Title : Fake Boyfriend

Disclaimer : Masa' sih Kishimoto yang punya….*di lempar kunai *

Summary : Karena Naruto, mantannya datang ke Konoha dan mengatakan dia akan membawa pulang kekasihnya yang baru, membuat Neji terpaksa berkata bahwa ia telah memiliki kekasih juga. Dan Naruto akan datang dalam waktu 2 hari dengan berat hati Neji meminta bantuan Sasuke sang sahabat.

Pairing : SasuNeji , NaruNeji many more…

Warning : AU, OOC tingkat akut, Bl , typo , kurang deskripsi , etc.. Harap maklum saya pemula.

Umur para pemain : rata - rata berusia antara 18 tahun, ini adalah tahun terakhir mereka di SMA.


Chapter 5

"Persiapan panggung utama akan mulai dikerjakan besok oleh kontraktor PT. Godaime, karena kita telah mengenal orang dalam sehingga kita mendapat diskon besar - besaran. Karena itu dana yang tersisa masih banyak. Apakah ada yang punya usul untuk menambah acara ?" Neji sedang memimpin rapat Osis dengan para anggotanya.

"Bagaimana jika untuk acara puncak kita mengundang band yang sedang naik daun saja ?" Ujar seorang pemuda yang berambut perak dengan gigi yang kalau dilihat - lihat sama kaya' ikan hiu. "Maksudmu ulat ijo?" Tanya Sasuke sinis. "Tentu saja bukan Sasuke San." Pemuda itu menatap tajam Sasuke. "Hm, memangnya ada ya Band Ulat Ijo ?" Pertanyaan gak penting dari Neji membuat semuanya terjatuh dari kursi masing - masing. 'Ampun, ketua benar - benar lugu.' Batin mereka semua. 'Neji… kau ini.' Batin Sasuke. "Ketua, apa anda menginginkan band seperti itu ?" Tanya Pemuda yang bernama Suigetsu itu . Jabatan ia adalah sebagai Ketua bidang Seni. "Ya, terdengar menarik. Apa mereka semua memakai kostum ulat ijo ya ?" Lagi mereka semua jatuh plus sweatdrop gede di masing - masing kepala. "Ahahaha ketua, anda memang pandai mencairkan suasana." Tawa Suigetsu. Neji hanya cemberut karena kesal tidak mengerti apanya yang lucu. "Huuh. Jadi band apa yang kau promosikan ?" Neji balik dari mode lemot ke mode serius.

"The Lucifer." Jawab Suigetsu dengan mata berkilat - kilat senang. "Kenapa harus mereka ?" Tanya Sasuke sedangkan Neji diam saja. "Aku mempunyai kenalan dan aku memberitahu mereka kalau kita masih belum menemukan band yang cocok. Mereka sih setuju saja, tinggal menunggu konfirmasi dari kita. Bagaimana ? Karena ada kenalan aku pasti bisa mendapatkan harga diskon. Ya, ini sih usulku saja." Kata Suigetsu panjang kali lebar sama dengan capek ngomong. Apalagi kalau tidak didengarkan dan sampai ada yang tidur dipojokan. *Uhuk Shikamaru uhuk.*

"Sepertinya menguntungkan untuk kita." Komen seorang gadis dengan rambut merah panjang yang duduk di samping Suigetsu. "He… tumben setuju dengan usulku ini ." Kata Suigetsu dengan nada sombong. "Diam kau gigi runcing, aku memikirkan sisi positifnya jika kita mengundang mereka." Gadis bernama Karin itu memang lawan adu bacot abadinya Suigetsu sejak kecil. Neji pikir diam - diam mereka itu saling taksir. Kenapa dia peka sekali dengan urusan orang lain sedang dirinya sendiri tidak ya ?

"Untung dimananya ?" Tanya Sasuke ketus, ia yakin Jika The Lucifer diizinkan main nanti hasilnya seperti ini 'Naruto + Neji = Jadian lagi.' Tidak, sekalipun sekarang ia menjadi pacarnya *jangan lupa pura - puranya !* Tetapi tidak menutup kemungkinan terburuk dalam sejarah hidup Sasuke itu nanti. Sasuke tidak mau kehilangan kesempatan lagi. Lagipula cukup bertemu sekali saja bukan, ia tidak perlu melihat makhluk blonde itu lagi secara live.

"Coba kau bayangkan, apa reaksi murid – murid, terutama masyarakat umum yang akan datang ke festival kita ? The Lucifer itu sedang terkenal banget, pasti pundi - pundi uang akan mengalir lebih deras ke kantong kita tahun ini." Mata Karin membara - bara senang membuat semua takut. Karin adalah Bendahara Osis yang terkenal pelit dan mata duitan sekali.

"Tapi kitakan tidak butuh…" Sasuke masih mencoba untuk melontarkan alasan tetapi ucapannya dipotong Suigetsu. "Apa kau takut kesempatanmu hilang ?" Pertanyaan itu membuat Sasuke diam dan memandang marah ke Suigetsu. Sudah bukan rahasia umum para anggota Osis mengenai cinta sebelah pihaknya Sasuke. Hanya para fansgirlnya saja yang sangat tidak peka dan masih mengira sasuke itu available buat mereka.

"Baiklah, toh kita memang butuh lebih banyak publikasi. Sekalian buat promosi sekolah bukan ?" Neji memutuskan untuk memakai The Lucifer saja. "Kau yakin ?" Sasuke memandang lembut Neji. 'Pandangan seperti itu hanya untuk ketua tersayang saja ya ?' Batin para anggota Osis itu. "Well, kita masih mempunyai banyak hal yang harus di putuskan bukan, lagipula Suigetsu sendiri yang mengatakan kalau ia yang akan mengurusi. Jadi tanggung jawabku berkurang satu." Neji tersenyum lebar sembari bertolak pinggang. 'Dia cuma ingin tanggung jawabnya berkurang !" Batin mereka semua.

"Huam… eh rapat sudah selesai ya ?" Shikamari mengucek matanya ia heran karena melihat para anggota yang diam. "Shikamaru , karena kau diam saja, jadi sudah diputuskan kau akan bertanggung jawab menangani koordinator stand - stand yang akan dibangun di Aula. Rapat sampai hari ini saja. Sekian dan Terima kasih. Bye…" Neji langsung menarik lengan Sasuke dan meninggalkan TKP yang sebenarnya masih banyak misteri yang belum terselesaikan . "Matteeee… Taichou !" Teriak mereka semua. Mereka berdua tetap berlari menjauhi ruang rapat Osis.

"Ketua macam apa dia ?" Teriak Shikamaru, sebenarnya selama ini asal tidak membuat repot dirinya, ia tidak akan pernah peduli dengan apa yang dilakukan ketuanya itu, akan tetapi sekarang ? sudah pasti akan membuat ia kerepotan. "Yang seperti itulah." Jawab Karin cuek, ia memasukkan berkas - berkas itu ke tasnya. "Kalau gitu aku pulang juga deh" Kata Suigetseu sedangkan anggota yang lain juga mulai pergi meninggalkan Shikamaru yang masih meratapi nasibnya. 'Kenapa harus aku ? Itu tugas paling merepotkan.' Semua hal bagi Shikamaru memang merepotkan.

"Neji, kita sudah aman. Bisa kau lepaskan lenganku ?" Saat itu mereka berdua telah kembali ke kelas mereka untuk mengambil tas. Hari sudah sore sehingga kelas sudah kosong.

"Ya." Neji melepaskan lengan Sasuke dan menuju bangkunya, kemudian ia duduk bersandar pada bangkunya. "Apa yang kau lakukan ? ayo pulang !" Kata Sasuke yang sudah memanggul tas ranselnya. "Uhm… bisakah kita disini sebentar ?" Neji memandang langit - langit kelas.

"Ada apa?" Sasuke juga ikut duduk. "Aku, aku takut." Neji memandang Sasuke yang berada di depannya. "Dengan apa ?" Sasuke bingung, benar - benar bingung. "Sudah satu tahun aku tidak bertatap muka langsung dengannya. Besok kita akan bertemu, lalu mengenai keputusan akan memakai band dia, entah apa yang sebenarnya kupikirkan ini. Hh.. aku pasti membuat kau repot ya ?" Tanya Neji ia menggigit bibir bawahnya. "Ck, bukankah kau sendiri yang bilang itu untuk membuat tanggung jawabmu berkurang ? Kenapa malah merenung begini ? Sudahlah, ayo pulang. Aniki sudah menunggu kita di depan." Sasuke menepuk pelan kepala Neji. "Eh ? Itachi yang jemput ? Kapan ia kembali dari Inggris?" Tanya Neji semangat. "Tadi malam, Aniki baru menghubungiku tadi siang. Dia bilang akan menjemput kita." Kata Sasuke. "Apa dia akan menetap disini ?" Tanya Neji. "Entahlah, Aniki lagi sibuk kuliah di sana, dia hanya liburan semester." Sasuke dan Neji menuju parkiran mobil, disana tampak seorang pemuda yang mirip sekali dengan Sasuke minus rambut hawknya sedang bersandar pada pintu mobil Honda Jazz Hitam. "Halo Otoutou, Neji Chan." Pemuda itu tersenyum lembut. "Itachi ! Lama tak jumpa !" Neji langsung berlarian memeluk kakak satu - satunya Sasuke itu. Melihat Itachi yang mendapat pelukan cuma - cuma dari Neji membuat ia memandang tajam kakaknya. 'Hihihi sepertinya otoutouku yang baka itu masih belum bisa meredam rasa cemburu berlebihannya.' Batin Itachi. "Aniki, Neji ayo masuk ! Hari sudah semakin sore. Lagipula kita masih harus mengerjakan proyeknya Orochi." Sasuke membanting pintu mobil dan duduk di depan. "Iya, bawel sekali adikmu itu." Neji menggerutu. "Aku rasa hari ini dia PMS." Bisik Itachi ke telinga Neji, melihat itu membuat Sasuke menggeram dan membunyikan klakson mobil. "Buruan ! Aku lapar !" Sasuke kalau di depan Itachi dan Neji dengan mudahnya dapat bersikap manja seperti itu. 'Benar - benar harus segera disatukan mereka itu.' Batin Itachi. Ia hanya menggelengkan kepalanya melihat tingkah adiknya yang super OOC itu jika menyangkut Neji.

"Kalau lapar makan aja dulu biscuit ini." Neji yang telah masuk dan duduk di bagian belakang memberikan biscuit keju ke Sasuke. "Makasih." Jawab Sasuke ogah - ogahan. 'Yang satu sangat polos, yang satu sangat temperamen. Pasangan bodoh.' Batin Itachi seenaknya. "Seakan - akan membaca pikiran kakaknya itu Sasuke mendelik dan berkata "Aku ini jenius tahu !" Membuat baik Itachi maupun Neji bingung 7 keliling lalu minum oskadon oye.

"Baiklah pasang seat belt kalian, karena aku akan ngebut." "Aniki jangan mengebut di seko…Ah…" Ucapan Sasuke terpotong karena Itachi telah menancapkan gasnya dengan kecepatan layaknya pembalap pro. Sasuke teriak ketakutan sedangkan Neji malah terlihat senang.

Perjalanan yang kalau dengan disupiri orang normal akan memakan waktu 1 jam, karena kali ini yang nyupir rada juling eh salah ngebut, jadinya hanya sekitar 30 menit saja.

Itachi memarkirkan kendaraannya di depan rumah keluarga Hyuuga. "Wuih, Itachi tadi seru sekali." Kata Neji sembari merapikan rambutnya. "Apanya ? Aku mau muntah !" Sasuke mencak - mencak. "Hehehe, sorry Otoutou. Sudah lama tak pegang mobil. Aku di Inggriskan tinggal di asrama." Itachi hanya menggaruk kepalanya yang tak gatal. Neji sudah turun dari mobil dan menuju gerbang rumahnya. "Neji… kau makan dan ganti baju lalu ke rumahku ya. Kita akan mulai menyusun tugasnya Orochi." Sasuke membuka kaca jendelanya "Iya, tenang saja aku datang kok !" Neji memasuki perkarangan rumahnya dan menutup pintu utama rumah megah itu.

"Mau sampai kapan diliatin terus, Otoutou ?" Goda Itachi. "Apaan sih ?" Sasuke memerah malu karena ketahuan Itachi. "Ck, kau ini kapan akan mengungkapkan perasaanmu padanya ?" Itachi mengemudikan mobilnya menuju rumah mereka yang memang hanya berjarak dua rumah dari keluarga Hyuuga tersebut."Siapa ?" Sasuke pura - pura bego. "Hum, aku dengar Naruto datang ke Konoha ya ?" Itachi memarkir mobilnya di garasi mereka yang terbuka otomatis. "Ya." Jawab Sasuke singkat, ia segera keluar dari mobil dan masuk ke rumahnya. Itachi segera menyusul adiknya itu sebelum pintu ditutup Sasuke.

"Selamat datang Itachi Sama dan Sasuke Sama." Salam Kepala Pelayan mereka Shizune.

"Ya" Jawab Itachi dan Sasuke. Saat itu sudah jam 6 sore sehingga Sasuke langsung menuju kamarnya dan segera mengganti baju dan mandi. Setelah selesai ia berbaring sebentar di kasurnya itu. 'Apa aku setransparan itu sampai Aniki yang berada di Inggris saja tahu perasaanku ini ?' Sasuke memandang ke arah sebuah foto yang terpajang di meja kecil samping tempat tidurnya. 'Sudah berapa lama ya, sejak pertama kali berkenalan dengannya itu ?' Sasuke memejamkan matanya.

Flashback

Malam yang dingin itu ada sebuah pesta besar di sebuah Ballroom Hotel yang diadakan oleh Hyuuga Corp atas peresmian anak perusahaan di Kyoto. Seluruh undangan bisnis datang. Tidak terkecuali keluarga Uchiha. Uchiha Fugaku membawa istri dan kedua putranya. Itachi saat itu baru berusia 10 tahun sedangkan Sasuke berusia 7 tahun. Sasuke yang masih terlalu muda untuk mengerti urusan bisnis dan obrolan para tamu undangan itu merasa bosan sehingga ia berjalan – jalan, tanpa sadar ia terpisah dari keluarganya. Saat itu Sasuke merasa seperti berada di lautan kaki orang dewasa. Ia benar benar bingung, Sasuke hanya berdiri di dekat sebuah tiang putih yang tinggi. Saat itu datang seorang anak laki – laki yang sepantaran dengannya itu. "Hey, apa yang kau lakukan sendirian begitu ?" Tanya anak itu. Sasuke yang sedari tadi memandang kelantai mengangkat pandangannya dan menatap anak itu. "Kau kenapa menangis ?" Tanya anak itu karena saat itu Sasuke sudah beruraian air mata. Hidungnya sudah merah."A..aku t..tidak t..tahu di..dimana kaa..kaasan." Kata Sasuke sembari terisak. Tidak ada satupun tamu yang tampak memperhatikan kedua bocah laki - laki itu. Mereka sibuk berbicara dan tertawa. "Tenanglah, namamu siapa ?" Tanya Anak itu lagi. "Uchi..ha.. Sasuke." Jawabnya. "Hm, baiklah Sasuke, aku akan membantumu menemukan orang tuamu. Jangan nangis lagi ya !" Jemari Sasuke di genggam erat anak itu. Sasuke diajaknya menuju ke depan panggung dimana terdapat seorang penyanyi yang sedang menyanyikan lagu Jazz. Anak itu naik ke atas panggung dan membisikkan sesuatu ke telinga penyanyi itu. Ia pun mengangguk. Lalu anak itu memakai mikenya dan berbicara "Kepada orang tua dari Uchiha Sasuke harap segera kedepan. Sasukenya ada disini." Kata anak itu dengan lantang. Sasuke hanya melongo kaget. 'Kenapa seperti pengumuman anak hilang di Mal – mal ?' Batin Sasuke saat itu. Selang beberapa detik kedua orang tua Sasuke datang diikuti Itachi. "Sasuke ! Kau ini bikin khawatir saja." Mikoto memeluk putra bungsunya itu. "Baka otoutou, bikin heboh aja." Komen Itachi. "Maaf." Sasuke memeluk kembali ibunya dan mengacuhkan ucapan Kakaknya itu. Anak itu pun turun dan menuju mereka semua. "Hm, syukurlah orang tua mu belum meninggalkanmu." Kata anak itu sembari tersenyum lembut. "Terima kasih karena mau maju ke depan dan memberikan pengumuman, namamu siapa ?" Tanya Fugaku lembut. "Neji ! Keributan apa ini ?" Tanya Hiashi ia mendengar ucapan Neji dari belakang. "Ah itu paman.." Neji menunduk ke lantai. "Bukan apa - apa Hiashi. Keponakanmu itu membantu putraku yang tersesat tadi." Terang Fugaku ia mengusap pelan rambut Neji. "Begitukah ? Baiklah. Maaf semuanya mari kita lanjutkan acaranya." Hiashi menepuk pelan bahu Neji. Neji tersenyum dan menggandeng Sasuke. "Hey, kita temenan yuk !" Ajak Neji. "Hm, iya." Jawab Sasuke semangat. "Kalian jangan jauh - jauh ya, nanti tersesat lagi !" Ingat Mikoto. "Iya." Jawab mereka. Semenjak hari itu mereka berteman. Kemudian 1 bulan kemudian tak disangka tetangga baru Neji adalah keluarga Uchiha, semakin akrablah mereka berdua itu.

End Of Flashback

"Sasuke Sama, makan malam telah siap" Ketuk pelayan pada pintunya. "Baik aku akan segera turun." Sasuke beranjak dari tempat tidurnya lalu ia memandang sekilas lagi foto yang menampilkan dua anak laki - laki berusia 7 tahun sedang bermain di tengah salju.

"Musim dingin sebentar lagi datang, aku penasaran apa ia ingat juga hari itu ?" Guman Sasuke sembari tersenyum, andai saat itu Itachi ada dan membawa kamera sudah pasti akan ia memotret pemandangan langka itu dan segera menjualnya ke para fansgirlnya Sasuke.

Sasuke menuju ruang makan dan segera duduk di samping Itachi. "Bagaimana sekolahmu Sasu Chan ?" Tanya Mikoto. "Baik Bu." Jawab Sasuke. "Dia tadi marah - marah ke aku dan Neji." Jawab Itachi. Mendengar itu Fugaku dan Mikoto menatap Sasuke sedangkan Sasuke langsung menginjak kaki kakaknya itu. "Ouch, memang benar kok." Kata Itachi. "Memangnya ada apa sampai kau marah - marah ke Neji ?" Fugaku sudah menganggap Neji seperti putrinya sendiri eh putranya sendiri. "Tidak kok Ayah, aku cuma menyuruh mereka untuk segera masuk ke mobil karena hari sudah semakin sore." Sasuke menunduk menatap piringnya itu.

'Ah…' Baik Mikoto maupun Fugaku langsung paham, putranya itu memang gampang di tebak.

"Sudahlah ayo makan" kata Mikoto ia menyembunyikan senyumannya. "Nanti Neji kesini lho, katanya mereka akan mengerjakan tugas." Adu Itachi lagi. "Wah kalau begitu aku akan membuatkan pudding kesukaannya."Kata Mikoto riang. "Kenapa Ibu selalu membuatkan Neji pudding sedangkan aku tidak ?" Tanya Sasuke. "Kau bisa meminta Shizune. " Jawab Mikoto sekenanya. 'Dia hanya memperhatikan Neji, giliran kami dibiarkannya saja.' Inner Fugaku , Itachi dan Sasuke bersamaan.

Di rumah keluarga Hyuuga

Hyuuga Hiashi adalah orang yang sibuk, sehingga ia jarang berada di rumah jika belum jam 10 ke atas. Karena itu ketiga Hyuuga muda itu sudah terbiasa makan tanpanya. Jika harus menunggu, bisa - bisa cacing - cacing di perut pada bikin acara keroncongan.

"Nanti aku akan ke rumah Sasuke." Kata Neji saat mereka telah selesai makan malam yang telah disiapkan pelayan. "Berapa lama ?" Tanya Hinata "Entahlah, tugasnya belum aku baca sih, tapi kalau kemaleman ya aku tidur disana." Jelas Neji, selama ini mereka berdua memang sudah sering saling menginap. "Um.. lalu kapan Nii bertemu Naruto ?" Tanya Hanabi. "Kemungkinan besok, toh besok hari sabtu. Aku cuma datang buat rapat lagi dan mungkin siangnya bisa ketemuan." Neji meneguk air putihnya. "Dimana ketemuannya Nii ? Bagaimana pun juga merekakan sudah terkenal. Pasti kemana - mana akan di awasi wartawan." Kata Hinata. "Iya, ya… aku tidak kepikiran tuh. Huf, akan aku diskusikan dengan Sasu deh." Kata Neji, ia sudah beranjak dari kursinya dan mengambil tasnya yang telah berisi bahan tugas dan baju tidur, siapa tahu ia tidur disana. "Aku berangkat dulu ya." "Hm, hati hati." Hanabi dan Hinata melambaikan tangan mereka dari ruang makan. Neji diantar ke depan dengan Kepala pelayan mereka, Yuka. "Semoga malam anda menyenangkan Neji Sama." Yuka membungkukkan badannya.' Huh ? kenapa kesannya aku seperti akan kencan ya? Ah sudahlah.' Batin Neji. Bahkan para pelayan dikedua rumah juga mengetahui kisah kasih mereka berdua, atau lebih tepatnya cinta sepihaknya Sasuke.

Neji segera menuju rumah Sasuke, kompleks perumahan yang besar itu tidak begitu ramai. Di malam hari suara jangkring dan lolongan anjing terdengar, bulan dan bintang bersinar terang. 'Untung tue anak rumahnya deket, kalau lebih jauh ogah aku jalan malam - malam gini.' Neji itu memang rada phobia gelap. Begitu sampai di depan pintu masuk rumah Sasuke, ia segera memencet belnya. Selang beberapa detik pintu dibuka dan yang menyambutnya adalah Ibu dari Sasuke itu sendiri.

"Aih, Neji Chan… sudah lama gak nginep. Ayo masuk." Mikoto menarik lengan Neji. "Bibi, aku hari ini cuma mau mengerjakan tugas saja kok." Kata Neji. "Nah, kaliankan sudah kelas tiga pasti tugasnya tambah berat. Daripada pulang kemaleman nginap aja seperti biasa. Toh kau bawa baju juga kan, kalau gak bawa nanti bisa pinjam punya Sasuke. Ayo duduk dulu , Bibi udah buatkan pudding cokelat kesukaanmu. Shizune panggilkan Sasuke ya!" "Baik Nyonya." Shizune segera menuju lantai atas. 'Bibi Mikoto selalu penuh semangat.' Batin Neji riang. "Ada apa ? Heboh sekali ?" Fugaku yang baru keluar dari kamarnya menuju ruang tamu.

"Suamiku, ada Neji Chan." Kata Mikoto. "Selamat malam, Paman." Neji berdiri dan membungkuk hormat. "Nah, kau ini masih aja formal, sudah duduk. Mana Sasuke, kok Neji dibiarkan menunggu." Fugaku mengarahkan kepalanya ke lantai atas. "Sudah dipanggilkan." Kata Mikoto.

Di kamar Sasuke

"Sasuke Sama, Neji San sudah datang." Ketuk Shizune. Lalu terdengar suara ribut dari dalam dan keluarlah Sasuke. "Mana dia ?" Tanya Sasuke semangat. "Ada dibawah sedang mengobrol dengan Ibu anda. "Baiklah aku akan segera turun." Sasuke masuk kembali dan menyisir rambutnya, merapikan kaos dan celananya dari kusut, memakai bedak dan lipstick terakhir memakai parfum. Ok itu bohong, yang benar cuma sampai kusut tadi, selebihnya hanyalah imazinasi liar Shizune. Sasuke segera menuju ke bawah, sedangkan Shizune yang sudah sadar dari alam imazinasinya juga ikut turun.

Di bawah terdengar suara kedua orang tuanya.

"Jadi, Hanabi akan bermain peran ?" Mikoto dan Fugaku duduk berdampingan sedangkan Neji di depan mereka. "Ya, judulnya tiga babi kecil dan serigala." Kata Neji. "Uhm, apa dia jadi serigalanya?" Tanya Fugaku. "Hush, Suamiku !" "Maaf.." Fugaku dan Mikoto hanya tersenyum. "Tidak, Hanaba bilang ia maunya juga jadi peran itu, sayang ia terlalu manis, menurut gurunya lo…" Nada yang Neji pakai membuat semua tertawa.

"He… ramai sekali." Ucap Sasuke. "Nah, Neji baru menceritakan mengenai sepupu – sepupunya itu." Kata Mikoto. "Baiklah, karena Sasuke sudah datang sebaiknya kita tinggal saja mereka untuk mengerjakan tugasnya." Fugaku beranjak dari sofa abu – abu itu. "Jangan lupa dimakan ya, puddingnya." Mikoto mengikuti suaminya dan meninggalkan mereka berdua di ruang tamu.

"Orang tuamu itu ramah sekali ya." Kata Neji. "Kau ini, kenapa seakan - akan kau tidak pernah bertemu mereka saja sih ?" Kata Sasuke dengan nada bercanda. " Ya, hanya saja. Mereka selalu membuatku nyaman. Mungkin seperti itu ya rasanya mempunyai ibu." Tanpa Neji sadari, Mikoto tak sengaja mendengarkan ucapannya itu. Ia ingin memberikan Neji saus puddingnya. "Kenapa tambah murung sih ? Toh kau sudah dianggap anak sama mereka ini." Sasuke menepuk bahu Neji. "Ya, kau benar, mereka juga sudah kuanggap sebagai orang tuaku sendiri." Neji tersenyum ramah. 'Anak baik.' Batin Mikoto, ia menunggu beberapa menit baru memberikan saus tersebut. "Maaf mengganggu kalian , tapi sausnya ketinggalan." Mikoto meletakkan saus tersebut di meja kaca yang berada di tengah – tengah. "Terima kasih, Bibi dan maaf jika membuat repot." Kata Neji, ia membantu menata piring pudding tersebut. "Tidak… sudah, selamat belajar ya. Kalau lelah langsung tidur saja di kamar Sasuke." Mikoto pergi. "Ibumu benar - benar baik." Neji mulai membuka buku - buku biologi itu. "Sebenarnya tugas Orochi itu kaya' apa sih ?" Kata Sasuke ia mulai membaca buku tersebut. "Hm, kita hanya diminta untuk membuat makalah mengenai hewan melata sebanyak 30 halaman." "Yang bener ?" "Iya, tadi aku tanya Sakura juga begitu jawabannya." "Kh, kalau gitu ngapain disini ? Ayo ke kamar, ngetiknya di sana saja." Ajak Sasuke. "Iya, ya." Neji menggaruk kepalanya. Sasuke memasukkan kembali buku itu ke tasnya Neji dan memanggulnya. Neji membawa piring pudding dan sausnya. Mereka menuju kamarnya Sasuke. Saat sudah di lantai atas Itachi yang kamarnya memang berada di sebelah Sasuke, keluar. "Hm, kalian mau mengerjakannya di kamar ?" Tanya Itachi. "Sudah tahu nanya." Jawaban ketus Sasuke di abaikan Itachi. Melihat Neji yang terlihat kerepotan,ia mengambil piring pudding itu. "Sini, aku bantu." Itachi dan Neji masuk ke kamar Sasuke yang telah Sasuke buka. Itachi kemudian menaruh piring itu ke atas meja belajar Sasuke.

"Apa lagi yang kau tunggu ? Sana pergi !" Usir Sasuke saat melihat kakak tunggalnya itu masih berdiri di dekat Neji. "Nah, baiklah kalau kau tidak ingin diganggu. Selamat menikmati sajiannya ya…" Itachi buru - buru keluar karena Sasuke sudah akan melempar kotak pensilnya. "Sajian apanya ? cuma pudding." Kata Neji. Ia segera duduk di atas kasur Sasuke dan mengeluarkan buku - buku itu. 'Terkadang aku sangat bersyukur Neji itu terlalu polos.' Batin Sasuke sembari menggelengkan kepalanya. Ia segera mengaktifkan komputernya.

"Baiklah malam ini kita kerjakan sampai pukul 10 aja ya, abis itu tidur." Kata Sasuke. "Mana cukup 2 jam ?" Kata Neji. "Yang mau menyelesaikannya siapa ? Tugas itu kan 2 minggu lagi baru dikumpul." Kata Sasuke. "Ah, aku lupa." Mereka mulai saling membantu mengerjakan tugas itu.

2 jam kemudian

"Akhirnya selesai juga …" Kata Sasuke sembari merenggangkan kedua lengannya ke atas. "Apanya ? waktunya ?" Tanya Neji. Tugas Makalah sebenarnya cukup gampang bagi mereka , hanya Orochimaru saja yang membuat sesuatu yang gampang menjadi beribu - ribu sulit. Hewan melata yang ia inginkan sangat langka, dan bahan referensi mereka kurang, bahkan setelah 1 jam penuh mengobrak – ngabrik internet tetap hanya sedikit bahan yang berhasil mereka kumpulkan. "Sudahlah, nanti kita bisa tanya Aniki, diakan sekolah kedokteran." Kata Sasuke santai. "Kedokteran sih kedokteran, tapikan ia bukan dokter hewan !" Kata Neji sembari cemberut dan menyilangkan kedua lengannya. "Nah..aku lelah, besok kita ke perpustakaan kota saja deh, sapa tahu tuh hewan nyempil disana." Ujar Sasuke asal, ia masuk ke kamar mandi karena hendak mengganti baju tidur. "Hh, aku juga lelah… ya sudahlah." Neji mengeluarkan baju tidur yang memang sengaja ia bawa dan segera mengganti bajunya.

Neji pun masuk ke dalam selimut tebal dan menutup matanya. Saat Sasuke keluar, ia mendapati Neji sudah terlelap. 'Anak itu asal ada bantal aku jamin ia akan langsung tertidur, dasar.' Sasuke tersenyum lembut, ia pun segera berbaring di sebelah Neji. "Sweet dream, sweet heart !" Bisik Sasuke, ia mengecup hidung Neji. Lalu menyelimuti dirinya dan menutup matanya. Tanpa Sasuke ketahui Neji masih sadar dan dalam posisi terkejut. 'Dia memanggilku seperti itu ? Lalu ciuman itu.' Wajah Neji benar - benar memerah. Seumur - umur belum pernah ada yang memanggilnya seperti itu, Naruto aja nggak pernah, sekarang pemuda yang selama ini ia anggap sahabatnya malah…'Ah, ia kan jadi pacar pura – puraku. Kenapa bisa lupa sih… mungkin karena itu ? Tapi…' Neji benar - benar menjadi grogi, ia bahkan tidak bisa berbalik memandang ke arah Sasuke. Lalu lengan Sasuke berada di atas pinggangnya. 'Lengannya !' Batin Neji dengan kencang. Neji mencoba mengangkat lengan Sasuke dengan mendorong pelan lengannya sendiri. "Hm, guling jangan bergerak dong." Guman Sasuke. ' Sinting, aku yang keren gini dianggap guling, kerenan dikit kek. Kaya' Tom Cruise gitu.' Batin Neji asal. Setelah mencoba beberapa menit, karena lelah Neji pun menyerah. 'Hh, capek. Biarin ajalah. Toh cuma lengan belum…' Pikiran Neji terputus saat Sasuke membenamkan wajahnya di telengkup belakang lehernya. "Kau wangi sekali." Gumam Sasuke. 'Oh, no… jika keterusan rate nya bisa naek !' Batin Neji.

"Sasuke ! Aku mau tidur !" Neji membalikkan badannya dan menonjok pipi Sasuke. Neji menarik erat selimutnya dan segera menutup seluruh tubuhnya itu. Setelah beberapa saat Neji mengeluarkan kepalanya dan melihat Sasuke yang masih terlelap di sebelahnya. 'Hee… apa dia itu mengigau ya ?' Lalu Neji mengingat ucapan dan tingkah Sasuke tadi. 'Pst, kaya' Sasuke akan menyukaiku saja…' Batin Neji, ia menarik kembali selimutnya. Saat melihat Neji sudah menutupi wajahnya dengan selimut, Sasuke baru mengusap - ngusap kembali pipinya itu. 'Aku lupa kalau dia itu tenaganya tenaga gajah.' Batin Sasuke. Sebenarnya Sasuke belum tidur, ia hanya ingin mencoba memeluk Neji lalu keterusan, sayang Neji ternyata masih sadar, coba sudah terlelap. Hanya Sasuke, author dan para readers yang tahu apa yang akan ia lakukan.

To be continue…

A/N : Maaf kepada readers yang menanti - nanti pertemuan naruto dengan neji ya...

Abis di chapter 1 kan menceritakan keluarganya neji makanya saya ingin memperkenalkan keluarga sasuke...

Eniwei, hopely chapter ini membuat kalian puas ya...

Last but not least review please...