Disclaimer: sadly, I do not own naruto

MINNA SAN! saya masih baru nulis jadi dimohon bantuanya banyak sekali kekurangan.

oia disini mereka ga kaya ninja gitu.

terus sasuhina seumuran

review please I beg you!


Aku terus berlari menjauhi kota itu. meninggalkan segala bayangan dan kenangan di dalamnya.

Kata-kata kasar itu terus terbayang di benakku. mengikatku dengan caranya yang menyakitkan.

"Ucapan ku adalah peraturan. kau tau itu." ucap lelaki itu dingin.

Aku tercekat mendengar perkataanya.

Bagaimana mungkin orang yang seharusnya menjadi ayahku tega melakukan ini.

"G-gomen otou-san."ucapku tertunduk tak berani menatap wajah dinginya.

Keringat menjalari pergelangan tanganku. air mata di pelupuk mataku tertahan.

Jangan menangis Hinata

"Kau tidak punya hak lagi tinggal di kediaman hyuuga saat kau menolak perintahku."

Aku tersadar dari lamunanku.

Otou-san ...

Aku sangat menghormati ayahku. Bagaimanapun,ia memperlakukanku ia tetap Ayahku.

Aku tidak akan pernah melanggar perintahnya. tidak pernah

Tetapi ...

Tidak untuk yang satu ini. ayah akan menjodohkanku dengan pria yang tidak aku tau.

Dia menjualku.

Aku mungkin akan menerima hal lain. apa saja asal jangan hal ini.

"A-aku hanya menyukai satu orang." batinku

Aku memantapkan langkahku menuju desa konoha. desa yang dulu pernah kutinggali.

Masa kecilku kuhabiskan disini sebelum akhirnya ayah memutuskan untuk pindah ke suna.

Aku menatap gerbang Konoha lama.

Menghirup napas dalam-dalam sebelum tersenyum.

"Aku pulang" ucapku pelan.

Aku memasuki gerbang perlahan menatap kesekeliling kota.

"Selamat datang."

Aku menoleh ke arah suara dan melihat sepupuku berdiri bersandar pada dinding di sampingnya.

"Neji nii-san." panggilku lembut.

Ia berjalan ke arahku dan tersenyum.

"Aku sudah tau ceritanya. kau bisa tinggal dikediamanku. disana cukup terpencil pasti kau akan merasa nyaman."

aku mendongak ke arahnya berusaha membaca wajahnya.

"Kau bisa melanjutkan sma-mu disini. aku sudah mendaftarkanya. aku sudah mengurus semuanya."

"Terima kasih nii-san." jawabku.

Neji dulunya adalah bagian dari hyuuga coperation tetapi,ia memutuskan untuk memulai bisnisnya sendiri dengan beberapa kawanya.

"Rumah ini adalah rumah yang biasa kami tempati untuk pertemuan bisnis informal. rumah ini juga punya beberapa rekanku tapi aku salah satu yang memiliki saham terbesar diperusahaan. jadi yaa.. tidak apa-apa."

"Baik nii-san." jawabku

"Anak baik." balas Neji sambil mengacak-ngacak rambut panjangku.

"Sekarang masuklah. aku masih ada urusan mungkin aku akan kembali sekitar 3 bulan. tapi kau bisa menelfonku. aku akan memberi tau rekan bisnisku agar tidak menggangu rumah ini."

aku menatapnya pergi menjauh membuka mobil hitam yang telah menunggunya di depan gerbang rumah ini.

aku membungkuk dan mengucapkan selamat tinggal.

Mobil itu berjalan menjauhi pandanganku.

Aku membalikan tubuhku ke arah rumah mewah di depanku.

Aku terkesiap perlahan.

Aku melangkahkan kakiku melalui taman yang menghiasi bagian depan rumah ini. air mancur kecil.

Pohon-pohon yang tinggi membayangi tanaman lainya. menimbulkan kesan rindang.

Hanya ada beberapa tanaman bunga disini. lebih banyak pohon cemara yang berbaris dibalik dinding penjaga.

Rumah ini terlihat sepi.

Aku melangkahnkan kakiku kedepan pintu utama rumah ini yang besar dan mendominasi dengan warna perunggu terang selaras dengan pilar-pilar disampingnya.

Aku berniat untuk menarik kenop pintu saat pintu berderik terbuka.

Aku terkesiap melihat pandangan di dalam rumah.

Rumah ini bergaya victoria.

Sangat elegan.

"Nona Hyuuga?"

"Ya?" jawabku kepada asal suara yang berada di samping kananku.

Aku menatap pria itu lama.

Pria itu cukup tinggi. cukup tinggi dibandingku yang berbadan mungil.

Aku mendongak menatapnya.

"Aku adalah penanggung jawab di rumah ini." katanya.

Ia membawa barang bawaanku ke atas dan aku mengikutinya kebelakang.

"Nona rumah ini akan kosong saat tidak ada pertemuan jadi ada kemungkinan hingga 2 tahun lagi akan terus kosong,nona harus bisa melakukan semuanya sendiri."ucap pria itu.

"Dan saya hanya akan berada disini seminggu sekali. tapi nona tak perlu cemas keamanan disini otomatis jadi tidak mungkin ada pencuri dan sebagainya."lanjut pria itu sambil mengarahkanku melewati lorong panjang yang penuh dengan ruangan.

"Nona bisa menggunakan semua fasilitas disini." ucapnya terhenti di depan pintu putih.

"Ini kamar nona. saya mohon undur diri." ucapnya sambil berlalu.

Aku membuka kenop pintu perlahan dan menatap kamar baruku.

wow

Kamar yang indah.

Kamar ini tidak terlalu besar tapi aku justru sangat menyukainya.

Begitu aku membuka pintu aku langsung disambut oleh sinar mentari yang hangat.

Kaca berwarna yang transparant tersusun cantik didinding atas ruangan. menerangi ranjang yang berada di bawahnya. disamping ranjang ada lemari kayu tua dan meja make up yang cantik.

Aku menyukainya. Sangat

Kamar ini tidak terlalu kotor tapi tidak bersih juga.

Mungkin karena sudah lama tidak di tempati.

Aku membuka koperku dan memasukanya baju-bajuku ke dalam lemari.

Aku membersihkan seprai tempat tidurku. dan menata bantalnya perlahan.

Aku menatap keluar dari balik jendela. deretan pinus yang berjajar cantik.

"Indahnyaa.." ucapku.

Mentari perlahan turun ke singgasananya memunculkan semburat merah dilangit yang sendu.

"Dimana kamar mandinya ya?"

Aku menatap ruangan ini dan tidak berhasil menemukan tanda-tanda pintu lain.

Aku segera mengambil perlengkapan mandiku dan baju. lalu berjalan menyusuri ruangan per ruangan.

Ada ruangan musik. ruangan komputer. ruangan keamanan. ruangan minimuman. tapi aku belum juga bisa menemukan kamar mandi.

Oh aku sangat butuh air hangat sekarang.

"Yaampun rumah sebesar ini,kenapa kamar mandi susah sekali dicarinya?" gerutuku kecil.

Aku berada diujung lorong rumah ini dan mendengar gemericik air.

Air..air..

Pasti kamar mandi.

Aku memutar kenop pintu perlahan dan mendoronngnya terbuka .

Aku menghirup bau harum yang menguak diruangan.

Aku menengadahkan wajahku ke atas dan

A-aku melihat seoarang cowok telanjang diatas bath up.

Dia menatapku kosong.

Rambut hitamnya basah menuruni wajah pucatnya.

Matanya yang hitam menatapku tanpa ekspresi.

Aku menatap kulitnya pucat membungkus otot pergelangan tanganya.

Benar-benar pria.

Tunggu.. tunggu apa kata ku tadi p-pria?

Aku mengedipkan mataku dua kali

"P-pria aaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaa!" teriakku. aku membanting pintu tertutup dan berlari menjauhi ruangan itu. memasuki kamarku dan mengunci pintu.

Aku membungkus wajahku yang memerah dengan kedua tanganku.

Dadaku berdegup cepat.

Yaampun Hinata!apa yang kau lakukan!

Aku merasakan dadaku berkepak-kepak liar.

Ya tuhan!Ya tuhan! siapa dia mungkinkah dia semacam pencuri?

atau gelandangan yang masuk ke rumah kosong?

Ta-tapi dia mungkin .. mungkin terlalu tampan untuk jadi gelandangan

oh tidak

kau tidak boleh membayangkan hal seperti itu pada orang asing Hinata!bad Hinata bad Hinata!

Aku baru akan berusaha mengumpulkan pikiranku ketika aku aku mendengar langkah kaki mendekat.

Aku berbalik menghadapi pintu cepat.

Jangan-jangan dia pemerkosa.

Ya tuhan kenapa aku selalu sial?

"Hei!buka!" ucap suara dingin itu.

Dia mengedor pintu itu sekali lagi.

"Buka!sialan siapa kau?" ucapanya.

"Pencuri dengan tempramental buruk."bantinku.

"T-tidak!" jawabku keras

Kau harus berani Hinata!

Dia menggedor keras dua kali

"Buka!atau kudobrak. siapa kau?pencuri!"ucapnya dingin.

Aku terkesiap mendengarnya dan mundur perlahan.

"A-aku bukan pencuri. kau yang pencuri."balasku kesal.

Aku mengerti sekarang istilah maling teriak maling.

"Beraninya kau!keluar!" tendangnya sekali lagi.

"T-tidak aku akan telfon polisi." ucapku mengancam.

gawat aku berbohong batrai handphoneku habis.

"Telfon saja." ucapnya pelan

Aku mendengar bunyi benturan terhadap pintu sekali lagi.

Aku harap kenop itu cukup kuat untuk menahanya.

namun,sepertinya pintu itu tidak dapat lagi bertahan lama.

lakukan sesuatu Hinata!berfikir!

"A-aku punya senjata!" ucapku berbohong.

aku hanya mempunyai pisau lipat yang biasa menjadi gantungan di tasku.

"Oh ya?sudah cukup!aku tau kau berbohong buka!aku tidak akan menyakitimu." jawabnya lebih tenang.

Bunyi benturan sudah menghilang.

"B-bagaimana aku tau kau tidak berbohong?" tanyaku.

Bagus Hinata bagus kau memang harus curiga.

"Hmm bagaimana ya?"tanyanya balik.

Aku menunggunya menjawab.

"Namaku Sasuke. Uchiha Sasuke. kau?"ucapnya.

"H-hinata. Hyuuga Hinata."balasku.

"Baiklah Hinata buka pintunya baik-baik sebelum aku benar-benar mengira kau pencuri."

Aku mempertimbangkanya sebentar.

Dia benar aku tidak punya pilihan.

Aku menarik kunci dan memutar kenop pintu perlahan

Dan mundur sambil menggengam pisau lipatku dengan erat di tangan.

jantungku berderap tak berhenti.

pintu bergeser terbuka.


CONTINUE

maafkan maafkan

reviewnya please

arigatou minna san