Vampire in Kim Family

Cast : Kim Ki Bum aka kim ki bum

Joong woon aka kim ye sung

Young woon aka kim kang in

Cho kyuhyun akan kim kyuhyun

All member of SUJU

Genre : Gaje,, family , Love/Romance(?) dikit horror

Summary: Kita tercipta untuk bersama, meski kita jauh berbeda. Kau seorang manusia dan aku vampire. Tapi takkan ada yang bisa memisahkan kita. Termasuk dunia, aku akan hancurkan semua jika dia ingin melukaimu untukku. Inilah sebuah kejujuran yang kupersembahkan untuk kerajaan vampire itu!

Disclaimer : Kibum milik author sepenuhnya! #di bakar idup-idup sama snowest

Hahaha.. neh author pengen gila ndiri karena permintaan ayank Kibum… dia kan maunya peran yang agak menarik. Neh.. gue kasih, apa sih yang nggak buat lu…

Okeh.. cerita ini hanya fiktif belaka nama nya FanFiction. Bila ada kesamaan nama/tokoh, cerita dan lain-lain itu memang ada factor kesengajaan maklum aja lah si author Gaje…

Semua tokoh dalam cerita ini, milik Tuhan, ORang Tua mereka dan diri mereka sendiri. Kecuali untuk Kim Ki Bum dan Kim Ryeowook itu punya author!*dibakar ma orangnya langsung*

Heechul memeluk anak semata wayangnya itu dengan penuh kasih. Sementara siwon hanya tersenyum melihat suaminya itu memperlakukan anak tirinya itu dengan baik. Dia tidak punya wewenang untuk cemburu ataupun marah. Ia tahu posisinya sebagai raja vampire karena darah yang mengalir di tubuhnya dan juga karena heechul bersedia memilihnya menjadi pengganti appanya kibum yang seorang manusia.

Kibum tak tersenyum sama sekali saat heechul menunjukkan cinta kasihnya. "Saengil chukhae hamnida eomma" katanya datar kemudian melirik wookie yang menatapnya takut. Ia tahu apa yang di sembunyikan wookie darinya, untuk apa dia harus bertanya lagi.

Donghae tiba-tiba muncul di ruangan itu. Siwon terlihat kurang senang dengan keberadaan vampire yang berasal dari darah manusia itu. "Inikah manusia yang kau pilih? Bummie?"

Eunhyuk turut memasuki ruangan, siwon menatap mereka berdua dengan tatapan tak senang. "Kenapa kalian membiarkan mereka berdua di sini? Usir mereka!" titahnya pada bawahannya.

Tanpa basa-basi para penjaga ruangan itu langsung meraih tangan dua namja yang di maksudkan. Donghae menatap salah satu penjaga yang meraih tangannya dengan kasar. Matanya membiru sesaat, taring putih menyembul dari bibir merahnya, wajahnya memucat. Tangan vampire rendahan yang menyentuhnya seakan terbakar. Vampire itu meraung kesakitan dan berlahan tangannya menghilang menjadi abu. Donghae terkikik melihat tangan yang tadi menggenggam pergelangan tangannya secara kasar itu sudah tak ada lagi, musnah menjadi abu.

"Jangan menyentuhnya dia tipe yang sensitive!" kibum memperingatkan tapi sepertinya terlambat. Donghae yang sekarang berdiri disana bukan donghae yang dulu. Donghae yang lemah yang hanya mampu melakukan tipuan kecil yang bisa membuatnya berdecak kagum. Donghaenya yang sekarang adalah donghae yang takkan pernah bisa lepas darinya. Donghae yang akan melindunginya selamanya.

Heechul menatap donghae yang kini kembali memasukkan taring dan mengubah warna bola matanya. Dia menunduk formal pada heechul, menunjukkan rasa hormatnya. Heechul tertawa kecil. "Dia namja yang sopan, chagiya"

"Lee Donghae imnida" donghae memperkenalkan diri dengan wajah polosnya. Tangannya meraih tangan kibum dan mengenggam tangan itu erat.

"Kau menarik donghae-ssi. Sepertinya racun kibum sangat cocok dengan tubuhmu"

Donghae tersenyum. "Kurasa tidak, kibum yang memasukkannya dengan sangat baik" wajah kibum sontak memerah mendengar itu. Dia menuduk karena malu. Heechul melirik anaknya yang terlihat berbeda. Dia mengelus kepala donghae penuh kasih. Saat heechul ingin meraih bibir donghae dan melumatnya, kibum segera menghentikan tindakan itu.

Suasana berubah mencekam. Kibum menatap marah eommanya itu, di tariknya donghae agar menjauh dari namja cantik bagaikan rubah putih anggun. Mata keabuan kibum terlihat, nafasnya bagaikan memburu sesuatu. "Aku tak suka jika ada yang menyentuhnya selain aku" kata kibum tegas membuat seluruh ruangan menjadi hening seketika. Heechul mungkin sudah membunuh kibum jika anak manis itu bukan darah dagingnya sendiri.

"Bummie, tenanglah!" wookie ambil bicara mengusap bahu kibum lembut untuk menenangkannya. Mata kibum menormal.

"Mungkin kau terlalu lapar! Beri dia makan wookie-ah" suara heechul membuat wookie bergidik. Dia mengangguk hormat pada raja vampire itu.

Kibum diam, dia masih menatap wajah heechul dengan tatapan kebencian. Di hempaskannya tangan wookie yang menarik tangannya. "Aku tidak lapar!" suara kibum yang tenang terdengar lancang di telinga para petinggi kerajaan vampire yang merupakan appa dan eommanya itu.

"Bawa dia pergi kim ryeowook!" perintah siwon. Wookie patuh, di kecupnya pipi kibum pelan. Kibum berlahan meluluh. Wookie kemudian menariknya menjauh dan membawa pangeran vampire itu ke kamarnya. "Kalian berdua ikutlah bersama mereka"

Saat tiba di dalam kamar kibum, kibum duduk di tepi ranjangnya. Suara halilintar berlahan terdengar bersahutan, hujan turun berlahan kemudian makin lama makin deras membasahi kaca jendela besar yang ada di kamarnya. Eunhyuk menutup pintu kamar kibum itu, ditahannya tangan donghae agar tak mendekat pada dua namja yang kini duduk berduaan tak jauh dari mereka.

Donghae mengerti, dan memilih untuk diam di tempatnya. Heechul pasti terlalu marah hingga cuaca berubah sangat drastis. "Jangan melawan eommamu seperti itu bummie! Kau mau keluargamu dihancurkannya?" wookie menggenggam erat tangan kibum.

Mengerti dengan yang dikatakan wookie, kibum menatap namja itu dengan mata abu-abu cerah miliknya. Wookie tersenyum, dia dapat mengetahui bahwa kibum sejak tadi menahan dahaganya. Tenggorokannya pasti terasa sangat haus tadi. "Kau tahu, kau hanya bisa makan dariku tapi tak meminta" wookie tertawa kecil.

Kibum mendekati namja kecil itu, menghirup dalam aroma harum yang keluar dari tubuh wookie. Aroma inilah yang selalu membuatnya tergila-gila pada namja imut ini. Aroma itulah yang selalu membuatnya ketagihan untuk terus dekat dengannya. Meski kibum tak pernah mencicipi aroma itu lagi sejak beberapa tahun yang lalu, dia sadar dahaganya tak pernah hilang karena merindukan keberadaan namja ini.

Seolah kehilangan kesadaran bagaikan meminum obat-obatan terlarang, kibum mulai memeluk tubuh wookie. Sebuah rasa benci muncul dihati ke dua namja yang memperhatikan orang yang mereka cintai mulai melakukan hal yang tak seharusnya di hadapan mereka. "Kalian keluarlah!" ujar wookie yang mulai melihat itu. Ke dua namja itu mengerti. Saat mereka melangkahkan kakinya keluar, kibum menghentikannya.

"Biarkan mereka disini! Mereka harus melihat dengan mata kepala mereka sendiri tentang pilihan mereka berdiri di samping kita"

"Tapi bummie!" wookie mendorong kibum menjauh darinya. "Keluarlah dulu hyung!" wookie memaksa kedua namja itu keluar dari kamar itu. Ia hanya takut ke dua namja itu harus terluka saat mengetahui posisinya bersama kibum saat ini. Meski tak ada rasa cinta di antara mereka, tapi hukum primitive bangsa vampire memaksa mereka harus seperti ini. Rasa lapar, dahaga dan efek kecanduan kibum padanya juga merupakan penyebab lain.

Dengan sangat tiba-tiba kibum sudah merapatkan dirinya di dinding kamar ini. Menahan tubuhnya dengan keras. "Sebaiknya kau membunuhku wookie-ah!" bisik kibum tepat di telinga wookie.

Ryeowook menelan ludahnya. Tangannya berlahan membuka pakaian yang di kenakannya. "Aku tidak akan masalah, sudah tugasku memberikan darahku untukmu. Darahku takkan habis jika kau yang meminumnya" wookie menanggalkan pakaiannya.

Kibum berlahan menunjukkan taringnya, di tancapkannya di leher wookie. Tepat di nadinya. Wookie menarik pakaian kibum, menahankan sakit yang tak dapat di katakannya lagi. "Arrghhh…" jeritnya. Air mata kesakitan mengalir di pipinya. Dia hampir roboh jika saja kibum tak menahan tubuhnya. Wajahnya semakin memucat, keringat sebesar biji jagung membasahi dahinya.

"Sangat sakit bummie…" rintih wookie, memukul pelan dada kibum. Kibum menarik taringnya, sebuah senyuman mengerikan tampak di wajahnya. Di kecupnya leher wookie, kemudian diangkatnya tubuh kecil yang sudah tak bertenaga itu ke ranjangnya.

"Apa sungguh sangat sakit?" Tanya kibum polos mengusap keringat di dahi wookie. Di selimutinya tubuh mungil itu. Wookie mengangguk tak berdaya. Kibum mengelus pipi lembut wookie dengan penuh kasih. "Aku sudah bilang lebih baik kau membunuhku"

Wookie menarik tubuh kibum agar mendekat padanya. Di kecupnya bibir kibum sekilas. "Aku tak mungkin membunuh suamiku sendiri. Temani aku hingga aku tertidur ya!"

Dengan killer smile yang terkembang diwajahnya, kibum masuk dalam selimut itu. Di julurkannya tangannya menjadi penopang kepala wookie. Wookie merapatkan tubuhnya pada tubuh kibum, mencium aroma segar namja yang di takdirkan untuknya. Aroma yang berbeda dengan aroma siapapun di dunia ini, aroma yang membuat rasa sakitnya berlahan hilang. Mereka sadar bahwa mereka saling membutuhkan.

Suara halilintar terus bergemuruh saling bersahutan. Hujan deras tak kunjung mereda. Kyuhyun tak peduli dari mana datangnya hujan itu. Ia juga tak terlalu peduli kenapa hujan begitu rajin menghampiri. Yang ia pedulikan bagaimana caranya ia menjemput kembali saudara tirinya dari genggaman para mahluk asing yang ia anggap mirip barongsai(?)

Kamarnya tak seperti biasa, kini di huni oleh dua namja yang bahkan tak pernah memasuki rumahnya. Kyuhyun mengembangkan seringgai iblis kebanggaannya. Dua namja yang di undangnya ke kamarnya itu hanya bergidik ngeri dan mencoba menepis pemikiran aneh dari kepala mereka. Sungmin dan sang ketua osis tan hangeng.

"Untuk apa kau memanggil kami kemari?" sungmin menunjukkan ketidak senangannya pada kyuhyun. Hangeng hanya berusaha menarik namja manis itu agar tak merusak benda-benda mahal yang berada di kamar kyuhyun.

"Bummie! Cari kemana bummie ku, kalian dengar aku?" teriakan keras Yesung terdengar dari lantai dasar, membuat sungmin dan hangeng semakin tak enak berada di dalam rumah besar ini.

"Kalian sudah dengar hyungku hilang!" kyuhyun memperjelas keadaan.

"Lalu apa hubungannya dengan kami? Lebih baik kau panggil polisi saja!" usul hangeng kemudian.

Kyuhyun mendesah kuat, di tatapnya dua namja yang kelihatan sangat babo di matanya. "Baiklah, aku jelaskan! Kim kibum dia di culik oleh vampire"

"Mwo?" suara sungmin menggema nyaring di kamar kyu. Hangeng cepat menutup telinganya. "Bagaimana bisa? Kenapa mereka menculiknya?"

Kyuhyun menyeringgai lagi, "Wookie itu pangeran vampire dan dia tertarik pada kibum kemudian mereka begini dan begitu lalu… bla.. bla..bla.. donghae jadi seperti bla..bla..bla… eommanya kibum bla..bla..blaa…" jelas kyuhyun panjang lebar sementara dua namja itu hanya mengangguk mengerti. Dia menceritakan semua duduk permasalahan tapi dia menghilangkan satu hal yakni, kibum seorang vampire.

"ANDWAE!" teriak Yesung histeris saat kyuhyun meminta sesuatu darinya. "Sampai kapanpun aku takkan mengizinkanmu menjemput kibum. Biar aku sendiri yang akan menjemputnya!"

Kyuhyun menatap yesung dengan tatapan memelas yang tak dapat merobohkan keputusan Yesung yang sudah dengan kokoh berdiri. Kangin menyetujui perkataan Yesung yang melarang keras kyuhyun. Dia juga tak ingin kehilangan anaknya itu seperti ia kehilangan anaknya yang seorang lagi. "Appa.. kau rela kibum harus hidup dengan heechul noona?"

Yesung berubah menjadi sangat murka sekarang. Di tatapnya mata kyuhyun dalam. "Jangan mengucapkan nama itu lagi di hadapanku! Kau mengerti kyu?" teriak Yesung yang membuat kangin menyuruh kyuhyun untuk menjauh atau orang yang ia cintai itu semakin gila. Tanpa rasa bersalah sedikit pun kyuhyun memasuki kamarnya.

Di tutupnya pintu kamarnya itu keras, dia tertawa cekikan. Di genggamnya keras kalung silver milik kibum yang di berikan padanya. "Chagiya… apa menurutmu appa melarangku karena dia tak ingin aku bertemu denganmu atau tak ingin aku dibunuh olehmu?" kyuhyun menatap lurus ke depan. Masih ada bayang kibum yang melekat kuat di pikirannya. "Hehehehehe…"

Kamar yang luas itu terasa sunyi, dua orang namja yang menjadi penghuninya hanya saling diam saling membelakangi. Mereka bersama-sama berpikir. Entah hal yang sama tentang anak mereka yang hilang ataukah masalah lain yang mengganjal di hati mereka. Suara dering ponsel tiba-tiba terdengar, memecah keheningan di antara keduanya. Kangin berbalik menatap punggung Yesung yang kini membelakanginya. Punggung lebar itu kini terasa begitu rapuh tak mampu menahan apapun. Sama seperti saat mereka pertama kali bertemu.

Yesung melirik layar ponselnya. Tanpa mengangkatnya terlebih dahulu, di bantingnya ponsel itu di lantai kamarnya, begitu keras dan penuh amarah hingga ponsel itu berhenti berdering. Terdengar makian ketus dan umpatan kasar dari mulut Yesung. Suara indahnya bagaikan ternoda, tapi ia tak peduli. Hanya anaknya yang ia butuhkan sekarang, hanya kibum yang ia inginkan. Ia tak peduli tentang siapapun dan apapun lagi.

"Hyung…" suara Kangin terdengar lembut memanggil Yesung. Namja yang di panggil hanya diam, punggungnya bergetar hebat dan dia menangis. Di tutupinya matanya dengan telapak tangannya, sementara tangannya yang lain memegang dadanya yang terasa semakin sakit. "Hyung… gwechana?" kangin mulai merasa ada yang tak beres dengan suaminya itu.

"Anakku… kenapa dia mengambilnya?" suara Yesung kini terdengar tercekat. Kangin merangkak mendekati Yesung, di peluknya dari belakang punggung rapuh yang terus ia tatap dari tadi.

"Katakan padaku siapa Heechul!" bisik kangin mengeluarkan unekan di kepalanya. Yesung tak langsung menjawab. Di aturnya nafasnya untuk menjelaskan hal yang selama ini di tutupinya dari seorang Kim Kangin. Keberadaan seorang Kim Heechul, orang yang posisinya telah di gantikan oleh Kangin dihatinya.

"Dia eommanya Kibummie" jawabnya akhirnya.

Tangan kangin yang memeluk tubuh Yesung merenggang, dia menjauh dari Yesung. Matanya memancarkan amarah yang besar. Dia memukul kaca besar yang terpasang di kamar Yesung hingga hancur berkeping-keping. Darah merah menetes dari luka di tangannya akibat serpihan kaca yang menancap di sana. "Kau mengatakan padaku sebelum kita menikah eommanya kibum telah meninggal!"

"Kangin-ah!"

"Berhentilah memanggil namaku, kau masih mencintainya kan? Katakan padaku! Kim Yesung!" senggak kangin keras. Yesung memilih diam. Dia hanya menunduk sebelum kangin semakin marah padanya. "Yesung! Kau dengar aku, kau mencintainya?"

"Aku telah membuang perasaan itu sejak aku menikah denganmu, berhentilah membicarakan soal dia!"

"Kau memisahkan bummie dengan eommanya, apakah itu pantas?" kangin berlutut di kaki Yesung, di genggamnya tangan namja yang memiliki tubuh lebih kecil darinya itu.

Yesung langsung memeluk namja di depannya. Air mata mulai mengalir lagi dari pelupuk mata sipitnya. "Tentu saja pantas, bummie adalah manusia, eommanya itu seorang vampire"

"Aku tidak mengerti apapun yang kau katakan!"

"Heechul adalah vampire, dia bukan manusia. Dia penghisap darah!" kangin terdiam, tak ada rasa takut sedikitpun merasuki hatinya. Ia semakin yakin bahwa ia di takdirkan untuk melindungi namja yang sedang berada di sisinya ini dan seluruh keluarganya yang sekarang.

Angin berhembus kencang, awan hitam masih tetap menutupi langit biru. Suara dedaunan yang di terpa angin terlihat cantik di mata sungmin. Mata hitam cantiknya itu tak berhenti menatap pepohonan yang bergoyang kasana kemari di terjang angin. Senyuman manisnya terkembang memperlihatkan gigi kelincinya yang membuat kesan imutnya terlihat jelas.

"Berhentilah memasang muka seperti itu" si namja bermulut pedas yang duduk di sebuah sandaran kursi kayu itu mulai berbicara. Menghilangkan mood baik di hati sungmin dengan cepat bagai tersapu angin di luar sana.

"Cih…" desis Sungmin marah. "Brengsek kau! Bukan urusanmu kan jika wajahku seperti ini!" Hangeng memeluk Sungmin dari belakang berusaha menenangkan kemarahan namja cantik itu.

Kyuhyun tertawa puas. Ia merasa membuat namja manis itu marah menjadi sebuah kebiasaan menyenangkan baginya sekarang. "Kalian terlihat cocok" kali ini kyu membuat wajah Hangeng dan Sungmin merona sangat merah. Sekali lagi kyuhyun tertawa puas.

"Sudahlah… bisa kau katakan apa rencanamu kyuhyun?" Hangeng berusaha mengalihkan topic pembicaraan sebelum perasaannya pada Sungmin menjadi bahan olok-olokan kyuhyun. Ia memang tak pernah mengakuinya dan membicarakannya pada Sungmin sebelumnya.

Kyuhyun menunjukkan sebuah kantong besar, diangkatnya ke atas meja dan diserakkannya di atas meja itu. Mata sungmin langsung bersinar senang melihat benda-benda yang dari dulu menjadi impiannya kini ada di hadapannya. "Waahhh…" decaknya kagum. "Dari mana kau mendapatkannya?"

"Ku curi dari tempat penyimpanan keluarga Kim" jelasnya bangga menunjuk beragam senjata tajam yang terbuat dari silver asli itu. "Carilah yang berukiran tulisan aneh, yang kudengar itu mampu membunuh raja vampire jika di tusuk tepat di jantungnya"

"Benarkah?" Sungmin menatap kyuhyun terkagum-kagum

"Bohong" kyuhyun terkekeh. "Ya.. benarlah babo!"

"Lalu kapan kita akan ke istana mereka itu?"

Kyuhyun menunjukkan seringgai iblisnya. Hangeng merinding sejenak, kyuhyun tampak mengenggam kalungnya lagi. "Malam ini! Siapkan diri kalian!" perintah kyuhyun. Namja yang tak memakai pakaian seragam sekolahnya itu tersenyum jahat. Ia memang tak sekolah lagi sejak saudara tirinya menghilang, dia bahkan di larang keluar rumah. Tapi bukan kyuhyun namanya jika dia tak mampu kabur dari pengawasan keluarga Kim.

"Kim Kyuhyun, kau yakin?" Sungmin menatap kyuhyun serius.

Kyuhyun menghentikan langkahnya yang hendak keluar dari ruangan kelas itu. Tanpa berbalik, dia menjawab pertanyaan sungmin yang di arahkan padanya. "Tentu aku yakin" jawabnya enteng. "Dan satu lagi! Jangan panggil aku dengan nama kim kyuhyun! Aku cho kyuhyun! Arraso?"

Kyuhyun menutup pintu ruang kelas itu kemudian berjalan keluar dari gedung sekolahnya tanpa peduli siswa-siswa lain yang melihatnya sebagai siswa berandalan yang sedang bolos sekolah. Aku takkan pernah mau memegang nama Kim itu lagi, margaku Cho dan sebentar lagi kim kibum akan berubah menjadi cho kibum. Kenapa? Karena aku akan menikahinya dan membawanya pergi dari keluarga kim dan keluarga vampire yang sama primitivenya. Hahahahahahahah…..

Kyuhyun… kau dengar aku? Aku membencimu, tapi dibalik itu aku mencintaimu. Bukankah yang terpenting bagimu adalah nama keluarga kita? Bukankah nama Kim yang menyatukan kita? Aku memendam dendam padamu, tapi dengan sentuhanmu kau akan membuatku lupa dengan itu. Kini kita terpisah, bagaimana rasanya. Bukankah kita tak pernah berpisah dalam waktu yang lama sebelumnya?

Apakah begitu tersiksa kyu? Apakah kau begitu merindukanku dan menyadari kau mencintaiku? Apa kau sadar kau membutuhkanku? Apa kau sadar aku candu untukmu? Kau akan mati tanpaku?

Kibum menatap rimbun pepohonan di perkarangan istana vampire itu, hujan masih belum turun. Hanya malam itu terasa lebih dingin dari biasanya. Ia merapatkan lututnya, memeluk lutut itu dan terus berbicara di dalam hatinya. Ia memang merindukan sesuatu dan tak berharap rindu itu akan hilang dengan segera. Hanya rasa itu yang ia dapat rasakan sekarang, rasa yang di tinggalkannya dari sebuah hati manusia.

Kyunnie… bukankah begitu? Kau akan mati tanpaku? Kau takkan bisa bernafas tanpaku? Bukankah begitu?

Kibum melirik donghae yang sudah terlelap di tempat tidur mereka, namja yang baru menjadi vampire itu memang selalu tertidur setiap kibum memberikannya makanan. Kibum takkan pernah membiarkannya meminum darah manusia ataupun vampire lain. Cukup darahnya dan racun dari dirinya yang bisa membuat donghae hidup baginya, jika namja itu merasakan darah lain, ia sendiri yang akan meminum seluruh darah donghae meski ia tahu darah itu tak bisa menghilangkan dahaganya.

Nee… aku akan mati tanpamu, bummie. Telepati itu bekerja kembali, kibum mendengar suara kyuhyun yang sangat di rindukannya. Ia diam, tak ingin menyahuti, ia ingin lebih lama mendengar suara itu. Aku mencintaimu dan aku akui itu. Inikah yang ingin kau dengar dari dulu? Baiklah akan aku tegaskan AKU MENCINTAIMU CHO KIBUM, AKU MERINDUKANMU DAN AKU MEMBUTUHKANMU!

Air mata kibum mulai menetes pelan membasahi pipi putihnya, seraya itu hujan turun membasahi tanah dan segalanya di atas bumi ini. Sebuah senyuman terlukis di bibir merah kibum. Kenapa kau mengganti nama keluargaku?

Kyuhyun terdengar terkekeh, hmf… karena keluarga itu yang memisahkan kita yang sudah bersatu sejak awal kan? Akan kutunjukkan padamu cara hidup di keluarga yang sederhana. Rumah yang sederhana dan uang yang pas-passan.

Benarkah? Apa begitu menarik?

Sangat… bukankah kau tak pernah merasakannya? Kau selalu tinggal di tempat ketinggalan jaman sih.

Kibum tertawa, ia mendengarkan suara isakkan tangis kyuhyun. Membuatnya tersenyum. Tapi kyunnie.. bagaimana caranya lepas dari dua keluarga ini?

Kau percaya padaku kan? kita akan selamanya bersama, iyakan bummie?

Nee…

Kalau begitu, diam dan tunggu aku. Aku akan merebutmu dan kita akan pergi bersama. Kita akan tinggalkan mereka semua. Cinta kita akan abadi, aku yakin itu.

Tapi…

Kau lupa kalau aku namja yang sangat kuat? Kau lupa berapa luka yang kudapat dari dulu hingga sekarang? Aku akan melindungi cinta kita. Aku akan berikan yang selama ini kau inginkan. Jangan buat hal bodoh lagi hingga membuatku merasa kehilanganmu. Arraso?

Nee arra…

Aku mencintaimu

Aku juga…

Brengsek… kau bohong! Berapa namja yang sudah kau sentuh, masih berani bilang begitu.

Kau marah?

Tidak… hanya kesal…

Anggap saja ini pembalasan ku

Ya.. aku tahu, tunggu aku! Aku akan membunuh mereka terlebih dahulu.

Benarkah?

Yaa.. percayalah padaku cho kibum! Setelah itu kita akan menikah di tempat yang lebih indah dari tempat appa kita menikah.

"Kibummie milikku" kibum sedikit terkejut dengan tangan yang tiba-tiba memeluk pinggangnya erat. Donghae menopangkan dagunya di bahu kibum. Konsentrasinya untuk bersatu dengan kyuhyun lenyap. Donghae mungkin saja memiliki insting tersendiri saat ia merasakan kibum memiliki perasaan pada orang lain selain dirinya, hampir mirip dengan eunhyuk yang mengetahui dengan jelas perasaan wookie.

Kibum menggenggam tangan donghae erat, "Kau terbangun hyung?"

"Jika kyuhyun menjemputmu kau akan bersamanya kan? kau ingin membiarkanku mati bummie?" donghae mengeratkan pelukannya, di ciuminya leher kibum.

"Kau akan ikut kemanapun aku pergi hyung. Itulah janji kita kan?"

"Aku lapar lagi" donghae mengenggam tangan kibum erat.

"Baiklah! Ini yang terakhir malam ini" kibum mulai melumat bibir donghae. Melakukan hal yang biasa ia lakukan untuk menghilangkan rasa lapar donghae. Persis seperti yang ia lakukan saat merubah namja tampan itu menjadi vampire miliknya seutuhnya dulu.

Mata donghae membiru, semakin cerah saat kibum membuka kaos birunya. Jantungnya berdetak makin kencang dan saat itulah wookie tiba-tiba memasuki kamar mereka. Kibum mendorong tubuh donghae keras, mata abu-abu kibum terlihat saat dia menatap sosok mungil wookie yang menangkap basah dirinya dan donghae.

"Mian he… kukira sudah selesai" wookie menunduk dengan wajah memerah.

"Baiklah.. hari ini selesai hyung"

Kibum bangkit dan saat itu hae menarik lengan kibum. "Apa tidak bisa aku saja yang memberimu makanan?"

"Jangan seperti anak kecil hyung!"

"Apa darahku kurang enak?"

Kibum menggeleng. "Keluarlah wookie! Aku tidak lapar hari ini" wookie patuh, dia tersenyum melirik donghae yang sepertinya terlihat kesal dengan kehadirannya. Di tutupnya rapat pintu kamar sang pangeran vampire itu. "Tidurlah! Jangan berpura-pura lapar lagi!"

Donghae tersenyum jahil, di tariknya kibum agar tidur bersamnya. "Hyung… kemarilah!" kibum menunjukkan taringnya. Donghae hanya menatapnya polos, di tancapkannya taring itu di leher donghae. Wajah kibum memucat setelahnya. "Darahmu sungguh lebih manis dari darah wookie".

Halilintar kembali saling bersahutan, sungmin memeluk lengan kekar hangeng untuk menghilang rasa takutnya terhadap sinar di langit yang bersuara keras tersebut. Hangeng hanya tersenyum manis kemudian mengacak-acak rambut Sungmin pelan. "Minnie… ada yang mau ku katakan" hangeng memecah keheningan saat mereka sudah sampai di depan kediaman raja vampire itu.

Senyuman iblis mengerikan kini mengembang di wajah kyuhyun. Pakaiannya yang basah terkena hujan kini bukan masalah baginya. Meski dingin menusuk tulangnya, hatinya terasa hangat, mengingat ia akan bertemu dengan kibum nantinya. "Hmp…" sungmin menatap mata yang penuh dengan kejujuran itu.

"Saranghae" bisik hangeng yang sontak membuat wajah sungmin memerah. Dia tak pernah menyangka hangeng akan mengatakan itu padanya, setelah sekian lama mereka hidup bersama. Sungmin menunduk malu.

"Nado hyung.. saranghae.." ucap sungmin membalas perkataan hangeng.

Hangeng berlahan mengangkat wajah sungmin untuk menatapnya. Di kecupnya bibir namja manis itu sekilas, entah apa yang terjadi sungmin menahan bahu hangeng dan mulai melumat bibir hangeng dalam diam.

"Yak… hentikan!" teriak kyuhyun mengejutkan dua namja yang terlarut dalam dunia mereka. Sungmin langsung mendorong bahu hangeng yang lebih tinggi darinya. Wajahnya memerah sama seperti wajah hangeng. Dia menunduk malu. "Hangeng hyung, berhati-hatilah kukira sungmin itu seorang vampire"

BUUKK…. pisau tajam terbuat dari silver yang berada di tangan sungmin langsung menimpuk kepala kyuhyun keras. Kyuhyun hanya bisa meringis kesakitan. "Yakk.. apa-apaan kau lee sungmin?"

"Kenapa kau bilang aku vampire? Brengsek kau!" umpat sungmin pada namja yang tak pernah membuat moodnya baik itu.

Kyuhyun hanya terkikik geli, dia mencoba mengingat para vampire yang bertingkah laku hampir sama dengan namja manis di belakangnya itu. Pertama kim ryeowook, namja imut yang selalu memasang wajah pemalu kemudian kibum tak jauh berbeda dari namja imut aka ryeowook itu. Tapi harus kyu akui hanya wajah pemalu kibum yang ia sukai. Wajahnya yang terlelap dan dirinya yang tersenyum manis. Semua menyita perhatiannya yang hampir tak ada untuk siapapun lagi.

Seorang vampire mengenakan jas hitam dan berpayung hitam tampak mengintai di sekitar rumah, tak lama kyuhyun melihat yang lainnya. Taring panjang mereka terlihat mengerikan di mata manusia pada umumnya. Kyuhyun memanjangkan benang perak yang ia pegang, dia mengenakan sarung tangan agar benang itu tak melukai jemarinya. Dia berlari cepat dan melilitkan benang tipis dengan ukiran hampir tak terlihat di permukaannya pada leher salah satu vampire, sebelum vampire itu menjerit, kyuhyun menarik ke dua sisi benang dan leher vampire itu putus. Berdarah… kemudian menjadi abu, tersapu air hujan dan menghilang.

Kyuhyun melihat sungmin dan hangeng yang membunuh vampire lainnya dengan cara yang berbeda. Tanpa basa-basi setelah satu persatu vampire itu mati tanpa jejak kyuhyun memasuki istana vampire yang berbentuk rumah besar. Di genggamnya sekali lagi kalung pemberian kibum di lehernya. Rasa takutnya hilang seketika meski dia bisa menghadapi puluhan vampire dan membunuhnya satu persatu.

Langkahnya terhenti saat menatap wajah heechul yang sudah menatapnya dengan tatapan mengerikan. Dia tersenyum melihat namja cantik itu lagi. Dia membungkuk hormat, dia melirik kibum yang duduk di salah satu singgasana vampire dengan donghae yang berdiri di sampingnya dan wookie yang merangkul lengan namjanya itu dengan mesra.

"Kau sungguhan datang anak nakal?"

Kyuhyun mengangguk, "Nee… noona…" kyuhyun mengembangkan seringgai iblisnya. Kibum hampir tertawa kekeh saat mendengar eommanya di panggil dengan sebutan noona oleh kyuhyun. Mengingat heechul adalah seorang namja.

Siwon melangkah tepat di depan heechul, menghadang kyuhyun dengan taring mengerikannya. Mata birunya melambangkan betapa hebatnya dia sebagai seorang vampire. Kuku-kuku tajam siwon merobek dada kyuhyun karena kyu tak sempat menyadari ia di serang secara cepat. BLASSHHH…. Sebuah anak panah perak, menembus jantung siwon. Namja itu roboh dan berubah menjadi abu secara berlahan.

"Chullie.." dia berusaha meminta tolong pada sang raja vampire sebenarnya. Heechul meraih tangan siwon dan sungguh namja itu langsung berubah menjadi abu seutuhnya. Heechul menatap orang yang menembakkan panah itu, ia tepat berada di belakang kyuhyun. Masih dengan busur panahnya yang siap menembak lagi. Hangeng menatap heechul tajam, dengan cepat heechul sudah berada di belakang hangeng, siap menancapkan gigi taringnya di leher putih hangeng.

Sungmin tak tinggal diam untuk melepaskan jerat nenek sihir itu(?). kyuhyun berlari meraih tangan kibum. "Ayo kita pergi!" sebuah ajakan yang sudah di tunggu kibum sejak tadi telah terdengar. Dia bangkit dari singgasananya, namun wookie menahan tangan kyuhyun untuk membawa kibum.

"Bummie takkan bisa hidup tanpaku" ujarnya yang memang begitulah kenyataannya sekarang.

Eunhyuk tiba-tiba muncul dan telak menendang tubuh kyuhyun keras. "Arggghhh…" kyu mengerang kesakitan.

"Aku takkan kalah kali ini kyuhyun" suara mengerikan eunhyuk terdengar. Donghae mengenggam tangan kibum erat. Tak mengizinkan namjanya harus menolong orang lain meski ia tahu kibum merupakan saudara tiri dari kyuhyun.

Kyuhyun menyeringgai iblis. "Aku tak bisa di kalahkan dengan orang yang sama" tanpa bermaksud untuk mendapatkan serangan lainnya lagi dari eunhyuk, kyuhyun menangkap tangan eunhyuk saat akan menyerangnya lagi. Kyuhyun mungkin tak bisa bergerak selincah sebelumnya setelah ia rasakan bagian rusuknya terasa sangat sakit. Ia menduga tulang rusuknya mungkin retak atau patah.

Pisau besar di tusukkannya di atas tangannya hingga menembus tangan eunhyuk yang di genggamnya dan menancap di tanah. Di raihnya pisau lainnya di pinggangnya, di tusukkannya tepat ke jantung eunhyuk. "Hyung~!" suara jeritan wookie terdengar hendak mencegah tindakan gila itu. Tapi terlambat, saat ia ingin menyelamatkan eunhyuknya sekali lagi dengan darah yang ia miliki, eunhyuk telah menghilang menjadi debu. Hanya wajah pucatnya sambil mengucapkan gommawo yang sempat terlihat oleh wookie.

Donghae memotong sebelum wookie sempat menyerang kyuhyun. Tubuh kyuhyun melambung di udara di terjang oleh namja dengan mata biru laut itu. Dengan cepat kibum menarik pisau yang ada di tangannya. Ia tak ingin mengambil resiko kehilangan tangannya. Sekali lagi donghae membuktikan dirinya lebih berbakat dari seorang eunhyuk menjadi seorang vampire. "Hihihihihihi" seolah posisinya sedang tak tersudut kyuhyun tertawa terkikik. Meskipun seluruh tulangnya terasa nyeri akibat serangan donghae yang bertubi-tubi.

BRAAAAKKK…. Tiba-tiba wookie menjauh saat ia merasa dirinya terancam. Singgasana yang berada di dekatnya hancur. Wujud wookie yang imut berubah mengerikan menjadi wujud vampirenya. Mata coklat muda dan tarik panjang serta kulit pucat pasi. Ditatapnya orang yang menyerangnya itu. Ia terperanjat, ia seolah tak ingin percaya. Ia menatap kibum dengan sosok vampirenya tanpa taring sedang melihatnya dengan tatapan tajam.

"Pangeran?" suara tenor wookie terdegar mengiris hati. Orang yang ia anggap sebagai takdirnya kini ada di hadapannya. Orang yang selalu ia agungkan kini berusaha membunuhnya. Orang yang ia pertahankan dengan darahnya kini menatapnya tajam seolah ingin membuatnya hilang selamanya dari dunia ini.

Kibum menunjukkan kesetiannya kini, hanya untuk seorang kim kyuhyun tidak cho kyuhyun. Dengan cepat kibum mencekik leher wookie, hingga tubuh mungil itu terangkat ke udara. Kibum memang bukan dirinya yang lemah sekarang. Dia seorang pangeran vampire yang sangat kuat. "Arggghhh…" wookie meneteskan air matanya, menatap wajah kibum. Ia tak minta pengampunan, dia merasa inilah kebahagian terbaik yang ia dapatkan. Ia akan menyusul eunhyuk sebentar lagi.

"Jangan biarkan dia membunuhmu wookie!" suara heechul yang sedang asyik bertarung dengan dua manusia terdengar memecah harapan wookie. Wookie tersadar, ia tak patut berharap hal bodoh. Bersatu dengan eunhyuk bahkan dalam dunia hantu pun dia tak kan pernah bisa.

Di cengkramnya tangan kibum yang mencekik lehernya dengan kuat. Kibum meringis merasakan racun wookie mulai menjalari tangannya, membakar tangannya seolah tersiram air keras. Darahnya mendidih. Dia segera menarik kembali tangannya. Dahaganya kembali bergejolak. Berusaha dia menidurkan darah vampire dalam dirinya. Menjadi vampire hanya akan membuatnya semakin haus.

Wookie meraih tangan kibum yang memegang lehernya, sementara kyuhyun kehilangan konsentrasi melihat diri kibum yang semakin terlihat kesakitan. "Kemarilah, aku bisa memberimu yang kau inginkan pangeran! Tinggalkan para manusia itu! Kau bukan vampire sembarangan yang bisa makan dari siapapun yang kau inginkan"

"Bummie!" kyuhyun mendorong donghae ke dinding. Dia berlari melawati wookie dan membiarkan kibum berada di dekapannya. Dipotongnya tangan kibum dengan pisau cutter yang ada di sakunya, luka itu sembuh dengan cepat. Sama seperti donghae yang kembali sembuh dengan serangan fisik yang diberikan oleh kyuhyun padanya tadi.

Kyuhyun mengambil pisau peraknya, dia kembali mencoba melukai telapak tangan kibum. Kali ini berhasil, luka itu tak tertutup dengan segera. Darah terus menetes dari sana. "Apa yang kau lakukan? Dia bisa mati!" teriak wookie yang melihat kibum yang semakin tersiksa. Kyuhyun mencium bibir kibum cepat.

"Kau mau apa kyu?" kibum seolah tak punya tenaga lagi untuk menolak perlakuan seenaknya kibum atas mulutnya. Kyuhyun meminum tetesan darah dari telapak tangan kibum. Sambil terus menggenggam tangan kibum erat.

Tak seperti reaksi pada donghae yang sedikit lambat, reaksi pada tubuh kyuhyun jauh lebih cepat. Kerongkongan kyuhyun seolah terbakar, ia pernah merasakan hal ini sebelumnya. Dia menjerit sekeras-kerasnya, berharap itu akan mengurangi sakit di jantungnya yang berdetak menjadi lebih cepat. "Kyu… gwechana?" kibum terlihat panik tapi dia masih tak bisa menggerakkan tubuhnya, ia masih tetap di dalam dekapan kyuhyun. Di raihnya pipi kyuhyun yang semakin memucat.

"Gwechana bummie" sahutnya sambil berusaha tersenyum menahan sakit. Di ciumnya lagi bibir kibum berusaha mendapatkan kekuatan untuk menahan rasa sakit di tubuhnya.

"Bagaimana mungkin racun itu bereaksi di tubuhmu tanpa…"

"Kau salah jika kau mengira memasukkan racun dengan melakukan hubungan. Manusia akan menjadi vampire dengan cinta dari sang vampire saat sang manusia itu meminum darahnya" sungmin menjawab pertanyaan yang keluar dari mulut heechul dengan cepat. "Dan tentu saja jika sang manusia juga mencintai sang vampire dengan tulus. Sialan kau kyuhyun, kau tak bilang kibum adalah seorang pangeran vampire"

Air mata mengalir dari pelupuk mata kyuhyun. Matanya berangsur berubah warna menjadi cerah. "Kyu muntahkan darah itu!" dengan suara tercekat sakit, kibum masih berusaha menyelamatkan namja yang dikasihinya itu.

"Bukankah kita merasakan rasa sakit yang sama Bummie?" cengir kyuhyun, saat ia merasa nafasnya semakin sesak.

"Kau akan mati, jika racun itu tak bisa bereaksi dengan baik dengan tubuhmu" wookie menarik tangan kyuhyun, berusaha merobek pergelangan tangan kyuhyun untuk mengeluarkan racun kibum dari sana. Luka yang di buat wookie menutup cepat. Wookie menatap wajah kyuhyun. "Dia sudah berubah menjadi vampire" dia sedikit terkejut dengan perubahan cepat itu.

Kyuhyun cepat menghempas tangan wookie, di ambilnya pisau perak terakhir yang ada di pinggangnya. Di potongnya pembuluh darahnya dan menuangkan darah segar yang mengalir itu ke bibir kibum. "Kau mau mati? Luka itu takkan bisa menutup" wookie berusaha menarik kyuhyun.

"Jika mati untuknya, bukan masalah kan? Aku lebih baik mati dari pada melihatnya meminum darahmu dan merasa kesakitan. Ayo bummie minumlah!" kyuhyun menempelkan luka di tangannya ke bibir kibum, namja itu tak bergerak. Namja tampan itu tak bergerak.

Wookie menangis terisak, di genggamnya tangan kibum yang sudah terkulai tak berdaya. "Kibum! Jangan membuatku takut, kau mau darah? Aku akan berikan semuanya, kenapa kau bisa melemah seperti ini?"

Tiba-tiba donghae menjerit tak karuan. Di lihatnya tangannya yang berlahan berubah menjadi debu. "Bummie…" dia berusaha meraih tangan kibum. Saat ia berhasil menyentuh tangan dingin itu, BLASSHH… tubuhnya seluruhnya berubah menjadi debu.

"Kenapa bisa seperti ini?" kyuhyun mengguncang tubuh wookie.

Wookie menggeleng kencang. "Aku tidak tahu, sungguh! Hae hyung… dia mati. Kenapa bisa?"

Heechul tertawa, "Dia akan seperti itu jika membunuh bangsanya. Dia pasti meminum darah donghae agar bisa membuat namja itu mati tepat saat kau menghadapinya, cho kyuhyun. Dia merencanakannya, tapi ia tak tahu kalau itu bisa membuatnya tidur dalam waktu yang lama lagi"

Bummie… kyuhyun berusaha meraih alam bawah sadar kibum.

Kyunnie… bunuh aku! Ku mohon! Aku tak mau membuatmu menunggu lagi, membuatmu berkorban seperti dulu lagi. Aku sangat lelah untuk melihat wajahmu lagi saat aku terbangun, entah aku bisa bangun entah tidak.

Kyuhyun menciumi bibir pucat kibum, berharap namja itu bisa bangun seperti yang biasa ia lakukan saat pagi untuk membangunkannya. Bulir air mata mengalir di ujung mata kibum. Kyuhyun meraih pisaunya dan mengangkatnya tinggi, siap menikam jantung kibum dengan itu. "Kita akan bersama kan hyung? Bukankah begitu?" gumam kyuhyun sambil tersenyum mengerikan.

Segera wookie ingin menghentikan tindakan bodoh itu. Sungmin melempar pisaunya dan tepat menembus jantung wookie, namja itu berubah menjadi debu seketika. Kyuhyun melanjutkan aksinya, entah itu dengan memakai kesadaran entah tidak.

"ANDWAE!" teriak Yesung yang tiba-tiba muncul di ruangan itu dengan bersama kangin di sampingnya. Heechul menjauh saat melihat sosok mantan suaminya itu. Rasa ketakutan tanpak terlukis di wajah cantiknya. Tapi terlambat… kyuhyun sudah menusuk jantung kibum .

"Apa yang kau lakukan?" kangin terlihat geram, ingin menghajar anaknya yang baru saja membunuh saudara tirinya itu. Berbeda dengan kyuhyun yang dulu, kyu yang sekarang adalah seorang vampire, dia bisa dengan mudahnya melambungkan tubuh kangin ke udara dan menghempas dinding kuat.

Suara isakkan kyuhyun terdengar menyayat hati, seperti suara angin dan halilintar di luar sana. Hujan deras turun bagaikan tombak besar menghantam tanah. Kyuhyun memeluk tubuh kibum, yang berlahan menjadi debu. Kyuhyun mengenggam tangan kibum erat, di cabutnya pisau perak yang menancap di jantung kibum.

CLEEPPP….. "Hooekk.." kyuhyun memuntahkan darah segar ke wajah pucat kibum. "Bummie.. kita akan pergi bersama. Lihat wajahmu kotor, mian.. aku memang selalu seperti itu" dengan tangan gemetar kyuhyun mengelap darahnya di wajah kibum. Hingga akhirnya ia roboh dan menindih tubuh kibum. Jasad mereka berlahan berubah menjadi debu.

Yesung seolah tak percaya dengan pemandangan yang ia lihat. Rasanya ingin menjerit marah melihat ke dua anaknya yang menderita karena dirinya. Ia sadar, seandainya ia tahu lebih awal jika ke dua anaknya itu saling mencintai, takkan pernah dia berani menikah dengan kangin. Yesung menatap tajam pada heechul yang kini menangis tak karuan melihat kepergian anak mereka.

Tanpa berpikir, yesung merebut busur panah dari tangan hangeng. Di kutipnya sebuah anak panah perak dilantai. Di bidiknya tepat ke jantung heechul. "Good bye chagiya.. saranghae". Tak ada yang tahu apa tujuannya membunuh Heechul di saat terakhir. Kangin memeluk tubuhnya dari belakang.

"Aku tahu semua akhirnya akan begini" Yesung memutar tubuhnya dan memeluk kangin erat. "Aku tak ingin tinggal di sini lagi. Aku tak ingin mengingat ini lagi"

"Baiklah.. ayo kita pergi!"

Aku… menyukai aura yang keluar dari tubuhnya..

Kau tahu siapa dia? Dia kibum…

Dia teman sekelasku, dia anak yang pendiam dan tak pernah berbuat nakal

"Kau tak berarti untukku" itu kata pertama yang menjadi ocehanku untuknya

"Dan kau tak cukup berguna bagiku" dan itu balasannya yang semakin membuatku menginginkannya.

Kau tahu…

Aku tak bermaksud mencintainya pada awalnya.

Aku tahu appaku mencintai appanya. Aku juga tak mengerti kata cinta. Aku tak pernah tahu

Dia yang mengajarinya. Dengan suara hati yang hanya tersampaikan untukku

Hmm…

Lalu bagaimana aku padanya? Aku hanya menyimpan seperti yang sedang ia lakukan

Kami tersiksa bersama karena kami merasakan hal yang sama.

Hanya angin, hujan dan halilintar yang tahu cinta kami.

Mereka yang selalu ada untuk menjadi saksi cinta diantara kami.

Sekarang…

aku bisa mencintainya, bahagia selamanya, hingga mati pun aku masih menggenggam tangannya.

Kami memang tak pernah terpisahkan. Kami selalu bersama.

Aku yang membunuhnya kan?

Dan aku sendirilah yang membunuh diriku sendiri?

Kyunnie… kau tahu? Satu hal yang selama ini kusimpan?

Aku sudah merencanakan ini dari awal kita bertemu.

Hahahahaha…. Aku memang jatuh cinta denganmu saat di TK itu? Percaya atau tidak?

Kemudian aku tertidur.. tapi aku percaya cintaku akan memanggilmu.

Kau datang.. dan kau sungguh datang.

Kyunnie… saranghae…

Hanya itu yang bisa kukatakan saat kita bebas saling mencintai.

Gommawo.. karena kau menepati janjimu.

Cinta kita akan abadi…

Menjadi debu bersamamu bukan hal yang menyedihkan dari pada menjadi seorang vampire.

Benarkah? Kau mencintaiku karena aku memang tampan dari dulu kan?

Sungguh menjadi vampire begitu buruk?

Tapi aku tak peduli, asalkan aku bersamamu.

Bummie… saranghae…

Nado saranghae….

.

.

.
-

END

Selesai… akhirnya…

Kayak nasib TDR, selesai juga…

Hmp.. ayo kita nge vote…

Siapa pairing terfavorite… wajib jawab ya!

Dan please review nya

The Best Pairing in FF award..

KIWOOK [TDR]

KIMIN [TDR]

KIHAE [Percaya sama Kyu]

KICHUL [Love or Money noona?]

HAEBUM [Don't Cry my brother]

KYUBUM [Vampire in Kim Family]

KIKWANG [Love or Money noona?]

KYUWOOK [Aku gila + gak Waras]

TEUKSUNG [Love for you]

KYUSUNG [Love for you]

MINWOOK [Mianhe hyung]

TEUKCHUL [Don't Cry my brother]

HAEWOOK [TDR]

HAETEUK [TDR]

KIHYUN [TDR]

EUNWOOK [Vampire in kim family]

Kayaknya itu doank ya? Apa ada yang ketinggalan? Wah banyakan kibum ya? Oke pasangan terakhir KIKA [di semua chapter] kibum x ika. Hehehehehe… harap pilihannya ya! Pilih pake hati oke! Maksimal boleh milih tiga pasangan.

Bye..bye…