Secarik Kertas Untukmu

A NaruHina fanfic

Disclaimer: Masashi Kishimoto

Warning: OOC, gaje, puisi abal karya author, dll.

Don't like don't read ... and don't flame

Enjoy reading please ^^

.

Cinta ini membuatku gila

Aku selalu teringat padanya

Dan apa yang ada dalam dirinya

Wajahnya, rona merah di pipinya

Bahkan setiap helai rambut birunya

Terselip harum bunga

"Naruto-Kun."

"I ... iya!" laki-laki berambut kuning yang nyaris terjatuh dari tempat duduknya itu menyahut panggilan seorang gadis yang cantik jelita. Gadis itu berdiri seraya tersenyum lembut di samping meja.

"Naruto-Kun sudah tidak apa-apa? Tiga hari yang lalu kan kena lemparan bola basket," tanya gadis yang bernama Hinata itu. Petugas di UKS nan baik hati tersebut yang merawat Naruto—laki-laki berambut kuning tadi—saat bola basket melayang dan membentur keras kepalanya. Naruto bahkan tak sadarkan diri selama beberapa menit.

"Iya ... aku bukan laki-laki kalau menangis hanya karena bola basket!" Naruto menunjukkan cengirannya.

Hinata tertawa kecil. Manis sekali. Mata lavender-nya menatap mata Naruto dengan dalam. Angin dari jendela kelas yang sedikit terbuka masuk dan mengibaskan rambut Hinata yang panjang.

Sekali lagi, Naruto mencium bau bunga yang harum dan lembut. Ini yang kedua kalinya. Sebelumnya, di UKS saat ia dirawat Hinata, bau itu tercium dari rambutnya.

Naruto menelan ludah. Kecantikan gadis itu memang begitu mempesona. Bahkan puisi yang ia buat tadi tak dapat melukiskannya dengan sempurna.

"Hinata ..."

"Ya?"

"Ini untukmu. Hanya secarik kertas, kok." Dengan malu-malu, Naruto menyodorkan kertas yang sedari tadi di mejanya.

Hinata menerimanya dengan bingung.

Ternyata isinya adalah sebuah puisi ...

Cinta ini membuatku gila

Aku selalu teringat padanya

Dan apa yang ada dalam dirinya

Wajahnya, rona merah di pipinya

Bahkan setiap helai rambut birunya

Terselip harum bunga

Tiap kali aku memintanya bertemu seperti biasa

Ia datang membawa kesejukan yang membuat hatiku lega

Tak pernah sekalipun ia tak menunjukkan tawa,

Senyum atau tatapan menggoda

Aku selalu ingin terluka

Agar bertemu dengannya yang akan menyembuhkan luka

Luka yang ia obati dengan luar biasa

Hinata,

Gadis yang membuatku jatuh cinta

Bisakah kita bersama?

Hinata terkejut begitu selesai membacanya. Rona di kedua pipinya muncul.

Naruto tak menatapnya, karena sekarang pun pipinya memerah. Ia menunggu Hinata berbicara.

"Naruto-Kun, aku ..." Hinata tersenyum malu-malu, "sebenarnya pun juga punya rasa yang sama,"

Naruto langsung menatapnya.

"Benarkah?" tanyanya dengan mata berbinar-binar. Wajah Naruto menjadi sangat-sangat ceria, dan sontak ia berdiri dari duduknya, membuat Hinata terlonjak kaget.

Hinata mengangguk pelan, "aku juga punya sesuatu untuk Naruto-Kun. Ini juga hanya secarik kertas, kok," Hinata tersenyum dan menyodorkan secarik kertas.

Naruto meraih dan membacanya. Ternyata itu puisi yang dibuat Hinata.

Dia laki-laki ceria dari kelas sebelah

Laki-laki yang mampu membuatku terperangah

Oleh keberanian dan sikapnya yang gagah

Dia kutemui di UKS tepat jam pelajaran ketiga

Dan aku juga bermaksud hanya untuk menyembuhkan lukanya

Tapi nyatanya

Aku jadi terperangkap dalam matanya

Hatiku berkata

Hinata,

Apa kau sudah gila?

Karena sejak saat itu

Wajahnya tak hilang dari pikiranku

Ingin aku berjumpa

Ingin aku menyapa

Ingin aku berlari terhempas ke rumpun

Dan mengingat nama orang yang kucintai itu ...

Naruto-Kun ...

Naruto tersenyum malu, "puisimu bagus sekali, beda denganku,"

"Puisi Naruto-Kun jauh lebih bagus dariku," potong Hinata cepat-cepat, tersenyum.

"Jadi ... kurasa ... kau sekarang ...," Naruto nyengir salah tingkah.

"Aku kekasihmu," lanjut Hinata seraya mendekat ke Naruto dan mengecup dahinya.

Naruto cengo.

Sedetik kemudian, rasanya sekelilingnya jadi penuh bunga ... ah lihat, itu bunga mawar ... lalu di situ ... ada anggrek ...

"Na ... Naruto-Kun?" Hinata bingung melihat Naruto yang diam tak bergerak tanpa ekspresi di wajah.

Naruto menampar dirinya sendiri.

"Ma-maaf, Hinata!"

"Hihihi," tawa Hinata kecil.

Naruto tersenyum dan memeluk Hinata tiba-tiba.

"Hanya karena secarik kertas, kita bisa menyampaikan perasaan ..."

Owari

Kayaknya, di fic ini sifat NaruHina kebalik, ya? Hehe ^.^

Neko ingin turut meramaikan pair ini, dan Neko juga suka NaruHina kok! Kapan-kapan, Neko akan buat lagi kalau sudah dapat ide yang lebih bagus lagi! ^^

Silahkan kritik, saran dan komentar, tapi jangan flame ya ...

Terima kasih! :D