Yo, minna! MonnaC bikin fic baru yang terlintas di pikiranku! Hehe… Naruto fic sih. Terserah deh! C'mon! Let's begin!

Disclaimer: Masashi Kishimoto

Warning: Music inside(Dari judulnya ketahuan kok!), GaJe, OOC

Chapter 1: Liebestraum No.3, Dream of Love

"Sungguh Sakura, kenapa kau bisa menyukai Sasuke yang kerasnya minta ampun itu? Memang ia keren, tapi semua orang tak menyukainya karena kelakuannya." Seru Ino saat ia melihat Sakura bengong memerhatikan Sasuke yang sedang memakan burger di kantin SMA musik itu. Sakura hanya mengangkat bahu tanpa mengalihkan perhatian.

"Sakura, fetuchini-mu akan dingin." Kata Hinata kepada Sakura. Sakura langsung memakan makanannya dan berpaling dari Sasuke yang sudah menghabiskan burgernya dan pergi dari kantin. Kantin ada di lantai tiga, ruang latihan setiap murid –setiap murid satu ruangan—ada di lantai lima, kamar mandi hanya ada di lantai lima dan satu.

"Sakura-chan! Pelan-pelan! Memangnya kau sedang lomba makan hah?" protes Ino saat melihat makanan Sakura habis dalam beberapa menit, padahal Ino lah yang mulai makan duluan. Hinata diam, ia sudah biasa melihat Ino yang dewasa memarahi Sakura yang seperti anak-anak.

Biola milik Sakura ia taruh di bawah meja, suling Ino di samping Ino duduk, Hinata memainkan piano di sekolah itu. Biaya di sana cukup mahal karena setiap anak harus mempunyai guru sendiri agar efektif dalam KBM.

"Ano… Sakura-chan, kenapa kau menyukai Sasuke yang keras itu?" Tanya Hinata sedikit ragu untuk menanyakannya. Hinata yang telah bersahabat dengan Sakura sejak kecil bahkan tak tahu tipe laki-laki apa yang bisa memikat hati Sakura. Ino baru bersahabat dengan mereka sejak masuk SMA.

"Hm… Aku juga lupa. Tapi ada sesuatu yang menyuruh hatiku untuk menyukainya. Aku tak tahu, aku juga ingin tahu Hinata." Kata Sakura polos lalu menundukkan kepalanya ke bawah. Kenapa ia menyukainya? Sakura merasa ia pernah menemui Sasuke di suatu tempat sebelum bertemu di SMA ini. Tapi, dimana?

"Yo, Ino." Seorang laki-laki menyapa Ino dari belakang. Ino menoleh. Ah, itu Shikamaru, ia melambaikan tangan kepada Ino dari tempat mejanya duduk. Ino melambai kembali dengan senyum manisnya. Shikamaru yang melihat senyum itu langsung memerah mukanya dan memalingkan muka.

"Hoo.. Jadi Ino kita yang satu ini suka Shika-kun ya?" bisik Sakura pada Hinata. Hinata mengangguk. Sebenarnya Sakura bermaksud mengejek Ino, jadi suara bisikkannya dikeraskan agar Ino mendengar. Dan itu berhasil membuat Ino marah.

"S-Sudahlah kalian!" Ino menjitak satu persatu dari mereka. Mukanya memerah malu tapi menunjukkan tampang marah. Sakura meringis kesakitan karena dipukul Ino. Hinata hanya menyengir tak bersalah.

"Ah, lima menit lagi kelas dimulai." Pengumuman Hinata terdengar oleh Ino dan Sakura. Hinata melepaskan pandangannya dari jam tangan dan melihat meja di depannya –meja tempat Sakura dan Ino duduk—sudah kosong tak berpenghuni. Mereka lari seperti biasanya, meninggalkan Hinata.

"Hinata, sendirian? Mau ke kelas sama-sama? Ruanganmu bersebelahan denganku 'kan?" Tanya orang yang melewati Hinata dan berhenti di samping gadis itu, Naruto. Wajah Hinata memerah. Naruto membantu Hinata berdiri bagaikan seorang putrid yang terjatuh di pertempuran sengit. Hinata akan pingsan kalau ia tidak ingat bahwa Naruto menyukai perempuan yang kuat.

Dan begitulah, Naruto mengiringi Hinata menuju lantai lima.

-XXX-

Sakura merasa bingung kenapa gurunya tak datang. Padahal ia sudah menunggu setengah jam di dalam ruangan itu. Sakura terus menerus memainkan Ave Maria, pelajaran kemarin. Satu jam berlalu, guru itu belum datang juga. Akhirnya, Sakura memutuskan untuk pergi ke toilet dulu.

Berbagai jenis alat musik terdengar oleh Sakura dari koridor lantai lima SMA itu.

Bass, cello, violin, viola, flute, piano, terompet, drum dan masih banyak lagi terdengar di telinga Sakura bagaikan music yang indah. Terlihat pula beberapa orang yang berniat menjadi konduktor terkenal berlatih menganalisis not-not musik dan memeragakannya dengan tongkat.

Cukup beberapa menit kemudian, Sakura sampai di toilet. Ia merapikan rambut panjang pink-nya yang sedikit berantakan karena berlari bersama Ino tadi. Lalu, ia langsung memasang jepit rambut bintang untuk menyingkirkan poninya dari hadapannya.

Kelas Sakura, kelas 2-3, selalu menjadi kelas paling berisik di SMA ini. Ah, author ini lupa bilang kalau setiap hari senin anak-anak akan dikumpulkan di kelas yang sama. Ada tiga kelas. Kelas 2-1, tempat Sasuke, ada di koridor kiri. Kelas 2-2 kelas Hinata, Naruto dan Shikamaru ada di koridor tengah. Lalu kelas Sakura dan Ino, 2-3 ada di koridor kanan.

Sakura yang merasa rambutnya sudah lumayan rapi langsung menuju ruangannya kembali. Sebelum sampai di ruangan, Sakura keliling lantai lima dulu.

Ia melihat Ino yang sedang mengelap sulingnya yang terkena debu.

Ia melihat Hinata yang sedang serius membaca not-not musik di depannya.

Ia melihat Shikamaru dengan cello-nya yang terlihat besar, ia menggesekkan bow-nya dengan hati-hati dan pelan.

Ia melihat Naruto sedang memainkan sebuah lagu, tak terdengar jelas di telinga Sakura.

Lalu yang terakhir, ia melihat Sasuke sedang membaca kertas musik dengan teliti. Wajah serius Sasuke berhasil membuat Sakura berhenti sebentar lalu berjalan kembali menuju ruangannya.

XXX

'Kakashi-sensei sialan! Kenapa ia harus datang sepuluh menit sebelum pulang? Aku jadi hanya mengulang lagu kemarin! Padahal aku sudah memilih lagu yang ingin kuminta ia ajarkan!' gerutu Sakura dalam hati. Rambutnya kembali berantakan karena marah dan kesal. Di jam seperti ini, Ino dan Hinata pasti sudah pulang. Sakura melatih lagu yang ia pilih sendiri selama setengah jam setelah bel pulang.

"Aku harus kemana ya?" Tanya Sakura pada dirinya sendiri. Ia melihat ke langit-langit, berpikir. Sakura akhirnya memutuskan bahwa ia akan membiarkan kakinya membawanya kemanapun ia mau pergi.

Kakinya membawanya ke depan ruangan Sasuke. Mana mungkin Sasuke masih berlatih? Pikir Sakura sebelum ia benar-benar berhenti di depan pintu ruangan Sasuke.

Dugaannya salah, Sasuke masih duduk di situ. Pintu yang terbuka beberapa centimeter membiarkan aliran nada yang dimainkan Sasuke keluar menuju telinga Sakura.

Mata Sakura terbelalak. Matanya mengeluarkan air mata. Ia… tak menyangka bahwa Sasuke yang keras dan dingin dapat memainkan lagu seindah ini sambil tersenyum senang.

Ano… Sakura-chan, kenapa kau menyukai Sasuke yang keras itu?

Pertanyaan itu belum terjawab benar, tapi inilah salah satu alasan mengapa Sakura menyukai Sasuke.

Aku merasa pernah menemui Sasuke di suatu tempat sebelum bertemu di SMA ini

Itu benar… Tapi, dimana?

Nada ini. Lagu yang mengiringi kelahirannya, lagu pertama yang ia dengar dari mendiang ayahnya yang sudah tiada. Sasuke menyadari Sakura berdiri di depan pintu ruang latihannya sambil menangis. Ia menghentikan permainannya. Kata-kata Sakura mendahului pertanyaan Sasuke…

"Liebestraum no.3… Dream of Love, karya Liszt Franz."

A/N: Oke, ini fic musical yang kubuat sambil mendengarkan Liebestraum no.3 kara Liszt Franz seperti yang dikatakan Sakura tadi. Awal lagunya lembut, tapi lama-kelamaan nadanya naik. Meski terdengar keras, musiknya tetap indah. Biasanya orang yang tangannya kecil akan menghasilkan nada yang keras. Coba dengerin musiknya ya /^.^/
Typo? Pasti banyak!

RnR please?

With Classic Love,

MonnaC