Author: Sacha Changmin Luph(FB)/ Cha2

Title: Appa, Please..

Genre: Humor, Romance

Rate: T

Main Pair: YunJae

Pair: MinKyu and other

Cast: DBSK, SUJU, Youngsaeng(SS501), Jungmin(SS501) and other

Disclaimer: The story is mine and always be mine! (:p)

Warning: Typo's, OOC, GenderSwitch FanFic!

Summary: menghadapi appa dan umma yang super protektif gimana? dari apa yang aku lakukan, sampai jodoh di atur.. sampai kini aku punya suami, aku masih di atur.. sampai tidur seranjang dengan suami ku pun di atur!


Preview

Satu jam telah terlewat. Belum ada tanda-tanda Jaejoong selesai dirias. Padahal mereka harus sudah tiba digereja tiga puluh menit lagi. Changmin yang memang sejak tadi tidak sabaran, langsung memasuki ruang rias. Diikuti Kyuhyun tentunya. Saat mereka masuk, ekspresi mereka tercengang. Betapa cantiknya Jaejoong saat ini. Setengah dari rambut hitam panjangnya dinaikkan keatas sehingga setengahnya lagi dibiarkan terurai kebawah hingga pundaknya. Make up berwarna natural mempoles wajah Jaejoong yang memang sudah cantik dari awalnya. Lipstick pink muda dengan sentuhan lipgloss berkelip dibibirnya membuat kesan wajahnya sangat cantik.

"Kau sangat cantik, Jae. Andai aku yang menikahimu saat ini,".

Chapter 10

Seorang namja mendekati tempat Jaejoong duduk. "Gyaa! Siwonniee~ Neomu bogoshipo!" Jaejoong langsung berdiri dan memeluk namja dihadapannya. Siwon terkekeh dan mencubit pipi sahabatnya itu. "Kau ini sudah mau menikah, tapi sikapmu tidak pernah berubah, yah?" ujar Siwon. Jaejoong mengembungkan pipinya lalu menginjak sebelah kaki Siwon. "Aw! Yakk, tidak sopan menginjak kaki kakak iparmu!" Siwon mengaduh. Jaejoong menjulurkan lidahnya untuk mengejek Siwon. Kakak ipar? Yah, bukan rahasia lagi bahwa Siwon adalah Hyung dari Yunho. Tepatnya anak dari hyungnya Yoochun, appa Yunho.

"Sudah..sudah. Ayo, kita cepat berangkat. Kita harus tiba digereja lima belas menit dari sekarang," kyuhyun memperingatkan. Keduanya mengangguk lalu mengikuti langkah Changmin dan Kyuhyun.

~*~*~Appa, Please..~*~*~

"Umma, apakah Jaejoong belum datang juga?" Tanya Yunho untuk yang kesekian kalinya. Yoochun menghela nafasnya. "Bisakah kau bersabar? Pengantinmu tidak akan kabur," sindirnya. Yunho memulai aksi aegyo gagalnya. "Aku 'kan hanya rindu pada Jaejoong. Ini gara-gara kalian yang melarang kami bertemu selama seminggu," ujarnya membela diri. Yah, tidak bisa dibilang membela diri juga, lebih tepatnya mencari alasan karena tidak mau disalahkan.

Yunho kembali menunggu. Berjalan kesana kemari menunggu calon istrinya kelak. "Yo, Yunho!" Seseorang menepuk pundaknya keras hingga ia sedikit merintih. "Aissh, mwoya?" Tanyanya kesal. Sedangkan orang yang menepuk itu terkekeh. "Tidak baik orang yang mau menikah terus-terusan mengomel. Pengantinmu sudah datang, cepat bersiap!" Siwon, orang itu, menarik tangan Yunho dengan tidak berperasaan. Bagaimana tidak? Hey, bahkan tamu-tamu undangan dapat melihat sikap keduanya. Siwon seperti sedang menyeret anak kecil yang berniat kabur karena takut disuntik.

Suasana gereja kembali hening ketika acara akan dimulai. Yunho dan Jaejoong berjalan beriringan melewati tamu demi tamu. Didepan keduanya terdapat dua anak kecil yang kini tengah asyik menebar kelopak bunga berbagai warna. Tepat didepan pastur, kedua sejoli ini berhenti. Mereka saling menatap. Betapa bahagianya Yunho hari ini. Yeoja yang ia cintai kini akan menyandang marganya. Nyonya Park. Memiliki banyak anak, dan hidup bahagia selamanya. Oh, mengapa Yunho selalu saja percaya diri? Padahal bayangannya itu terancam punah dengan seseorang yang kini menangis hebat dideretan bangku paling depan. Meratapi nasib putri satu-satunya yang akan menjadi milik Park mesum, panggilan yang dibuatnya.

"Kini acara pernikahan antara Park Yunho dengan Shim Jaejoong akan dimulai," pastur memulai ucapannya. "Mempelai pria, Park Yunho, apakah anda bersedia menerima Shim Jaejoong menjadi istri anda? Saat suka maupun duka, saat senang maupun susah?" Suasana hening menunggu Yunho memulai jawabannya. Yunho melirik Jaejoong yang berada disebelahnya. Ia tersenyum lembut kearah yeoja itu. "Ya, saya bersedia," jawabnya mantap. Kini pastur itu menghadap kearah Jaejoong. "Mempelai wanita, Shim Jaejoong, apakah anda bersedia menerima Park Yunho menjadi suami anda? Saat suka maupun duka, saat senang maupun susah?" Tanyanya ulang. Jaejoong sempat terdiam. Ia berpikir sesaat. 'Mianhae, appa, umma,' ujarnya dalam hati. "Ya, saya bersedia," setetes air mata keluar dari mata Jaejoong. Bukan, ia bukan terpaksa menikah dengan Yunho. Ia terlalu mencintai Yunho, sampai-sampai ia harus rela berjauhan dengan orangtuanya nantinya.

"Dengan ini saya mengesahkan pernikahan kalian dihadapan Tuhan dan juga para tamu. Mempelai pria boleh mencium mempelai wanitanya sekarang," Yunho memegang tangan Jaejoong. Menariknya pelan dengan sebelah tangan, dan sebelah tangannya lagi membuka tudung yang menutupi wajah istrinya kini. "Kau sungguh cantik, Jae. Aku beruntung bisa menikah denganmu," setelah kalimat itu terucap, Yunho mencium bibir Jaejoong dengan lembut. Mengecapnya sesaat sebelum ia melepas tautan bibir mereka. Wajah Jaejoong memerah. "Nado, yeobo~".

~*~*~Appa, Please..~*~*~

"Wahh, chukhae~ chukhae~," ucap Siwon pada Yunho dan Jaejoong setelah semuanya berkumpul diruang tamu. Siwon tiada henti memberi selamat pada adik sepupunya itu dan menggoda iparnya. "Gomawo Siwon~ah. Segeralah menyusul kami. Kau tidak kasihan dengan Kibum yang melajang terus?" Sindir Yunho. Sedangkan yang disindir malah menjitak kepala Yunho lalu menggerutu pelan. Orang-orang yang berada diruangan itu tertawa melihat ekspresi Siwon. Yah, kecuali satu orang. Changmin. Ia kini tengah sibuk melihat beberapa rincian rumah yang akan disewakan.

"Wah, Min appa memang yang terbaik! Appa pasti sedang memilihkan rumah untuk kami nantinya 'kan?" Tanya Yunho dengan pedenya. Changmin melirik malas pada Yunho lalu menggeleng. "Aku sedang memilih rumah yang akan KITA tempati," jelasnya dengan menekankan kata 'kita'. Yunho menelah liurnya bulat-bulat. Kenapa firasatnya jadi tidak enak? Kita? Berarti... "Kita semua akan tinggal dalam satu atap. Keluargamu, keluargaku. SEMUA," putusnya telak. Yunho berniat protes awalnya, tapi nyalinya ciut saat melihat deathglare yang Changmin tujukan padanya. Jaejoong dan Kyuhyun? Mereka hanya bisa geleng-geleng kepala melihat tingkah Changmin. Juga menertawakan ekspresi pasrah Yunho.

"Appa, aku ingin rumah yang memiliki dapur yang luas!" Pinta Jaejoong. Mendengar kata dapur, Junsu dan Kyuhyun mengangguk-angguk cepat. Changmin dan Yoochun tertawa kecil lalu meng-iya-kan permintaan mereka. "Kalau aku ingin kamar yang kedap suara, agar saat aku dan Jae-. Arggh, appo!" Yunho menghentikan kata-katanya saat Changmin tiba-tiba menarik telinganya. "Agar apa, huh? Kau mau apakan putriku?!" Tanyanya protektif. "Yah, membuat cucu untuk appa dan umma-lah," Yunho membentuk tangannya menjadi tanda 'V' lalu kabur setelah Changmin meraih sapu yang berada didekatnya dan mengejar Yunho. "Berhenti kau menantu mesum!" Kembali. Orang yang terdapat diruangan itu kembali tertawa akibat sikap menantu dan mertua itu.

"Akh, ya, umma! Bagaimana caranya cepat hamil?" Tanya Jaejoong pada Kyuhyun dan Junsu. Yoochun langsung menyemburkan tehnya yang baru akan ditelannya. Sedangkan yang ditanya menatap wajah antusias Jaejoong dengan cengo. Hey, ia baru saja menikah. Kenapa terburu-buru sekali ingin memiliki anak? "Err, kenapa kau menanyakan itu, chagi?" Tanya Kyuhyun sambil mengelus kepala putrinya dengan lembut. Jaejoong mengerucutkan bibirnya. "Aku dan Yunnie pernah berjanji akan memiliki banyak anak. Pasti lucu jika umma dan appa segera memiliki cucu," jawab Jaejoong. Kepalanya dipenuhi bayangan banyak anak kecil dirumah mereka yang sedang bermain. Kyuhyun dan Junsu berpandangan. Mereka terkekeh lalu membisikkan sesuatu ditelinga Jaejoong. 'Kalian bisa membuatnya saat bulan madu nanti, chagi. Good luck!' Ujar kedua yeoja paru baya tersebut. Mereka berdua melanjutkan obrolan- akh, atau khayalan mereka tepatnya.

Bukankah mereka merupakan keluarga bahagia? Tapi ingat! Ini dunia nyata, walaupun selalu bahagia, belum tentu masalah tidak akan datang. Bukan begitu Park Yunho?

Jam sudah menunjukkan pukul sembilan malam saat ini. Sudah waktunya sepasang pengantin baru itu berkumpul dalam satu kamar untuk yang pertama kalinya. 'Malam pertama' jika orang-orang bilang. Malam yang sangat ditunggu-tunggu oleh Yunho, seharusnya. Tapi lihatlah wajahnya sekarang. Jika ada seseorang melihat wajahnya saat ini, ia tidak akan mengira kalau Yunho baru saja menikah. Kening muda itu mengerut, sedangkan mulutnya terus saja mengucapkan kata kutukan yang ia tujukan untuk appa mertuanya. Bagaimana ia tidak menggerutu? Lihatlah keadaannya. Dimana-mana kasur yang dipakai sepasang suami istri itu adalah kasur ukuran king size. Sedangkan ia? Changmin, selaku appa mertuanya yang paling baik itu malah memberinya kasur tingkat berukuran single bed! Dan dengan senyum yang dipaksakan, Changmin berkata padanya, "Ini kasur khusus yang aku pilihkan untuk kalian. Jae tidur dikasur atas, dan Yunho tidur dikasur bawah,". Perfect! Yunho mengerang kesal, mengacak-acak rambutnya dengan kasar. Sepertinya ia butuh mendinginkan kepalanya. "Aku ingin mandi dulu," Jaejoong dan Yunho saling menatap saat keduanya mengucapkan kalimat yang sama. Sebuah bohlam menyala diatas kepala Yunho. Ia menyeringai dalam hati. Jika ia memang tidak bisa melakukan 'itu' dikasur, bukan berarti mereka tidak bisa melakukan 'itu' ditempat lain 'kan? Oh, Park Yunho, kau sungguh jenius!

"Akh, Jae, bagaimana kalau kita mandi berdua? Aku akan memberikan hadiah special untukmu didalam nanti," ujarnya setengah merayu. Mendengar kata 'hadiah', Jaejoong mengangguk-angguk semangat. Mengerjap-ngerjapkan matanya polos saat Yunho mulai menariknya kedalam kamar mandi. Setelah itu? Oh, jangan rusak moment malam pertama mereka. Karena hanya mereka dan Tuhan yang akan tahu. Karena malam ini akan jadi malam yang paling panjang dan paling bersejarah untuk mereka berdua.

Sedangkan dikamar sebelah, Changmin berguling-guling tidak nyaman dikasurnya. Ia sungguh mendengar suara rintihan-kalau tidak ingin disebut desahan- putrinya. Lalu mengapa ia tidak menghampiri Jaejoong, dan membuat Yunho babak belur dengan pukulan-pukulan mautnya seperti biasa? Jika kalian ingin tahu, tanyakan hal itu pada Kyuhyun. Istri tercintanya itu dengan tersenyum berkata, "Aku ingin segera mendapatkan cucu! Jika kau menggagalkan usaha Yunho, jangan harap kau bisa mendekat atau menyentuhku selamanya!" Kyuhyun mengancamnya! Bagaimana bisa ia tidak menyentuh ataupun mendekat pada istrinya tersebut? Akh, sepertinya Changmin memang harus merelakan putrinya malam ini. Daripada ia tidak mendapat 'nafkah' dari Kyuhyun?

Pagi hari sudah menjemput. Dengan perlahan Jaejoong menuruni kasur tingkatnya dan membangunkan Yunho. Melaksanakan tugas pertamanya sebagai istri. "Yun, bangunlah. Sudah pagi," ucapnya. Yunho mengerang kesal saat tidurnya merasa terganggu. Kedua matanya membuka dan menutup untuk beberapa menit sebelum ia melihat wajah istri barunya. Ia tersenyum lalu menarik tangan Jaejoong sehingga tubuh kecil itu menimpa tubuh kekarnya. "Sebentar saja. Kau tahu 'kan kalau sudah keluar kamar, aku akan sulit berdekatan denganmu?" Jaejoong mengangguk. Merasa bersalah juga sih. Appanya terlalu protektif. Walau ia tahu itu demi kebaikkannya.

"Mau sampai kapan kau akan memeluk putriku, eh, Park pervert?" Ujar seseorang didepan pintu. Siapa lagi kalau bukan Changmin? Dengan bermodal gulungan koran yang sudah selesai ia baca, ia berjalan kearah keduanya. Menarik Jaejoong dan- Akh, perlukah aku menceritakannya? Baiklah, baiklah. Setelah ia menarik Jaejoong, ia memukul-mukulkan gulungan koran tersebut kearah menantunya dan berlanjut dengan adegan kejar-kejaran antar mertua-menantu itu.

~*~*~Appa, Please..~*~*~

Tak terasa usia pernikahan Yunho dan Jaejoong sudah menginjak lima belas bulan. Dan hari ini hari yang paling membahagiakan dan juga membuat mereka sedih. Kenapa? Yunho baru saja pulang sehabis menemani Jaejoong dari dokter kandungan. Jaejoong dinyatakan positif hamil tiga bulan. Berita itu menyebar dengan cepat dan membuat para orangtua bahagia. Jaejoong tersenyum kecut melihat semuanya bahagia dihadapannya. Bukan ia tidak bahagia atas kehamilannya. Tapi kata-kata dokter tadi masih terngiang-ngiang dikepalanya. "Kandungan anda sedikit bermasalah Jaejoong-sshi. Ada kemungkinan ini merupakan kehamilan pertama dan juga terakhir untuk anda. Karena kemungkinan untuk anda dapat hamil lagi sangat kecil," itu ucapan dokter yang membuat impiannya mempunyai banyak anak hancur seketika. Ingin sekali rasanya ia memeluk umma dan appanya dan menangis sepuasnya seperti biasa. Tapi ia tidak bisa.

Sebuah tangan menyentuh bahu Jaejoong. Yunho tersenyum kearah Jaejoong lalu memeluknya. Membisikkan kalimat yang membuatnya kembali semangat. "Aku bersyukur memiliki kesempatan untuk mempunyai anak darimu. Karena sekalipun aku tidak memiliki kesempatan itu, aku akan tetap mencintaimu. Saranghae, nae anae," Yunho mengecup kening istrinya dengan lembut. Membelai pipi putih Jaejoong sebelum bergabung dengan yang lainnya.

"Akh, ya, cucuku ini bergender apa, Jae?" Tanya Junsu. Mengelus perut Jaejoong yang sudah terlihat sedikit membuncit. "Kembar, umma. Yeoja dan namja. Akh, aku tidak sabar menunggu kelahiran mereka kedunia," jawab Jaejoong sambil mengikuti umma mertuanya untuk mengelus perutnya. Kyuhyun dan Junsu saling berpandangan lalu tersenyum kearah suami masing-masing. Akh, smirk lebih tepatnya. Sedangkan Changmin dan Yoochun seakan mengerti, mengeluarkan black card dari dalam dompetnya lalu memberikannya kepada istri-istri mereka. Yah, apalagi kalau bukan belanja? Kyuhyun dan Junsu begitu senang dengan berita kehamilan Jaejoong. Apalagi paket komplit yang akan dilahirkan. Kedua calon halmoni itu jadi tidak sabar untuk membeli baju-baju mungil dan peralatannya untuk cucunya yang akan segera hadir.

"Khajja, Jaejoongie~" dengan bersemangat, Kyuhyun dan Junsu mengapit tangan Jaejoong kiri kanan lalu pergi berbelanja.

Kini tinggalah tiga orang suami yang menunggu istrinya dirumah. Yoochun sedang mengelap kamera digital yang baru ia beli dua hari yang lalu. Sedangkan Changmin dan yunho duduk bersampingan sambil mengobrol. Eh? Tumben kedua menantu dan mertua ini tidak bertengkar atau kejar-kejaran? "Jelaskan padaku apa yang terjadi pada Jae," ucap Changmin. Yunho menaikkan sebelah alisnya. Memang apa yang terjadi pada istrinya itu? "Jangan memasang wajah pabo mu itu. Aku tahu sesuatu telah terjadi. Aku mengenal anakku dari lahir, dan aku tahu sesuatu terjadi dari ekspresi wajahnya," ucapnya lagi. Yunho meringis saat sebuah tangan menjitak kepalanya. "Benar. Jelaskan pada kami, Yunho," Yoochun duduk disebelah Yunho. Sedangkan yang dipandang menghela nafasnya. Sepertinya memang harus diceritakan.

"Dokter mengatakan kalau Jaejoong sulit hamil. Dan kemungkinan kehamilannya sekarang adalah kehamilan pertama dan juga terakhir. Dokter juga mengatakan, ini kemungkinan karena..penyakit turunan," setelah selesai menjelaskan, Yunho melirik kearah Changmin. Takut kalau ucapannya menyakiti hati mertuanya. Changmin terdiam. Ia sangat tahu kalau anaknya ingin memiliki banyak anak. Lalu Jaejoong divonis ini adalah kehamilan pertama dan terakhirnya? Pasti Jaejoong sangat kecewa. Entah ia harus menyalahkan siapa. Menyalahkan Kyuhyun? Itu tidak akan mungkin ia lakukan. Ia tahu betul perjuangan Kyuhyun melahirkan Jaejoong. Lalu menyalahkan dirinya? Itu sama saja secara tidak langsung ia mengatakan menyesal menikah dengan Kyuhyun. Dan ia berani bersumpah, ia tidak pernah sekalipun berpikir menyesal menikahi Kyuhyun. "Min-"

"Kumohon, jangan sampai Kyuhyun mengetahui hal ini. Ia pasti akan menyalahkan dirinya sendiri," pinta Changmin. Yunho tersenyum. "Pada awalnya aku dan Jae juga berniat untuk tidak memberi tahu kalian semua. Ia tidak ingin Kyu umma tahu dan sedih," kata Yunho. Ia tahu persis perkataan Jaejoong beberapa saat sebelum mereka memasuki rumah. "Jangan beritahu mereka yah, Yun. Aku tidak mau jika Kyu umma tahu. Hiks, umma pasti akan merasa sangat bersalah," itu yang Jaejoong ucapkan. Menangis pula. Bagaimana Yunho bisa menolak keinginan istrinya kalau begitu? "Lagipula ini adalah takdir yang harus kita jalani bersama. Menyesal juga tidak guna. Bukankah Jaejoong sudah memiliki paket lengkap untuk calon anaknya?" Ucap Yoochun bijak. Sambil sedikit bergurau untuk mencairkan suasana. Ketiga namja itu tersenyum. Yah, setidaknya harapan Jaejoong memiliki anak terkabul.

_TBC_

A/n: Annyeong Readerdeul^^ masih inget sama fic ini? *R: nggaaakk!* hemm aku terlalu lama larut dalam WB, jadi lupa kalo harus upload FF ini ._. mianhae~ :( oh ya, lebaran udah tiba~ aku mau ngucapin banyak maaf jika ada kesalahan yang aku perbuat ke kalian secara sengaja atau ga sengaja.. akh, aku juga mau bilang terima kasih banyak yang udah nyempetin baca dan review FF aku selama ini~ X3 SARANGHAE readerdeul :**

Big Thanks for::(LogIn)

jeje100607, MaxAberu, Jaehan Kim Yunjae, redrose1013, Yeobojj, AngelFishy, SeoWoo1803, choo5002, Jihee46, Kim Ji Hee, Kira is Choi Dabin Naepoppo, audrey musaena, desi2121, meirah.1111, lipminnie, qyukey, irengiovanny, kucing liar, Aoi Ko Mamoru, Je-Yoo menantu Yunjae, kyu501lover, YunHolic, Himawari Ezuki, I was a Dreamer, J-Twice, yoonjaepark, Nina317Elf, ,

Balesan Review Chap9::(Non LogIn)

SimYJs::nee, ini udah dilanjut kok^^ gomawo ne~

rikha-chan::kkkk ~ nee, semoga Jaemma dilindungi dari Yunppa XD hehehe gomawoo^^

Chichangmin::wahh gomawo nee udah ngikutin FF ini dari awal X3 smoga chap ini ga mengecewakan!

Yzj84::ne, tralu lama update aku nya :( mianhaeyo~ aku usahain cepet dehh^^ gomawoyoo^^

HIME-CHAN::nee ini udah update kok chingu^^ gomawo nee~

Caca:: seru kah? XD gomawo nee~

claudi::udah lanjut nih^^ omawo~

HunHan Forever::jinjjayo? huwaa gomawo chinguyaaa ^o^ hehehehe

_The last, please leave some review for me please?^^_