ROMANCING TRAIN ~Found You~

Author: Me a.k.a Jaehan Kim Yunjae - yunjaehan

Pairing: Yunjae and Yoosu

Length: 4 –End-

Rating: M / Yaoi / Mpreg

Genre: Romance / Fluff

Cast:

Kim Jaejoong

Jung Yunho

Park Yoochun

Kim Junsu

Others..

DISCLAIMER:

I don't own Yunjae. They own each other but I hope I can own them at least in my dream. Okay... The plot, story and poster are mine.

WARNING!

This is YAOI fanfic means boy x boy story, so if you can't take it just leaves already. I don't wanna hear bad comments and I don't care with your comments.

Happy Reading ^^

Yoochun POV

Aku tak pernah menyangka ternyata tanpa harus melakukan apapun aku bisa dengan mudah bertemu dengan Junsu, tanpa harus meminta cuti dan kembali ke Korea untuk mencarinya. Ini semua berkat Yunho. Apa ini memang sudah ditentukan dari atas? Apa itu berarti Junsu adalah jodohku? Yah.. Aku harus berusaha.. karena aku juga ingin memiliki cinta yang sama seperti dirasakan Yunho dan istrinya.

Sudah hampir sebulan lebih sejak pertemuanku dengan Junsu di Yoyogi Café saat itu, sejak itu aku dan junsu bertukaran email, kami sering berhubungan melalui email dan kadang juga sering bertemu dan jalan bersama atau mungkin kencan tapi aku juga tidak bisa bilang kalau itu kencan, karena kami belum resmi jadian… walaupun sudah menyatakan rasa suka secara tidak langsung tapi aku belum resmi memintanya menjadi kekasihku.

Selama kami jalan berdua Junsu lebih sering diam dan tersenyum malu, memang selalu aku yang memulai semuanya.. itu hal yang wajar dan aku suka dengan sikapnya yang seperti itu. Kadang aku berfikir apa aku terlalu lama menunggu? Memang apa yang aku tunggu? Atau aku terlalu lambat? Aku takut Junsu keburu diambil orang karena dia terlalu imut untuk diabaikan. Apa lebih baik aku ikuti cara Yunho saja? Bukankah satu bulan adalah waktu yang cukup bagi Yunho? Mereka berdua saja bisa, kenapa aku tidak.

Aku masih menunggunya di depan Yoyogi Café tempat kami pertama kali bertemu setelah sekian lama. Aku sudah menyiapkan segalanya, aku ingin Junsu mengingat selalu apa yang aku lakukan padanya. Setelah menunggu cukup lama akhirnya wajah imut yang selalu muncul dalam mimpiku itu muncul dengan senyuman indahnya.

"Chunnie.. Gomen ne aku telat"

"daijoubu"

"kenapa tidak masuk?" tanyanya bingung

"aku menunggumu Su.. kita masuk?" jawabku meraih tangannya

"Umm.." Junsu mengangguk dan kami masuk kedalam

Setelah mengambil tempat duduk, tempat dimana kami duduk saat itu… aku dan Junsu memesan makanan yang biasa kami pesan disini. Junsu sangat menyukai puding coklat buatan café ini sedangkan aku sangat menyukai wajah bahagianya saat menyantap puding itu, dia menyantap puding itu tanpa melihat sekelilinganya, bahkan ia bisa saja lupa padaku hingga makanan dihadapannya itu habis.. sama seperti saat ini, aku hanya menatapnya dan menunggu Junsu selelsai melahap seluruh puding kesayangannya itu.

Akhirnya saat itu tiba, setelah semua isi dalam mangkuk berbentuk bulat itu habis Junsu tersenyum mentapnya dan mengalihkan pandangannya padaku.

"Are?.. Chunnie, go.. gomen.. boku.." ucapnya malu dan tertunduk

"daijoubu dayo, aku sudah hapal betul dengan kebiasaanmu itu" senyumku menatap wajah lucunya

"Na.. Su?" panggilku cukup tenang setelah menarik nafas panjang untuk memulai apa yang sejak tadi ingin aku katakan

"Umm.." gumamnya pelan menanggapiku dengan tetap menundukkan wajahnya

"Suki dayo" akhirnya kuucapkan kata itu

"Ee.." kagetnya mengangkat wajahnya dan menatapku

"Suki na.. Su-ah" tambahku tersenyum menatapnya yang masih dengan wajah terkejut

"Chu.. Chunnie.. boku mo.. boku Chunnie no koto wa… suki" balasnya pelan namun aku masih dapat menangkap ucapannya itu

"Hontou?"

"Hai.."

"kalau begitu mau menikah denganku Su?"

"Na.. Nani?" kembali wajah kaget itu muncul

"mau menikah denganku Su?"

"demo… bukankah ini terlalu cepat Chunnie?" ragunya

"ie.. kau tahu bagaimana saat Yunho melamar Jaejoong?"

"sudah.. demo na…"

"Su kau tahu, pertemuan Yunho dan Jaejoong hampir sama dengan bagaimana kita bertemu" aku memulai

"tentang itu… Chuunie-" potongnya

"tepat satu bulan setelah Jaejoong mulai mengirimkan kertas-kertas itu mereka bertemu dengan tidak sengaja dan kau tahu betapa terkejutnya Yunho menemukan orang yang selalu mengangguminya saat itu" potongku juga padanya

"bagaimana Yunho-san bisa tahu kalau itu Jaejoong senpai, Chunnie?"

"awalnya Yunho juga tidak percaya dengan penglihatannya saat itu, karena awalnya Yunho mengira orang yang selalu mengirimkan kertas-kertas itu adalah wanita… namun ternyata dia adalah seorang pria"

"soka.. lalu bagaimamana..?"

"saat bertemu waktu itu Yunho tidak sengaja mendengar Jaejoong menggumam namannya, seperti kau saat itu"

"dan akhirnya Yunho-san tahu bahwa yang selama ini memberikan surat-surat itu adalah Jaejoong senpai"

"Umm.. setelah tahu bahwa yang selama ini yang mengirimi surat padanya adala seorang pria, Yunho tidak langsung merasa kesal dan marah namun dia merasa jika itu memang sudah ditentukan untuknya, maka dia mencobanya dan akhirnya mereka memulai hubungan mereka dari pertemanan"

"lalu menikah?"

"setelah satu bulan mengenal Jaejoong lebih dekat.. barulah Yunho memutuskan hal itu"

-Flashback-

"Chun.. kemarilah" Yunho langsung menarikku menuju ruangannya

"Eh.. Oi Oi Oi.. ada apa ini? jangan menarik-narik ku seperti itu?"

Yunho yang baru saja keluar dari ruang kerjanya saat aku melewati ruangannya tiba-tiba menarikku masuk kedalam ruangannya

"duduklah, ada yang harus aku sampaikan padamu" paksanya padaku meletakkan kedua tangannya dipundakku dan menyuruhku duduk di sofa ruangannya lalu ia duduk disampingku

"ada apa? sepertinya ini sangat penting"

"tentu saja ini sangat penting Chun… ini menyangkut masa depanku"

"masa depan?" bingungku menatapanya aneh

"aku ingin melamar seseorang, Chun"

"melamar? Kau mau melamar siapa? jangan bilang-?" tebakku ragu

"tentu saja Joongie, mau melamar siapa lagi, Chun. Kau tahu…-" balasnya tetap seperti orang bodohnya

"Chotto.. Chotto.. Chotto.. kau serius?" potongnya

"tentu saja aku serius Yoochun" lirihnya

"demo Yun-ah.. kau baru mengenalnya satu bulan yang lalu"

"memang kenapa?"

"jangan kenapa-kenapa… apa maksudmu? bukankah kalian masih dalam status pertemanan, kau bahkan belum menyatakan cintamu padanya?"

"justru karena itu, aku ingin memintanya sebagai kekasihku dan langsung melamarnya"

"Nani..? kau serius Yun"

"Umm.. hongki desu"

"Yun kau pikir ini main-main, jangan bercanda" ucapku mngetuk-ngetuk dahinya pelan dengan telunjuk kananku

"aku tidak bercanda Chun, aku memang ingin melamar Joongie" balasnya menepis tanganku

"demo…"

"Chun, kau ini.. aku berniat ingin memberikan kabar bahagia padamu tapi kau malah aneh seperti ini… yang ingin aku lamar itu Joongie bukan dirimu, kenapa malah kau yang heboh sendiri?" kesalnya padaku

"aku bukannya heboh Yun, tapi aku serius,, kau benar-benar akan melamarnya"

"Hai.. aku yakin Chun. Aku percaya bahwa aku memang sudah ditakdirkan dengan Joongie dan kami memang sudah ditentukan untuk bersama"

"bagaimana dengannya?" raguku

"Joongie maksudmu?'

"Hmm.. apa dia akan menerima dilamar secara tiba-tiba seperti itu?"

"Joongie pasti akan menerimanya Chun" senyumnya

"kau sangat yakin ya Yun"

"Umm.." angguknya

-End Flashback-

"keyakinan yang Yunho tunjukkan padaku saat itu mempengaruhiku Su, aku juga sudah bertekad suatu saat ketika aku menemukanmu.. aku akan memintamu sebagai kekasihku dan melamarmu dengan cincin ini" kuhulurkan kotak persegi berwarna biru tua dengan pita keperakkan diatasnya dan berjalan berlutut dihadapan Junsu

"Chu.. Chunnie.." kagetnya mencoba menarikku untuk bangun

"maukah kau membalas rasa cintaku dan mengikatnya dalam ikatan suci Su..? Menikahlah denganku"

"Ha.. Hai Chunnie-ah, aku mau menikah denganmu" jawabnya yang membuat jatungku yang sempat terhenti kembali berdetak

"Hontou..? Yokatta na.. Suki dayo Su... Suki dayo" aku langsung berdiri dan memeluknya erat

"Chu.. Chunnie sudah semua orang melihat" Junsu mencoba melepas pelukanku ditubuhnya

"biar saja, biar mereka semua tahu jika pria imut dalam pelukanku ini akan segera menjadi istriku" kueratkan pelukanku ditubuhnya

End Yoochun POV

Yunho POV

"Yo Chun" panggilku pada sahabatku yang kini sedang sibuk menata pakaiannya

"Yunho.. lama sekali kau muncul, aku gugup tahu" kesalnya padaku dan aku berjalan mendekatinya

"akhirnya kau rasakan juga kegugupanku saat itu Chun, bagaimana rasanya akan menikah, hah?" ejekku

"hai.. hai.. aku tahu kegugupanmu saat itu sekarang Yun, makanya sekarang bantu aku, pakaian ini sangat menyusahkan"

"Chun itu hanya jas yang biasa kita pakai saat ada acara besar di perusahaan, apa yang membuatmu sulit"

"kancingnya membuatku kesal, dari tadi ini tidak bisa dikaitkan" Yoochun mencoba menutup kancing terakhir di bagian kerah jasnya

"bagaimana kau bisa menutup kancingnya jika tanganmu gemetaran seperti itu Chun" tawaku

"Yunho.. kau tidak menolongku sama sekali" marahnya memberikan tatapan tajam padaku

"hai.. hai.. sekarang tarik nafas dalam-dalam dan keluarkan perlahan" tenangku padanya

"Hahh-"

"sudah lebih baikkan"

"sudah lebih baik.. aku tidak terlalu gugup seperti tadi" Yoochun kembali mencoba mengancing kembali pakaiannya

"kau bahagia Chun?"

"pertanyaanmu sama saja denganku saat itu Yun" tawanya

"itu memang pertanyaan yang biasa ditanyakan dalam keadaan seperti ini kan?"

"kau benar dan.. tentu saja aku bahagia" senyumnya padaku

"kau juga sangat gegabah Chun, baru sebulan bertemu dengannya kembali malah langsung memintanya menikah denganmu"

"aku belajar darimu Yun"

"belajar atau mencontek, hah?" ejekku

"yah.. aku rasa aku perlu menunjukkan rasa cintaku pada Junsu sebelum dia berubah pikiran dan diambil orang lain"

"Hmm…"

"kau tahu Junsu itu terlalu banyak yang mengincar karena wajahnya yang imut dan sikapnya yang lucu, aku tidak mau didahului orang lain"

"akhirnya kau merasakannya juga Chun, kau mengerti arti mencintai seseorang"

"Umm.. aku sangat mengerti apa yang kau rasakan saat itu Yun, sangat mengerti"

"sudah waktunya pemberkatan, cepat pergi… jangan biarkan pengantinmu menunggu lama"

"hai.."

"Joongie akan berada disisinya dan aku akan menjadi pendampingmu.. aku merasa seperti seorang ayah yang melepas anaknya"

"kau ini, anakmu belum lahir Yun"

"kau juga akan menyusul Chun"

"Ne.. aku sangat berharap Junsu memiliki keberuntungan seperti Jaejoongmu"

"semoga saja" kutepuk pundaknya perlahan

Ini adalah hari dimana Yoochun sahabatku akan menghabiskan masa sendirinya dan terikat dengan seseorang yang telah lama ditunggunya. Sama sepertiku yang langsung melamar Joongie sebulan sejak aku mengenalnya sebagai seorang pengagum rahasia yang selalu memberikan kertas-kertas kecil padaku.

Aku berdiri disisi belakang sahabatku itu, melihatnya dengan perasaan bahagia.. akhirnya dia akan menyusulku dan memiliki keluarga sendiri. Setelah semua persiapan selesai munculah malaikatku dengan kohainya yang hanya bisa menunduk melihat lantai putih dibawahnya, sedangkan Joongie dibelakangnya hanya tersenyum menatapku. Mereka berjalan dan Junsu akhirnya berdiri mantap disisi Yoochun menatap calon suaminya itu.

"aku bersedia" kata yang akan menyatukan dua hati dalam satu ikatan suci di hadapan Tuhan.. kata itu telah diucapkan oleh dua orang yang berada dihadapanku saat ini. Joongie memberikan cicin putih dengan berlian kecil diatasnya pada kedua orang itu dan mereka memasang tanda cinta itu di jari pasangan masing-masing. Setelah sebuah perjanjian terikrar membawa dua orang yang kini telah terikat pergi menuju tempat dimana mereka akan menghabiskan sisa hidup mereka dalam ikatan keluarga.

End Yunho POV

Kehangatan matahari musim gugur menjadi saksi dua orang bersatu dalam sebuah ikatan suci. Keindahan bunga-bunga bermekaran menatap kebahagiaan yang hanya dirasakan oleh mereka berdua. Kehidupan berjalan seiring berubahnya musim, panas terik matahari musim panas memberikan perasaan dekat dan salju musim dingin memberikan kesempatan tertawa lepas dengan orang yang sangat dicintai, hingga tak terasa beberapa rotasi musim berganti dan mengembalikan kehidupan menuju musim pertemuan dua kekasih.

Jaejoong POV

Aku masih saja tetap duduk menatapi benda kotak yang terus menunjukkan gambar bergerak dihadapanku, tanganku tidak berhenti menguntai benang besar yang membentuk sebuah syal yang cukup hangat. Aku telah menyelesaikan studiku beberapa tahun yang lalu dan mengambil gelar Sarjanaku, awalnya aku ingin melanjutkan menggambil gelar Megisterku.. tapi aku juga ingin menjadi istri dan ibu yang baik untuk kedua anakku, kuputuskan lebih baik menjadi istri yang baik untuk Yunho

Kami mendapatkan sepasang anak kembar yang imut dan lucu.. laki-laki dan perempuan. Mereka sangat manja padaku terutama Jaejae.. maksudku Jaeho dan Yunnie.. ehhmmm.. maksudku Jaeyun sangat manja pada Yunho. Mereka sangat mirip dengan kami berdua, mata Jaeyun sangat mirip denganku sedangkan mata Jaeho sangat mirip dengan Appanya

"Kaa-chan.. Too-chan lama sekali?" eluh Jaeyun padaku yang sejak pagi tidak melihat Appanya

"sebentar lagi Too-chan pulang sayang.. Yunnie bobo siang dulu yah, nanti saat Too-chan pulang akan langsung Kaa-chan bangunkan" senyumku membelai rambutnya perlahan

"tapi Jaeyun kangen Too-chan, Kaa-chan.. tadi pagi Jaeyun tidak bisa bertemu Too-chan, Jaejae Nii-chan memaksa pergi lebih cepat" tambahnya mngerucutkan bibirnya imut

"dimana Jaejae sekarang sayang? tanyaku

"Nii-chan sudah tidur, sejak pulang sekolah tadi dia langsung terkapar di kasurnya dan tidak bangun-bangun sampai sekarang"

"kalau begitu bagaimana jika Yunnie bangunkan Jaejae, Kaa-chan akan menyiapkan makan malam untuk kita" aku mulai beranjak menuju dapur

"Ieee… Kaa-chan tahu kan Nii-chan itu sangat sulit dibangunkan, hanya Kaa-chan yang bisa membangunkannya.. lebih baik Yunnie membantu Kaa-chan memasak saja, Yunnie ingin pandai memasak seperti Kaa-chan.. sebentar lagi kan Yunnie menjadi seorang wanita, Kaa-chan" bangganya padaku

"Hai.. ayo bantu Kaa-chan memasak" balasku dan membawanya menuju dapur

"hai.." tambahnya loncat-loncat kegirangan

Kehidupanku tidak pernah seindah ini, bahkan aku tidak pernah berharap untuk bermimpi memilikinya, kehidupan sempurna yang terlalu menyedihkan jika hanya mampu dibayagkan tanpa merasakannya dalam kebahagiaan yang nyata. Namun, siapa yang menyangka bahwa nasib memberikan kesempatan itu padaku, seorang Jung Jaejoong kini hidup bahagia dengan seorang suami yang penuh dengan rasa tanggung jawab dan menghargai keluarga dan juga lebih mengutamakan keluarganya ditambah buah hati laki-laki dan perempuan yang menyempurnaknnya.. Jung Jaeho dan Jung Jaeyun hadiah termanis dari Tuhan untukku dan Yunnie.

"boojae… tadaima" suara bassnya menggema mengagetkanku yang sedang sibuk bergumul dengan sayur dan lauk

"Otoo-chaaaannnnn…" Jaeyun berlari menuju tangan kekar yang selalu melindunginya

"gadis kecil Too-chan sudah bangun tidur ternyata" senyum Yunho mengangkat gadis kecil itu dalam gendongannya

"Yunnie tidak mau tidur siang, Yunnie" eluhku menatap suamiku itu dan membantu membawakan tas hitam dalam genggamannya, kadang aku bingung sendiri saat memanggil mereka berdua

"Yunnie ingin bertemu Too-chan dulu baru akan tidur" ucap gadis kecil itu dalam pangkuan Appanya

"Hmm.. sekarang Yunnie sudah bertemu Too-chan kan, jadi cepat tidur ya sayang" Yunho menepuk pelan bagian belakang tubuh Jaeyun dan memintanya untuk tidur di kamarnya

"tapi Yunnie mau membantu Kaa-chan memasak" manjanya

"Mhmm.. bagaimana kalau sekarang giliran Too-chan yang membantu Kaa-chan memasak dan Yunnie tidur siang" pinta Yunho

"soka.. Yunnie akan tidur siang, Too-chan"

"itu baru anak Too-chan yang manis" senyum Yunho dan Jaeyun berjalan menuju kamarnya

"boojae" suaranya menggema terdengar hingga tempatku berada

"boojae.. kenapa cepat sekali hilangnya?" Tanya Yunho langsung melingkarkan tangan kekarnya di pinggangku dan mencium tengkukku

"Yunnie, kau kan sedang sibuk menyuruh Yunnie untuk tidur" jawabku seadanya pada suamiku itu

"Aish…" gerutuku

"doshita?"

"Yunnie.. kadang aku bingung untuk membedakan panggilan kalian berdua, Yunnie dan Yunnie… Ah"

"yah.. kadang aku juga bingung membedakanmu dengan Jaejae.. kenapa Yunnie tidak dipanggil Yunyun saja?"

"tidak bagus ah.. tapi kau masih lebih mudah Yun, karena kau memanggilku boojae bukan hanya Jaejae sedangkan kalian berdua.. Ah.." eluhku manja dalam pelukkan hangatnya

"kenapa kita harus memanggil mereka Jaejae dan Yunnie, sich?" ucapku lagi

"bukankah kau yang minta boojae?"

"Are? Aku yang minta? Aku tidak ingat Yunnie" bingungku

"kau ini.. kau bilang mereka adalah bagian dari diri kita, makanya kau ingin aku memberikan nama yang menyerupai nama kita kan?"

"aku benar-benar lupa Yunnie… tak kusangka setelah mereka besar nama itu malah menyusahkanku" bingungku polos

"kau ini boojae" tawa Yunho mencolek mesra hidung mancungku

"boo kau tidak mau anak lagi?" Tanya Yunho tiba-tiba dan membalik tubuhku

"bukankah kita sudah punya dua?" bingungku

"mereka sudah cukup besar boo, bahkan kau hanya perlu sekali hamil untuk mendapatkan mereka berdua"

"aku juga tidak tahu kalau kita akan mendapatkan anak kembar kan Yun"

"karena itu, kau tidak ingin mencoba mendapat anak tunggal boo"

"bakayaro, mana mungkin kita bisa menentukan akan memiliki anak tunggal atau kembar"

"justru itu.. kau ingin mencobanya boo?" Tanya Yunho lagi dan membelai pelan rambutku

"kenapa kau tiba-tiba ingin anak lagi Yun?" selidikku

"hari ini Yoochun tidak masuk kerja boo"

"lalu apa hubungannya?" bingungku lagi

"Junsu tiba-tiba sakit jadi Yoochun harus mengantarkannya ke rumah sakit"

"Su sakit, bagaimana keadaanya?" panikku berusaha melepaskan diri dari pelukkannya

"jangan panik begitu boo, Junsu tidak apa-apa.. hanya saja.."

"hanya saja apa Yun? Jangan membuatku takut Yun"

"Junsu tidak apa-apa, hanya saja kata Yoochun, Junsu sedang hamil anak kedua mereka" senyum Yunho

"Hontou?"

"Umm.. dakara, boojae-ah kau tidak mau punya anak lagi?"

"Yunnie.. kau ini latah ya, orang punya anak.. kau juga ingin"

"tapi, memang sudah lama kita tidak menggendong anak kecil, Jaeyun dan Jaeho sudah cukup besar"

"kau yakin ingin anak lagi Yun, bukankah nanti kita akan semakin sibuk"

"Ne.. aku sangat yakin boo, ayolah… Na?"

"akan ku pikir-"

"Okaa-chan.. Otoo-chan ribut sekali" anak pertamaku itu muncul dengan wajah mengantuknya

"Ah.. jagoan Too-chan sudah bangun ternyata" Yunho segera berlari dan membawa Jaeho dalam gendongannya

"tumben Jaejae cepat bangunnya, biasanya selalu bangun sebelum makan malam"

"Okaa-chan dan Otoo-chan terlalu ribut, Jaejae jadi terbangun" bibirnya mengerucut dengan imut

"kebiasaan kalian memang sangat mirip dengan Kaa-chan, Jaejae" tawa Yunho menatapku sekejap

End Jaejoong POV

Author POV

Yunho terus bermain dengan anak laki-lakinya itu dengan sekali-sekali menggodanya dengan istrinya yang memberikan respon yang sama.. jika tidak mengerucutkan bibir, mereka berdua akan mengeluarkan lidahnya malu.. kemesraan kehidupan keluarga ini terusik dengan bunyi dentang bel pintu depan yang membuat Jaejae dan Jaejoong sedikit bersyukur karena terbebas dari ejekkan suaminya itu.

"aku yang akan membukakannya" aju Yunho berjalan menuju pintu depan yang berjarak tidak terlalu jauh dari dapur dan melihat siapa orang berada di depan rumahnya

"Ah.. kalian sudah sampai" senyum Yunho sedikit bergeser dan mengijinkan Yoochun dan Junsu juga anak mereka Park JunYoo yang berada dalam gendongan Junsu masuk kedalam

"dimana Jaejoong senpai Yunho-san?" Tanya Junsu langsung

"ada di dapur sedang menyiapkan makan malam" jawab Yunho menujuk arah menuju dapur

"Sankyuu na" balas Junsu dan berjalan menuju arah yang ditunjukkan Yunho

"Jaejoong senpaiiiiii…" teriak Junsu ketika melihat senpai yang disayanginya itu

"Junsu! Sedang apa disini?" kaget Jaejoong berbalik dan menatap Junsu

"Yunho-san mengundangku dan Chunnie untuk makan malam"

"kenapa Yunnie tidak memberitahuku? Aku kan jadi tidak masak banyak" eluh Jaejoong

"tidak apa-apa senpai, aku akan membantumu memasak" tenang Junsu

"Ah.. ternyata Jaejae ada disini, Junnie kau tidak ingin bermain dengan Jaejae Nii-chan?" Tanya Junsu pada anak semata wayangnya yang hanya menatap bingung kedua orang dewasa yang ada dihadapannya

"Umm.. Kaa-chan Junnie mau main dengan Jaejae Nii-chan" senyumnya dan menarik tangan Jaeho menuju taman belakang

"Kaa-chan, kalau makanannya sudah masak jangan lupa panggil Jaejae ya" teriak Jaeho dan Jaejoong hanya menggelengkan kepala melihat anak pertamanya itu

"Oh ya , bagaimana kandunganmu Su?"

"senpai sudah tahu?" kaget Junsu"

"Mhhmm.. Yunnie yang memberitahukan padaku"

"pasti dari Chunnie?" tebak Junsu

"Chunnie memang tidak bisa menyimpan rahasia, padahal aku ingin memberi kejutan" kesalnya

"kan tahu sendiri bagaimana suamimu Su"

"Na.. orang yang aneh adalah julukan cocok untuknya"

"tapi kau mau menikahinya kan" ejek Jaejoong

"ya.. begitulah" tawa Junsu malu

"yasudah, sekarang bantu aku memasak Su, sebentar lagi waktu makan malam"

"Umm…" angguk Junsu

Jaejoong dan Junsu sibuk menyiapakan makan malam, sang suami sibuk dengan perbincangan bisnis mereka juga sang anak yang sibuk bermain di taman belakang rumah. Mungkin inilah potret keluarga baagia yang selalu didambakan setiap orang, keberuntungan yang didapatkan Jaejoong dan Junsu dalam kehidupan mereka setelah bertemu dengan dua pria yang memberikan arti dari sebuah kehidupan dan kebahagiaan

"boojae.. makan ini" ucap Yunho menyuapkan potongan daging panggang pada Jaejoong

"Yunnie.. tidak baik terlalu banyak makan daging" eluh Jajeoong

"tapi saat ini daging baik untukmu, agar kau tetap sehat dan kita akan punya anak lagi"

"Aish… Yunnie kau ini tidak pernah menyerah ya" tawa Jaejoong

"tentu saja, aku akan melakukan apapun untuk keluargaku" ucapnya yang membuat Jaejoong bangga

"kau ingin punya anak lagi Yun?" Tanya Yoochun tiba-tiba mengaalihkan pandangan dari makanan dihadapannya

"Ne.. Jaejae dan Yunnie mau adik baru kan" balas Yunho meminta persetujuan dari kedua anak kembarnya itu

"hai Too-chan. Yunnie mau adik baru" ucap Jaeyun kegirangan sedang Jaeho hanya mengangguk mengiyakan

"kalian berdua sama saja seperti Appa kalian" kesal Jaejoong manja

"ayolah boo, kau juga pasti akan senang jika rumah kita ramai kan?" rayu Yunho terus pada istrinya

"Jaejoong senpai, sepertinya memang menyenangkan kalau di rumah kita ramai dengan anak-anak" tambah Junsu

"lihat, bahkan Junsu saja setuju" Yunho semakin merayu istrinya itu

"aku juga ingin punya anak yang banyak, iyakan Chunnie?" senyum Junsu menatap Yoochun yang ada disisinya

"Ne.. Su" balas Yoochun juga menatap istrinya

"kau juga akan adik baru Junnie-ah?" Tanya Junsu pada anak satu-satunya itu

"Ne.. Kaa-chan, Junnie akan punya adik baru"

"hai.. hai.. kita akan punya anak lagi, memang sulit menolak keinginan seorang Jung Yunho" pasrah Jaejoong melihat mereka semua yang hanya dibalas dengan tawa kecil dari orang-orang yang ada di lingkaran meja kecil itu

Siapa yang menyangka bahwa hanya dengan keberanian kecil untuk menunjukkan perasaan suka pada seseorang akan membentuk sebuah kebahagiaan besar bagi pelakunya. Hanya dengan keberanian kecil Jaejoong untuk menyerahkan kertas-kertas kecil berisi tulisan yang mungkin bagi sebagian orang tidaklah terlalu penting membuatnya menemukan kebahagiaan yang tidak pernah didapatkannya

Cinta memang kadang sulit untuk dijelaskan, ia datang tanpa melihat siapa, tempat dan bagaimana ia muncul, bahkan cinta bisa datang hanya dengan perantara kertas-kertas yang tidak berarti. Tapi bagi seorang pecinta, perasaan cinta inilah yang akan menunjukinya jalan menuju kebahagiaan yang tidak seorangpun tahu kemana jalan itu akan mengarah.

-FIN-

*)

Nani :: what

Chotto :: wait

Yo :: Hi!

Are :: OMO

Nii-chan :: brother

Too-chan :: Father

Kaa-chan :: Mother

Doshita :: why

Bakayaro:: don't be stupid

Dakara :: so thats why

*bows

Sankyuu… Arigatou na

Buat yang udah mampir n baca fic ini

Jaehan sangat menantikan comments dan like dari para reader sekalian, biar Jaehan tau berapa orang yang udah baca fic ini

Sampai ketemu di fic selanjutnya ^^