Siwon menaruh hati pada Sungmin.

Sooyoung tahu itu. Bahkan sebelum 2 namja itu bertemu secara langsung. Lewat selembar foto dirinya dan Sungmin yang ia kirimkan pada Siwon 3 tahun yang lalu, perhatian kakaknya sudah teralih.

Dia juga tidak pernah mempermasalahkan itu, ia mendukungnya. Bahkan ia juga yang mempromosikan universitas Siwon kepada Sungmin ketika mengetahui pemuda itu akan kembali bersekolah di Korea. Bahkan dia juga yang membujuk Sungmin untuk menerima ajakan Heechul untuk bergabung dalam band. Semua itu hanya untuk membuat kedua pria yang disayanginya dapat bersama.

Namun, semua itu hancur ketika Sungmin menceritakan mengenai pernikahannya, dan saat itu segalanya hancur. Dia menangis. Sungguh, dia menangis setelah pesan itu mampir di smart phonenya. Dia seperti sudah dapat merasakan perasaan Siwon saat itu. Bagaimanapun ia tahu, betapa Oppanya sudah jatuh terlalu dalam kepada sahabatnya itu.

Dan kini didepan matanya, ia melihat Siwon tertududuk di ruang tamu dengan penampilan yang berantakan.

Tapi bukan itu yang membuat hati Sooyoung teriris, namun air mata yang mengalir dalam diamnya laki-laki itu. Dan saat itu juga, ia memeluk kakak satu-satunya itu.

"Kau sudah tahukan?" Suara serak itu membuat Sooyoung semakin memperat pelukannya. Ia tidak mengeluarkan sepatah katapun, karena ia tahu,

Siwon sudah tahu semuanya.

MY BAD HUSBAND

Disclaimer:

Semua Cast hanya milik Tuhan.

Rated: T

Genre : Romance; Humor;Drama

WARNING! INI YAOI/BL…. Penggunaan EYD yang seenaknya, kata-kata abal dan sebagainya . So, don't like? DON'T READ! Okey?. Sekali lagi. Tidak suka Pair ataupun sesuatu dari fanfic ini, silahkan jangan meneruskan membacanya! Silahkan tinggalkan halaman ini! Jangan merusak mata anda jika anda tidak menyukainya.

Chater 8

.

Ryeowook berpikir ia mulai gila.

Di saat jam sudah menunjukkan jam 21.30, ia masih duduk di pinggir kolam taman. Udara yang begitu dingin bahkan tidak membuatnya beranjak pergi. Dan itu semua karena seorang namja aneh yang membuat duduk terpaku disampingnya.

"Dingin?"

Namja mungil itu menghela napas pelan, yaah, ia sudah tahu namja ini super aneeh, tapi ternyata ia juga bodoh, mempertanyakan pertanyaan yang jawabannya sudah pasti. Tidakkah ia melihat dari tadi dirinya sering menggosongkan kedua telapak tangannya demi memastikan kedua tangannya tidak dalam keadaan beku?.

Wookie melirik Yesung yang sepertinya kebingungan disampingnya, "Aku masih belum bisa kembali kerumah" desisnya pelan, "Aku tidak mau kau kedinginan, tapi…aku juga tidak mau kau pergi".

DEG…

Aish… Wookie memakin pelan, dalam hati tentu. "A…Aku akan tetap menemanimu kok", dengan cepat ia menolehkan wajahnya kearah lain, panas dipipinya sudah dapat dipastikan membuat wajahnya memerah, dan itu sangat memalukan.

Yesung tersenyum senang, tapi ia tidak bisa membuat namja disampingnya terus menerus merasa kedinginan.

Grep…

"A..Apa yang kau lakukan?", tangan yang melingkari tubuhnya dari samping, tubuh yang membuat dirinya bersandar itu, bahkan napas yang terasa begitu dekat itu membuat tubuhnya terbakar.

"Menghangatkanmu".

Shit! Bibir yang berada dekat dengan telinganya itu kini mengeluarkan suara yang membuatnya semakin gerah. Sungguh ini bukan menghangatkan lagi, tapi sudah membuatnya mendidih.

Deg…

Deg…

Deg…

Yeah, oke jantung, ku mohon jangan membuat Wookie semakin mendidih dengan detakkanmu yang begitu keras.

Deg…

Deg…

Deg..

Deg…

Bukan… Ryeowook terdiam. Itu bukan suara jantung saja.

Itu suara jantung Yesung?

'Kenapa jantungnya berdetak begitu keras juga?'

Getaran HandPhone di jaket Yesung membuat acara hangat-menghangatkan itu terhenti sejenak.

From: SungMin Ming.

Mianhae Hyung, sepertinya sepupuku akan menginap dirumahmu. Boleh? Dan lagi kenapa kau belum pulang?

Yesung menghela napas pelan.

"Wookie-ah".

"Nee?"

"Boleh aku menginap dirumahmu malam ini?"

HEEE!

…..

Sungguh, sekarang Ryeowook ingin menceburkan diri di kolam berenang belakang rumah dari pada harus melihat Umma dan Noonanya yang terus memberikan senyuman jahil padanya.

Hei! Apasalahnya mengajak seorang teman untuk menginap? Bukankah Donghae, ChangMin, ZhouMi dan Kyuhyun dulu sering melakukannya.

"Jadi… Sejak kapan kalian saling mengenal?"

WHAT! Serius?!

Pertanyaan macam apa itu? Kenapa Noonanya bertanya, seolah-olah kini ia tengah berhadapan dengan pacar adiknya!

"Baru berapa hari ini", Dan juga mengapa Yesung menjawabnya dengan aura serius… makin menambah kesan pelamaran saja -_-.

"Owww", TaeYoon dan Sang Umma kembali memasang senyum misterius, "Gerakan cepat yah", Bisik TaeYoon pada Sang Umma namun entah sengaja atau tidak, suara Yeoja yang sedang hamil itu begitu keras.

"Umma… Sekarang kami bisa kekamarku?", Berlama-lama dihadapan Kedua Yeoja didepan ini sungguh sangat berbahaya.

Dan kini senyuman misterius berubah menjadi seringai yang sangat menyebalkan, "Kenapa harus cepat-cepat. Tidak sabaran sekali", Ucap sang Umma.

"Ternyata Wookie Agresif~~~ Aw~", Tambah TaeYoon.

MWO!

Tolong jauhkan 2 Yeoja mesum ini sekarang!

-ThisIsLove-

"Waaaw… Yeaah!", DongHae terus berteriak-teriak gila sepanjang jalan, yang membuat EunHyuk ingin segera melemparkan sepatu kepada namja penggila Ikan itu.

"Berisik! Ini sudah jam 2 pagi, dan kau malah berteriak-teriak seperti itu!", Desis EunHyuk yang dihadapi DongHae dengan senyuman lebar.

"Aku terlalu senang! Sangat senang Hyung! Dance benar-benar menakjubkan", Kini namja berambut hitam itu mulai meliuk-liukkan tubuhnya, mengingat-ingat gerakan dance yang baru dipelajarinya itu.

"Ya..ya…", EunHyuk berujar malas, "Sebaiknya kau pikirkan sekolahmu besok, kau sudah mengerjakan tugasmu?"

"No Problem", DongHae tersenyum lebar, "Aku akan menconteknya dari ChangMin atau Kyuhyun. Ah, Kyuhyun tidak datang hari ini jadi mungkin tidak tahu tugas itu, Kemungkinan Cuma ChangMin, mengharapkan Wookie sama saja bohong,"Gumamnya.

EunHyuk mengernyit ketika mendengar nama yang ia kenal, "Kyuhyun? Cho Kyuhyun?"

"Ah! Kau mengenalnya Hyung?".

EunHyuk mengangguk ragu, "Yeah… begitulah".

"Cih!, bahkan Hyung yang manispun mengenalnya, Huuu… Aku iri" DongHae jadi mengingat sekarang temannya itu sudah berkeluarga dengan seorang namja yang imut dan manis.

"Oh yah, sebaiknya kau mengerjakan tugasmu sendiri saja. Karena aku tidak yakin, besok kau masih bisa bergerak".

….

From : Yesungie Hyung.

Aku akan menginap dirumah temanku malam ini. Yaah.. Tidak apa-apa aku tidak keberatan.

Sungmin terduduk dalam dian, Manik foxy itu memandang Kyuhyun yang terbaring lemas di tempat tidur akibat demam mampu mengejar Sungmin sampai di depan pintu apartemen, namja itu malah jatuh pingsan. Siapa juga yang tidak akan terkena demam, jika keluar dengan pakaian tipis seperti itu.

Dengan hati-hati sungmin mulai mengganti kompres di dahi kyuhyun, berharap itu akan membuat demamnya mereda. Dan setelah itu, ia kembali memandangi namja yang lebih muda darinya.

Sesak.

Apa yang terjadi beberapa hari ini membuat Sungmin sesak. Perjodohan, pernikahan, dan puncaknya adalah kenyataan yang harus ia terima hari ini.

Jemari lentik itu mulai mengusap sedikit air yang terjatuh didekat mata kyuhyun, sebelum mulai menari di permukaan wajah siswa SMA itu. Merasakan di setiap sentuhan di ujung jarinya, sebelum beranjak turun dan mulai menyentuh jemari Kyuhyun. Menggenggam tangan itu dengan penuh keyakinan.

Mungkin inikah saatnya ia membuat keputusan?

Ia tidak mau membuat namja ini semakin sulit dan tersakiti.

…..

Kyuhyun terdiam diatas tempat tidur, sedikit memperbaiki posisinya, ia memperhatikan kamar yang terasa asing baginya. Ia mengernyit, ini bukan kamarnya maupun sungmin.

Sungmin?

Ia terdiam, tanpa ragu ia langsung mendudukkan dirinya di tempat tidur membuat handuk kecil dikeningnya langsung terjatuh.

Handuk kecil?

Aaah… kalau dipikir sepertinya ia demam kemarin. Tapi kenapa sekarang tubuhnya terasa ringan? Bahkan rasa gelisah dan gerah yang dirasakannya kemarin menghilang tanpa jejak.

Apa yang terjadi kemarin? Tunggu, kemarin rasanya…?

BLUSH!

Wajah Kyuhyun memerah, mengulang adegan ciuman yang di lakukan Sungmin padanya.

Apa karena itu sakitnya hilang? Apa juga karena kemungkinan Sungmin yang menjaganya semalam?

Wajah Kyuhyun semakin memerah, dia bahkan menutup wajahnya dengan kedua tangannya karena merasa begitu malu dan senang.

"Kau sedang apa, kyu?", Kyuhyun tersentak kaget, dengan kaku ia menoleh ke arah pintu dan mendapati Sungmin yang sedang memakai celemek datang mendekatinya.

Oooh, Kyuhyun belum siap berhadapan dengan Sua-

Tangan putih yang berada di atas keningnya dan wajah Sungmin yang begitu dekat dengannya sepertinya menghentikan kinerja otak Kyuhyun.

"Suhumu sudah normal, Apakah kau masih merasa pusing?", tangan itu sudah diturunkan namun wajah yang masih begitu dengannya itu masih belum mampu membuat otaknya berfungsi, "Kyu?... Kyu?"

Sungmin mengernyit ketika melihat Kyuhyun yang hanya menatapnya dalam diam, tanpa sadar ia semakin mendekatkan wajahnya, bahkan tangan yang tadi turun kini menyentuh pipi kyuhyun, "Kyuhyun?"

"Ka…Kau terlalu dekat Hyung".

Ucapan tanpa sadar itu membuat keduanya terdiam. Secepat kilat Sungmin berdiri tegak, sedikit melangkah mundur membuat jarak antara mereka.

Ini memalukan bagi Sungmin dan begitu bodoh bagi Kyuhyun, kenapa ia harus menegurnya!, ini kesempatan tahu!.

Tapi ketika melihat wajah Sungmin yang menoleh darinya dia dapat melihat pipi itu..memerah?

"Se..sepertinya, kau sudah sembuh total Kyu" Sungmin membalikkan tubuhnya berniat pergi dari ruangan yang membuatnya seperti akan kayang ataupun salto belakang itu, "Err… a..aku sudah membuatkanmu bubur. Bagaimana kalau kita memakannya sebelum pulang kerumah?".

…...

Kyuhyun merasa aneh. Pagi ini terasa sangat aneh. Ketika sampai di rumah, yang ternyata baru ia sadari telah membuatnya kacau balau, Sungmin hanya merapikannya dalam diam. Bahkan dirinya yang berniat bertanggung jawab di tolak secara halus oleh Sungmin, ia bahkan di suruh untuk istirahat.

Namja bertubuh jangkung itu terduduk diam di tempat tidur. Mencoba menganalisa apa yang terjadi.

Tadi pagi sampai sekarang Sungmin terlihat begitu perhatian padanya. Apakah ini masih ada hubungannya dengan pertengakaran mereka kemarin? Apakah Sungmin merasa bersalah telah membuatnya jatuh sakit?

Terus apa arti ciuman panas yang diberikan Sungmin kemarin?

Jadi sekarang ia harus bersikap seperti apa?.

Begitu banyak pertanyaan dalam benak siswa SMA ini. Membuatnya cemas dan takut.

Apakah Sungmin akan meninggalkannya lagi? Tindakan apa yang harus dia lakukan untuk mencegah itu?

Tanpa sadar Kyuhyun meremas sprei dengan keras.

Tidak! Dia tidak bisa membiarkan itu! Tidak!

Oh Shit. Tidak melakukan apapun membuatnya berpikir bodoh! Kyuhyun melirik jam digital disamping tempat tidurnya. 07.30. Sepertinya ia masih bisa pergi kesekolah. Bertemu dengan teman-teman anehnya mungkin dapat menjernihkan pikirannya.

"Kau akan kesekolah Kyu? Bukankah sebaiknya kau beristirahat?" Sungmin menautkan kedua keningnya ketika melihat Kyuhyun turun kebawah dengan balutan seragam lengkap dan sebuah tas ransel di punggungnya. Dan yang semakin membuatnya tak suka adalah bagaimana Kyuhyun sedari tadi menolak menatapnya.

"A…Aku tidak apa Hyung. Tak lama lagi aku akan ujian akhir, tak mungkin membolos teruskan".

Tuh kan Aneh, bahkan saat berbicara ia tidak mau menatap mata Sungmin.

"baiklah… tapi, kau mau berangkat sepagi ini?"

Entah kenapa Sungmin merasakan perasaan kurang menyenangkan ketika Kyuhyun berjalan melewatinya tanpa melihat wajahnya.

"I—iya… Mungkin saja ada tugas jadi aku berangkat lebih pagi", Kyuhyun kembali melangkahkan kakinya, "A—aku berangkat Hyung".

Tunggu! Kenapa terasa ada yang kurang?

"Kyu!",SungMin membeku ketika ia berani memanggil Kyuhyun, membuat langkah namja itu kembali terhenti tepat didepan pintu keluar."A—anu… i—tu aa-ah… Ja—Jangan memaksakan diri.. Bu..Bukan! Ma..Maksud-Sudku.. I—itu… Aishhh!".

Arrrgh! Saking malunya SungMin ingin membenturkan kepalanya di meja kaca itu sekarang. Ia tidak tahu harus mengucapkan apa, tapi ia tahu ada yang kurang-apapun itu.

Senyuman atau kita bisa sebut seringai tercetak manis dibibir tebal Kyuhyun, tidakkah SungMin sadar, bahwa pipi chubby itu memerah?Seperti tadi pagi?

Apakah Sungmin mengkhawatirkannya?

Apakah perhatian Sungmin dari tadi karena ia mengkhawatirkannya?

Kyuhyun tidak tahu, tapi hatinya terasa begitu ringan.

"Hehehe".SungMin mengeryit ketika pendengarannya menangkap tawa kecil. "Ndee Hyung. Gomawo…dan… Saranghae~", Ujar Kyuhyun sebelum nekat berlari keluar dengan tubuh yang masih sedikit pusing, untung saja ia tidak menakbrak pintu rumah mereka.

Dan kini SungMin dapat mendengar tawa keras dari luar, tawa yang seakan-akan seperti melepas beban, dan tanpa sadar SungMin terkekeh kecil dan perlahan menjadi tawa yang lebih keras. Ia langsung merasa suasana aneh tadi langsung terpecah dan menghilang.

'Saranghae~', Perkataan Kyuhyun kini mengiang, membuat tawa SungMin terhenti. Entah mengapa mendengar itu membuat sesuatu yang ia rasa 'kurang' menjadi lenyap.

Apa ia sudah menjadi terbiasa dengan ucapan itu?

"Aisssh", SungMin mendesis pelan, "Buang pemikiran bodohmu itu Ch- Lee SungMin!".

SungMin menggigit bibirnya pelan, yah setidaknya tadi malam ia sudah memutuskan bukan?

-KyuMin-

Pagi ini ChangMin sengaja datang agak siang. Yah, menghindari serangan DongHae dan Wookie pada buku tugasnya, dan membiarkan Zhoumi menjadi korban.

Dengan santai ia memasuki kelas, dan- pemandangan didepannya sungguh berbeda dari apa yang ia pikirkan.

Zhoumi terlihat duduk tenang sambil memandangi langit biru. Hmm- ChangMin hapal betul kegiatan sohibnya itu. Kegiatan yang selalu dilakukannya jika sedang – hmm… Bahasa jaman sekarangnya sih

….GALAU.

Didepannya, Wookie tengah tertidur dengan pulasnya. Dan si playboy yang biasanya duduk disampingnya kini berada menjauh disudut kelas, duduk dikerumuni yeoja tentunya, namun jika biasanya ia akan melontarkan puji-pujian a.k.a Gombalan, kini sang Playboy bersantai di pijat oleh yeoja-yeoja.

Dan terakhir, Kyuhyun yang duduk di belakang ZhouMi tengah mengerjakan tugas dengan senyuman lebar! Oooww… Auranya sungguh bersinar, sangat menyilaukan! Membuat beberapa yeoja yang tengah memijat DongHae sesekali mencuri pandang pada Kyuhyun. Untuk kasus namja yang satu ini, ChangMin dapat menebak penyebabnya.

"Haai", ChangMin menyapa teman-temannya yang hanya mendapat alunan hening dari mereka. Ah tidak! Kyuhyun menoleh dan membalas sapaannya dengan ramah. Melihat hanya Kyuhyun yang merespon, membuat ChangMin menghapiri teman seperjuangannya itu.

"Apa yang terjadi?"

"Maksudmu?", Kyuhyun kembali melanjutkan kegiatan menulisnya.

"Kenapa DongHae dipijat seperti itu?", Tanya ChangMin lagi.

"Ooh… Katanya otot-ototnya keram dan sangat sakit, jadi para yeoja itu dengan senang hati memijatnya",Jawab Kyuhyun dengan suara nada yang begitu… errrm- Riang?.

"Lalu kenapa ZhouMi? Dan Wookie tertidur dikelas?"

"Katanya Wookie bergadang dengan alasan yang tidak jelas tadi malam, sedangkan ZhouMi, aku tidak tahu".

ChangMin mengangguk-angguk pelan, ia melirik ZhouMi yang masih stay memandang awan, kemudian melirik Kyuhyun yang masih setia menulis di buku yang bagian atasnya tertera nama… DongHae?, "Kyu… Bukankah itu buku DongHae?".

ChangMin memandang horror Kyuhyun yang tersenyum lebar nan tulus bak malaikat nyasar pada tubuh namja berjuluk EVIL itu, "Iya, Aku menuliskan tugas DongHae dan Ryeowook".

"Ke—Kena",ChangMin merasa lehernya terasa tercekik sekarang.

"Kitakan teman. Jadi harus saling membantukan".

TAMPAR AKU SEKARANG!

PLAK!

ZhouMi menoleh kesamping dan mendapatkan ChangMin tengah menampar pipinya sendiri beberapa kali! Mengabaikan temannya yang bertambah gila, namja cina itu kembali menatap awan kembali. Awan putih itu mengingatkannya pada seseorang…

Aaah… ia kembali GALAU.

Setelah pertengkaran semalam, ia belum berkomunikasi dengan namja Mochi itu, bahkan semalam, ia tidak mendengar Henry memainkan biolanya seperti malam-malam sebelumnya.

Tentu saja Namja berpipi tembem itu tengah merajuk padanya.

Ia tahu, ia kejam, melarang seseorang untuk menyukai orang lain. Tapi bukankah ini demi namja itu juga dan demi sahabatnya?.

"Haaah", ZhouMi menghela napas pelan. Kenapa harinya jadi menyedihkan kerana namja pipi bulat itu?

.

Suasana dalam ruangan club mereka terasa sepi, hanya ada Heechul yang sedang bermain ponsel dan SungMin yang baru saja datang.

"Kemana yang lainnya Hyung?", Tanya SungMin.

"Hannie sedang ada kuliah. Yesung dan Kuda belum datang", Ujarnya santai, kini ia memilih tidur-tiduran di sofa putih.

"Hmm", SungMin menggumam pelan, sebenarnya hari ini ia juga tidak ada mata kuliah, tapi karena merasa bosan, ia memilih untuk ke kampus.

Namja manis itu kini berada disudut ruangan dengan gitar pink kesayangannya, memainkan nada-nada yang sangat lembut, terlalu takut untuk bermain 'keras' karena melihat Hyung yang mengerikan a.k.a HeeChul tengah bersantai.

"Hallo~~~".

Perhatian kedua namja cantik dan manis itu terarah pada seorang namja yang berjalan sempoyongan sambil membawa aquarium mininya, yah siapa lagi kalau bukan Yesung.

"Ah! Hyung terima kasih untuk yang kemarin", Ujar SungMin yang ditanggapi Yesung dengan anggukan kecil.

Namja dengan kepala 'sedikit' besar itu langsung menjatuhkan dirinya pada sofa yang berada dihadapan HeeChul.

"Ya! Bukankah kau dan Hannie punya jadwal ujian?! Kenapa kau malah tidur disini!", Bentak Heechul.

"Aish… aku mengantuk Hyung. Semalaman aku tidak tidur", Jawab Yesung, kini namja itu semakin menyamankan tubuhnya pada sofa empuk itu.

"Eh… Bukankah kau semalam menginap dirumah temanmu, Hyung?".

Tidak ada jawaban dari Yesung, kelihatannya namja itu telah tertidur pulas membiarkan aquarium mininya yang tengah terbalik….

Heeeh!

"Bunny Boy… Cepat ambilkan kain pel atau lap… atau apapun itu!", Heechul berteriak histeris ketika air mulai membasahi single sofa tempat aquarium itu ditaruh.

Sofa mahal hasil rayuan-paksaannya- pada Siwon tidak boleh menjadi kotor!

Segala macam makian terus Heechul keluarkan pada namja yang sedang tertidur pulas. Bahkan ia sempat hampir melempar kura-kura malang milik Yesung keluar jendela dari lantai 3 ruang club mereka tapi untungnya SungMin langsung menyelamatkan binatang malang itu. Dan segera menaruhnya diatas lemari perlengkapan. Selanjutnya namja penyuka warna pink itu dengan sekuat tenaga mendorong sofa putih itu kedekat jendela, membiarkan sinar matahari lebih mengeringkannya.

"SungMin Hyung!".

Sebuah panggilan dari arah pintu membuat kegiatan Heechul dan SungMin terhenti.

"Ya! Kuda! Cepat bantu kami!", Teriak Heechul namun tidak membuat tatapan Siwon beralih dari SungMin.

Memar biru yang masih bertengker di pinggir sudut atas bibir Siwon membuat SungMin bersalah, ia mulai mendekatkan namun terhenti ketika Siwon berseru padanya.

"Tetaplah disitu Hyung. Kita harus membuat jarak", Siwon menarik napas pelan dengan penuh kemantapan ia menatap mata foxy itu, "Aku mencintaimu. Sangat mencintaimu Hyung.",Sebuah senyum lembut tercetak manis di wajah sang pewaris perusahaan Choi itu, "Aku tahu kau tidak akan menerimaku, aku mengatakan ini supaya perasaan ini tidak terus menekanku. Dan ku harap kita dapat menjadi teman seperti dulu setelah aku mengatakan ini."

SungMin membeku, matanya membulat sempurna menatap namja yang tengah tersenyum itu.

"Dan Sampai bertemu lagi Hyung"Setelah mengucapkannya, Siwon berlalu, dan SungMin dapat melihat SooYoung yang ternyata berada diluar mengikuti Siwon pergi setelah memberikan senyuman lebar padanya.

"A—Aku ke toilet dulu", SungMin langsung berlari keluar, sepertinya kejadian tadi masih membuatnya shock.

Heechul yang sedari tadi terdiam sambil memegang tangkai pel, hanya melongo.

"Cinta itu begitu merepotkan".

"Iya", Heechul bergumam pelan, merespon perkataan Yesung, "Eh! Ya! Ternyata kau Tidak Ti-! Grrrrr! Bangun! Jangan pura-pura tidur lagi! Kepala besarrr!"

-JOY-

Shock?

Namja jangkuk satu ini pun merasakannya. Hari ini serasa penuh kejutan untuknya. Dan sumber keterjutannya itu tidak jauh dari sosok bernama Cho Kyuhyun yang tiba-tiba bersikap baik, sangat. Dari mengerjakan tugas DongHae dan Wookie, sampai rela mengantri di kantin, dan terakhir ia malah mengantarkan DongHae dan Wookie ke rumah masing-masing-yang katanya namja dengan status sudah menikah itu juga yang menjemput mereka.

ChangMin mengelus pelan pipinya yang masih memar akibat tamparannya sendiri. Ia melirik kecil pada sahabat sesama jangkungnya yang sedari tadi melamun sambil berjalan keparkiran.

"Woi! Kau kenapa, Bro?".

"Ketika perasaan bersalah, karena keegoisan dan rasa memiliki di sertai dengan harga diri menjatuhi dirimu, membuatmu merasa tidak ada jalan yang benar ataupun terombang ambing seperti kau akan memilih sebuah Negara dalam sebuah pertandingan piala dunia, seperti pilihan antara membawa payung atau tidak karena ramalan cuaca yang begitu merepotkan. Itulah yang terjadi pada diriku".

Plak!

Tanpa sadar, hm- mungkin sangat sadar, Changmin melayangkan tamparan maut pada rambut merah bodoh sahabat lain negaranya ini, "Kalau Stress, stress saja sendiri! Jangan membuatku Gila dengan ucapan tidak nyambung nan jelasmu! Koala nyasar!"

Aaah… Akhirnya namja rakus itu bisa melepas sedikit rasa penatnya dengan berteriak.

Sedangkan Zhoumi hanya terdiam dan menundukkan kepalanya, dan itu membuat Changmin semakin yakin, ia perlu memberikan tapokan lagi- dan lagi.

Grep!...

EH?!

"Huwaaa! Hiks… Huweee!"

Changmin melotot penuh! Ketika Zhoumi memeluknya dengan erat sambil meraung seperti anak koala nyasar?

"Hikkksss…. Huweee… Aku galau Chang~~~Chang~~~ Hik! Tidakkah kau kasihan padaku!"

Grrrr! Rasanya perempatan jalan yang sudah dari tadi tercetak di kepala Changmin sudah menjadi hancur!

Dan apa-apan itu?! Chang~~~Chang~~~?! Bukankah ia sudah mewanti-wanti koala stress ini untuk tidak memanggilnya dengan panggilan menjijikkan itu?!

Oooh~ Hampir saja Monster Chang~~~Chang~~~ akan membanting tubuh dalam pelukannya itu sebelum mata hitamnya menangkap Seorang bocah (?) berbalut seragam SMA berdiri di depan gerbang menatapnya penuh dengan hawa membunuh(?)...

Hieeee~~~, rasanya rambut-rambut tengkuknya berdiri 180o .

Eh?, ChangMin melongo pelan, ketika melihat bocah yang ternyata sudah SMA itu melangkah pergi. "Mimi, apa kau mengenal siswa dari sekolah ….?"

Tangisan Zhoumi terhenti, bahkan kini pelukannya sudah terlepas, memperlihatkan wajah yang sangat berantakan. Namja berambut merah itu menatap ChangMin dengan penuh tanda Tanya.

"Aku melihat namja cina tengah menatap kita, dan aku tidak mengenalnya, mungkin saja itu kenalanmu".

"Apa dia berkulit putih bersih?"

Angguk.

"Berpipi Chubby? Bertubuh pendek?"

Angguk..angguk…

Greep!.. "Dimana DIA?!"

"Sudah pergi, dia pergi kearah sana, dan seper- Eh?" ChangMin melongo untuk kesekian kalinya ketika melihat Zhoumi yang tadi dihadapannya kini tengah hilang ditelan angin?

Haaah… ChangMin menghela napas pelan, sepertinya berada dikamar dengan segudang snack dan setumpuk kaset game terdengar mengasyikkan~~~


Kyuhyun memandang rumah itu dengan senyuman yang sangat lebar. Melihat dari keadaan pintu yang di kunci sepertinya Sungmin sedang pergi kuliah. Setelah mengganti baju dan memakan masakan yang sudah disiapkan Sungmin setelah dipanaskan, ia duduk manis di depan TV, menanti kedatangan SungMin.

Aaah, apa seharusnya ia menelponnya saja?

Segera ia mengambil smartPhonenya dan mencoba memanggil Sungmin, tapi yang ia dapati bahwa suaminya itu meng-nonaktifkan HPnya. Sedikit kecewa, ia memeriksa panggilannya mungkin ia bisa menghilangkan kebosanannya menunggu Sungmin.

Ahra-Noona.

Ah, ia seharusnya menghubungi kakaknya itu. Pasti ia cemas setelah kejadian kemarin.

"Hmm… ada apa Kyu?

"Tidak ada apa-apa Noona. Hanya ingin memberitahu, aku hmm- sepertinya sudah berbaikan dengan Minnie"

"Haa… Syukurlah. Kau tahu, kau membuat Noona pusing akan kejadian kemarin"

"Gomennee~~~ Semua baik-baik saja sekarang"

"Yah, ku harap kalian memulainya dengan baik. Apalagi Sungminnie sudah mengetahui mengenai awal mula perjodohan kalian"

"….."

"Kyu? Kau masih disana?"

"Tunggu… apa maksud Noona, tahu awal mula perjodohan. Noona tidak menceritakan padanyakan?"

"Sungminnie tidak membahasnya? Yah, aku menceritakan padanya. Apa itu masalah Kyu?"

"…..."

"Kyu? Apa itu masalah?"

"Ti…Tidak Noona. Tidak ada apa-apa. Ah, Sudah yah, dan sampaikan salamku pada hana. Bye"

Ini bohongkan?

Segala pemikiran dan pertanyaan yang tadi pagi sempat ia pikirkan kembali muncul dalam benak Kyuhyun. Namja itu memeluk kedua lututnya, menyembunyikan kepala disela kedua lutut miliknya. Mencoba menghilangkan pikiran negative yang tiba-tiba muncul sebagai jawaban pertanyaan-pertanyaan itu.

Apa perhatian Sungmin padanya hanya sebuah rasa simpati bahkan kasihan padanya?

TBC!

Hld Hana ingin meminta maaf sedalam-dalamnya sedalam cinta Kyuhyun pada Sungmin.

Sungguh tidak menyangka bahwa fanfic ini sudah terbengkalai selama 3 tahun dan saya meminta maaf jika chapters ini mungkin mengecewakan readers. Yah, saya sudah hampir 3 tahun juga tidak menulis fanfic lagi.

Hld Hana meminta maaf kepada para Readers yang menantikan karya ini… Emang ada yah?

Dan terima kasih atas reviewnya. Setiap membaca review-review kalian, Saya merasa bersalah karena belum sempat menyelesaikan fanfic ini.

Walaupun sekarang mungkin para Joyers di luar sana sedang bersedih mengenai pemberitaan Lee SungMin, dan harus saya akui, sayapun juga kecewa sangat kecewa. Tapi tetap tidak bisa menyangkal bahwa, saya masih mencintai Lee SungMin, dan masih sangat mencintai Pair KyuMin yang sudah selama bertahun-tahun menjadi OTP saya.

Sekali lagi saya meminta maaf akan ketertalambatan yang super sangat akan updatenya fanfic ini.

Saya akan berusaha untuk selanjutnya dan berusaha lebih baik lagi.

Seperti biasa…

Please, Don't be silent, Readers ;)

Review?

26/11/2014. ©HldHana