Unspeakable

By Salt no Pepper

Naruto © Masashi Kishimoto

Summary: Aku kembali ke bangku taman tempat aku pertama kali bertemu dengannya. Aku tidak akan pernah melupakannya. Rambut birunya yang panjang, mata peraknya yang besar, terutama rona pipi yang muncul ketika dia berterimakasih padaku. Aku Naruto, dan ini ceritaku..

Warnings: OOC, AU, maybe typo(s), alurnya mungkin sedikit membingungkan bagi beberapa orang

Chapter 1

-First Meeting-

Saat itu aku sedang menunggu temanku, Sasuke-teme. Dia mengusulkan kencan buta untuk mengisi waktu liburan semester ganjil, sekalian untuk menemukan gebetan bagiku dan teman-temanku yang lain. Tidak termasuk dirinya karena dia sudah punya Sakura, walaupun begitu dia tetap saja ngotot untuk ikut. Dasar Teme! Tempatnya pun telah ditentukan, di café Arco da Vella di pusat Konoha. Tapi karena aku buta arah tingkat akut, aku malah tersesat sampai ke taman di pinggir kota, hampir melewati perbatasan Konoha. Jadi aku meminta Sasuke menjemputku.

Selagi menunggunya, aku duduk di salah satu bangku taman yang panjang. Karena merasa bosan, aku pun memasang headset pada hpku dan mulai mendengarkan lagu. Aku memejamkan kedua mataku saat menikmati music yang mengalun. Tidak lama kemudian, aku merasa ada yang duduk di sisi lain bangku yang kududuki. Segera aku membuka mata dan menoleh, untuk melihat apakah itu Sasuke atau tidak. Sesaat aku memperhatikan orang itu. Satu hal yang pasti, dia bukan Sasuke. Karena Sasuke tidak pernah membaca novel sci-fi, dan si Teme itu bukanlah seorang wanita. Walau begitu, entah kenapa aku tidak bisa mengalihkan pandanganku dirinya.

Sebenarnya dia kelihatan seperti gadis biasa, tipe orang yang dapat kau temui dimana saja. Tapi.. entahlah, seperti ada sesuatu yang memancar dari dalam dirinya yang membuatku betah memperhatikan setiap detail fisiknya. Rambut biru panjangnya, mata peraknya, kulit putihnya. Entah kenapa segala hal tentang dirinya menjadi sesuatu yang sangat menarik untukku.

Aku tidak tau berapa lama aku memandanginya seperti orang bodoh, tapi sepertinya gadis itu tidak menyadari pandanganku. Aku berhenti memperhatikannya saat hpku bergetar. SMS. Dari Sasuke. Dia bilang dia ketahuan oleh Sakura mengadakan kencan buta dan pacarnya itu salah paham, mengira Sasuke akan menduakannya. Jadi Sasuke memintaku untuk menunggunya karena dia akan datang setelah masalah kesalahpahaman pacarnya selesai. Teman-teman kami yang lain tidak ada yang punya kendaraan, makanya Sasuke adalah satu-satunya harapanku saat ini. Aku tidak membalas pesan Sasuke. Tidak menjawab artinya iya, kan?

Setelah membaca sms Sasuke, sebenarnya aku ingin menoleh lagi ke gadis itu. Namun aku tidak ingin terlihat bodoh, dan aku juga tidak berani memulai pembicaraan dengannya. Akhirnya aku mengutak-atik playlist favoritku untuk menyibukkan diri. Aku men-skip lagu yang baru mulai intronya, karena sekarang bukanlah saat yang tepat untuk mendengarkan lagu rock. Aku terus men-skip sampai menemukan lagu pop.

Aku sedang mendengarkan lagu pop favoritku saat aku mendengar suara yang halus menyerukan kata 'oh!' dengan pelan. Aku menoleh dan melihat mata perak gadis di sebelahku menatap ragu ke kakiku. Aku mengikuti arah pandangannya dan melihat sebuah pembatas buku berwarna ungu lavender yang berada diantara kedua sepatuku. Aku pun mengutip kemudian menyerahkan kertas persegi panjang itu padanya. Dia mengulurkan tangan, tapi kepalanya menghadap ke bawah. Tentu saja aku heran, tapi kemudian aku berkesimpulan bahwa gadis ini pemalu.

Setelah itu suasana kembali hening. Kami seperti sedang sibuk sendiri-sendiri, tapi aku tau bahwa kami tidak seperti itu. Aku terlihat sedang menikmati lagu, padahal diam-diam aku memperhatikan gadis beraroma lavender di sebelahku. Aku tau dia sedang tidak fokus pada novelnya, karena raut wajahnya menunjukkan bahwa dia sedang memikirkan sesuatu.

Tiba-tiba, "A-arigatou.." lirihan itu keluar dari bibir mungil gadis di sebelahku. Kebetulan aku sedang mencuri-curi pandang padanya saat dia mengatakan itu. Karena dia tetap menundukkan kepala, dia tidak dapat melihat wajahku. Tapi aku dapat melihat jelas pipinya yang merona. Manis sekali!

Aku pun berkata, "Sama-sama." Hei, rumus 'diam=iya' tidak berlaku untuk situasi seperti ini, kan?

Tidak lama setelah itu, ia menutup novelnya dan menyandangkan tas selempang yang daritadi dipangkunya. Ada sedikit rasa kecewa yang terselip dalam hatiku saat aku sadar dia akan pergi. Aku melepas headset-ku saat dia berdiri dan beranjak dari bangku yang awalnya kami duduki. Beberapa langkah, dan dia berbalik. Gadis itu tersenyum manis dan berkata dengan suaranya yang halus namun terdengar jelas di telingaku, "Sampai jumpa lagi." Kemudian ia membalikkan tubuhnya dan berlari menjauh.

Aku tidak tau sejak kapan, mungkin sejak aku pertama kali melihatnya, atau ketika ia berterimakasih padaku, atau saat ia tersenyum padaku untuk pertama kalinya, aku tidak tau. Yang jelas, aku benar-benar merasa kehilangan sejak kepergiannya, dan hatiku berdegup lebih kencang ketika aku memikirkannya. Aku pun mengerti satu hal. Aku, Namikaze Naruto, telah jatuh cinta..

-TBC-

Yey! Akhirnya fic pertama Salt selesai! Syududu~ *nari hula-hula*

Maap kalo kependekan! Sebenarnya fic ini mau Salt bikin oneshot aja (makanya pendek), tapi menurut beta readers Salt lebih bagus kalo ceritanya dilanjutin. Yaudah, Salt bikin bersambung, deh! Tenang aja minna, karena pada awalnya idenya untuk fic oneshot, ni fic gak bakal panjang-panjang kok. Paling panjang juga jadinya threeshot.

Thanks a bunch for my beta readers: Ritardando Stanza Quint (Ritard.)

Einzbern-Azure

And for all readers, thank you very much! Bersediakah readers memberikan Salt review atau concrit atau bahkan flame? Salt akan menerimanya dengan senang hati!

~('o' ~) (~'o')~