca surat yang pertama dulu, hyung. Baru setelah itu membaca surat yang kedua" jawab Junsu.

"Mungkin saja" tambah Jaejoong.

Jaejoong membuka surat pertama dengan hati-hati. Kemudian ia mulai membaca sambil menyuarakan isi dari surat pertama

"Annyeong Jaejoong hyung. Aku adalah orang yang ditugaskan oleh Junsu hyung untuk memantau keadaan, aktivitas, dan kegiatan Siwon hyung sehari-hari. Hampir setiap hari aku mengirim pesan ke Junsu hyung yang berisi tentang aktivitas Siwon hyung. Kau pasti sudah di beritahu olehnya kan?"

Jaejoong memandang Junsu horor. "Ya! Kenapa kau tidak memberitahu apa yang dikirimkan Gikwang untukku? Kau jahat sekali Su-ah"

"Nanti saja hyung. Selesaikan dahulu bacamu." Potong Junsu

Jaejoong hanya bisa mempoutkan bibirnya. Ia meneruskan membaca surat itu.

"Maaf jika selama beberapa bulan terakhir ini aku tidak memberi kabar untukmu. Aku menemukan sesuatu yang aneh pada diri Siwon hyung. Jadi selama itu aku terus menyelidikinya. Semua hasil penyelidikanku sudah ku masukkan ke dalam kaset DVD yang ada bersama surat ini.

Lalu ini untuk Junsu hyung. Kumohon Jaejoong hyung jangan membaca bagian di bawah ini. Karena-"

"STOP Jaejoong hyung!" Junsu merebut suratnya.

"Aku juga ingin membacanya.. Ayolah~" Jaejoong merajuk

"Nanti, okey?" jelas Junsu tidak membiarkan Jaejoong membaca bagian yang hanya ditujukan padanya. Kali ini Junsu membacanya dalam hati.

"Karena ada yang harus aku beritahu khusus untuk Junsu Hyung.

Junsu hyung, kau tahu DVD yang ku berikan, bukan? Disitu aku tidak merekam semua yang dilakukan Siwon hyung dari awal. Melainkan aku hanya merekam bagian penting yang harus ku beritahu padamu.

Siwon hyung.. dia sudah memiliki pacar di sini (Amerika). Awalnya aku tidak percaya akan hal itu. Tapi semua bukti yang kupunya mengharuskanku mempercayai itu semua.

Sebenarnya aku tidak ingin memberitahu hal ini kepada kalian. Tapi, kalian berhak tahu tentang hal ini.

Tolong jaga emosimu dan Jaejoong hyung ketika melihat isi dari DVD itu.

Tolong jaga ketenanganmu supaya bisa mengatasi amarah Jaejoong hyung nanti.

Sekian, Lee Gikwang"

Junsu menutup suratnya, kemudian memandang Jaejoong dengan tatapan sedih.

"Apa yang dibicarakannya Junsu-ah?" tanya Jaejoong.

Junsu tidak menjawabnya. Melainkan ia berjalan mengambil DVD yang tergeletak di lantai dan menyalakan DVD player.

"Sebentar lagi kau akan tahu, hyung." Junsu menekan tombol play.

Tak lama kemudian muncul lah gambar seseorang. Ya, dia Lee Gikwang.

"Jaejoong hyung. Maaf.. sekali lagi maaf.. aku tidak bemaksud merusak hubunganmu dengan Siwon hyung. Tapi aku merasa wajib memberitahukan ini padamu".

Jaejoong mencengkram bantal yang ada di pelukannya. Menyembunyikan dagu dan mulutnya di balik bantal tersebut. Perasaannya akan Siwon mendadak menjadi tidak enak.

"Saya menemukan berbagai keanehan tentang Siwon hyung. Mulai putus komunikasinya denganmu hingga sosok perempuan yang dekat dengan Siwon hyung belakangan ini. Berikut ini adalah berbagai foto yang berhasil saya ambil tentang kedekatan mereka berdua."

Kemudian muncul lah satu per satu foto seorang Choi Siwon dengan kedekatannya bersama seorang gadis. Mata Jaejoong terbelalak. Hatinya sakit bagai di sayat-sayat. Matanya mulai berkaca-kaca. Junsu yang melihat itu hanya bisa memeluk raga rapuh seorang Kim Jaejoong dari samping. Dia ingin mengatakan "Tenanglah, hyung. semuanya akan baik-baik saja" . tapi dia sadar, tidak ada yang 'baik-baik saja' saat ini.

"Si..won.." Gumam Jaejoong. Air matanya mulai keluar.

Setelah beberapa foto , Gikwang muncul kembali.

"Foto itu kuambil diam-diam, Jae hyung. andai saja ia tahu kalau aku mengambil fotonya, maka ia akan sangat marah.

Yang ke dua. Maaf jika tampilan berikut ini membuat anda sakit hati."

Lalu tertayangkanlah foto Siwon dan yeoja yang berada dengannya di foto-foto tadi. Sang yeoja –sang mempelai perempuan- mengenakan baju terusan putih yang panjang, sedangkan Siwon memakai jas putih dengan dalaman hitam, dengan bunga mawar merah menghiasi dada kanannya.

"MWO? S-Siwon hyung.. m-me..ni..kah..?" kaget Junsu

Kemudian terlihatlah adegan saat Siwon menyematkan cincin ke jari manis sang mempelai wanita. Begitu juga sebaliknya. Dan adegan terakhir, Siwon mencium istrinya itu tepat di bibirnya.

Jaejoong semakin larut dalam tangisnya. Ia tidak percaya jika Siwon akan melupakannya begitu cepat. Tayangan ini bagaikan ilusi belaka baginya. Tapi tidak.. ini bukan ilusi.. melainkan suatu kenyataan..

Dan setelah video pernikahan tersebut, akhirnya Gikwang muncul kembali.

"Dan ini adalah video terakhir. Video ini saya dapat menggunakan kamera CCTV yang sengaja saya pasang di kamar Siwon hyung. Saya mengucapkan maaf sebesar-besarnya kepadamu, hyungdeul. Selamat tinggal."

Video kali ini lebih menghancurkan diri Jaejoong . kali ini Jantungnya terasa hancur berkeping-keping. Air mata semakin membasahi pipinya yang kini berarna kemerahan menahan amarah.

Video yang terakhir adalah.. *Jak tarik nafas dulu* Siwon berhubungan badan dengan yeoja yang bersamanya di pelaminan tadi..

"Wonnie, kau mencintaiku kan?" tanya wanita itu

Jaejoong sedikit berharap kalau Siwon akan berkata "Tidak. Aku masih mencintai kekasihku yang lama" . Tapi,,

"Ne. aku sangat mencintaimu, ###-ah " Siwon mengecup bibir yeojanya itu dengan penuh hasrat.

Satu jawaban itu membuat Jaejoong mendadak lemas.

"Lalu, kudengar kau menghamili mantan pacarmu. Bagaimana dengannya? Apa kau masih mencintainya?"

Siwon terdiam sejenak. "Tentu tidak, sayang~ dia sudah ku anggap sebagai seonggok sampah yang tidak berguna lagi. "

Jawaban terakhir Siwon membuat Jaejoong hampir kehilangan detak jantungnya. Ia merasakan sakit yang teramat sangat di dada sebelah kirinya.

"S-Si..Won.. Aku.. mem..ben..ci..mu.." dan setelah mengatakan itu, tubuh Jaejoong jatuh berbaring karena pingsan.

Junsu mengembuskan nafas dan mengusap air mata yang jatuh di pipinya. Sudah dia duga jadinya akan seperti ini.

Penantianmu sia-sia, Jaejoong hyung..

- Author Pov End -

.

.

.

TBC

.

.

FF yang lama belum kelar, sudah bikin FF baru. Hehe. Jangan marah ya ^^v

Sebenarnya aku bingung tentang tokoh 'Siwon' di atas.

Pengen ku ganti Yunho, tapi aku gak mau. Aku gak tega lihat dia harus mainin peran sejahat itu.

Pengen ku ganti Yoochun, lah, nanti Junsu sama siapa? Sama ane? Boleh *digeplak*

Sebenernya Jak bikin FF itu cuma mau mastiin, Jak cocok jadi penulis gak?

Tapi kayaknya nggak deh. Ketara dari FF Jak yang jelek banget. Yang gak suka tolong bilang ya. Tapi jangan nge-bash pemain yang main di FFnya Jak. ^^

Jak ketawa ngetik tulisan SIWON di atas. soalnya kata temenku, SIWON itu kepanjangan dari suSI raWON . Hahaha. Mianhae Siwonest ^^v

Kira-kira ada gak ya yang ngarepin lanjutan Fict aneh ini?

'krik krik'

ONKEY lah. sekian dari aku, kapan-kapan kita berjumpa lagi(?)

Dadaaah..

.

.

.

Oh iya.

Boleh minta review? ^^