ja- jangan ! lepaskan ! aku tidak mengenal dirimu ! kumohon jangan mendekati aku lagi, jahanam ! kau telah membunuh kekasihku ! pembohong, kau makhluk terjahat yang pernah aku temui !"

" K- Kyu … kumohon mengertilah, percayalah padaku ! aku tidak melakukan seperti yang kau duga itu !"

" apa kau bilang ! kau ingin aku mempercayaimu setelah kau bunuh kekasihku yang tak tahu apa- apa itu ?"

" K- Kyu … kumohon …"

Kyuhyun mundur teratur menjauhi makhluk didepannya yang berjalan mendekatinya. Air mata mulai mengembun di pelupuk matanya, menunggu terjatuh membasahi pipi porselennya. Ia begitu membenci dirinya saat ini yang tak bisa melakukan apa- apa, lemah. Ia ingin berlari sekencang- kencangnya dari makhluk didepannya ini. Dia berlari, menuju pintu terdekat dalam ruangan ini, tapi sepasang mata menatapnya geram— dihadapannya. Kyuhyun terkejut dengan semua itu, sebelum dia berpikir panjang, sepasang tangan mencengkeram lengannya erat.

" a- apa yang kau lakukan ! lepas! Aku ingin kembali kerumahku!", teriak Kyuhyun frustrasi.

" kau tak boleh kemana- mana, Kyu baby… karena tempatmu hanya disini, dihatiku, selamanya …"

" You're Only Mine "

Kim Hyun- dae©

SM Entertainment

Inspirited by a novel " Dracula, My Love "- Syrie James

Pairing : WonKyu slight KyuMin

Disclaimer : Tuhan dan diri mereka sendiri

Genre : Horror, Romance

this is my first WonKyu Fanfict.. so, if you don't like, please leave my story ^^

and, CAUTION ! contain elements of YAOI, BoyXBoy, Lemon ( ? ), OOC, Kyuhyun POV, Sungmin -Genderswitch-, typo (s) ! and many more ! and this is WonKyu story! Why WonKyu ? because i really love this pairing! Spread WonKyu love ! They're very compatible ! okay, enjoy read !

disclaimer : Mereka bukan punyaku, okay … tapi, cerita ini murni punyaku! Kyuhyun is mine ( jangan protes ) # dibakar

CHAP 1

Hingar bingar music disko dan pekatnya udara disini dengan polusi asap rokok mewarnai setiap inchi permukaan ruangan ini. Disinilah aku, Cho Kyuhyun— terdampar di sebuah klub malam dengan segala resiko yang ada di dalamnya. Apa? Kalian bertanya sedang apa aku di tempat 'maksiat' ini? Bekerja. Aku adalah pelayan di sebuah klub malam * mianhae Kyu chagiii … aku menistakan dirimu ! TT_TT* aku adalah anak tunggal yang sekarang tinggal bersama eomma dan noona. Appa pergi meninggal dunia ketika aku berumur 5 tahun. Eomma hanya bekerja sebagai buruh di sebuah perusahaan yang nyaris gulung tikar, sedangkan noona masih kuliah dan sebentar lagi lulus. Aku? Aku hanya seorang namja dengan segala keterbatasannya, kuliah, dan mencari uang dengan cara seperti ini demi membantu perekonomian keluarga. Karena aku anak laki- laki di keluargaku otomatis aku adalah kepala keluarga disini setelah appa. Eomma dan noona belum mengetahui bahwa aku bekerja di sebuah klub malam. Yang mereka ketahui adalah aku bekerja sebagai kasir disebuah minimarket ketika aku ijin untuk keluar pada malam hari. Yah, inilah nasib…

" Kyu! jadwalmu nanti malam! Jangan sampai terlambat!", seru seorang namja dari seberang tempatku berdiri. Aku mengangguk malas, " baiklah, Jong Woon- ssi ! aku akan berusaha datang tepat waktu!". Orang yang bernama Jong Woon itu tersenyum lebar. Dia adalah bosku di klub malam ini. Orangnya sangat baik hati, karena dialah aku mendapat pekerjaan disini ketika aku sedang bingung mencari pekerjaan. Kembali kulanjutkan pekerjaanku membersihkan meja bartender. Saat ini masih pukul satu siang, klub belum buka dan aku memiliki jam kosong sepulang kuliah tadi. Ketika aku sedang bekerja, ponselku berbunyi menandakan panggilan masuk. Tertera nama Lee Sungmin disitu. Senyumku langsung mengembang begitu melihat namanya.

" yeoboseoyo, chagi?", tanyaku masih dengan senyum terkembang. Terdengar suaranya yang indah di seberang sana, " Kyu? Kau masih di kampus? Kau kemana saja? Aku barusan dari rumahmu dan Ahra eonnie bilang kau belum pulang"

" ne, aku masih di kampus. Aku akan pulang agak malam karena sekalian bekerja di toko", jawabku berbohong. Sungmin— yeojachinguku, tidak mengetahui bahwa aku ini bekerja sebagai … tak perlu kubicarakan lagi.

" tak perlu kau bekerja sebagai kasir atau penjaga toko lagi, Kyu! Itu sangat melelahkan … kalau kau perlu uang kau bisa bicarakan itu padaku!", ujarnya sambil menghela nafas kesal. Aku mengerutkan keningku, hei… Sungmin ini bicara apa sih? Aku butuh uang dan dia bilang padaku untuk tidak perlu bekerja lagi. hoho, oke … mungkin seandainya kalau dia tahu bahwa aku bekerja di sebuah klub malam dia akan semakin melarangku untuk mencari uang. Aku menjadi namjachingunya bukan untuk mengemis materi darinya! Oh, harga diri kembali dipermasalahkan!

" mianhae, Minnie-ah … tapi aku harus bekerja, kau tahu keadaan ekonomi keluargaku seperti apa. Aku masih membutuhkan dana untuk kuliah, Ahra noona sebentar lagi akan ujian dan membutuhkan dana lagi. Sedangkan uang yang eomma dapat hanya bisa menunjang sandang dan pangan kami selama sebulan"

" aku akan bilang pada Appaku kalau kau perlu uang untuk kuliahmu dan Ahra eonnie! Beliau pasti akan mau memberikannya!"

Darahku menggelegak ketika mendengar ini. Dia pikir aku ini pengemis? Kenapa dia memperlakukanku seperti ini, sehingga aku merasa seperti benalu baginya? Ah, kalau saja dia bukan yeojachinguku … aku pasti akan marah besar padanya!

" mianhae, Sungmin-ah … aku masih sibuk!". Sambungan terputus. Aku melemparkan ponselku ke meja depanku dengan kesal. Bisa- bisanya …

Aku tak suka diatur, ini hidupku yang berhak mengaturnya hanya aku. Kenapa Minnie begitu ingin mencampuri urusanku? Tapi bagaimanapun juga dia kekasihku, dia adalah satu- satunya orang yang bisa mengerti keadaanku walaupun kadang caranya salah. Aku tak bisa untuk menyakitinya, karena aku sangat mencintainya! Ya, aku mencintai Lee Sungmin. Persetan dengan status ekonomi kami yang begitu kentara. Kuhela nafas panjang, aku kembali menyibukan diri dengan pekerjaanku dan menyesali perkataanku terhadap Minnie tadi.

" ah, Kyu! Tolong antarkan minuman ini ke meja nomor 16 !", seru seorang bartender dari belakang mejanya.

" ah, baik!". Aku berlari kecil menghampiri pesanan yang akan kuantar. Meja nomor 16, aah… itu dia! Aku melihat pasangan kekasih yang sedang asyik bercumbu di pojok ruangan. Pasangan gay. Tak heran. Ini adalah klub untuk para gay. Kau tahu? Pemandangan yang sangat mengerikan jika setiap saat yang kau lihat hanya para gay yang sedang bercumbu! Aku bergidik ngeri. Setelah kuantar pesanan tadi aku juga masih harus mengantar pesanan ke ruang VIP. Ah, ruangan VIP lagi! aku benci datang ke tempat itu. Biasanya, ruang VIP itu dihuni oleh pasangan gay 'tingkat akut'. Sering terdengar suara desahan maupun erangan tertahan dari tempat itu. Menjijikan!

Aku mengetuk pintu untuk mengantar pesanan ini. Terdengar suara berat yang mempersilahkan aku masuk. Disinilah aku berada, dan saat itulah aku melihatnya. Laki- laki itu, sendirian. Ia duduk menghadap pintu. Ia menatapku tajam. Aku terpaku menatapnya. Matanya hitam… membuatku serasa terhisap ke dalamnya. Suasana di ruangan ini pun semakin dingin dan— menakutkan?

" mi- mianhae … ini pesanan Tuan …". Aku meletakkan pesanannya di meja. Dia masih menatapku penuh minat, lalu dia tersenyum.

" ah, gwaenchana … gamsahamnida", ucapnya disertai senyum yang dapat menawan siapapun yang melihatnya.

" ne, cheonma. Saya permisi…". Aku membalikkan tubuhku untuk keluar dari ruangan ini. Tapi namja tadi menahan tanganku. " bisakah kau temani aku disini? Aku sendirian", tangannya masih menahanku. Kulitnya terasa dingin, buru- buru kulepaskan genggamannya.

Dan aku, tanpa sadar mengangguk mengiyakan dan langsung duduk di sampingnya. Hei, aku seperti tersihir dengan perkataannya. Dia masih menatapku. Aku meliriknya takut- takut.

" tak apa kalau kau berada disini? Nanti aku akan bicara dengan bosmu kalau kau menemaniku malam ini"

" tak apa Tuan—?"

" Siwon, Choi Siwon", jawabnya sambil tersenyum, " kau cukup memanggilku Siwon"

" ah, baik Siwon-ssi…", jawabku cepat sambil membalas senyumnya, bersyukur telah diberi alasan untuk bisa lebih lama bersamanya. " aku senang menemanimu"

Aneh bukan? Aku bertanya- tanya dalam hati. Kenapa aku bisa mengatakan hal aneh seperti itu, aku benar- benar terpesona padanya. Oh, Cho Kyuhyun! Jangan bilang kau tertarik padanya! Kau namja dan dia juga namja! Dan jangan lupa bahwa kau sudah mempunyai kekasih! Kami kembali dalam keheningan. Diam- diam kuperhatikan wajahnya, dia lain— dia— tampan. Wajahnya pucat pasi. Matanya sangat gelap, begitu kontras dengan warna rambut dan kulit tubuhnya. Aku memandanginya karena wajahnya yang sangat berbeda dengan yang lain, semuanya luar biasa, keindahan yang memancarkan kekejaman.

" anda baru pertama kali datang kemari? Sepertinya aku baru melihat anda hari ini?" aku bertanya padanya. Ketika ia mendongak untuk melihat siapa yang mengajaknya berbicara— meskipun aku yakin dia sudah sangat tahu.

" ya, aku baru datang di tempat ini. Sebenarnya aku juga baru sekali datang ke kota ini"

Aku ingin bertanya lagi padanya namun ponselku tiba- tiba berdering.

" yeoboseoyo?— ne! sebentar lagi aku pulang, Minnie— kau tunggulah dirumah" kuputuskan sambungan telepon.

" nuguseoyo? Yeojachingumu?" aku memperhatikannya. Bukannya aku terlalu PD, tapi kurasa ada setitik nada tak senang dari perkataannya barusan. Aku hanya mengangguk menanggapinya.

" kurasa jam kerjaku sudah habis, Siwon-ssi … aku permisi pulang dulu" , aku bangkit berdiri untuk keluar dari ruangan ini. Namja itu mencekal lenganku.

" tunggu, Kyuhyun-ssi … kalau kau mau, aku bisa mengantarmu pulang", tawarnya. Aku meliriknya ragu.

" tidak usah, Siwon-ssi… aku sudah biasa pulang sendirian"

" ne!", tukasnya " tapi, anggaplah ini tanda perkenalan kita, bagaimana?"

Aku merenung sebentar, memandangnya lagi. Tanda perkenalan? Kurasa tak masalah.

" baiklah, kkaja ! aku akan ganti baju dulu"

" kau sudah siap pulang?", tanyanya ketika aku keluar dari pintu karyawan.

" ne, aku siap," aku mengiyakan, sejujurnya aku amat sangat bersyukur bisa pulang bersamanya. Entah kenapa, sejak aku melihatnya hari ini di klub. Kami masuk ke dalam mobil yang kulihat sangat mewah bercat putih milik Siwon. Namja itu mengemudi lebih cepat dari yang kukira. Suasana di mobil cukup gelap, tak ada cahaya seiring dari jalanan di samping kanan kiri kami, dan aku nyaris tak bisa melihat wajahnya dalam cahaya temaram yang terpancar dari dasbor.

" Siwon-ssi?"

" hn? Wae?", tanpa mengalihkan pandangannya dari jalan dia menjawab pertanyaanku.

" kelihatannya kau lebih tua dari aku sendiri … jadi, boleh aku memanggilmu Hyung?"— aku berbicara dengan nada pelan—" Kalau boleh aku bertanya, berapa umurmu?"

Dia terdiam beberapa saat.

" dua puluh lima", jawabnya kemudian. Aku mengangguk, " yah, kurasa aku memang harus memanggilmu ' Hyung' " Hn~ mengingat aku lebih muda darinya 2 tahun.

Hening lagi. Diam- diam aku melirik kearah manusia yang duduk disebelahku ini. Dan aku mengutuk diriku sendiri, bisa- bisanya aku mengaguminya— yang notabene baru kukenal beberapa jam yang lalu. Oke, mengagumi lebih dari apa yang sewajarnya orang lain lakukan ketika berkenalan dengan orang lain. Oh, tatapan matanya sungguh indah! Sungguh, bahkan tatapan mata Minnie tidak seindah tatapannya. Otot tangannya menyembul dibalik kemeja yang ia kenakan— kekar, dan seksi. Lalu bibirnya…

" ehm!", aku tersentak dari lamunanku setelah mendengar dehamannya yang berat. Aku segera menoleh kearah lain, mencoba menyembunyikan rasa maluku ini karena ketahuan sedang mencuri pandang kearahnya.

" mau sampai kapan kau mau memandangiku, Cho Kyuhyun?", tanyanya tanpa mengalihkan pandangan dari kemudi. Dari suaranya terselip tawa yang samar.

" ahnn~ a- apa? Oh, a- aniyo, Hyung.." Aku mengalihkan pandang keluar. Mukaku ini terasa panas,oh—bbabo Kyu!

Dia hanya tertawa," Gwaenchana, Kyuhyun-ssi… apa aku sebegitu tampannya hingga kau menatapku tak berkedip?"

Aku semakin salah tingkah dibuatnya, aigoo eomma… keluarkan aku dari sini!

"ahaha... relaks, Kyu… aku hanya bercanda!"

Nde? Dia memanggilku ' Kyu '? Hanya Minnie, eomma dan Ahra noona yang memanggilku seperti itu. Tapi, kenapa aku menjadi tersanjung ketika dia memanggilku seperti tadi? Kami terdiam dan tenggelam dalam pikiran masing- masing.

" Kyu… ireona! Kita sudah sampai"

Seseorang mengguncang tubuhku pelan. Aku membuka mata perlahan. Si- Siwon hyung?

" eumm… uriga eodieseo?

" kita didepan rumahmu, Kyu" Aku mengatur posisi dudukku. Kulihat Siwon hyung sedang duduk disebelahku dan menatapku sambil tersenyum. Kami masih berada di mobil Siwon hyung.

" eumh~ kita sudah sampai, Hyung?"

" ne, ayo! Kuantarkan sampai depan pintu, kulihat kau sangat lelah sekali", aku mengangguk mengiyakan. Segera kubuka pintu mobil dan sekejap saja Siwon hyung sudah berdiri disampingku. Eh? Halusinasikah? Bukannya tadi waktu aku membuka pintu Siwon hyung masih didalam? Kenapa cepat sekali dia keluar— dalam sekejap mata?

Ah, mungkin saja…

" Waeyo, Kyu?", suara berat itu memaksaku untuk tersadar.

" eum, aniyo hyung… ayo"

Kami berjalan bersama menuju rumahku, samar- samar aku melihat Minnie sedang melambai didepan pintu rumahku.

" Minnie?", bisikku.

" nuguseoyo? Dia yeojachingumu?", tanya Siwon hyung. Aku mengangguk. Kami menghampiri Minnie yang sedang tersenyum lebar.

" Minnie? Sejak kapan kau datang?", aku menghampiri yeoja itu dan memeluknya mesra. Kukecup puncak kepalanya dengan lembut.

" baru saja, begini… aku mau minta ma'af padamu, Kyu. Ma'af soal perkataanku tadi di telepon"

" ne, gwaenchana, chagi"

" dia? Temanmu, Kyu?", tanya Minnie sambil melirik Siwon hyung yang berdiri tak jauh dari kami berdua.

"ne, perkenalkan. Dia Siwon hyung…", aku menarik lengan Siwon hyung agar mendekat.

" Annyeonghaseyo, joneun Choi Siwon imnida"

" Annyeonghaseyo, Siwon-ssi… Lee Sungmin imnida"

" kalau begitu, aku pulang saja, Kyu", ujar Siwon hyung tiba- tiba. Kelihatannya dia sedikit jengkel, kutahu dari suaranya yang terdengar sangat datar itu.

" loh, kenapa Hyung? Tidak mampir sebentar?", aku menarik tangannya lagi. dia menoleh kearahku.

" ani, kapan- kapan saja", dia melanjutkan perjalanannya menuju mobil. Kutatap punggungnya yang semakin menjauh. Minnie menghampiriku dan bergelanyut manja padaku.

" Kyu, sebaiknya kita masuk saja"

" ne"

Kami masuk kedalam rumah. Dan tiba- tiba saja terbersit pemikiran janggal yang mampir di otakku.

' bagaimana Siwon hyung bisa tahu rumahku dimana tanpa bertanya padaku terlebih dahulu? Dan terlebih aku tidak pernah mengatakan alamatku padanya'

To Be Continued

Haha.. gaje? Iyaa, ini gaje -_- daripada galau mending update cerita abal nan garing ini. Kalian tau readers? *nggaaakk* review yah? Saya tau cerita ini tak jauh dari kata sempurna, makanya saya minta saran maupun kritiknya. Gamsahamnida ^^