.

.

'Titah Putra Mahkota Silla yang Agung...'

'Putra Mahkota Silla..'

Hatinya berdenyut sakit. sakit sekali...

'Sungmin..'

.

.

Bokura ga Ita

- Here We Are -

:: Nakazawa Ayumu's Present ::

.

.

"Pangeran!" seorang Panglima Kerajaan Goguryeo menghampiri Kyuhyun.

"Maafkan hamba yang terlambat datang, Yang Mulia.."

Permohonan maaf Sang Panglima tak lagi didengarkan oleh Kyuhyun. Pikirannya tertuju pada Pemuda calon pewaris tahta Kerajaan Silla. Tidak, tidak mungkin.

"Yang Mulia? Bukankah orang ini dari Silla?" ungkap Sang Panglima terkejut.

Kyuhyun menoleh cepat padanya 'Apa yang dia katakan? Pria itu benar-benar Orang Silla?'

Sang Panglima bergerak menelusuri pakaian jasad Pria tersebut, mencoba mencari sesuatu. Tangannya lalu menyadari adanya sebuah benda yang disimpan di kantung bagian dalam pakaian Pria tersebut.

Sang Panglima berjalan mendekati Kyuhyun seraya menunjukan sesuatu.

"Lihatlah Yang Mulia, Batu giok ini. ini adalah stempel untuk jalan keluar masuk Istana Silla. Dia benar-benar orang Silla!" tegas Panglima itu berusaha meyakinkan.

Kyuhyun terpana, Kakinya begitu lemah untuk berdiri dan akhirnya jatuh dengan lutut sebagai penopang.

''Tidak mungkin, Sungmin tidak akan..."

Tak lama, terdengar langkah kaki yang mendekat. Seorang pasukan Kerajaan Goguryeo mendekati Panglima Mereka dengan terburu-buru. Mereka saling menatap, berbicara melaui gerak mata.

"Panglima Besar! Wilayah selatan Goguryeo telah diserang pasukan tentara Silla! Dua orang diantaranya ternyata adalah seorang mata-mata." lapornya.

Hati Kyuhyun mencelos, Ia tidak menyangka semuanya akan terjadi. Sungmin berjanji padanya. tapi, Sebuah penyerangan terhadap wilayah Goguryeo?

"Yang Mulia Pangeran, Apa yang harus kita lakukan terhadap penyerangan ini?" tanya Sang Panglima.

Tangan Kyuhyun terkepal, ditarik nafasnya berat dan kemudian bangkit berdiri menatap tajam pada Panglima.

"Hancurkan! Bunuh semua Pasukan Silla tanpa terkecuali!" Perintahnya. Dan dua tentara di depannya tersenyum.

.

.

The Broken Promise

"Taeyon! Kau ada diluar?"

Taeyon yang memang selalu menunggu Tuannya, segera masuk ke dalam ruangan, "Ya, Pangeran." ucapnya seraya membungkuk hormat.

Kyuhyun memberika sesuatu pada pelayannya tersebut, "Kembalikan Kalung ini pada Sungmin, besok malam."

Taeyon terkejut. Memang Taeyon adalah satu-satunya orang Goguryeo yang tau bagaimana hubungan Pangerannya dengan Putra Mahkota Silla.

Kyuhyun sendiri yang bercerita padanya. Kyuhyun memang percaya padanya, karena menurut Kyuhyun, Taeyon tidak sekedar dayang pribadinya. Ia sudah menganggap Taeyon sebagai teman ataupun saudaranya sendiri.

"E.. Eh? Dikembalikan kepada Putra Mahkota Silla?" tanyanya mengulang. Kyuhyun tak menjawab.

"Tapi kenapa Pangeran? Bukankah Kalung ini adalah sebagai benda yang-.."

"Aku tak peduli lagi!" bentak Kyuhyun. "Aku takkan pernah peduli lagi pada Pemuda itu! Ia sudah mengkhianatiku! Ia melanggar janjinya sendiri!" ucap Kyuhyun yang tak bisa menahan emosinya.

"Tidak mungkin pangeran, Putra Mahkota tidak akan berbuat seperti itu padamu, Dia mungkin-..."

"Aku tak mau tau! Sekarang kau ambil kalung ini, dan kembalikan padanya besok malam! katakan padanya bahwa Aku takkan kalah pada Silla!" tegasnya lalu keluar ruangan.

Taeyon menghela nafas, menatap kasihan pada Pangeran yang telah dianggapnya Kakak lelakinya.

.

.

"A..Apa?" suara Pemuda manis itu hampir tak terdengar. tangannya dengan gemetar menerima kembali sebuah kalung yang dikembalikan oleh Dayang pribadi Pangerang Goguryeo.

"Yang Mulia Pangeran juga berpesan pada Saya, bahwa Saya harus mengatakan pada Putra Mahkota Kalau Dia takkan menyerah pada Silla," jelas Taeyon.

Sungmin begitu terkejut mendengar cerita dari dayang cantik tersebut,

"Ta.. Tapi kenapa? Aku tidak tau menahu tentang penyerangan tentara Silla pada wilayah Goguryeo! Aku tidak mengirim seorang-pun mata-mata, apalagi seorang pembunuh bayaran!" bela Sungmin.

Taeyon menatapnya, alisnya mengeryit. Ia tau ada yang salah di sini. Tapi apa?

Satu tetes air mata mengalir jatuh di sisi wajah Sungmin, Ia mendongak menatap bulan purnama yang bersinar di gelapnya langit malam.

"Jadi.. Kyuhyun tidak percaya padaku.." gumamnya lirih.

Satu tekad Taeyon setelah melihat kekecewaan Putra mahkota Silla tersebut. Ia akan berusaha mencari tau apa yang telah terjadi hingga kesalah pahaman ini membentang memisahkan Pemuda manis di depannya juga Pangeran Kerajaannya.

.

.

Regret

"Taeyon? Kau ada diluar?"

Seorang dayang masuk ke dalam ruangan, dan membungkuk pada Kyuhyun memberi hormat.

"Mana Taeyon? Aku memanggil Taeyon, Bukan Kau!"

Dayang itu kembali mengangguk.

"Maafkan Hamba Yang Mulia Pangeran, sedari kemarin Dayang Pribadi taeyon tak ada di tempat untuk melaksanakan tugasnya yang biasa. Kami tidak tau Ia pergi kemana." jawab dayang itu.

Kyuhyun mendesah. Ia mengomel dalam hati. bagaimana dayang pribadinya tidak ada ditempat selagi Ia membutuhkannya? Kemana Taeyon?

"Yang Mulia pangeran, Ada laporan penting dari pengawal gerbang Istana!" seorang pengawal muncul tiba-tiba dengan terburu-buru.

Kyuhyun menatapnya mennunggu apa yang akan pengawal itu katakan lebih lanjut.

Pengawal itu mencoba mengambil nafas,

"Pu.. Putra Mahkota Silla datang dan telah sampai di gerbang Istana. Sendirian!"

.

.

Kyuhyun tak lagi pernah berpikir akan kembali bertemu dengan Sang Putra Mahkota Silla, menatap wajah manisnya, memandang tepat pada sepasang iris mata hitam Pemuda itu.

Namun kini ada yang berbeda dari tatapan pemuda yang tengah berdiri di hadapannya. Tiga puluh langkah di depannya.

Pancaran mata hitam Sungmin begitu aneh. Rasa sedih dan kecewa bercampur di sana, dan membuat Kyuhyun ikut merasakan sakitnya. Sial, ia tidak boleh lemah seperti ini.

"Berani sekali, Putra Mahkota Silla datang kemari! Ke kawasan suci Istana Goguryeo!" Suara Panglima besar menggema di halaman luas dengn para prajurit berbaris tegap di setiap sudut.

Kyuhyun tak berkata apa-apa.

"Mau apa Kau ada di sini, wahai musuh Bangsa Goguryeo!"

"Aku ingin bertemu Kyuhyun, dan berbicara langsung padanya!" jawab Sungmin tanpa menoleh ke arah Sang Penanya. Matanya tetap mengawasi gerak-gerik Pangeran Goguryeo.

"Lancang sekali, Kau memanggil Yang Mulia pangeran dengan namanya!" sebuah suara menginterupsi semuanya. detik kemudian para Prajurit duduk dengan menyangga satu lutut sebagai ungkapa hormat pada Orang tersebut.

"Hyung..?" Kyuhyun menyadari keberadaan Kakak lelakinya. Putra Mahkota Goguryeo.

"Pangeran, betapa lancang Pewaris Silla ini padamu! Kudengar Dia juga mengirim mata-mata untuk membunuhmu. Apa lukamu sudah sembuh?" tanya Putra Mahkota itu pada adiknya. Kyuhyun tak menjawab.

"Atas nama Silla, Aku bersumpah Aku tidak pernah mengirim pasukanku untuk menyerang Goguryeo, apaplagi mengirim pembunuh untuk melukai Kyuhyun!" teriak Sungmin. Matanya memerah menahan tangis.

Alis Kyuhyun bertaut. Apa yang sedang Sungmin katakan? Apa Ia ingin mencoba menipunya lagi? Kyuhyun menggeram menahan amarah.

Putra Mahkota Goguryeo menatap tajam Sungmin.

"Aku tak menerima alasan apapun! Betapa kasihannya Silla memiliki Putra Mahkota yang dengan bodohnya datang ke kerajaan musuhnya sendiri."

"Tangkap, dan Hukum Dia!" perintah Putra Mahkota.

Kyuhyun begitu terkejut, "Hyung! Hentikan! Apa yang Hyung lakukan?" dalam hati kecilnya sungguh Ia tidak pernah mau ada seorang-pun menyakiti Sungmin.

"Apa yang salah pada perintahku? Dia mengkhianatimu, Pangeran! Mengkhianatimu! Membuat siasat perang pada Goguryeo! Mengirim Seseorang untuk membunuhmu! Dia mengkhianatimu!" sergah Putra Mahkota.

"Tidak! Aku tidak pernah melakukan itu! Kau harus percaya padaku, Kyu! Kumohon!" teriak Sungmin. beberapa prajurit Goguryeo telah menangkapnya. Sungmin mencoba melepaskan cekalan pada bahunya.

"Kyuhyun! Kau harus percaya padaku, kumohon..." teriaknya lagi. Ia tak lagi bisa menahan tangisnya. "kumohon, Kyu.." pintanya sungguh-sungguh.

Kyuhyun tertegun. Ya.. Sungmin mengkhianatinya.. Ia.. Ia tidak boleh tertipu lagi.

Tanpa berkata apapun, Kyuhyun melangkahkan Kakinya meninggalkan halaman Istana, menulikan semua teriakan Sungmin padanya. Ia terus berjalan menjauh. Putra Mahkota Goguryeo tersenyum puas.

"kau tidak percaya padaku, Kyu..." lirih Sungmin. Ia menyerah, dan mengikuti sereta para Prajurit yang menangkapnya.

.

.

Kyuhyun berjalan dalam diam. langkah kakinya bergerak bimbang.

Tidak. Ia tidak boleh seperti ini. Tidak boleh lemah. Ia harus tegas dalam pendirian. Ia tidak boleh terpedaya begitu saja oleh musuh Goguryeo, tidak akan termakan hasutan manis, tak akan pernah terjebak dalam perangkap. tidak akan-...

"Yang Mulia Pangeran!"

teriakan dayang menginterupsinya. "Taeyon?"

Taeyon mengatur nafasnya yang terengah-engah setelah berlari. "Pangeran! Pangeran harus menyelamatkan Putra Mahkota Silla! Kumohon.. Bebaskan dia dari hukuman!" pinta Taeyon seraya menangis.

Kyuhyun mengeryit heran pada dayang pribadinya.

Taeyon menggeleng, "Dia.. Putra Mahkota Silla tidak bersalah! Ini sebuah Kesalahpahaman yang sengaja dibuat oleh Kakak Anda, Putra mahkota Goguryeo.."

Kyuhyun terbelak tak percaya.

Taeyon kembali menangis,

"Kumohon, Pangeran! Sungguh Aku tak berani berbohong pada Pangeran. Aku mencari tau apa yang sedang terjadi.. dan.. dan tidak sengaja mendengar percakapan Putra Mahkota dengan Panglima Besar.. Kumohon.. Bebaskan Putra Mahkota Silla.." isaknya.

Tubuh Kyuhyun gemetar, dengan cepat Ia berbalik pergi. Ia ingin bertemu Sungmin.

'Kumohon.. Aku tidak ingin terjadi suatu apapun pada dirinya... Tuhan.."

.

.

Kyuhyun terus berlari menerobos pengawal dan dayang istana yang segera menunduk hormat saat melihat dirinya. Ia harus cepat. Ia harus bertemu Sungmin. Ia harus meminta maaf atas kebodohannya.

"Di mana Sungmin? Dimana Putra Mahkota Silla?" tanyanya pada seorang pengawal dengan intonasi tinggi.

"Putra mahkota Silla dengan mengikuti eksekusi hukuman mati untuk Dirinya."

Kyuhyun menggeleng, 'Tidak.. Tidak.."

Ia terus berlari seraya terus berharap. 'Tidak.. tidak akan kubiarkan.. kumohon.. jangan..jangan.. Sungmin...'

Terlambat.

Entah kenapa tubuhnya seperti terantuk beban yang begitu berat, saat dilihatnya Sungmin... Putra Mahkota Silla, Kekasihnya... tergantung pada tiang gantung hukuman.

"Berhenti! Turunkan Dia!" titahnya pada Sang Panglima besar yang tengah memandang puas pada sosok tergantung tersebut.

"Turunkan Dia! Kuperintahkan untuk turunkan Sungmin!"

Mata panglima menyipit mendengar titah Pangerannya. "Tidak akan Pangeran.. Hukuman mati pantas untuknya. Lagipula akan sungguh memalukan bahwa Anda membela musuh anda sendiri..."

Kyuhyun bergemeretak, kepalan tangannya mengeras. Ditariknya sebuah pedang dari salah satu prajurit.

'JLEB!'

"UKKHH" Kyuhyun menusukkan pedangnya lebih dalam pada tubuh Panglima tersebut. darah mengalir keluar dari luka tusukan dan mulut Sang Panglima.

Tangan Panglima mencoba menggapai Kyuhyun namun segera Kyuhyun mendorongnya menjauh. menarik kembali pedangnya yang sudah ternoda darah Panglima.

Para Prajurit yang melihat terbunuhnya Panglima mereka, diam tak bergerak.

Kyuhyun berlari mendekati tiang gantungnya. Di topangnya kaki Sungmin yang menggantung agar tali di lehernya tak mengerat.

'Kenapa Sungmin tidak bergerak?'

"Kumohon.. Sungmin.. Kumohon.." Kyuhyun terus mencoba melepaskan Sungmin. Ia mencoba memotong tali itu. tapi pedangnya selalu salah mengenai sasaran. Ia tak bisa melihat jelas, karena pandangannya kabur oleh air mata yang mulai mengalir di pelupuk matanya.

'Kumohon.. kumohon..''

Tubuh Sungmin terjatuh saat tali gantung berhasil terpotong. Kyuhyun menangkap tubuhnya.

'Sungmin.. Sungmin.. sadarlah.. Aku minta maaf.. Aku minta maaf... sadarlah Sungmin, lihatlah Aku.. Aku di sini.. Aku tidak akan meninggalkanmu lagi.."

Jemarinya menelusuri wajah Sungmin lembut.

Nihil.. Sungmin tidak akan membuka matanya, tidak akan pernah...

Kyuhyun menangis. didekapnya tubuh kaku tersebut erat. erat sekali...

"Kumohon..maafkan Aku.. Maafkan Aku..." ucpnya lirih. dikecupnya bibir Sungmin sngkat. rasa asin menyentuh indra pengecapnya.. rasa air matanya sendiri..

Dadanya terasa sesak... Sungmin tak lagi di sini.. tak lagi hidup.. tak lagi bersamnya...

"Betapa memalukannya Seorang Pangeran Goguryeo mencintai musuhnya sendiri. Bangsa ini takkan pernah memaafkanmu..." Putra Mahkota berdiri.

Kyuhyun mengabaikannya, Ia terus saja memeluk Tubuh Sungmin erat.

Putra Mahkota menggeram, "Bunuh Dia! Dia tak lagi diakui sebagai Pangeran Goguryeo!"

Segera, sebuah Pasukan pemanah membentuk posisi, Kyuhyun memandang benci pada para prajurit itu. Ia memeluk Sungmin lebih erat. mencoba melindungi sosok mati kekasihnya.

'Tembakkan Panah!"

dalam satu komando, ribuan panah melesat menyerang Kyuhyun.

"ARGGH!"

Sakit. Punggung, bahu, dadanya terasa sakit saat terpanah. Namun, hatinya terasa lebih sakit berkali-kali lipat.

Sakit.

Bayangan Sungmin muncul di benak Pangeran tersebut. Kenangan-kenangannya bersama SUngmin. Apa setelah Ia mati, Ia bisa bertemu dengan Sungmin? Apakah Ia bisa bersamanya?

Sakit.

'Kumohon..Kumohon..'

Apakah Sungmin mau memaafkannya? Apa Sungmin masih mau mengulurkan tangannya pada Orang bodoh seperti Dirinya? Tersenyum untuk dirinya yang telah menghianati kepercayaan yang Sungmin berikan? Apa Sungmin akan kembali mencintainya?

Beberapa detik Kyuhyun memanjatkan doa Kepada-Nya, sampai Pemuda itu menuju batas waktu hidupnya.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

Future

.

.

Seoul, 2006.

"Selamat Sudah terpilih..." ucap seorang Pria berbadan besar dengan kaca mata hitam mengiasi wajah bulatnya. Pemuda tampan yang di selamati hanya tersenyum dan mengangguk dalam.

"Gamsahamnida..." ucap Pemuda itu.

Pria besar yang menjabat sebagai Manager itu menepuk pundak Pemuda tampan, "Kuharap Kau bisa menyesuaikan diri di sini. Sekali lagi, selamat bergabung di SM Entertaiment."

.

.

"Kyuhyun-sshi, Kau tunggu di sini dulu. Aku akan panggil member yang lain.." ucap manager kepadaku. Aku mengangguk dan duduk di sebuah kursi di ruangan seperti ruang tata rias tersebut.

Aku menghela nafas. entah kenapa Aku sering berfikir bahwa kehidupanku dulu begitu berat. Aku tak menyangka sekarang Aku berhasil bergabung dengan sebuah grup Boyband bernama 'Super Junior' . Apa aku tidak akan apa-apa?

'Krieet...'

Terkejut melihat Manager dengan satu.. tiga.. eh.. dua belas pemuda masuk secara bersamaan. banyak sekali... Aku segera berdiri dan menunduk memberi salam.

"Kau akan menjadi Magnae Mereka, Kyuhyun-sshi.. Mereka Hyungdeulmu. Kuharap kalian menjadi lebih akrab setelah ini," kata Manager.

Aku memperhatikan Para pemuda tersebut. Salah satu dari Mereka maju menghampiriku, "Annyeong! Jungsoo Imnida! Panggil Aku Leeteuk! Aku Leader Super Junior!" sapanya ramah.

Aku membalas jabatan tangannya.

"Aku Kim Heechul, dan Kau harus memanggilku Hyung!" Seorang pemuda cantik (?) ikut memperkenalkan diri.

Perkenalan terus berlanjut. Hankyung, Donghae, Yesung, Kibum, Shindong, Kangin, Ryeowook, Siwon, Eunhyuk.

Dan terakhir...

Kulirik mataku ke orang terakhir yang berdiri di samping Eunhyuk-hyung.

Seorang Pemuda yang memakai kaus pink, memiliki sepasang mata hitam besar, bibir pink yang mungil, dan wajah yang manis..

Entah kenapa, Aku seperti telah lama mengenalnya.. dan perasaanku berteriak kalau Aku begitu merindukan pemuda ini.

Bibir pemuda manis itu menyunggingkan senyum.

"Annyeong... Aku Sungmin," Salamnya. Membuatku mengembangkan senyum bahagia di wajah.

.

.

.

"Saat Kita terlahir kembali, Mari buat masa depan yang berbeda... bersama..."

.

.

FIN


A/N: Saya sungguh berterima kasih pada reviewer cerita ini :) Sungguh Saya menghargai usaha kalian meninggalkan 'jejak'. Saya sudah tak ambil pusing dengan banyaknya Silent Readers di sini. Anda-kah? Aneh sekali bahwa cerita ini mendapat 984 visitors, namun hanya memiliki 17 reviews?

Jelekkah cerita ini? Tak pantaskah cerita ini Saya Publish? Memang, Review atau tidaknya adalah sesuatu yang tergantung pada kesadaran diri masing-masing. Tapi, Hei.. Kalian Para Silent Readers, Saya hanya akan bilang bahwa tidakkah Anda mengerti bahwa Review adalah sesuatu yang penting untuk Author seperti Saya dan yang lain? tolong hargai itu..

Kritik, Saran dan Flame Saya terima. Dan tentunya Kalau Anda memiliki akun FFN, pakailah :) Saya tidak akan mem-flame balik apapun untuk Anda! Terima Kasih ^^

Terima kasih kembali untuk Kalian yang menyukai Karya-ku, menghargai Karya ini dengan 'jejak' yang Kalian tinggalkan. Readers, Reviewers, dan tentunya beberapa Silent Readers yang sudah bersedia mereview. Terima kasih banyak!

akhir kata,

KYUMIN is REAL!