Always

Disclaimer: Masashi Kishimoto (Serahkan karaktermu!)

Pair : Sasuke-Sakura, Ino-Sai, Naruto-Hinata (Naruto-Sakura)

Warning : cerita yang sedikit membingungkan, disarankan dibawah bimbingan orang tua, sedikit abal dan akan banyak typo bertebaran.

Genre : Romance, hurt/comfort

Flame? Silahkan… XD

Tidak suka dengan pairnya? What a moron person u are if u still read it… XD

Saat dimana seluruh wanita sibuk mempercantik dirinya untuk mendapatkan seorang pendamping, tapi wanita ini tidak memperdulikan hal itu, dia hanya focus pada kerjaannya saat ini. Disaat seluruh wanita tebar pesona kesana-sini, wanita ini berhadapan dengan komputer dan jurnalnya.

Tidak perlu mempercantik diri karena wanita ini sudah sangat cantik, bahkan sempat menjadi primadona saat SMA, tidak perlu tebar pesona, karena sudah banyak laki-laki yang rela antri untuk dipilih olehnya.

Dialah wanita yang mandiri, sopan, dan sedikit dingin.

Sakura Haruno.

Seorang wartawan handal se Konoha yang selalu menjadi pujaan para pria, namun sikapnya terhadap pria sendiri sangat dingin, sehingga para pria sedikit segan untuk mendekatinya.

Kenapa dia bisa seperti itu?

Hanya dia dan sahabatnya yang tahu apa yang terjadi dibalik semua itu.

Saat ini, Sakura dan sahabatnya sedang berjalan di bandara Konoha yang sedang dihuni oleh separuh penduduk wanita.

"Ada apa sih? Ribut banget," gerutu Sakura dengan penampilannya yang simple, celana jeans dan kaos putih yang sedikit ngepress, tapi itu tidak membuat pesona Haruno hilang.

"Loh, ngga tahu yah? Salah satu band terkenal itu kan sudah pulang dari konser keliling dunianya, ehmmm… siapa yah nama bandnya," ucap sahabatnya disamping yang tidak kalah cantiknya, "Ah, Akatsuki! Yah Akatski band, yang vokalisnya itu.."

"Ino, itu Sai," potong Sakura yang melihat sosok Sai (kekasih Ino) dari jauh.

"Saaaaaiiiii-kuuuun," panggil Ino dengan nada manja, yang membuat Sakura tersenyum pahit mendengarnya.

Saat Ino berlari menuju Sai, Sakura memperhatikan sahabatnya itu, dia berfikir, enaknya mempunyai pacar yang bisa berbagi dalam hal apapun, dari hal kecil maupun hal besar, lalu apakah Sakura punya pacar?

Jawabannya adalah…

"Sakura-chaaaaan!" peluk pemuda berambut pirang jabrik dari belakang.

"Naruto, sudah dapat tempat parkir?" tanya Sakura pada laki-laki yang memeluknya.

Ya! Dia adalah kekasih dari Sakura Haruno, anak dari perusahaan ditempat Sakura bekerja sekarang, Melody Magazine.

"Ayo kita temui Sai," ajak Sakura yang tersenyum lembut pada Naruto.

Naruto menggandeng tangan Sakura dan berjalan menghampiri sepasang kekasih yang sedang asik berciuman didepan umum itu.

"Ehem! Kalau mau sewa kamar saja nanti," sindir Naruto yang menepuk pundak Sai.

"Ah, Naruto… apa kabaar," sapa Sai yang akhirnya melepaskan ciumannya pada Ino.

"Baik, kau apa kabar? Bagaimana rasanya kuliah di Italy?" ucap Naruto berpelukan ala lelaki.

"Menyenangkan, hanya saja aku sangat kesepian karena tidak bisa bertemu dan bercinta dengan kelinci pirangku," jawab Sai sembari membelai rambut Ino yang dikuncir kuda itu.

"Akh! Menyebalkan," gumam Sakura, jujur Sakura merasa sangat BT kalau sudah melihat Sai dan Ino bermesraan.

"Hei, ayolah Sakura… kita kan sudah berteman selama 4 tahun," ucap Sai.

"Dan selama 4 tahun itulah aku muak melihat kalian bermesaraan begitu" timpal Sakura.

"Memangnya kau dan Naruto ngga gitu?" tanya Sai.

"Hahahaa, Naruto mana punya nyali untuk menggombal Sakura," ejek Ino.

"Diam! Sakura-chan kan ngga suka laki-laki gombal, ya kan?"

Kini mereka ber empat sedang bernostalgia disebuah café yang berada di bandara, Ino adalah teman Sakura, ehm.. bisa dibilang sahabat Sakura sejak mereka SMP, keduanya sangat populer dan memiliki fans club masing-masinng, kalau Ino menonjol di bakat seni nya, Sakura lebih menonjol di bakat kepintarannya dalam pelajaran, begitu masuk SMA, mereka diterima di SMA yang sama yaitu, Konoha High School, kalau Ino masuk club melukis, Sakura lebih memilih club surat kabar, karena Sakura senang meliput sebuah kejadian dan memotretnya.

Setelah itu Ino dan Sakura memasuki univeritas yang sama juga, dan disitulah mereka bertemu dengan Naruto dan Sai. Sai langsung jatuh cinta pada Ino, dia pun menyatakan perasaannya pada Ino disaat Ino sedang menghadiri mata kuliah yang dosennya paling galak, dengan nekat Sai memberikan bunga dan menciumnya didepan kelas, alhasil… Ino di usir keluar dan Sai membawanya pergi jalan-jalan.

Ketika Sai diterima kuliah di Italy, mereka harus menjalani hubungan jarak jauh selama 3 tahun, genap setahun hubungan mereka, Ino menyerahkan keperawanannya saat sebelum Sai berangkat.

Bagaimana dengan Naruto dan Sakura? Justru mereka menjalin hubungan setahun setelah Sai pergi, saat itu Naruto selalu mencoba mengambil perhatian Sakura, dan diam-diam Naruto meminta pada ayahnya agar menerima Sakura di perusahaannya. Tentu saja tanpa sepengetahuan Sakura.

"Ah, kita foto-foto yuk, aku ambil kamera di mobil dulu yah," ucap Sakura yang beranjak dari tempat duduknya.

"Jangan lama-lama yaaah," sahut Naruto.

Naruto sendiri sudah menjadi wakil direktur diperusahaan Melody Magazine itu, dia mempunyai sekertaris manis bernama Hinata, Sakura sangat tahu kalau Hinata menyukai Naruto. Cemburu? Sudah pasti, hanya saja Sakura tidak pernah memperlihatkan rasa itu pada Naruto.

Sakura berlari menuju parkiran yang ternyata disana banyak sekali kerumunan orang, bahkan ada wartawan juga?

'Kenapa aku tidak tahu yah kalau ada berita besar? Ah… mungkin bukan bagianku, aku kan hanya bertugas sebagai penulis jurnal,' pikir Sakura yang sambil melewati kerumunan itu.

Saat Sakura berusaha melewati rintangan yang begitu berat, yaitu menyelinap masuk kerumunan para wanita yang sedang berteriak itu, seseorang mendorong keras tubuh Sakura sehingga…

"Kyaaaaaaaaa!"

GREB.

Sebuah tangan yang besar dan kekar menggapai tubuh Sakura yang nyaris saja jatuh ke tanah.

"Ah, m-maaf… aku tidak senga…ja…" ucapan Sakura terhenti ketika melihat siapa yang menopangnya.

Mata mereka bertemu.

Tatapan mata yang seolah saling terkejut.

Seolah mereka sudah saling kenal.

Rambut pink Sakura yang panjang terurai halus.

Pemuda itu melepaskan kacamata yang ia kenakan dan memperlihatkan mata onyxnya pada Sakura.

"Cherry…" sebut pemuda itu.

Begitu mendengar panggilan itu, Sakura langsung berdiri tegak dan berlari meninggalkan orang tadi dan kerumunan wanita-wanita goupies itu.

'Kenapa? Kenapa aku harus bertemu lagi dengannya? Tuhan… apakah kau akan menyakitiku lagi?' batin Sakura berteriak ketika dia berada didalam mobil Naruto.

.

.

"Sasuke? Ada apa? Kok bengong?" tanya temannya berambut orange yang sedang berpose didepan banyak orang yang sedang memotret mereka.

"Tidak… tidak ada apa-apa," jawab Sasuke ringan.

"Bohong, seorang Sasuke tidak pernah melamun kalau alasannya bukan masa lalunya itu," ejek sosok laki-laki yang sedikit mirip dengan pemuda yang bernama Sasuke itu.

'Kebetulan sekali bisa bertemu?' pikir Sasuke, 'Kali ini aku akan mendapatkanmu lagi, sesulit apapun rintangannya, aku pasti akan menggenggammu lagi, Cherry.'

.

.

"Sakura, kenapa wajahmu pucat?" tanya Ino ketika Sakura sudah kembali ke café.

"Tidak apa, cuaca hari ini panas, tadi aku lari dari parkiran sampai sini," jawab Sakura datar.

"Apa benar kau tidak apa-apa? Mau minum dingin?" tanya Naruto yang merasa khawatir.

"Benar tidak apa-apa, Naruto…" jawab Sakura sambil menggenggam tangan Naruto dan tersenyum, salah satu jurus andalan Sakura agar Naruto berhenti mengkhawatirkannya.

"Oh iya, kalian lihat tadi? Ada group Band yang baru selesai dengan tournya itu loh," ucap Ino membahas topic yang sangat Sakura hindari.

"Ah, Akatsuki Band? Ya aku suka mereka, apalagi vokalisnya, suaranya begitu berat dan dalam, menyanyikan lagunya sangat mengkhayati, apalagi yang judulnya 'Always'," ucap Naruto tidak berhenti.

"Ehm, yah aku juga suka lagu-lagunya," timpal Ino yang sedikit tidak enak pada Sakura.

"Ah! Bagaimana kalau Sakura-chan mewawancarai vokalisnya itu?" usul Naruto.

"Apaa?"

"Iya, kamu," Naruto memperjelas.

"Tapi… tugasku kan hanya Jurnalis, Pak Wakil Direktur!" ucap Sakura menekankan nadanya pada kalimat 'Wakil Direktur'.

"Ya, karena ayah sedang di luar negri, maka aku lah yang memegang kendali, jadi aku tugaskan kamu mewawancari dia… siapa namanya? Ah… Sasuke, ya Sasuke…" kata Naruto sambil menunjuk layer TV di café yang menyetel video clip mereka, spontan kepala mereka berputar pada TV yang Naruto tunjuk.

"Wah, mereka keren," ucap Sai terkagum.

Ino menyerengit melihat ekspresi Sakura yang kini tengah menunduk.

"Kenapa harus wawancarai Sasuke saja? Kenapa anggota yang lain tidak?" tanya Ino pada Naruto.

"Karena sepertinya yang banyak fans nya itu dia, sudahlah, nanti akan kucari tahu nomor manajernya, setelah itu Sakura-chan yang menghubunginya untuk wawancara yah," niat Naruto memberikan pekerjaan ini adalah agar Sakura tidak bosan di kantornya yang selalu berhadapan dengan komputer, tapi niatnya itu tidak disadarinya, mempertemukan Sasuke dengan Sakura, itu adalah ide terburuk yang pernah Naruto usulkan.

.

.

.

Sepulangnya dari bandara, Sakura kini tinggal bersama dengan Ino, tapi… Ino bilang hari ini dia akan menginap dengan Sai, kalian bisa tahu sendiri kan, sepasang kekasih yang sudah lama tidak bertemu, ketika bertemu apa yang akan mereka lakukan?

Saat ini Sakura membaringkan tubuh diatas kasurnya, diepejamkan matanya sejenak dan teringatlah lagi saat tadi dia bertemu dengan Sasuke, vokalis dari Band Akatsuki.

"Cherry?"
itulah yang Sakura ingat tadi.

"Dia masih memanggilku Cherry?" gumam Sakura pada dirinya.

.

.

.

"Aaahh~~ Sai-kun… tunggu dulu…"

"Tidak bisa, aku sudah lama menunggu saat-saat seperti ini."

Sai menciumi Ino sesampainya mereka di apartemen Sai yang lama, sekarang kondisi Ino sudah telanjang dada, begitu pula dengan Sai.

"Engghhh~~" desahan demi desahan tercipta dari bibir Ino karena sentuhan-sentuhan lembut yang Sai ciptakan.

"Sshhh, Ino…~ aku merindukanmu… sangaat~" bisik Sai tepat ditelinga Ino.

"Aaahh~~~ cepat lakukaaan~~" pinta Ino.

Sai tersenyum lembut pada kekasihnya itu dan dia pun melanjutkan semua aktifitas yang membuat Ino terpacu nafsu birahinya, sampai pada tahap terakhir Sai memasukkan kejantanannya pada lorong Ino.

"Aahh~ aaahh~~ Saiii-kunhhh,ce-cepaaaath~ oohhh~~" desah Ino kian meningkat dan Sai pun mempercepat temponya.

"Aahh~~~ I-Ino… assshhhh~"

"Sai-kuunhh~~ aaaaahhhh!"

Mereka berdua sampai pada klimaksnya, Sai mencium kening wanitanya dan terbaring disampingnya, bagaimana tidak lelah? Baru saja datang mereka sudah langsung bercinta, XD.

Beberapa menit setelah mereka bercinta.

"Ino," panggil Sai memeluk tubuh Ini dan membelai pundak wanita itu, "Tadi, Sakura kenapa?"

"Ah, soal itu… aku belum cerita yah, vokalis Band Akatsuki itu mantan kekasihnya Sakura saat SMA," jawab Ino membalikkan badannya sehingga menghadap Sai.

"Mantan?"

"Iya, mereka putus karena…" Ino terdiam.

"Karena apa?"

"Iihhh, Sai-kun mau tahu aja, tanya saja sendiri pada Sakura sana, aku tidak punya hak menceritakan masa lalu sahabtku sendiri," ucap Ino menenggelamkan wajahnya di dada bidang milik Sai.

.

.

.

Keesokan paginya.

'And I hate how much I love you booy, but I just can't let you go… and I hate that I love you sooo…'

Suara ringtone Sakura berdering terus menerus disamping tempat tidurnya, dengan posisi yang masung tengkurep, dia meraba dimana hp nya berada, dan…

Klik. Hp berbentuk flip itu terbuka.

"Ngh~ halloo," ucap Sakura.

"Pagi Sakura-chan, masih tidur? Aku sudah didepan apartemenmu loh."

1 detik.

2 detik.

3 detik.

"Hyaaaaaaaaaa! Aku telaaaaat!" teriak Sakura mengabaikan telepon yang masih tersambung itu, dengan cekatan dia beriap-siap agar tidak terlmbat kerja.

Setelah siap, Sakura keluar dan menemukan Naruto yang sudah berpakaian setelan jas rapih.

"Hehehee, pagi Sakura-chan," ucap Naruto mengecup bibir Sakura.

"Pagi Naruto, ayo kita berangkat, aku bisa telat," ujar Sakura buru-buru.

"Loh, kau kan datang bersamaku, lagipula aku tidak akan pernah memecatmu kok," jawab Naruto enteng.

"Jangan begitu! Kau tidak boleh memperlakukanku dengan istimewa, kau kan sudah janji," sewot Sakura.

"Iya, iya, ayo masuk," kata Naruto membuka pintu mobil.

Diperjalanan.

"Sakura-chan, ini nomor telepon manajer Band Akatsuki," Naruto memberikan secarcok kertas pada Sakura.

'Karin…' ucap Sakura dalam hati.

"Nanti kau hubungi dia, dan tentukan tanggal berapa bisa wawancara," usul Naruto.

Sakura membuka hp nya dan menekan tombol yang tertera di kertas itu, "Kalau bisa sekarang kenapa harus nanti?" kata Sakura yang sangat cekatan kalau masalah kerjaan.

"Halo, selamat pagi," sapa Sakura lembut dan sopan,"Dengan Karin, manajer Band Akatsuki?"

"Iya benar."

"Saya Sakura Haruno, Jurnalis dari Melody Magazine, apakah aku bisa mewawancarai voklis Band Akatsuki?"

"Tunggu sebentar yah," dan sepertinya Sakura mendengar percakapan yang berada di seberang sana.

"Wawancara apa lagi?"

"Ini demi citramu Sasuke!"

"Aku lelah! Tidak bisakan tunggu satu bulan lagi untuk wawancara? Siapa sih yang menelepon itu?"

"Dia bernama Sakura Haruno, baiklah kalau kau tidak mau, aku akan batal.."

"Tunggu!"

Sakura terdiam sejenak dan saling tatap dengan Naruto, seolah heran dengan apa yang terjadi disana.

"Halo," sapa Sasuke dari seberang telepon.

Bagaimana ini? Sakura sangat gugup mendengar suara Sasuke di telepon yang terdengar lebih berat dari aslinya.

"Cherry?"

"Halo, Uchiha-san, apa aku bisa menyita waktumu yang berharga itu sebentar untuk mewawancaraimu?" tanya Sakura yang nadanya terkesan menyindir, Naruto hanya tersenyum geli sambil menyetir ketika mendengar kekasihnya bicara ketus begitu, Sakura memang bicaranya sangat ketus.

"Sangat bisa, kebetulan ada yang ingin kubicarakan denganmu, hari ini jam 1, aku tunggu di café biasa dulu saat kita pulang sekolah."

Tuuut tuuut tuuuut.

"Brengsek! Dia mematikannya! Seenaknya saja laki-laki itu!" bentak Sakura pada hpnya.

"Bagaimana? Bisa?" tanya Naruto.

"Ya, dia menungguku di café… " Sakura terdiam, hampir saja dia melontarkan 'café yang biasa mereka kunjungi saat SMA', "Rainbow," lanjut Sakura.

"Wah, hari ini?"

"Ehm."

"jam?"

"1."

"Aku ada meeting jam segitu, kamu bisa kan berangkat sendiri?" ucap Naruto dengan nada khawatir.

Sakura menggenggam tangan Naruto yang sedang memegang gigi kopling mobilnya itu dengan lembut dan tersenyu, "Aku akan baik-baik saja, Tuan wakil direktuuur."

"Huuh, kalau kau sudah menjawab begitu, yasudahlah," jawab Naruto.

.

.

.

Tiba saatnya jam 1 siang.

Namun kini Sakura masih berada di kantor dengan tumpukkan kertasnya yang belum ia selesaikan itu.

"Haruno-san, bukankah hari ini kau janjian dengan vokalis Band itu?" kata rekan kerjanya mengingati.

"Ah! Aku lupa! maaf, aku pergi dulu yah," Sakura meninggalkan kertas-kertasnya begitu saja dan langsung meluncur ke tempat dimana Sasuke sedang menunggu.

.

.

.

Ditempat lain, sosok seorang laki-laki berambut merah celingak-celinguk mencari sesuatu.

"Mana Sasuke?" tanya-nya.

"Ah, dia janjian sama cewek," jawab wanita berambut merah yang merupakan manajer mereka.

"Cewek?"

"Dari masa lalunya," sambung Itachi sambil membersihkan gitarnya.

"Sebentar lagi latihan!" protes laki-laki yang bernama Sasori itu.

"Ah, Karin sudah membatalkan latihan hari ini," jawab laki-laki bernama Deidara yang sedang bermain kartu dengan satu tim Akatsuki itu, saat Sasori menoleh kearah Karin, wanita itu tersenyum seolah mengatakan 'mau protes?'

"Hei hei, mau bertaruh tidak?" ucap Itachi pada seluruh anggota Akatsuki termasuk manajernya itu.

"Mana yang akan kalian pilih, Sasuke… dia bisa merebut kembali 'buah'nya itu, atau malah ditinggalkan?" kata Itachi menyodorkan uang 1 juta.

"Ahahahahaa, aku pilih dia ditinggalkan," ucap Deidara dan laki-laki bernama Yahiko.

"kalian jahat! Masa kehidupan Sasuke dijadikan bahan taruhan," protes Karin.

"Hei, kalau kau menang, kau bisa membeli baju-baju ber merk loh," hasut Itachi berbisik pada manajernya itu.

"Aku memegang Sasuke dapat merebut kembali 'buah' nya itu," ucap Karin yang terhasut.

"Ahahaha, baiklah, aku juga sama seperti Karin, kalau kau Sasori?"

"Aku tidak tertarik," jawab Sasori meninggalkan kaum-kaum yang menurutnya bodoh itu.

Bukan hal yang asing lagi bagi para Akatsuki ini tentang masa lalu Sasuke dan Sakura, mereka sangat tahu tentang bagaimana perjuangan Sasuke mendapatkan Sakura, juga mengapa hubungan mereka bisa menjadi seperti ini.

Di sisi lain, ada satu pemuda yang sama sekali tidak tahu apa-apa tentang masalah ini, pemuda prang itu sedang duduk diruangannya sambil memandangi kotak berwarna mereah yang terselipkan cincin berlian itu.


A/N : my own fict, bukan requestan, hehehee, tapi keinginanku sendiri.

oh iya, saya janji kan mau buat NejiSaku...

ditunggu yah.

ah, dan karena ini fict pertama saya yang ber plot, saya mohon minta reviewnya yah, kritik, saran dan segala macam saya terima, #nyengir.

kalau begitu... terima kasih...

#ngilang