cerita kedua versi Sasuke...

ceritanya sama kaya chapter pertama, tapi ini versi Sasukenya...

OMG! chapter 1 lupa kasih disclaimer! maaf yaaah

Story: My Way To Love You

By: Me

Pairing: SasuSaku

Ratted M

Disclaimer : Masashi Kishimoto... maaf yah karakternya di acak-acak #ditembak

~Sasuke's POV~

Aku ingat sekali, saat aku duduk dibangku kelas 3 SD, ada anak kecil yang sangat menarik perhatianku, dia memiliki rambut yang cukup unik warnanya yaitu, pink. Kalau melihat rambutnya aku jadi teringat bubble gum yang sering kumakan tiap harinya, namun teman-teman dikelasku itu selalu menjahili dan meledeknya sehingga membuatnya menangis. Aku menemukannya sedang menangis di taman belakang, saat itu aku memutuskan untuk menjadi temannya, namun siapa sangka kalau aku akan tergila-gila dan jatuh cinta padanya.

Sakura sangat ceria, dia juga selalu berada disisiku apapun yang terjadi, saat aku marah dia selalu menenangkanku dengan senyuman dan genggaman tangannya, saat aku kesal atau bete, dia pasti bisa saja membuatku tersenyum kembali. Namun tetap saja aku tidak bisa mengungkapkan perasaanku padanya… bagaimana yah, bukannya gengsi, hanya saja mungkin sudah keturunan darahku kalau aku mementingkan pride ku sebagai Uchiha.

Saat beranjak SMP, aku mulai mengklaim kalau Sakura itu milikku, aku mengatakan itu padanya dan melarangnya menjalin hubungan dengan laki-laki manapun, kalau dia sampai melanggar apa yang ku ucap, aku akan menghukumnya, dia maupun laki-laki itu! Sedangkan aku? Dikelilingi banyak wanita bukanlah hal yang menyenangkan, namun entah kenapa sepertinya aku merasa Sakura senang apabila aku dikelilingi seperti ini, akhirnya kubiarkan mereka meng ekoriku.

Egois bukan? Heh…

Saat pagi hari, aku bertemu dengannya di depan loker, sayang sekali aku tidak bisa berangkat bersama dengannya, dia selalu berangkat mendahuluiku, aku lihat wajah senyumnya yang seperti malaikat itu, membuatku mengingat kejadian saat diterimanya kami di SMA ini, ya… diruang TV kami menghabiskan satu malam bersama sampai keesokan paginya Sakura tidak bisa berdiri, fufufufu, hebatnya diriku. Tapi gara-gara mengingat kejadian itu aku jadi ingin…

"Sakura, pulang nanti bareng yah… ibu memanggilmu," alasan!

Ya! Itu hanyalah alasan yang kubuat disekolah, didepan teman-temanku agar hubungan kami tidak ketahuan, entah kenapa Sakura tidak mau hubungan kami ini diketahui disekolah, padahal aku ingin sekali mengumumkan bahwa Sakura adalah kekasihku.

Dan kalian tahu apa yang membuatku salut padanya?

Dia sangat berani mengubah gayanya habis-habisan agar tidak ada laki-laki yang tertarik padanya, rambutnya digulung keatas, memakai kacamata dan rok panjang dibawah lutut, penampilan apa itu? Sosok Sakura yang asli itu hanya aku yang tahu, betapa indah dan modisnya tubuh wanitaku ini.

Saat aku mengatakan pulang bareng, langsung saja pertanyaan dan celaan terlontar dari mulut-mulut wanita yang mengelilingiku ini, menyebalkan!

"Tenang saja, aku hanya teman kecilnya kok, tidak lebih," jawaban yang sudah sering kudengar dari Sakura, jujur saja itu membuatku risih, kalimat itu seolah membuatku merasa jadi jahat padanya.

"Aku juga tahu diri kok, yang pantas menjadi pacar Sasuke itu salah satu diantara kalian, karena kalian cantik-cantik dan modis."

Saat aku mendengar kalimat itu, hatiku seperti dicambuk oleh cambuk berduri, kenapa sih kita harus menyembunyikan hubungan ini? Apa yang bisa kulakukan untukmu? Selalu saja kau yang membahagiakanku, selalu saja kau yang mengerti diriku! Akhirnya aku meninggalkan Sakura sendiri dan fans-ku dibelakang, saat ini mood-ku sedikit hancur, kapan aku bisa berangkat kesekolah bersama dengannya, bergandeng tangan, berciuman didepan loker atau saat pisah kelas, semua tidak bisa kulakukan!

"Hoi, Sasuke," salah satu temanku menyapaku dengan riang, "Nanti main bowling bersama yah, mau tidak?"

"Tidak, aku ada janji," tolakku dengan tegas.

"Ooohhh, ayolaah Sasukeee, tidak seru kalau tidak ada kamu," langsung saja para wanita mengeluh dan berisik tentunya!

"Gggrrrrr, iyaa iyaa!" akhirnya aku menyetujui usul mereka dan mengirim email pada Sakura agar pergi duluan kerumahku, dan dengan cepat Sakura membalas 'oke' pesanku.

Itu saja?

Jawaban oke dengan icon senyum?

Tidak ada pertanyaan lain?

Seperti, dengan siapa aku kesana? Berapa banyak wanita yang akan ikut, atau jangan macam-macam disana… apakah kami benar-benar pacaran?

Sepulang sekolah aku mengikuti teman-temanku berjalan ke arena bowling, sesampainya disana aku tidak main, karena kehadiranku hanyalah sebuah pajangan bagi mereka, yang penting ada aku disitu mereka sudah senang. Sesekali kubuka ponselku, mengharapkan ada email dari Sakura, menanyakan jam berapa aku pulang… tapi tidak ada satu pun email yang kuterima, sedang apa sih dia? Apa jangan-jangan dia mengambil kesempatan ini untuk kencan dengan orang lain? Ya! Pasti… aku tahu, walaupun Sakura sudah sengaja bergaya culun begitu, ada satu mata orang yang sangat teliti akan sosok asli Sakura yaitu, Hyuuga Neji.

Aku tidak menyukainya, dia selalu menatap Sakura dengan tatapan lembut, sangat ingin kuhajar! Karena aku cemas akhirnya…

"aku pulang duluan."

"Heee? Habis ini kita mau karaokean Sasuke, tanggung looh."

"Tidak, aku lelah," tolakku yang langsung meninggalkan mereka.

Biar saja mereka menganggapku dingin atau blagu, sekarang sudah jam 5, Sakura pasti menungguku, atau kalau dia tidak ada dirumahku, akan kucari dia! Kalau sampai dia bersama si Hyuuga, akan kuseret mereka ke neraka!

Begitu sampai dirumahku, aku melihat ternyata ada sepatu Sakura disana, langsung saja aku berlari menuju kamar tidurku.

Dan begitu kubuka pintunya…

Astaga…

Rapi sekali…

Seingatku tadi pagi itu sangat berantakan seperti kapal pecah dan kotor, dan sekarang sudah sangat rapi, pasti Sakura yang membereskannya, dia memang calon istri yang baik. Aku melihat tubuhnya yang sedang terbaring diatas kasur, aku menduduki diriku tepat disampingnya, kupandangi wajah tidurnya dengan seksama.

Cantik sekali…

Aku tidak mau ada orang lain yang melihat wajah tidurnya ini…

Aku juga tidak mau kalau suatu hari nanti, dia akan pergi meninggalkanku…

Aahh~ aku jadi merasa bersalah karena sudah berfikiran buruk padanya tadi, ternyata dia tidak mengirim email padaku karena sibuk membereskan kamarku.

Aku menempelkan keningku pada keningnya.

Ya Tuhan…

Aku sangat menyayanginya…

Ku kecup bibirnya yang mungil berulang-ulang kali, tidak kujilat, tidak pula kulumat, hanya kecupan ringan penyalur kasih sayang.

Dan saat aku sedang asik mengecupnya, aku lihat mata emeraldnya terbuka, dan…

"Hyaaaaaa! S-Sasuke, kapan kau datang?" aku melihat wajahnya terkejut dan seakan ingin mendorongku, tapi kutahan, aku tidak mau menyingkirkan tubuhku, saat melihat wajahnya, rasa penyesalanku hari ini timbul lagi. Karena tidak berani menatap matanya, akhirnya aku menatap bantal yang digunakannya.

"Hari ini…"

Maaf…

Itulah yang ingin kuucapkan…

Maafkan aku…

"Hari ini kenapa?" tanya Sakura padaku yang membuatku makin tidak bisa mengucapkannya.

Kupejamkan mataku sejenak, sampai aku rasakan ada sebuah tangan mungil menyentuh kedua pipiku, "Hihihii, iya aku maafkan, tidak apa-apa kok," Sakura mengucapkan hal itu seolah tahu apa yang kupikirkan.

Inilah yang kucintai dari dirinya.

Akhirnya aku menenggelamkan wajahku disamping lehernya.

"Enghrrmm," geramku sedikit manja padanya.

"Hei Sasuke," panggilnya yang membuatku mengangkat kembali wajahku dan menatapnya, "Aku mencintaimu."

Aku sudah tahu, bodoh….

Dan aku lebih mencintaimu…

Aku tersenyum padanya dan menciumnya, kali ini dia membalas ciumanku shingga sekarang lidahlah yang bermain. Lama-lama naluri nakalku timbul, aku mencoba mengarahkan tanganku pada bukit Sakura yang sangat lembut itu, dan saat kusentuh… dia mendesah pelan, Aaahh! Auks angat suka mendengar desahannya, membuatku tambah bersemangat, karena aku sudah tidak sabar, kait bra nya kubuka dan…

"kenapa?" tanya dia bingung.

"Tidak, aku baru sadar kalau kau memakai kaosku," jawabku sambil tersenyum lagi padanya.

"Bukankah sudah biasa?" ucapnya sambil melingkarkan kedua tangannya dibelakang leherku.

Aku melanjutkan lagi ciumanku, dan saat bra nya sudah terlepas, aku menyentuh putingnya yang sudah sedikit mengeras itu dengan lembut, hahahaha, aku bisa tahu saat ini Sakura pasti sedang merasa geli, saat itu pikiranku langsung kembali pada saat pertama kali kami melakukan seks, Sakura sangat sensitive dibagian telinga, akhirnya kuputuskan untuk menjilat dan mengemut daun telinganya.

"Ah~, engh~ S-Sasukeeeh~ un~…"

Ahahha, sudah kuduga, dia mendesah makin hebat dan kurasakan putingnya kini makin mengeras, Sakura yang sedang kegelian ini sangat lucu, ingin sekali aku mempunyai bonekanya.

"Kau lucu sekali," ucapku meledeknya dan itu membuatnya makin memerah.

Sudah sedikit puas menggodanya kini aku menciumi lehernya dan sesekali mengemutnya dengan keras sehingga meninggalkan bekas berwarna merah, itu adalah tanda kalau Sakura milikku, aku jadi berfikir bagaimana caranya agar bekas ini tidak hilang selamanya. Akhirnya puas dengan lehernya, aku mulai menicum bukit kembarnya itu, pertama kujilat memakai ujung lidahku dan itu membuat Sakura sedikit bergetar, hahahaa pasti geli. Kumainkan terus dengan ujung lidahku sampai aku melahap dan menghisap semuanya.

"Ah~ Sasuke~ jangan menggodaku~" keluhnya smabil menjambak rambutku, aku sukses membuatnya terangsang begini hebat.

Saat aku puas bermain dengan kedua bukit kembarnya, aku langsung menuju daerah sensitive kedua bagi Sakura yaitu, perut. Aku menciumi perut halusnya dan melingkarkan pusarnya memakai lidahku.

"U-ungh~~, h-hyaaa~~"

Hahaha, sudah kuduga reaksinya pasti begini, aku tidak sabar untuk mencicipi daerah sensitivenya yang ketiga, yang membuatku kagum, daerah itu sangat bersih dan juga rapi, dia pasti sangat merawatnya. Tapi aku sadar ternyata dia masih memakai celana dalamnya, tanpa ragu aku buka celana dalamnya yang sudah seikit basah itu dan kucium kewanitaannya lalu perlahan kujilat.

"H-hiyaaaa~~ engh~~~."

Waw, kewanitaannya itu berdenyut-denyut, segitu nikmatnya kah jilatanku ini Sakura? Dan aku tahu, Sakura sangat senang apabila aku memainkan klitorisnya, maka kugoyangkan benda itu memakai lidahku.

"Ungh~ Sas-ukeeh~ ehmmm~~"

Tidak lama kemudian kuterobos lubang kewanitaannya memakai lidahku…

"Ungh~~ aaahhh~ Sasuke…. Enak sekali~"

Enak? Hahahhaa, tentu saja, Sakura pasti puas dengan permainan lidahku, aku terus menggoyangkan lidahku didalam sana dengan irama yang pas, hanya untuk Sakuraku ini. Dan kini kondisi kewanitaannya itu sangat basah.

"Engh~ S-Sasuke~~y-yeaaah~~ aaahhh~~~"

Sakura… apa segini nikmatnya? Sampai kau mendesah sangat seksi? Aarghh! Kejantananku sudah mulai mengeras, aku ingin cepat-cepat Sakura memainkannya. Maka kupercepat tempo goyangan lidahku, sambil melakukan itu aku berusaha melepas celanaku sendiri.

"S-Sasuke~~~ yeaah~~ aahhh~~~ t-teruush~~ engh~~"

Sepertinya dia akan klimaks, karena itu aku terus mempercepat dan memperdalam sodokan lidahku. Tangan kanan kuremas bukitnya dan tangan kiriku untuk menggoyangkan klitorisnya agar cepat memancingnya untuk mencapai orgasmenya.

"AAAAHHH~~~ S-SASUKEEE~~~ ennngghh~~."

Akhirnya Sakura sampai pada klimaksnya, cairan yang keluar dari kewanitaannya kujilat habis sampai kering, dan saat kujilati Sakura masih terus mendesah menikmati sisa-sisa klimaksnya.

"Sasuke?" saat dia memanggilku yang sedang sibuk membersihkan klimaksnya, aku melihat wajahnya yang… seksi~ aahh itu membuatku sangat panas, kuhampiri wajahnya dan kucium bibirnya lagi, aku tidak perduli di bibirku masih ada sisa cairan cintanya. Kami terus berciuman sampai Sakura mendorongku kearah yang berlawanan, namun aku melihat Sakura terdiam, wajahnya memerah dan tiba-tiba dia bengong?

"Sakura, kenapa diam?" tanyaku yang heran.

"Ah, maaf… aku hanya teringat saat pertama kali aku mengulum penismu, berkali-kali aku mengigitnya dan membuatmu kesakitan, hihihi."

"Sekarang tunjukkan padaku, apa skill mu masih sama, atau ada kemajuan?"

"Akan kubuktikan."

Dia mendekati kejantananku dan mencium ujunganya, ahhh~ bibir Sakura sangat lembut, dan dia pun mulai memainkan lubang kecilku memakai lidahnya.

"Ukh~"

Dia berhasil membuatku mendesah diawal, sial!

Dia melingkarkan lidahnya diujung penisku, dasar Sakura, dia senang sekali menggodaku!

"Aaahhh~ nggghh~~ c-cepat Sakura!"

Tanpa ragu Sakura mengulum semua penisku kedalam mulutnya.

"Yeaaaah~"

Nikmat sekali, aku tidak bohong, ini sungguh nikmat, didalam mulut Sakura sangat hangat. Dia menggerakkan kepalanya maju mundur dan seskali memijit penisku memakai lidahnya.

"Aaahhh~~~ S-Sakura~~~ hangat sekali~~"

Aku bisa rasakan penisku sudah sangat mengeras, dan aku yakin Sakura menyadari hal itu, lalu dengan satu aksi Sakura menaik turunkan kepalanya sambil kedua tangannya memijat-mijat testisku.

"Aaahhh~~ yeah~~ Sshhhh~~~, ngghhhh~~~"

Aku tidak bohong, ini nikmat sekali… sejak kapan Sakura menjadi ahli begini? Bagaimana cara dia mengatasi hasratku ini? Aku sangat penasaran apa yang Sakura lakukan dengan penisku ini, aku menjadikan kedua sikutku untuk menopang tubuhku dan kuintip sedikit aksi Sakura, namun karena kepala Sakura masih naik turun dan lidahnya memijat ujung penisku, kekuatanku hilang dan aku kembali terlentang.

"Aaaahhhhh~~~~ hhhhnnnnn~~~ yeaahh teruusss~~ Sakuraa~~~~"

Sudah mau klimaks, bisa kurasakan penisku makin mengeras!

Dan…

"Aaahhh~~~ aahnnnnn~~~~ SA-SAKURAAAAA!~~~"

Aku menyemburkan spermaku kedalam mulut Sakura, dan dia menelan semuanya. Aahh, wajahnya sangat seksi ketika sedang menyeka mulutnya itu, langsung saja aku tarik dia kedalam pelukanku dan kamipun mulai berciuman lagi. Lalu aku membaringkannya dibawahku, kulebarkan pahanya dan langsung kumasukkan penisku pada kewanitaannya.

"Akh!"

Dia merintih? Apa masih sakit? Padahal kami sudah sering melakukannya.

"Sudah," ucapnya memberiku kode agar aku melanjutkan aktivitas itu. aku menggenjotnya perlahan dengan irama yang sangat enak.

"Aaahhh~~ nnggghhh~~~" Sakura mendesah tiap kali aku menusuk lorongnya.

"Ugh! Tetap sempit~"

Ya! Lorong Sakura tetap sempit.

Aku terus menerus menggenjotnya, sampai aku sedikit lelah karena habis menemani teman-temanku bermain bowling itu, Sakura menawarkan untuk berada diatasku, enak saja! Mana harga diriku? Masa seorang cewek yang memuaskanku?

"Huh!" Sakura mendengus dan segera membalikan tubuhku, "Untuk saat seperti ini kesampingkan dulu harga dirimu, tuan Uchiha."

Aku tersenyum, Sakura memang sangat mengerti diriku.

"Aaahhh~~~ enggggghh~ hyeaaahh~~" Sakura terus mendesah makin hebat, mungkin karena saat ini dia yang mengatur permainan dan dia merasakan kenikmatannya itu. Dan kewanitaannya berdenyut kencang, membuat penisku makin nikmat.

"Aahh~~ S-Sakura… yeaaahh~~"

Sepertinya tenagaku sudah mulai pulih, akhirnya aku menggulingkan Sakura, biar aku yang berada diatasnya dan mengatur semua permainan cinta ini. Aku menusukkan kejantananku lebih cepat dari yang tadi.

"AAHHHHH~ Y-Yeaaaahhh~~~ L-lebih dalaaam Sasukeee~~~" pintanya padaku, "NgghH~~~ Lebih keraaaas."

Maka aku pun memperkeras tusukannya pada Sakura.

"Ughh! Aaahhhh~~~~ nngggghhh~" aku mendesah nikmat.

"Nggghhhh~ l-lebih c-cepaath~~ nggghh~ S-Sasukeeee~" sepertinya Sakura hampir klimaks.

"Sudah hampir, Sakura? Baiklah," aku tidak mau Sakura atau aku yang klimaks duluan, aku akan membuat kami klimaks secara bersamaan..

Aku mempercepat gerakan maju mundurnya, dan sepertinya aku pun akan keluar.

"Ehmmm~~ S-Sakuraaaa!"

"S-Sasukeee! H-hiyaaaaa~~"

Kami berdua pun mengeluarkan klimaks kami bersamaan, itulah yang aku inginkan, saat Sakura sedang mengatur nafasnya, dia menatapku dengan tatapan yang seolah puas akan perlakuanku ini, aku masih sedikit memaju mundurkan kejantananku di kewanitaannya, merasakan sisa-sisa terakhir klimaks kami, tangan kiriku berada disamping kepalanya, menahan tubuhku agar tidak terlalu menindihnya, dan tangan kananku mengelus ujung kepalanya lalu bibirku mencium keningnya, aku ingin sekali sambil mengucapkan bahwa aku mencintainya, hanya saja aku tidak bisa melontarkannya.

"Aku mencintaimu."

Itulah yang diucapkan Sakura.

Aku bersyukur bertemu dengan gadis ini.

.

.

.

Keesokan paginya, aku melihat Sakura yang sudah berdiri didepan lokernya, dan seperti biasa, aku dikelilingi oleh wanita-wanita yang berasal dari fans ku, sebenarnya aku ingin sekali membentak mereka supaya pergi meninggalkanku, hanya saja Sakura melarangnya, entah dia takut ditindas atau apa, yang jelas kalau Sakura ditindas akulah yang akan turun tangan.

"Selamat pagi, Sasuke," sapanya dengan senyuman malaikat itu.

"Pagi," jawabku dengan tatapan lembut.

Tapi dia langsung membuang mukanya padaku, kenapa? Apa kemarin aku melakukan kesalahan? Apa kemarin dia tidak puas? Kenapa dengannya?

"Pagi Sakura," sapa seseorang yang baru datang.

"Ah, pagi Neji," sapa Sakura kembali.

"Wah ceria sekali kamu hari ini, apakah ada kejadian bagus?"

"Ha? Tidak juga, mungkin hanya perasaanmu saja."

"Oh iya, sepulang sekolah nanti kau ada acara?"

"Tidak ada, kenapa?"

"Kau kan suka sekali binatang, aku baru saja membeli kelinci, mau lihat?"

"Waah. Mauuu mauuu!"

Aku hanya melihat adegan itu dengan tatapan sinis, bisa-bisanya Sakura mengabaikanku dan berpaling berbicara dengan si Hyuuga itu, dan lagi saat aku melihat Hyuuga menepuk pundak Sakura, ingin sekali aku menghajarnya, hanya aku yang boleh menyentuhnya! Sial! Aku cemburu…

Tunggu dulu…

Cemburu?

Apa Sakura pernah cemburu padaku?

Aku dikelilingi dengan banyak wanita begini pun dia tidak masalah.

Dia tidak cemburu?

Jangan-jangan semua pernyataan cintanya padaku itu bohong?

Sial! Aku harus membuktikannya!

Akhirnya aku meminta tolong pada ketua fans club ku ini untuk bersandiwara denganku, aku akan membuat Sakura memergoki aku dengan Karin yang sedang bermesraan diruang musik, mugnkin saja dia akan memarahi atau membentakku disana, atau menghinaku? Biar saja… yang penting ada reaksi kalau Sakura itu cemburu.

Saat istirahat tiba, aku mengirimnya email agar datang keruang musik, sedangkan disana sudah ada Karin yang berpose seperti wanita murahan sambil membuka celana dalamnya setengah kebawah, sebenarnya aku sedikit jijik melihatnya, dan seragamnya naik keatas, kubirkan dia duduk dipangkuanku.

Saat mendengar langkah Sakura yang sangat khas itu, aku buru-buru memegang pinggang Karin, saat pintu dibuka, benar saja itu Sakura.

Aku melihat wajah kagetnya saat melihatku dengan Karin, hehehehe…. Aku sukses membuatnya cemburu.

"Wah, maaf kepergok deh, maaf yah wahai teman kecil… aku sedang menikmati sentuhan Sasuke, jadi…. Bisa kau menyingkir sebentar?"

Bagus Karin! Aktingmu memang hebat.

"Wah maaf, aku tidak tahu kalau Sasuke sedang asik, maaf yah, hehehehe"

Pintu tertutup.

Yang lebih parah…

Sakura tersenyum?

Dia tidak marah padaku?

Namun senyumanya tadi membuatkua sesak dan sangat sakit.

Kudorong Karin agar menjauh dariku dan kukejar Sakura, sebelum dia jauh aku mengejarnya, saat aku melihat sosoknya aku memepercepat lariku.

"SAKURA!" teriakku sehingga langkah Sakura terhenti dan menoleh padaku.

Aku menciumnya disana, aku tidak peduli lagi dengan apa yang dilihat oleh teman-teman, aku menyesal telah melakukan hal bodoh tadi.

"Maaf…" Ucapku sambil memeluk tubuhnya yang mungil itu.

"Maafkan aku," ucapku sekali lagi.

"S-Sasuke… apa-apaan kamu…"

"Maafkan aku, aku tidak akan melakukan itu lagi," ucapku sambil berlutut padanya dan memeluk pinggangnya, tapi dia masih belum bisa menghentikan tangisannya, "Aku akan terus berlutut sampai kau berhenti menangis."

Aku rela melakukan ini semua, meski itu harus menjatuhka harga diriku, aku sangat menyesal membuat Sakura menangis.

Tiba-tiba Sakura menyeretku keruang melukis yang tidak ada orang itu.

"Apa-apaan kamu! Apa kau sadar apa yang telah kau lakukan!" bentaknya padaku.

"Maaf… aku… aku hanya ingin mengujimu," ucapku yang pasti membuatnya bingung, "Selama ini aku tidak pernah melihatmu cemburu pada siapapun, padahal aku selalu dikelilingi banyak wanita, tapi aku…. Hanya melihat si Hyuuga itu menepuk pundakmu saja… rasanya darahku seperti mendidih, aku ingin membunuhnya!"

Oke, Sakura pasti tertawa gei mendengar pengakuanku.

"Jadi, aku meminta tolong pada Karin untuk berpose seperti tadi, dan aku sengaja menyuruhmu keruang musik agar kau melihatnya, aku pikir kau akan marah padaku dan langsung menghampiriku, memukulku dan sebagaimana layaknya seorang pacar kepada kekasihnya yang selingkuh," jelasku padanya, namun Sakura hanya diam tidak memberikan komentar apa-apa.

Putus?

Apa dia akan mengakhiri hubungan kami?

"Tapi… reaksimu diluar dugaanku…. Kau…. Masih tersenyum…. Namun aku merasakan sakit ketika melihat senyumanmu tadi, aku merasa kau menangis dibalik senyumanmu," lanjutku, "Bukannya membuatmu cemburu… aku malah menyakitimu… maaf."

Sakura mendekatiku yang sedang duduk terpuruk, dia lingkarkan kedua lengannya dileherku dan dia menciumku, "Ku maafkan, tapi jangan diulangi yah, hatiku sudah berat menahan rasa cemburu melihatmu dikelilingi fans-fans mu itu."

"K-kau… cemburu?" tanyaku kaget, aku tidak menyangka kalau Sakura selama ini cemburu.

"Ya, tapi aku tidak mau mengeluh padamu, itu akan membuatmu repot nantinya."

aku langsung memeluknya, "Tidak! Tidak sama sekali."

Dan bisa kurasakan dia membalas pelukanku.

Keesokan harinya, gossip sudah menyebar bahwa aku dan Sakura memiliki hubungan khusus, aku lihat Sakura menghampiriku setelah dia mengganti sepatunya.

"Selamat pagi, Sasuke."

Saat dia mengucapkan salam, aku meninggalkan para fans-ku itu dan menghampirinya, membungkukan badanku agar setara dengannya, lalu…

Cup.

"Selamat pagi, Sakura."

Di akhiri oleh teriakan seluruh wanita yang berasal Fans Club ku itu.

Tapi, bagaimana pun juga… aku akan tetap melindungimu, menjagamu, dan memuaskanmu, hahaha… karena inilah caraku mencintaimu.


A/N : naaah, sudah selesai deh, maaf yah kalo jelek, oh iya tentang request ditunggu yah XD

pasti akan kubuat kok, oke!

#ngilang