Pertama dan utama sekali saya ingin mohon ampun pada Allah atas kenistaan saya yang telah tega membuat epep beginian.. Maapkan saya ya Allah.. Ampuni dosa sayah.. *sujut-sujut*

Terus saya mau ingatkan kalo ini EPEP M-PREG alias MALE PREGNANCY, so if you against this kind of thing, press the reset *loh?* hehe..

Saya emang sangat payah bikin pendahuluan epep. Yah, semuanya tau sendiri aja yah kalo SUJU milik ELF.. Daripada kebanyakan bacot, silakan dibaca aja ya.. ^^

~*Rn*~

I know how that illness tortures you.

I know how fragile you are.

But am I wrong if I love you to the point I can't even breath?

Does my love torture you more?

~*Rn*~

"Min.."

Pria berambut ikal itu masuk ke ruangan yang dicat serba putih. Di dalam ruangan itu ada pria lain yang tengah terbaring lemah dengan di tubuhnya terdapat alat-alat medis yang menopang kehidupannya.

Pria berwajah manis yang pucat itu terbangun mendengar namanya disebut. Dan saat dia menoleh ke arah orang yang memanggilnya, perasaannya memburuk.

"Min, aku membutuhkanmu.."

Sungmin, nama pria yang tengah tergeletak di ranjang kamar itu. Kalau ada yang mengira itu ruangan rumah sakit, maka dia akan menjawab, bukan! Sungmin tidak sedang ada di rumah sakit, melainkan di sebuah ruangan di dalam rumah luas dari Cho Kyuhyun yang sudah disulap sedemikian rupa menjadi seperti ruangan ICU di sebuah rumah sakit mewah.

Ya, Cho Kyuhyun, seorang dokter muda yang sangat tampan dan kaya, sampai dia bisa melakukan semua itu..

Siapa dia? Tentu saja bukan seorang dokter biasa. Dia adalah orang yang sangat mencintai Sungmin. Dan cintanya itulah yang membuat Lee Sungmin tetap terbaring di ruangan itu. Bukan hanya karena leukimia yang dideritanya, namun karena Kyuhyun membutuhkannya. Ya. Kyuhyun membutuhkannya.

"Min.." dia berjalan ke arah Sungmin. Sungmin hanya memejamkan matanya. Dia mencintai namja itu. Tapi apa yang dia terima sungguh membuatnya ragu akan perasaannya. Kyuhyun bilang dia mencintai Sungmin. Namun kesangsian Sungmin tidak bisa terbantahkan, mengingat hal yang Kyuhyun lakukan seringkali menyakitinya.

Bahkan Kyuhyun tidak peduli bahwa Sungmin sedang kesakitan, dia sakit parah. Tapi yang Kyuhyun tau hanya dirinya, hanya kepentingannya saja. Namun di saat yang lain, dia bisa menjadi sangat lembut, seolah-olah Sungmin adalah benda mahal berharga yang mudah pecah. Ya, Kyuhyun memang bagaikan dua sisi mata uang.

Perlahan Kyuhyun membuka masker oksigen yang menjadi penopang hidup Sungmin. Sungmin kaget, karena benda yang sangat dia butuhkan saat ini malah dilepaskan dari tubuhnya.

"Miin.."

Kyuhyun lalu menempelkan bibirnya ke bibir Sungmin. Pelan, sangat pelan dan lembut. Dia melumat pelan bibir pucat itu, mengulum yang sebelah atas dan menghisapnya. Kegiatan itu juga dia lakukan untuk bibir bawah namja manis itu.

Tapi perlahan, ciuman itu berubah liar. Kyuhyun mempercepat temponya hingga bunyi kecipak saliva terdengar bagaikan nyanyian indah di telinga Kyuhyun. Dia berusaha membuka bibir Sungmin, meruntuhkan pertahanan namja itu agar dia bisa menguasai Sungmin lebih jauh lagi. Sungmin hanya patuh, dia tidak punya tenaga untuk menolak. Dia membuka mulutnya dan kemudian benda asing yang sudah familiar bagi lidahnya menyusup ke dalam mulutnya, memberi sensasi indah sekaligus menyakitkan.

Kyuhyun menelusuri rongga mulut Sungmin tanpa terlewat satu spot pun. Perlahan, namja tinggi itu naik ke atas kasur yang ditiduri Sungmin sambil merengkuh kepala bagian belakang Sungmin. Dia terus dan terus melumat bibir itu sampai memerah tidak peduli kalau namja yang ada di bawahnya tidak punya kekuatan sedikitpun untuk bergerak.

Sungmin kehabisan oksigen, dia membuka bibirnya yang masih dilumat Kyuhyun, mencoba mendapatkan sedikit saja oksigen untuk tetap mempertahankan hidupnya. Kyuhyun yang sadar akan hal itu segera meniupkan udara ke dalam mulut Sungmin, tanpa ingin melepas bibirnya dari benda yang membuatnya ketagihan itu.

Udara yang ditiupkan Kyuhyun jelas tidak cukup untuk memenuhi kebutuhan oksigen Sungmin. Perlahan, tangan Sungmin beralih ke dadanya, menahan sesak yang teramat sangat.

"Mmmhhh.." Sungmin berusaha memberi sinyal bahwa dia kesakitan. Dan untunglah Kyuhyun sepertinya mengerti akan hal itu. Dia melepaskan bibirnya dari bibir Sungmin. Dia lalu mengelap sekitar bibir Sungmin yang basah itu dengan ibu jarinya.

"Hahh.. hah.. hah.." Sungmin mencengkeram dadanya, karena oksigen sepertinya menolak masuk ke paru-parunya.

Dengan sigap Kyuhyun segera memasangkan kembali masker oksigen itu ke mulut Sungmin tanpa memindahkan tubuhnya dari atas Sungmin. Sungmin pun menikmati udara yang dialirkan dari tabung lewat masker itu dengan bernapas sepuasnya.

"Mmmh.." Kyuhyun berpindah dari bibir ke lehernya. Kyuhyun menciumnya, menjilatnya, menghisap dan menggigitnya, meninggalkan kissmark yang berbentuk seperti lebam. Kyuhyun berpindah ke dadanya, membuka piyama yang dia kenakan. Sungmin tau apa yang akan menimpanya sebentar lagi.

"Kyuhh~~ Ja..ngan.. Se..karang.. Ahhh~~ Tubuhku sa..kit~~" kata Sungmin memelas. Namun Kyuhyun tidak mendengarnya. Dia melanjutkan kegiatannya, membuat Sungmin mendesah tertahan.

"Aku janji akan lembut, Min.. Aku membutuhkanmu.." Sungmin meneteskan airmatanya. Kata-kata itulah yang menyakitinya. Menurutnya Kyuhyun membutuhkannya, sebagai pemuas nafsu. Bukan karena dengan tulus mencintainya.

"Ahhhh~~" Sungmin memejamkan matanya, di antara rasa sakit dan lemas juga nikmat yang diberikan Kyuhyun. Sungmin masih terlalu lemah bahkan untuk menggerakkan tangannya. Dia hanya mendesah sambil memejamkan matanya saja.

Kyuhyun membuka selimutnya. Dia sedikit menjauhkan tangan Sungmin yang ditancapi infus agar tidak mengganggu kegiatan yang akan dia lakukan dengan Sungmin. Sambil memberi kissmark di perut Sungmin, tangan kiri Kyuhyun meremas dada kanan Sungmin dan tangan kirinya berjalan ke tubuh bagian bawah Sungmin. Begitu tangannya bertemu dengan sesuatu yang dia cari, dia langsung meremasnya dengan kuat, membuat Sungmin mengejang seketika.

"AAAHH~~~"

Sungmin melemas saat dia merasakan sesuatu dilakukan Kyuhyun terhadap tubuh bagian bawahnya. Awalnya lembut dan bisa dinikmati (?) namun perlahan, Kyuhyun memasukkan tangannya ke dalam celana Sungmin dan melakukan sesuatu yang dengan sukses menggelinjangkan Sungmin tanpa ampun. Sekujur tubuh Sungmin bergetar karena tubuh lemahnya tidak kuasa mendapat service yang begitu hebat dari Kyuhyun.

Sungmin merasa pandangannya mengabur, kepala belakangnya berdenyut nyeri seiring dengan gerakan-gerakan Kyuhyun yang tiada habisnya. Sungmin merasa kesadarannya akan segera hilang, namun Kyuhyun seakan mengontrol dirinya.

Gerakan Kyuhyun semakin cepat, Sungmin tidak kuasa menahan sakit dan kenikmatan yang menjalarinya secara bersamaan. Napas Sungmin kian sesak, masker oksigen sudah tidak membantunya lagi. Dia menggunakan sisa-sisa kekuatannya untuk mencengkeram selimutnya saat dia merasakan kedutan hebat di tubuh bagian bawahnya, seolah-olah ada sesuatu yang akan keluar. Dan benar saja. Dalam beberapa kocokan saja Sungmin mengejang kembali. Kualitas kesadarannya kian memburuk saat erangan keluar dari mulutnya.

"AAHHH~~~ hah.. hah.." Sungmin memejamkan matanya erat. Kesadarannya sudah benar-benar diambang batas, kegiatan Kyuhyun mungkin memang seharusnya terasa nikmat, namun dalam kondisi Sungmin yang selemah itu, terasa bagaikan alat yang membunuh kesadarannya secara perlahan.

"Miin.. Jangan tidur dulu, jagi.. Aku mohon.." Kyuhyun membelai kepala Sungmin dengan gerakan lembut dan penuh cinta. Dia lalu menidukan kepalanya di dada Sungmin sambil mendengar detak jantung orang yang paling dia cintai itu. Sungmin memejamkan matanya, merasakan kehangatan menjalarinya.

"Aku mencintaimu, Min.. Sungguh sangat mencintaimu.." Kyuhyun memeluk pinggang kecil Sungmin dengan gerakan protektif. Dia kemudian mengangkat kepalanya lalu mencium kening Sungmin.

Sungmin tidak bergerak, karena memang tenaganya sudah nyaris habis, hanya tertinggal untuk sekedar mempertahankan kesadarannya saja. Dia merasakan Kyuhyun membelai kepalanya lagi.

"Min, kumohon bangunlah, sayang.. Buka matamu.." bagaikan dihipnotis, Sungmin mematuhi kata-kata Kyuhyun. Mata sayunya berair dan merah, menunjukkan bahwa dia sangatlah lelah dan kesakitan. Perlahan, airmata meleleh dari mata indahnya, yang dengan sukses berhasil melukai hati Kyuhyun.

Kyuhyun menghapus airmata itu dengan gerakan lembut. Tiba-tiba Sungmin merasakan setetes air mengenai pipinya. Jelas bukan airmatanya. Namun airmata Kyuhyun. Sungmin yang merasa kaget segera menatap Kyuhyun yang kini ada di atasnya.

"Airmatamu.. menyakitiku, Min.. Jangan lagi.. Jangan.. Kumohon.." Kyuhyun menenggelamkan wajahnya di ceruk leher Sungmin, menikmati sensasi dingin di kulit Sungmin. Bagaikan anak kecil, Kyuhyun menangis terisak-isak di sana. Sungmin tidak bisa melakukan banyak hal selain diam. Hanya diam.

"Kyu~" panggil Sungmin. Bagaikan mendengar sedenting harapan yang paling dia tunggu, Kyuhyun segera mendongakkan kepalanya menatap Sungmin dengan penuh cinta.

"Jangan tolak aku lagi, Min.. Jangan tolak aku.. Aku janji tidak akan menyakitimu.." Sungmin mematung. Sebegitu inginnya kah Kyuhyun atas dirinya? Sebegitu cintakah sampai harus seperti ini?

Sejujurnya, Sungmin mungkin mencintai Kyuhyun lebih dari apa yang mampu Kyuhyun lakukan. Cinta Sungmin pada Kyuhyun sangat besar, sampai-sampai dia rela mendapat perlakuan sebegitu rupa. Sampai jiwa dan raganya terasa remuk redam.

Bagaimana tidak, Kyuhyun adalah satu-satunya orang yang menerima keadaan Sungmin. Lain halnya dengan kedua orangtua Sungmin yang membuangnya sejak kecil. Lain dengan orang-orang yang menatap kasihan dengan kondisi Sungmin yang tidak kunjung membaik. Leukimia menggerogotinya sejak lama, sampai dia hampir mati karenanya.

Namun di tengah perjuangan Sungmin mempertahankan hidupnya, saat Sungmin berada di antara perjuangan untuk hidup dan jurang keputus-asaan, seorang dokter muda yang tampan datang dan dia memandang Sungmin dengan pandangan.. menerima. Bukan pandangan jijik maupun pandangan kasihan. Dokter bernama Cho Kyuhyun itu adalah orang pertama yang menerima Sungmin dengan kondisinya yang sedemikian rupa.

Bagaimana mungkin Sungmin tidak jatuh cinta dengan segala perlakuan lembut Kyuhyun untuknya? Dia yang memeluk Sungmin saat dirinya kesakitan setelah terapi. Dia yang menidurkan Sungmin saat matanya tidak bisa terpejam lantaran sakit yang mendera setiap senti tubuhnya. Dia yang mengatakan pada Sungmin bahwa dia akan baik-baik saja saat bahkan bernapas saja susah untuknya. Ya. Kyuhyun yang memberi dia harapan untuk hidup lebih lama.

Tapi Kyuhyun adalah lelaki yang posesif. Menyadari bahwa Sungmin tidak bisa membalas segala perlakuan tanda cintanya, Kyuhyun malah merasa Sungmin tidak mencintainya. Kyuhyun sering sekali menandai tubuh Sungmin, menurutnya itu agar semua orang tau kalau Sungmin adalah miliknya. Dia seringkali mengajak—atau memaksa—Sungmin bercinta hanya untuk memastikan bahwa hati Sungmin terikat dengan hatinya. Namun di tengah proses itu, dia berhenti.

Hanya karena Sungmin tidak berteriak, bukan berarti dia tidak kesakitan. Hanya karena Sungmin tidak menolak, bukan berarti dia mau. Dan airmata yang mengalir di pipi Sungmin saat Kyuhyun mengambil kendali atas dirinya, tidak cukup menunjukkan kalau Sungmin sangatlah kesakitan. Bagi Kyuhyun itu tidak jelas, dia tidak tau itu.

"Min, terima aku sekali saja Min.. Tolonglah.." Sungmin lelah mendengar permohonan Kyuhyun yang sepertinya sangat menderita itu.

Entah apa yang dipikirkan Sungmin saat itu, tapi kemudian dia dengan susah payah melebarkan pahanya yang masih di bawah Kyuhyun.

Kyuhyun melebarkan matanya, merasa tidak percaya akan apa yang barusaja dilakukan Sungmin. Itu artinya Sungmin memberinya izin untuk memiliki Sungmin seutuhnya, lagi. Namun kini dengan restu dari pemilik tubuh yang tanpa cela itu.

"Min?" tanya Kyuhyun, hanya sebagai konfirmasi.

Sungmin mengangguk lemah.

"Lakukanlah, Kyu.. Miliki aku semamumu.." Sungmin memejamkan matanya, berusaha mengumpulkan keberanian agar nantinya dia tidak menyesali keputusannya.

Kyuhyun memandangi wajah Sungmin yang pucat pasi itu. Lama. Sudah lama Sungmin terbaring seperti itu. Sudah lama pula Kyuhyun memiliki perasaan yang sangat kuat terhadap sosok yang rapuh itu.

Kyuhyun membelai pipi Sungmin yang kian lama kian tirus. Kyuhyun penasaran bagaimana bentuk pipi itu kalau warnanya merona, berisi, dan penuh dengan tanda-tanda kehidupan lainnya. Kyuhyun ingin sekali melihatnya. Ingin sekali.

Jantung Sungmin terasa terselimuti oleh sesuatu yang hangat saat manik hitam milik Kyuhyun menghujaninya dengan tatapan penuh dengan ketulusan. Sungmin tidak bisa menolak, dia benar-benar menyukai namja itu. Dan menurutnya, mungkin sudah saatnya dia membuat Kyuhyun bahagia.

Karena selama ini sudah sangat banyak yang dilakukan Kyuhyun untuknya. Dia bahkan bingung bagaimana caranya membalas semua itu. Dan mungkin waktunya untuk membalas kebaikan Kyuhyun sudah tiba. Dengan memberikan Kyuhyun kesuciannya (?)

Jangan salah. Ini bukan karena Sungmin merasa berhutang budi. Tapi karena Sungmin takut jika untuk selamanya dia tidak bisa merasakan kehangatan napas Kyuhyun lagi. Dia takut waktunya akan tiba lebih cepat daripada yang dia kira, sehingga cintanya untuk Kyuhyun tertinggal, tanpa Kyuhyun sempat merasakannya.

Sungmin tidak mau itu terjadi.

Kyuhyun mengecup kelopak mata kiri Sungmin.

"Demi Tuhan, Min.."

Lalu berpindah ke kelopak mata kanannya.

"Aku mencintaimu.."

Kyuhyun bisa mendengar helaan napas berat Sungmin lewat masker oksigennya. Dia sadar kalau untuk bernapas saja Sungmin harus menggunakan lebih dari setengah tenaganya yang tersisa.

Apalagi bila dia melakukan hal 'itu' pada Sungmin?

Apa dia setega itu? Bukankah dia mencintai Sungmin?

Dia menatap Sungmin kembali. Wajah itu sepertinya ketakutan. Dia ragu. Sesuatu seolah-olah menohoknya. Memukul kepalanya bagaikan godam sehingga terasa begitu menyiksa. Sebenarnya, siapa dia? Apa dia benar-benar manusia?

Bahkan siapapun yang melihat keadaan Sungmin seperti ini, tidak akan tega bahkan hanya sekedar membawanya bicara terlalu lama. Sungmin begitu lemah, begitu rapuh. Sedikit saja perlakuan di luar batas, akan sangat menyakitinya.

Apalagi kalau Kyuhyun memaksa untuk memuaskan dirinya sendiri? Seberapa besar rasa sakit yang akan Sungmin derita karena itu?

Sesuatu bagaikan menarik Kyuhyun. Dia turun dari tempat tidur itu, lalu merapikan pakaiannya. Sungmin yang merasakan sesuatu yang menghimpitnya tiba-tiba hilang, membuka matanya. Kyuhyun kemudian meluruskan kaki Sungmin, merapikan baju dan selimutnya.

"Kyuhyun-ah.." panggilnya lemah. Kyuhyun menunduk lalu membelai rambut Sungmin dengan sangat lembut.

"Ssh.. Maafkan aku.. Jangan membenciku.. Jangan, Min.. Aku tidak akan melukaimu.." Kyuhyun menempelkan dahinya di dahi Sungmin.

"Kyu~"

"Tidurlah sayang.. Aku akan menjagamu.." Kyuhyun lalu duduk di kursi samping tempat tidur Sungmin. Dia menggenggam tangan kanan Sungmin dengan kedua tangannya.

"Kyu.." panggil Sungmin. Dia mengumpulkan keyakinannya. "Aku ingin merasakan cintamu, Kyu.."

Kyuhyun tergelak miris. Dia hanya takut kalau keinginannya yang sangat itu membuatnya berhalusinasi.

"Apa? Kau mengantuk, Min.. Tidurlah.." Kyuhyun berusaha mengontrol dirinya. Namun kemudian, Sungmin menarik tangannya.

"Tidak, Kyu.. Aku dalam keadaan sadar sekarang. Aku juga ingin.. kau merasakan cintaku.. Aku mohon, lakukanlah.." setetes airmata meluncur dari sudut mata Sungmin.

Kyuhyun menghapus airmata itu, lalu tersenyum lembut.

"Min.. Aku takut.. jika ini akan menyakitimu. Aku ingin kau tau kalau aku mencintaimu bukan semata-mata untuk ini.."

"Tidak, Kyu.. Aku mohon.."

Melihat mata Sungmin yang mengejawantahkan ketulusan, Kyuhyun pun merasa yakin. Dia membuka masker oksigen Sungmin lalu menggantinya dengan yang berbentuk selang. Dia tidak ingin masker itu mengganggunya, dan lebih tidak mau lagi kalau Sungmin kesulitan bernapas.

Dia mulai melumat bibir tipis yang pucat itu lagi. Sungmin membalasnya walalupun hanya sejauh yang dia bisa. Malam itu, Sungmin menyerahkan dirinya seutuhnya pada Kyuhyun. Kyuhyun pun memperlakukannya dengan lembut.

Sungmin mencoba menyembunyikan ringisannya meskipun sakit menguasai seluruh tubuhnya. Namun dia bahagia. Seiring gerakan Kyuhyun yang lembut dan penuh cinta, dia merasakan kehangatan yang belum pernah dia dapat sebelumnya. Dia mengejawantahkan cinta sebanyak yang dia bisa. Dan entah kenapa.. rasanya dia memiliki harapan dan semangat hidup yang baru..

~*Rn*~

My heart understands what it needs..

It needs you..

Eventhough my pathetic weak body is ready to give my hopes up anytime.

But whenever I am with you,

That hopes just keep coming..

~*Rn*~

~Dua Minggu Kemudian~

Keadaan Sungmin sudah mulai membaik. Suasana hatinya sepertinya juga sangat bagus. Kyuhyun selalu menjaganya, setiap waktu. Dia bahkan sudah tidak bergantung lagi dengan tabung oksigen. Dia juga bisa makan meskipun sedikit. Dia sudah sering tersenyum, bahkan tertawa. Tidak ada hal lain yang bisa membuat Kyuhyun lebih bahagia daripada itu.

Pagi ini, Kyuhyun masuk ke kamar Sungmin dengan membawakan sarapan lengkap dengan segelas susu. Sungmin masih tertidur, dan Kyuhyun meletakkan nampan yang dibawanya di atas meja yang ada di samping tempat tidur Sungmin.

Namun Kyuhyun melihat ada sesuatu yang tidak begitu baik. Sungmin sedang meringis, bahkan dia bermandikan keringat dingin. Naluri dokter Kyuhyun langsung bekerja. Dia mengecek suhu tubuh Sungmin dengan menempelkan punggung tangannya di dahi Sungmin. Dingin.

Merasakan sentuhan Kyuhyun, Sungmin pun membuka matanya. Dia memandang sayu ke arah Kyuhyun.

"Mana yang sakit, Min?" tanya Kyuhyun sembari mengelus rambut Sungmin.

"Tidak tau, Kyu.. Badanku lemas sekali.. Rasanya hampir sama dengan sehabis terapi.. Mual.." jawab Sungmin lemah. Kyuhyun segera mengambil stetoskopnya yang ada di atas meja Sungmin, lalu mengecek detak jantung orang yang dicintainya itu. Sungmin kembali memejamkan matanya sambil menghela napas panjang.

"Tarik napas, Min.." kata Kyuhyun sambil mendengar detakan dalam dada Sungmin dan sesekali memindahkan ujung stetoskopnya.

"Kyu.." panggil Sungmin.

"Ya? Ada yang sakit, Min?" tanya Kyuhyun sarat dengan nada kekhawatiran.

"Aku.. ingin muntah.." kata Sungmin terbata-bata. Dengan segera Kyuhyun mengambilkan wadah yang ada di dekat ranjang Sungmin. Namun dia menolak.

"Min? Kenapa?" tanya Kyuhyun heran atas penolakan Sungmin. Dia menjauhkan wadah itu dengan tangannya.

"Antarkan aku ke kamar mandi.."

Tanpa pikir panjang Kyuhyun segera menggendong Sungmin bridal style ke kamar mandi yang ada di sudut ruangan. Dia menurunkan Sungmin tepat di dekat wastafel. Sungmin menopang berat badannya pada kedua sisi wastafel itu.

"Hoeekk.." Sungmin memuntahkan isi perutnya. Kyuhyun memijat tengkuknya dengan lembut dengan tangan kanan, sedangkan tangan kirinya dia lingkarkan di pinggang Sungmin untuk menopang berat badannya.

"Hoeekk.. Hoekk.." Sungmin muntah tanpa jeda. Kyuhyun semakin dan semakin khawatir saja. Sungmin sudah tidak memiliki tenaga lagi untuk menopang berat badannya sendiri, namun dia tetap muntah, seolah-olah tidak akan berhenti.

"Kyu, aku.. lelah.. Hoekk.." muntahan Sungmin hanya berupa cairan saja, menunjukkan memang tidak ada yang dia makan sejak kemarin. Bahkan cairan itu bercampur dengan asam lambung membuat kerongkongan Sungmin diselimuti oleh rasa pahit.

Kyuhyun tidak bisa melakukan apa-apa selain tetap memijat tengkuk Sungmin, dan menopang tubuhnya agar tidak terjatuh. Kyuhyun kasihan melihat Sungmin seperti itu, dia pasti menderita. Namun tidak ada obat yang bisa mengobati muntah, kan?

"Haaah.. hhahh.. hhahh.." Sungmin menghirup oksigen sebanyak-banyaknya karena muntahnya yang beruntun itu seolah-olah tidak membiarkannya bahkan untuk bernapas pun. Kyuhyun menghidupkan keran lalu membasuh mulut Sungmin. Sungmin yang lelah itu menyandarkan dagunya ke bahu Kyuhyun dan menopangkan seluruh berat tubuhnya ke tubuh Kyuhyun. Mereka ada dalam posisi berpelukan sekarang.

"Aku gendong ke tempat tidur ya, Min.. Aku akan beri obat penghilang mual." Kata Kyuhyun, namun Sungmin menggeleng. Dia segera melepas pelukannya lalu kembali menghadap ke wastafel.

"Hoeekk.. hoekk.." dia muntah lagi. Setelah merasa mualnya sedikit berkurang, Sungmin kembali memeluk Kyuhyun dan menyandarkan dagunya lagi ke bahu Kyuhyun. Kyuhyun membelai punggung Sungmin dengan lembut, berusaha menenangkan Sungmin. Lama mereka dalam posisi itu, Kyuhyun pun tidak berniat mengajak Sungmin kembali ke tempat tidurnya, dia hanya membiarkan Sungmin bertopang di tubuhnya.

Tak lama kemudian, Kyuhyun merasakan dada Sungmin naik turun dengan teratur dan napasnya menderu dengan pelan dan tenang. Kyuhyun bersyukur karena akhirnya Sungmin tertidur, setidaknya dia tidak akan muntah lagi dan dia juga bisa istirahat untuk mengumpulkan tenanganya yang terkuras habis untuk memuntahkan semua isi perutnya tadi.

Kyuhyun membopong Sungmin ke tempat tidurnya, membaringkan lalu menyelimutinya. Dia menyeka keringat yang ada di dahi Sungmin. Wajah kekasihnya itu tampak sangat lelah, membuat Kyuhyun kasihan. Dia membelai rambut Sungmin dengan tangan kiri sedangkan tangan kanannya menggenggam tangan kanan Sungmin.

"Padahal tidak melakukan terapi, tapi kenapa bisa muntah-muntah begini? Apa Sungmin masuk angin? Atau dia salah makan? Atau.. Ah, mana mungkin! Kami baru melakukannya sekali, tidak mungkin bisa langsung hamil. Tapi.. ah.. ada apa sebenarnya?" Kyuhyun bicara pada dirinya sendiri.

"Mhh.. Kyuh~.." panggil Sungmin dengan mata masih tertutup.

"Apa, Min? Apa mau muntah lagi?" tanya Kyuhyun. Sungmin menggeleng pelan.

"Aku mau minum, Kyu.." dengan segera Kyuhyun mengambilkan air dalam gelas, lalu membantu Sungmin untuk meminumnya lewat pipet.

"Aku kenapa lagi, Kyu?" tanya Sungmin saat Kyuhyun meletakkan gelas di atas meja. "Perutku terasa seperti diaduk-aduk.. Mual sekali.." jelas Sungmin.

"Aku juga tidak tahu, Min.. Kau tidur saja dulu, ya.. Mungkin hanya masuk angin biasa. Tidurlah.." suruh Kyuhyun. Sungmin hanya mematuhi kata-kata kekasihnya itu dan segera terlarut di alam bawah sadarnya.

"Semoga pikiranku tadi salah, Min.. Jangan sampai itu terjadi.." gumam Kyuhyun sambil memandang wajah pucat Sungmin.

~T.B.C~

Oke, epep ini Cuma sekitar tiga sampai lima chapter mungkin. Aku gak tau apa yang bikin aku tergila-gila dengan Mpreg, dan saat aku nyari epep yang begituan, yang keluar malah full NC. Kagak kuaaattt.. Lagian yang aku harapkan itu, yang Ukenya menderita.. Hahahah.. Analisaku, semakin sayang aku dengan satu tokoh, semakin besar keinginanku untuk menyiksanya di dalam cerita.. hahahaha.. *mendadak Kyuhyun*

Epep ini buat semua Kyumin Shipper dan semua pecinta Mpreg. Kalianlah yang menentukan epep ini layak atau enggak di-post di FFn. Kalau menurut reader ceritanya jelek, dengan sportif author akan menyerah dan tidak akan melanjutkannya.. T.T

Jadi, beritau author apa epep ini layak ditamatkan atau tidak.. Review dari readers sekalian akan sangat membantu untuk cepatnya proses apdetan epep ini..

Yaudah reader sekalian yang sangat kucintai *jiailahh*, author undur diri duluh.. *lambai-lambai*

Mmmuuaachhh *cium Changmin* (kok Changmin?) #abaikan