By: Park Hyun Soo.

MY SENIOR!

Yunjae(yaoi) ^^

Cast: Yunjae couple! ^^

Genre: g tau apa genrenya..

Wes,,,pokoknya selamat menikmati aja...

Warning: FF.a rada geje(geje akut) di anjurkan bagi yang benci kegejean akut mohon jangan marah,, soalnya ini FF pertama hyun.. hyun minta maaf (*bows m(_,,,_)m

EYD=Thypo,kacau balau (maaf)

"Menerima segala kritikan ^^v"


Chapter 5...

MY SENIOR!

Aku menyukai seniorku...

Sedihnya..dia malah menyukai orang lain dan aku tahu itu.

Untuk pertama kali dalam hidupku, aku merasa cemburu dan putus asa...

Chapter lalu..

"Jangan di paksa kalau memang susah, kau harus melepaskannya secara pelan-pelan bukannya malah memaksakanya," Ucap seseorang yang kini tengah meletakkan telapak tangannya di atas telapak tangan jaejoong yang masih memgang helm di kedua sisinya.

"Ck," Decik siwon sambil memutar bola matanya saat melihat siapa sekarang yang ada di belakang tubuh Jaejoong.

"Jangan memaksanya, nanti kepalamu jadi sakit," Ucapnya lembut sambil melepaskan helm dari kepala Jaejoong.

Jaejoong hanya dapat terpaku saat orang itu membalikkan badannya untuk menghadap padanya.

…..MYSENIOR…...

Jaejoong POV

Saat ini aku sedang berusaha melepaskan helm milik senior jahat choi. Kenapa aku bilang dia jahat? Tentu saja sikapnya yang menyebalkan. Sudah tidak membantu malah mengataiku kepala besar. Siapa yang kepala besar? Kepalaku ini normal kok, hanya saja helmnya saja yang kekecilan.

Aduh susah sekali melepaskannya, senior choi keterlaluan kenapa dia tidak memebantuku.

"Aduh kenapa tidak bisa lepaaaassss!" Teriak Frustasi dari bibir ku. Ini benar susah, padahal aku sudah membuka pengaitnya, tapi kenapa masih saja susah. Sudah berbagai gaya aku mencoba membukanya, sampai-sampai aku harus memutar tubuhku seperti anjing yang mengejar ekornya sendiri. Aduh kepalaku pusing.

"Hwahahahaha~" Tawa membahana dari senior Siwon. Lihat mulutnya yang menganga lebar saat menertawaiku. Sebal!

"Jangan tertawa," Bentak ku pada senior Siwon. Aku memandangnya sekilas lalu kembali lagi pada kegiatanku melepaskan helm sialan ini dari kepalaku.

(0)

Di saat aku sedang sibuk dengan helm dan senior Siwon yang sibuk menertawakan aku datanglah sebuah mobil sedan bewarna merah keren, dan mobil itu berhenti karena sepertinya terhalang oleh motor senior Siwon yang terparkir di depan gerbang sekolah. Dan sepertinya senior Siwon tidak menyadari kalau ada mobil yang juga akan masuk ke dalam sekolah. Tak ada suara klakson atau teguran apapun, aku bahkan tidak melihatnya berjalan kearah kami, lebih tepatnya ke arah ku.

Brukk!

"Aduh," Rintih ku lagi.

"Hwahahahaha~ berusahalah!" Tawa senior Siwon makin keras saat aku terjatuh.

Tapi aku akhirnya berdiri sendiri dan melanjutkan kegiatanku untuk melepaskan helm sialan ini dan mengembalikannya pada senior saat helm ini terlepas dari kepala ku nanti. Aku sudah tidak tahan memakainya lama-lama. T^T

"Eh—" Tapi, aku sangat kaget ketika ada sebuah tangan besar yang tiba-tiba mengenggam tanganku secara halus.

"Jangan di paksa kalau memang susah, kau harus melepaskannya secara pelan-pelan bukannya malah memaksakanya," Ucapnya pada ku.

Suaranya begitu lembut, tangannya yang halus mengenggam tanganku yang masih berada di kedua sisi helm. Secara pelahan di turunkan tanganku dari helm, kemudian dia perlahan membalikkan badanku untuk menghadap ke arahnya.

Ah, hatiku makin berdebar-debar saat di mana detik-detik aku akan melihat wajahnya. Eh, ternyata dia sangat tinggi. Buktinya sekarang aku malah berhadapan dengan dada bidangnya, aku tidak bisa mendongakkan kepalaku. karena saat ini dia sedang memegangi kepalaku. aku tidak tahu apa yang sedang dia lakukan disana, yang aku rasakan sepertinya dia sedang berusaha membukakan atau berusaha membantuku membuka euhm salah membebaskan kepalaku dari helm sialan ini.

Aku terkikik pelan akibat pikiranku yang kemana-mana. (^/^)

"Kenapa terkikik begitu?" Tanyanya lembut.
"A,aniyo," Ucapku terbata-bata. Aku malu di perlakukan seperti ini, pasti saat ini wajahku merah.

Aku pasti di anggap aneh, aku bahkan tak mengetahui bagaimana wajahnya tapi kenapa hanya dengan perlakuannya ini saja bisa membuatku berdebar-debar. (/)

Tapi rasa penasaranku berubah saat tiba-tiba wajahnya menunduk untuk memeriksa pengait helm. Uhm bukan tapi dia sedang melihat pengaitnya berada. Ah jika saat ini aku boleh teriak maka aku akan teriak sekarang. Wajahnya begitu dekat denganku sekarang, bahkan aku bisa melihat hidungnya yang mancung dan wajahnya yang tak terlalu putih dan tak terlalu hitam juga.

"Ternyata pengaitnya tersangkut,mungkin memang karena helmnya yang terlalu kecil," Katanya sambil melihat kearahku.

"…" Aku hanya diam saja saat dia bertanya kearahku. Aku sangat gugup dan malu di pelakukan seperti ini.

"Sebentar lagi pasti lepas kok," Ucapnya lagi.

"Ne," Hanya itu yang bisa keluar dari mulutku.

"Yack! sudah waktunya masuk," Teriak dari suara menyebalkan yang aku kenal sebagai senior jahat aka senior Choi. (-_-)

Pluk!

Akhirnya helmnya lepas juga. (^0^)

Walaupun dengan sedikit memaksa dan agak sakit juga saat dia mulai memutar-mutar helmnya yang masih menempel pada kepalaku.

"Nah sudah lepas," Ucapnya setelah itu.

"Go,gomawo," Ucapku yang masih menundukkan kepalaku. sepatuku sepertinya lebih menanrik perhatianku dari pada harus menatap wajahnya.

"Ne, sama-sama," Aku terkejut dengan apa yang dia lakukan selanjutnya. Dia mengacak-acak rambutku dengan gemas, langsung saja reflek aku menatapnya. Dia tersenyum kearahku, dia sangat tampan tapi lebih tampan senior milikku. Ah, milikku? Bicara dengannya saja aku tidak pernah.

Eh, kenapa ngelantur ke sana sih…

"Kau sakit? Kenapa wajahmu semerah ini?" Tanyanya yang sukses membuatku tersadar langsung dari lamunanku.
"Aniyo, aku baik-baik saja, mungkin karena pengaruh matahari," jawabku bohong.

"Matahari ya," Ucapnya kemudian.

Ada perubahan sedikit di wajahnya, apa aku mengucapkan sesuatu yang salah ya?

"Kenapa?" Tanyaku.

"Ah, tidak. Kau mengingatkanku pada seseorang yang kukenal." Jawabnya denagan senyuman khas miliknya.

"Yack, sampai kapan kalian mau berdiri disitu!" Seru senior Choi.

Aku dan si penolongku menoleh sekilas ke arah senior choi yang seenak jidadnya berteriak memerintah.

"Apa dia tidah bisa pelan sedikit apa, apa tenggorokkannya tidak sakit?" Gerutu ku yang di ikuti dengan pout dari mulutku.

"Pergilah." Katanya lembut. Aku melihatnya sekilas dan mengangguk pelan.

"Ne, terima kasih." Kemudian aku membungkukkan badanku ke arahnya dan aku berlari kearah senior Choi yang menungguku.

"Kenapa lama sekali sih?" Omelnya kepadaku. Sudah ku duga pasti dia akan mengomel seperti ini.

"Gara-gara siapa juga," Ucapku lirih.

"Jadi kau—" Belum sempat senior membalasnya aku sudah menyodorkan helm miliknya. Maksudku aku mau mengembalikannya. ==v

"Ck," Senior hanya berdecak dan mengambil helmnya dari tanganku. Aku hanya meringiskan senyumanku padanya, dan senior hanya memutar bola matanya kesal.

Satu hal yang aku lupakan dari tadi, kenapa aku bisa lupa menanyakan namanya?
"Eh, pabo,pabo,paboya kim jaejoong." Aku meruntuki kebodohanku sendiri sambil memukul-mukul kepala pabo ku.

"Yack! Memangnya kalau kau memukul-mukul kepalamu seperti itu, apa otakmu yang bodoh itu bisa menjadi pintar? Hah!" Serunya saat sudah selesai memarkirkan motor.

Dia benar-benar membuatku kesal sekarang. aku mulai memejamkan mataku dan menarik nafas dalam lalu aku langsung menoleh kearahnya, dan memberinya death gleare hebat.

Nafasku naik turun tak jelas, aku masih menahan amarahku agar tak meledak.

"Wih, matamu bisa lepas kalau melotot seperti itu. Dan lagi aku tak akan takut dengan tatapan mu itu," Ucapnya sambil menunujuk-nunjuk dadaku dan dengan tangan besarnya dia menyentuh pipiku. Lalu menolehkan wajahku ke arah lain.

"Matamu bisa lepas kalau melotot seperti itu,bla,,bla,," Gerutuku menirukan ucapan senior Choi.

Tin,tin~

Bunyi sebuah kalkson yang sukses menghentikan gerutuanku pada senior choi.
mobil merah itu lagi, kenapa?
apa oarang itu tadi mau berkenalan denganku? Kekekeke~
Jangan berhanyal di pagi hari Jaejoong, mana mungkin dia melakukan hal tersebut padamu.

Kulihat mobil itu berhenti tepat di samping senior Choi, dan kemudian membuka kaca mobilnya.
Aku berjalan mendekat dan menjajarkan badanku di belakang senior choi. Aku melihat bergantian antara senior dan orang yang ada dalam mobil itu.

"Ck—" Deciknya tak suka. Dan Orang dalam mobil itu hanya melengkungkan senyum simpulnya.

"Siwon,ah cepatlah masuk." Katanya sekilas dan kemudian melajukan mobilnya lagi ke parkiran di halaman sekolah. Eh, tunggu tadi orang itu menyapa senior Choi.

"Senior kenal dengannya?" Tanyaku penasaran.

"Bukan urusanmu." Jawabnya ketus.

"Eh, jawaban macam apa itu." Kataku pada senior. Aku hanya menghentakkan kakiku mendengar jawaban aneh milik senior.

Lalu Aku mengekor pada senior untuk masuk juga ke dalam sekolah sebelum bel jam pertama berbunyi.

Jaejoong POV End.

Saat Jaejoong yang sedang asyik mengekor pada Siwon, Siwon malah berhenti tiba-tiba dan ini membuat Jaejoong menabrak punggung Siwon.

"Aduh," Rintih Jaejoong.

"Kau!, kenapa kau mengikutiku ha?" Tanya Siwon yang mendapati juniornya ini bukannya cepat-cepat masuk ke dalam kelasnya malah mengikutinya berbelok kekiri karena seharusnya jaejoong berbelok kearah kanan.

"Siapa yang mengikutimu, hanya saja aku, aku," Jawab Jaejoong bingung sambil menautkan jari telunjuknya ke telunjuk yang satunya lagi.

"Hanya saja apa?" Tanya Siwon lagi dengan nada yang masih membentak.

"Senior, uhm-apa kau mengenal orang tadi?" Bukannya menjawab jaejoong malah mengajukan pertanyaan lain pada Siwon. Siwon yang mendapat pertanyaan itu mengangkat sebelah alisnya dan memandang Jaejoong yang sepertinya sangat penasaran itu.

"…" Siwonpun membalikkan badannya untuk mengambil botol minuman yang ada di dalam tasnya dan bersiap melangkahkan kaikinya pergi.

"Senior," Jaejoong yang tak mendapat jawaban malah menarik ransel Siwon. Dan ini mengakibatkan siwon yang sedang minum menumpahkan airnya ke bajunya dan membuatnya tersedak karena air juga sedikit masuk ke hidungnya.

"Yack!" Teriak Siwon pada Jaejoong tak lupa plototan matanya pada namja cantik nan sedikit menyebalkan. Ya setidaknya itu yang di pikirkan siwon.

"Maaf, maaf senior aku tidak sengaja, maaf." Ucap Jaejoong yang sedang membersihkan baju Siwon dengan tangannya.

"Sudah, hei hentikan!" Teriak siwon. Jaejoong bukannya malah membersihkan atau lebih tepatnya mengeringkan baju Siwon, Jaejoong malah membuat bajunya yang basah menjadi kusut.

"Ah, tapi baju senior," Jaejoong yang bersikeras ingin membersihkan baju seniornya ini malah membuat Siwon akhirnya mencengkram ke dua tangan Jaejoong dengan kuat.

"Sudah ku bilang hentikan, ya hentikan!" Teriak Siwon tepat di wajah Jaejoong. Jaejoong yang di teriyaki seperti hanya bisa diam dan menundukkan kepalanya tak lupa dengan kedua pipi yang di gembungkan.

"…" Jaejoong hanya diam saja tak ada yang bisa dia ucapkan. Dia hanya menundukkan kepalanya dan mengumamkan sesuatu.

"Aku kan hanya ingin membantu," Gumamnya tak lupa dengan gembungan di kedua pipinya.

"Jangan bergumam," Ucap siwon yang masih meninggikan suaranya pada Jaejong tapi tak sekeras tadi.

"Aku tidak bergumam," Ketus Jaejoong.

"Itu namanya bergumam," Jawab Siwon tak kalah ketus dari Jaejoong.

"Mangkannya biar aku bersihkan," Ucap Jaejoong yang mencoba melepaskan cengkraman tangannya dari Siwon.

"…." Siwon tak bicara apapun. Dia hanya memberi death glare pada Jaejoong yang meronta.

"Aku kan hanya mau membantumu senior," Ucap jaejoong lemah.

"Kau tidak akan membantu apapun, bukannya malah mengeringkan kau malah memukuliku." Bentak Siwon.

"Benarkah?" Sepertinya Jaejoong memang tidak sadar kalau dia telah memukul seniornya ini.

Kita tinggalkan Jaejoong dan Siwon yang masih asyik bertengkar di sana. Sekarang mari kita lihat pada sebuah ruangan kecil dengan papan nama berbunyi "Ruang Guru" itu.

Sraaaak!

Tiba-tiba pintu geser ruang guru terbuka dan menampilkan sososk tinggi tegap dengan memakai kemeja berwarna hitam dan celana berwarna senada.

Semua mata tertuju pada lelaki ini, dan yang di pandang pun hanya mendukkan badannya tanda memberi salam.

"Permisi, saya sedang mencari tuan Park jung soo apa dia ada?" Tanyanya kemudian.

"Dia masih belum datang, kau bisa menunggunya di ruang tunggu disebelah sana," Jawab salah seorang guru yeoja dan mempersilahkan lelaki itu untuk menunggu di ruangan yang dia sebutkan tadi.

"Ne, terima kasih." Balas lelaki itu ramah.

Guru wanita itu hanya membalasnya dengan senyuman dan membungkukkan badanya sedikit kemudain pergi.

Kembali lagi pada 2 orang yang masih saja saling cengkram-mencengkram satu sama lain. Siapa lagi kalau bukan si senior Choi siwon dan Jaejoong, Jaejoong yang masih merasa bersalah karena telah membuat baju seniornya basah bersikeras untuk menolong seniornya.

Tapi menurut siwon Jaejoong tidak membantu sama sekali, Jaejoong malah memukul dada Siwon dan membuat bajunya menjadi kusut.

"Aish, sudah kubilang tidak usah. Sini berikan sapu tanganmu biar aku saja membersihkannya sendiri," Setelah menepis tangan Jaejoong, Siwon langsung merampas paksa sapu tangan Jaejoong.

"Ah," Kaget Jaejoong.

"Diam, biarkan aku sendiri yang menyelesaikannya." Bentak Siwon.

"….." jaejoong hanya bisa menurut dan diam di tempatnya, tak lupa mempout bibir kecilnya saat Siwon dengan kesalya mengeringkan bajunya.

******** Skip time.*****

"Nah sudah selesai," Ucap siwon setelah membersihkan bajunya. Ya walaupun tetap saja sedikit basah dan juga kusut.

"Sudah?" Tanya Jaejoong tiba-tiba dan mengakibatkan siwon sedikit kaget.

"Aish, kau masih di sini?" Ucap siwon yang kaget melihat juniornya itu masih berdiri di tempat semula.

"Ne, aku masih di sini." Jawab Jaejoong polos sambil memiringkan sedikit kepalanya.

"Kenapa kau tidak langsung masuk saja. Apa kau tidak ada jam pertama?" Tanya Siwon sambil melempar saputangan Jaejoong kearah Jaejoong.

"Ada." Ucapnya enteng.

"Lalu kenapa kau masih di sini?" Tanya Siwon lagi. (kebanyakan Tanya)

"Menunggu senior," Lagi-lagi jaejoong hanya menjawabnya dengan polos.

"Menunggu apa?" Tanya Siwon dan mulai melangkahkan kakinya untuk masuk ke dalam gedung sekolah.

"Kalau kau ingin masuk ya masuk saja," Ucapnya lagi.

"Ne," Setelah menjawabnya Jaejoong berbalik dan bersiap meninggalkan seniornya yang masih berkacak pinggang memandang jaejoong.

"…." Siwon masih diam saja memandangi kepergian jaejoong sang junior yang telah membuat nya naik darah pagi ini.

Jaejoong berbalik dan mamandang siwon dengan tatapan polosnya.

"Yack, kenapa malah melihatku seperti itu? Cepat masuk sana kekelasmu!" Serunya pada jaejoong.

"Tapi?" Ucap jaejoong pelan tapi masih bisa di dengar oleh siwon. Karena jarak mereka hanya berbeda 10 langkah saja.

"Tapi apa lagi? Huh?," Tanya Siwon.

"..." Jaejoong tak langsung menjawabnya.

Mereka saling berpandangan satu sama lain, dan ini membuat siwon merasa aneh di pandangi juniornya itu. Junior yang sama sekali tak dia kenal dekat.

"Yack, apa wajah ku setampan itu hingga kau memandangi ku sampai seperti itu?" Tanya siwon PD.
Jaejoong benar-benar kaget dan tak mengerti sebenarnya apa sih isi dari otak seniornya itu hingga dia berkata sePD itu.

"Tampan apanya? Malah wajahmu itu terlihat mesum," Jawab Jaejoong dan sukses mendapat plototan maut seniornya.
"Upss," Ucapnya lagi. Sepertinya iya tanpa sadar telah mengucapkan sesuatu yang kini telah di anggap orang di sebrang sana memanas dan siap meledak.

"Ucapkan sekali lagi kalau berani," Siwon dengan langkah cepatnya datang menghampiri jaejoong yang kini kalang kabut dan bersiap lari dari amukan seniornya.

Langkah siwon semakin mendekat dan Jaejoong hanya bisa menongok ke kiri dan kekanan mencari jalan untuk lari.

"Kemari kau," Perintah Siwon pada jaejoong yang juga sudah benrjalan tak kalah cepatnya dengan seniornya yang kini sudah ada di belakangnya, menyusulnya.

Namun saat akan berbelok dan menuju tangga ke lantai dua jaejoong tak sadar akan 2 orang yang sedang berjalan menuruni tanggga.
hingga tabrakan pun tak sempat Jaejoong hentikan.

Bruuuk!

"Appo," Rintih Jaejoong dan orang yang menabraknya bersamaan.

Siwon yang melihat Jaejoong terjatuh bersama dengan seseorang yang sepertinya dia kenal langsung berlari kearah mereka.

"Kau tidak apa-apa?" Tanya Siwon dan dia juga mengulurkan tangannya.

"Aniyo aku tidak apa-apa?" Jawab Jaejoong yang kini jatuh terduduk dan sibuk membersihkan tasnya dari debu.

Saat Jaejoong mendongakkan kepalanya, dia tersadar pertanyaan itu bukanlah di ajukan untuknya melainkan kepada orang jatuh bersama dirinya barusan.

Yang membuat kaget Jaejoong bukan itu saja, karena uluran tangan Seniornya itu bukan di tujukan kepadanya melainkan kepada orang yang tadi jatuh bersamanya. Ternyata dia adalah seorang yeoja,

Yang membuat jaejoong ertambah kaget lagi yeoja itu menerima 2 uluran tangan dari masing-masing namja yang kini berdiri di hadapannya.

Dua? Ya dua uluran tangan, yang satu adalah milik Swion dan yang satu lagi adalah milik seorang Jung Yunho.

"Ah," Inilah yang sukses membuat Jaejoong membelalakkan matanya dan terbengong memandang pemandang di hadapannya. Hal yang serupa di perlihatkan pada raut wajah si yeoja yang ternyata adalah Go ahra.

Go ahra yang melihat 2 uluran tangan dari orang yang dia kenalpun merasa bingung akan memilih diantara keduanya.

Bagaimana dengan Jaejoong?

Jaejoong hanya melihat adegan itu dengan rasa kaget dan bertambah kaget saat mengetahui Yunho juga ikut mengulurkan tangannya pada sang yeoja.

Liatlah posisinya sekarang.

Jaejoong yang kembali terduduk pasrah di tanah melihat kearah Yunho yang sedang mengulurkan tanggnya ke Ahra.

Dan Siwon yang sedang mengulurkan tangannya mendelikkan matanya tajam kearah Yunho.

Sedangkan Yunho mengulurkan tangannya kearah Ahra dengan wajah yang datar, dan tak mengabaikan tatapan membunuh dari Siwon.

Lalu Ahra dia hanya melihat bingung ke kedua tangan yang di tujukkan untuknya itu.

Mungkin posisi ini akan bertahan jika salah satu dia antara mereka tidak ada yang mulai untuk berdiri dan mengambil tindakan.

Akankah seperti ini terus?

Di satu sisi, dan di tempat lain lelaki yang menunggu seseorang di ruangan guru itupun akhirnya bertemu dengan temannya yang dia tunggu sejak tadi dia adalah Park Jung soo.

Dan di sini pula terjadi sebuah percakapan serius antara mereka berdua. Sedikit terlihat santai namun banyak pertanyaan yang ingin di tanyakan oleh seorang park jung soo pada teman yang kini ada di hadapnnya.

"Benarkah kau akan pergi?" Tanya Jung soo pada lelaki yang ada di hadapannya.

"Hn." Jawabnya singkat terlampau singkat malah.

"Berapa lama?" Tanya jung soo lagi.

"…" Tak ada jawaban darinya, dia hanya menaikkan kedua bahunya tanda bahwa ia juga tidak tau seberapa lamanya dia pergi.

"Apa dia sudah tahu?" Tanya jung soo lagi sambil mencondongkan badannya kedepan.

"Lebih baik dia tidak tahu." Jawabnya yang disertai dengan sebuah senyuman, senyuman kecut.

"Kenapa? Bukannya lebih baik dia tahu,"

"…" Tak ada jawaban darinya.

"Apa kau tidak akan menyesalinya jika kau tidak memberi taunya,? Tanya Jung soo pada lelaki di depannya yang kini sedang menyeruput kopinya.

"Hangeng," lanjut Jung soo kemudian.
Namun tetap tak ada jawaban dari bibir namja yang kita ketahui namanya hangeng itu.

"Terserah kau sajalah," Ucap jung soo pasrah akan sikap sahabatnya itu.

Jung soo memanndang sahabatnya dengan tatapan bosan dan mencoba menyandarkan tubuhnya pada sofa tempatnya duduk.

Hangeng yang mendapatkan tatapan seperti itu hanya tersenyum renyah saja sambil mengetuk-ngetuk meja kaca di depannya.

#at:Seoul University.

Sementara di suatu tempat nan jauh disana di sebuah taman yang lebar duduklah 2 mahasiswa yang sedang bergelut dengan tugasnya masing-masing.

"Hacyuuu, sift, sift," salah satu diantara mereka bersin dan mengusap ingusnya dengan lengan baju milikknya.

"Kau tidak apa-apa hyung?" Tanya salah satu di antara mereka.

"Aniyo, aku tidak apa-apa. Rasanya hari ini dingin sekali." Jawab namja cantik itu.

"Baiklah mari kita masuk kekelas," Ajak salah satunya.

"Ne," Dan akhirnya mereka berdua mengakhiri acara duduknya di taman untuk mengikuti mata kuliah selanjutnya.

"Ayo, Heechul hyung," Ajaknya lagi saat melihat namja yang di panggil heechul itu tak bergeming dari tempatnya.

"Ne, kajja." Ajaknya kemudian. Heechul sedikit berlari-lari kecil untuk mengejar teman-temannya di depan.

"Perasaan apa ini?" ucap Heechul dalam hati.

Apakah yang terjadi dengan jaejjong,siwon,ahra,dan yunho?
dan siapakah hangeng itu?
lalu kenapa dengan perasaan heechul?
Tunggu kelanjuttannya.. ^^v

TBC````

Satu kata buat Reader MAAF..
maafkan author yang sudah melupakan FF aneh bin ajaib ini selama bertaun-taun..
ini di sebabkan author sudah semester 7 dan UAS juga salahkan tugas-tugas yang bejibun.. T^T *plak*

ya sudahlah.. semoga makin berkenan dengan FF yang udah di perbaiki ini.. kalau masih bingung maafkan ketidak berdayaan hyun ya.. ^^v