Hola, Bella is back, hehe. Maaf lama untuk update fict-nya, lagi terkena syndrome malas soalnya. Makasih untuk reviewan dan saran-sarannya juga.

Guma-guma, Thia Nokoru, Miki Yuiki Vessalius, Ling Que, Haruno gemini-chan, Chini VAN, Ayhank-chan, Author Unyu, namina88, kitsune murasaki is a little monster, Kaze PhantomhiveBelischmidt, Akasuna no Aruta, HarunoZuka nggak login, Rainy LOVE, Aya Harukawa, Aizu Asahikawa, garoo, nasakelova, satria DK, Frozenoqua, aLma heartfiLia, Kazuki Namkize, Mimichan, Debie Fabiola Gutawa, Basan-chan, . , Someone, Nn, dan para silent readers.

DISCLAIMER

Title : The Strange Family

Rated: T

Genre: Family, Humor, Romance(maksa)

Warning(s): Gaje, typo berterbaran

Author : Bella Uchiharuno

Chapter 4

"Iya Ibu, aku sedang menuju ke tempat itu sekarang. Ibu tenang saja. Kapan Ibu akan pulang lagi? Ah ya baiklah." Sakura menutup ponselnya setelah menerima telepon dari ibunya.

Sakura menarik nafasnya dalam-dalam. Disinilah dia sekarang, di depan bangunan bertuliskan 'Cool' yang disebelahnya terdapat gambar kipas yang melambangkan perusahaan itu adalah milik keluarga 'Uchiha'.

Namun bagi Sakura, gambar tersebut adalah gambar seekor ayam yang sedang menyeringai yang buntutnya seperti buntut babi.

"Hah, mati kau ayam!" ucap Sakura perlahan sambil mengepalkan tangan kanannya.

Sakura memasuki gedung tersebut dan menuju resepsionis.

"Dimana kelas memasak?" Tanya Sakura

"Di lantai 3 Nona." Jawab si resepsionis

Tanpa mengucapkan terima kasih, Sakura menuju lift di ikuti oleh seorang pria di belakangnya.

"Selamat malam Nona Haruno. Sudah siap berubah ternyata." Kata pria tersebut

"Sebaiknya kau diam saja Uchiha. Aku akan buktikan bahwa aku bisa." Ucap Sakura.

Tiing!

Pintu lift terbuka, mereka berdua pun keluar tanpa melihat satu sama lain.

'Ck!Gadis ini benar-benar menarik.' Batin Sasuke sambil menyeringai.

.

.

.

"Hari ini sebenarnya adalah hari dimana kalian yang ada di sini mengikuti kelas memasak, namun hari ini kita belum memulai pelatihan kita, hari ini saya akan memperkenalkan tentor-tentor yang akan melatih kalian. Kelas memasak akan di latih oleh Chouji dan Tayuya, kelas modeling akan dilatih oleh Karin dan Saya, untuk kelas dandan akan dilatih oleh Ino Yamanaka, namun ia tidak hadir hari ini, dan penanggung jawab dan pengawas kelas adalah Tuan Uchiha Sasuke." Kata pembawa acara yang bernama Tenten.

Sasuke memamerkan senyumannya.

Sakura memutar bola matanya.

'Pria itu lagi. Ino Yamanaka? Dasar Ino-pig, tidak memberitahuku akan menjadi pelatih dandan. Tapi—kenapa seperti bermain bola disebut pelatih? Author sinting!'(-_-)

"Baiklah sekian pertemuan kita kali ini. Sampai berjumpa besok di kelas modeling." Kata Tenten menutup acara.

Para peserta yang ikut dalam pertemuan itu pun keluar, begitu pula pengajar-pengajar.

"Hei Pinky." sapa Sasuke yang ternyata mengejar Sakura

"Jangan panggil aku pinky, chickenbutt."

"Chickenbutt?" Sasuke memegang rambut belakangnya.

Mereka berhenti untuk menunggu lift.

"Hei, Sasuke," Kata seorang pemuda berambut merah yang sedang menggandeng seorang wanita.

"Bagaimana kabarmu?" tanyanya.

Nama: Gaara

Pekerjaan: Pemilik perusahaan elektronik terbesar di Jepang.

Anak tunggal

Cita-cita: mengalahkan Uchiha Sasuke dalam hal apapun

"Baik, bagaimana dengan kalian?" Tanya Sasuke

"Kami juga baik Sasuke-kun, kami datang kesini untuk bertemu Tenten-chan, kami ingin membicarakan baju pengantin yang kami pesan dengannya. Bagaimana denganmu? Apa dia pacarmu?" Tanya wanita itu sambil menunjuk Sakura.

"Sudahlah Nami-chan, dia tidak mungkin—"

"Aku juga akan menikah dengan dia dua minggu lagi." Kata Sasuke sambil merangkul Sakura. Sakura yang mendengar itu mengangakan mulutnya.

Nama: Akasuna Nami

Pekerjaan: Penyanyi

Status: Cinta pertama sekaligus mantan kekasih Sasuke

Target: membuat pria bertekuk lutut padanya

Anak bungsu dari dua bersaudara

Sakura masih shock dengan apa yang ia dengar, ia mencoba melepaskan rangkulan Sasuke, namun Sasuke merangkulnya dengan kuat.

"A~, itu bagus sekali. Aku akan datang." Kata Gaara

"Ya baiklah." Kata Sasuke

Sementara Nami menatap Sasuke dengan penuh rasa sedih.

'Dia sudah menemukan penggantiku.' Batin Nami

"Selamat." Kata Nami pada Sakura

Sakura memutar bola matanya, ia menarik Sasuke menjauhi pasangan tersebut.

Sakura menarik Sasuke keluar dari gedung.

"Hei, apa maksudmu kita akan menikah?" Tanya Sakura

"Sakura,"

"Apa?"

"Mari kita menikah." Kata Sasuke

Sakura memelototkan matanya karena terkejut.

"Kita pura-pura menikah." Kata Sasuke lagi.

"Apa untungnya buatku?"

Sasuke diam sebentar, Ia berpikir.

"Aku mohon bantu aku." Kata Sasuke sambil membungkukan badannya.

"Aishh. Kau memang pria gila." Kata Sakura sambil melambaikan tangannya untuk memberhentikan taxi.

"Ayolah Sakura, tolong bantu a..ku." Sasuke menegakkan badannya, ia baru sadar kalau Sakura sudah tidak ada lagi.

"Presdir, apa kau berbicara dengan hantu.?" Kata seorang staff yang lewat di depan Sasuke.

Sasuke hanya memonyongan mulutnya saja.

.

.

.

"Sakura, kau temani Hinata mencari baju pengantinnya untuk besok. Sai, kau siapkan dekorasi untuk besok, kita gunakan gudang saja, agar tetangga tidak curiga. Dan aku akan menemui pendeta." Kata Neji

"Siap!" kata Sai sambil hormat

"Ya baiklah." Kata Sakura

Hinata yang melihat kakak-kakaknya hanya bisa tersenyum kecil.

"Sakura-nee, maaf merepotkanmu." Kata Hinata

"Aku sama sekali tidak di repotkan. A~, bagaimana jika ini? Bukankah kau suka ungu muda?" Tanya Sakura sambil memberikan sebuah gaun tanpa lengan berwarna ungu muda.

"Hei Sakura? Kenapa kau di sini? Apa kau mau menikah?" Tanya seorang wanita yang ternyata tidak sendirian, ia bersama seorang pria berjas abu-abu.

"Matsuri? Kiba?"

"Hah, apa kabar Sakura? Benarkah kau mau menikah?" Tanya Kiba. Kiba adalah pria pertama yang di sukai Sakura, tapi, ia harus merelakannya, karena Kiba di rebut oleh sahabatnya sendiri, Matsuri.

"Apakah ada yang mau dengan wanita jorok sepertimu?" sahut Matsuri sambil melipat kuda tangannya.

Sakura menghela nafasnya.

"Benar. Aku akan menikah, dua minggu lagi." Ucap Sakura sambil tersenyum menampakkan gigi-giginya yang putih.

Matsuri yang mendengar itu merasa tidak senang. Dari dulu, dia selalu iri terhadap Sakura, apapun yang Sakura mau, dia harus duluan yang memilikinya.

"Kami akan menunggu undanganmu," kata Kiba

Sakura mengangguk kecil.

"Aku permisi dulu, ayo Hinata, kita harus membayar ini." Ucap Sakura

Matsuri menghentakkan kakinya.

Di dalam mobil, tidak ada suara yang keluar dari mulut Hinata ataupun Sakura. Hinata terlalu takut untuk bertanya, dan Sakura yang memang dari awal malas untuk mengeluarkan suara.

"Hinata, maaf aku terpaksa langsung memilih gaun ini." Kata Sakura pada Hinata yang sedang mengemut lollipop pemberian Sakura.

"Mmm, tak apa Sakura-nee. Gaun yang kau pilih terlihat indah. Fashionmu memang harus di akui. Kau harusnya bekerja merancang baju bukan merancang mesin-mesin." Kata Hinata

Sakura tersenyum. Hinata membuka bungkusan yang berisikan gaun yang di pilih oleh Sakura tadi.

"Aku akan mencobanya."kata Hinata sambil membawa gaun tersebut ke kamarnya.

3 menit kemudian,

"Sakura-nee, kau memilih gaun yang pas untukku."

Sakura melihat adiknya dari bawah sampai atas. Gaun ungu muda setengah lutut dan tanpa lengan, membuat Hinata terlihat lebih cantik dan sangat anggun, ia pun menggunakan sepatu berwarna sama.

"Waa, cute." Kata Sai

"You're beautiful." Kata Neji

Wajah Hinata bersemu merah.

"Aku tidak sabar menunggu hari esok." Kata Sai

.

.

.

Sakura berjalan menuju ruangan kelas modeling yang telah disebutkan oleh resepsionis tadi, ia mempercepat jalannya, karena ia sudah telat 15 menit.

"Selamat malam nona Sakura. Kau telat 15 menit." Kata Karin yang menyapa Sakura saat Sakura baru saja menutup pintu kelas.

"Jadi? Apa ada masalah dengan itu?" Tanya Sakura dengan nada keras

Karin menyunggingkan mulutnya.

"Kau tau hukuman untuk orang yang terlambat memasuki kelasku?" kata Karin

Sakura memutar kedua bola matanya.

"Sakura, ayo sini," Kata Tenten sambil menarik Sakura

"Sudahlah Karin, ini kan baru pertama kali latihan." Kata Tenten

Sakura memakai high heels setinggi 5cm.

"It's just a simple thing." Kata Tenten

Sakura mencoba untuk berdiri. Berhasil!. Tapi saat ia melangkah, terdengar suara 'GLEEBAK'. Oww, ternyata saudara-saudara, Sakura Haruno sukses mendaratkan pantatnya ke lantai berwarna coklat ini.

"Sakura, apa kau baik-baik saja?" Tanya Sasuke

Sakura yang mukanya sudah memerah karena malu mengatakan kalau ia tidak begitu baik, dan ia memutuskan untuk pulang.

"Sakura," panggil Sasuke

"Hmm?" Tanya Sakura sambil mengemut ice cream stroberinya

"Maaf atas perkataanku kemarin. Aku tidak bermaksud untuk melakukannya. Aku hanya sedang dalam keadaan terdesak." Kata Sasuke

"Sasuke," panggil Sakura

"Ya?"

"Mari kita menikah." Kata Sakura.

Perkataan Sakura barusan terngiang-ngiang di telinga Sasuke.

"Kita, menikah secara kontrak." Kata Sakura

"A~. benarkah kau mau?" Tanya Sasuke

Sakura mengangguk.

"Baiklah, dua minggu lagi kita menikah. A~ tidak hari kamis sepertinya hari baik untuk menikah. Kalau begitu kamis depan kita menikah." Kata Sasuke

"Untuk hal itu, ku serahkan padamu." Kata Sakura

Dan, perjalanan cinta mereka pun di mulai.

.

.

.

"Hinata, kau sudah siap?" Tanya Neji

Hinata terlihat gugup sehingga tidak bisa berkata apa-apa.

"Tenang saja Hinata. Kau pasti bisa melakukannya." Kata Sakura meyakinkan

"Hinata, jangan lupa minumobat ini agar kau tidak pingsan nanti." Kata Sai sambil memberikan Hinata segelas air dan sebutir pil penenang.

Hinata mengangguk.

Ting Tong!

"Apa itu pendetanya?" Tanya Sai

Neji membuka kenop pintu, dan ternyata seorang pria berkemeja biru datang membawa sebucket bunga mawar merah.

"Selamat pagi." Ucap pria tersebut

"A~, Sasuke? Kenapa kau di sini?" Tanya Sakura

"Taadaa, aku membeli bunga ini untukmu Sakura-chan." Kata Sasuke sambil merentangkan tangannya.

Semua orang melihat kea rah Sakura. Sakura hanya mengangakan mulutnya.

Sakura's POV

Mataku tidak butakan? Tentu saja tidak bodoh! Ini sudah ketiga kalinya aku mencubit tanganku, dan aku belum yakin kalau ini nyata. Hei! Seorang yang katanya keren, tampan, alim, dan berbakti pada nusa dan bangsa ini ternyata malah berbalik dari kenyataannya. Sakura-chan? Hah, seumur hidupku hanya dia yang baru memanggilku begitu.

End Of Sakura's POV

"Kau, bukannya kau Sasuke Uchiha pemilik majalah cool?" Tanya Neji

Sasuke mengangguk.

"Masuklah," kata Sakura

"Hinata, bagaimana? Aku tampan sekali kan mengenak jas ini?" Tanya Naruto pada Hinata, yang di Tanya malah hanya menyembunyikan wajahnya.

"Ada acara apa ini?" Tanya Sasuke yang tidak mengerti

"Ikut aku." Kata Sakura

Sakura mengajak Sasuke ke dapur untuk menjelaskan apa yang terjadi, dan menyuruh Sasuke untuk diam dan tidak berkomentar. Karena ia tahu Sasuke akan banyak bicara. Setelah itu barulah mereka kembali lagi ke ruang tamu.

"Sepertinya aku punya firasat buruk." Kata Sai sambil memegang dadanya

"Itu hanya firasatmu saja Sai." Kata Neji

Ting Tong!

"Sai, buka pintunya," kata Neji

Sai membuka kenop pintu dengan hati-hati.

"Sai,ambil barang-barang Ibu di mobil."

"Ibu!" teriak Neji, Sai, dan Sakura, sementara Hinata hanya menutup mulutnya dengan tangannya.

"Ada acara apa ini?" Tanya Tsunade

Semua saling menatap dengan ekspresi 'Apa yang harus kita lakukan?'

"Hari ini, sebenarnya,aku ingin melamar Sakura." Kata Sasuke sambil merangkul Sakura.

TBC

Maaf untuk chapter ini gak begitu menonjol humornya. Bagaimana untuk kali ini? Saya minta masukan dan sarannya dong.

Review please. Saya harap gak adasilent readers.