Cherry'UchihaSakura'Blossom

Proudly Present

.

Most Wanted Boy in My House

Chapter 10

.

"All Characters inside belong Masashi Kishimoto."

.

Enjoy Read…

.

.

.

Preview

"Sakura-chan.." Naruto berucap lemah, "Daisuki."

Angin lembut menyapu pipinya, diikuti dengan gemeletukan gigi seseorang yang melihat rentetan peristiwa itu dengan jelas dari balik pohon.

.

.

.

Sasuke meninju keras pohon di hadapannya. "Sial!" Geramnya. Ia kemudian meninggalkan tempat itu menuju kearah Naruto dan Sakura.

BHUAGH!

Sasuke meninju pipi Naruto tiba-tiba, "Beraninya kau menyentuhnya!" Sasuke meninggikan suaranya.

Naruto hanya meringis. Darah mengalir dari tempat yang baru saja dihantam tinju Sasuke.

"Kau ini kenapa?!" Sakura tidak kalah meninggikan suaranya. Ia menghampiri Naruto, "Kau baik-baik saja?"

Naruto hanya mengangguk. Sakura mengepalkan tangannya, "Kenapa kau memukul Naruto heh?!"

"Ck!" Ia menarik pergelangan tangan Sakura, "Jangan pernah berpikir kau akan memilikinya." Sasuke menunjuk Naruto sebelum menjauh pergi menarik paksa Sakura meninggalkan Naruto yang hanya duduk terdiam.

Sementara Sakura mencoba meronta, semakin kuat cengkraman Sasuke, "Lepaskan aku!"

Sasuke menghela nafas kemudian menuruti kata Sakura. Ia melepas cengkramannya dan langsung disambut dengan tamparan keras pada pipinya.

"Kau ini kenapa heh?!" Sakura meninggikan suaranya.

"Kau yang kenapa. Kau lupa kalau kau adalah milikku Sakura?" Ia melipat tangannya.

"Sejak kapan aku menyetujuimu heh?" Sakura menjawab.

Sasuke menggeram, "Kau hanya milikku Sakura. Hanya aku!" Ia mencengkram pundak Sakura keras membuat Sakura kembali meringis, "Kenapa kau mau dicium olehnya heh? Kau mau ini?" Sasuke dengan paksa menempelkan bibirnya pada Sakura. Sakura memberontak mencoba mendorong Sasuke dengan sekuat tenaga yang akhirnya Sasuke terdorong hingga punggungnya menyentuh pohon.

Mata jade itu berkaca-kaca, wajah Sakura memerah, "Kau pikir aku ini wanita macam apa hah?! Dengan seenaknya kau melakukan semua ini padaku!" Bulir itu akhirnya menetes, "Setidaknya Naruto melakukannya lebih baik darimu!"

"Jangan bandingkan aku dengan dia!"

"Itu kenyataannya Sasuke. Kau hanya mengatakan aku milikmu tapi apakah kau pernah mengatakan kalau kau menyukaiku heh?!" Bulir itu semakin deras mengalir, "TIDAK! KAU TIDAK PERNAH MENGATAKANNYA!"

Sasuke terdiam.

"Setidaknya Naruto menyatakan perasaannya padaku. Sedangkan kau?" Sakura terisak, "Jika kau menyukaiku dan ingin aku menjadi milikmu maka katakan itu Sasuke. Nyatakan. Jangan seperti ini." Sakura menutup mukanya lalu berlari meninggalkan pria itu sendiri.

Sasuke menghela nafas, ia menyandarkan punggungnya. Menutup matanya dengan tangannya, "Aku melakukannya lagi, kaa-san."

.

.

.

"Sakura meringkuk di depan tendanya. Menangis. "Baka… Sasuke kau baka.."

Ia berbalik saat merasakan sentuhan tangan di pundaknya, "Daijobu Sakura-chan?" Kata Hinata dengan lembut. Sakura menatapnya lalu memeluk erat sahabatnya itu. Menangis sejadi-jadinya di bahu gadis Lavender itu.

"Kau kenapa Sakura-chan? Kau Sakit?" Hinata balas memeluknya. Sakura menggeleng-gelengkan kepalanya.

Hinata tidak begitu mengerti tapi ia membiarkan Sakura menangis di bahunya. Mungkin ini yang ia butuhkan sekarang, pikirnya.

Tiba-tiba asap mengepul tepat di depan api unggun. Dalam waktu singkat membuat seluruh siswa jatuh tergeletak. Awalnya mata Sakura berkunang-kunang, Hinata sudah jatuh duluan. Sakura terbatuk-batuk, "Apa ini?" Sakura berkata lemah lalu ikut terjatuh tapi tiba-tiba ditangkap oleh sorang gadis yang mengenakan masker wajah.

"Kena kau." Lalu ia membopong Sakura menjauh.

.

.

.

Alis Sasuke saling bertaut saat melihat orang-orang telah tergeletak tak sadarkan diri. "Ada apa ini?" Matanya berusaha mencari sosok merah muda itu, tapi nihil. Hanya Hinata yang ia dapati yang juga tergeletak tepat di tenda biru milik Sakura.

Tiba-tiba ia merasakan sakunya bergetar. Sebuah pesan masuk ke telepon genggamnya. Dan ia kembali menggeram membacanya.

From : Unknown

Sakura ada bersamaku. Temui aku di gubuk dalam hutan. Kita punya seseatu yang harus di selesaikan. Jika kau tidak dating, maka gadis ini yang akan menjadi korban.

V.B

"Sial!" Ia mengutuk. Jika ia berani macam-macam dengan Sakura barang menggores kulitnya, akan ia pastikan yang melakukannya akan ia bunuh. Ia mengambil senjata yang selalu ia simpan di dalam tasnya lalu menyelipkannya kedalam jaket.

"Ia hanya menjebakmu. Sakura hanyalah umpan." Pria bambut merah itu muncul dengan masker menutupi wajahnya, "Targetnya adalah kau, Uchiha Sasuke."

"Kau mengenalku?" Alis Sasuke bertaut.

"Hn. Jangan bodoh. Siapa yang tidak mengenalmu heh? Ketua dari mafia Uchiha." Pria itu melepas masker yang dari tadi menutupi wajahnya, "Perempuan itu menggunakan gas tidur lalu menculiknya."

"Hn? Perempuan siapa?"

"Shion. Atau sebaiknya kusebut dengan Velvet Blue." Ucap Sasori, "Dia adalah pembunuh bayaran yang disewa oleh Morino Ibiki untuk menangkapmu." Terang Sasori.

"Sial! Pria tua itu sudah mengetahui keberadaanku." Sasuke kembali merutuk, "Sebenarnya kau ini siapa?"

"Katakan saja aku mempunya urusan dngan Velvet Blue." Ia berkata singkat, "Cepat, kita selamatkan Sakura."

Mau tidak mau Sasuke harus mempercayai si rambut merah ini.

.

.

.

SOMEWHERE...

"Selesai." Shion lalu memencet tombol kirim pada layar telpon trsenyum puas. "Selanjutnya hanya menunggu."

Ia menatap Sakura yang kini sedang terikat tidak sadarkan diri, "Kau gadis yang baik Haruno-san." Ia menyelipkan helai rambutnya di belakang telinganya, "Mungkin kita bisa jadi teman baik jika saja kau tidak bertemu dengan Sasuke Uchiha."

Shion lalu duduk di kursi rotan yang tidak berada jauh dari Sakura, "Setelah sekian lama, akhirnya aku mendapat kesempatan ini." Ia menggumam.

BRAK!

Pintu tiba-tiba terbuka dengan keras.

"Akhinya kau datang juga Sasuke." Shion memasukkan beberapa peluru kedalam punisher emasnya, "Aha! Kau membawa bantuan rupanya." Kata Shion begitu melihat Sasori muncul dari belakang Sasuke.

"Dimana dia? Dimana Sakura?" Sasuke berkata dingin.

"Ssstt.."Shion menaruh telunjuk di bibirnya, "Dia sedang istirahat Uchiha-san." Shion tersenyum, "Jangan membuatnya terbangun."

"Jika kau berani menyentuhnya, aku bersumpah akan membunuhmu!" Bentak Sasuke keras. Ia menodongkan senjatanya.

"Hmpft.. Hahaha!" Shion terbahak, "Seharusnya aku yang mengatakan itu Uchiha-san." Shion menarik pelatuk dan megarahkannya ke Sasuke, "Kau mengambil dialogku, tuan."

Dengan gesit Sasuke dan Sasori menghindari peluru itu.

"Kau selamatkanlah Sakura, aku yang akan menangani perempuan ini." Kata Sasori lalu ia melempar beberapa busur dari dalam jaketnya.

Shion terbelalak, "K-kau." Shion kembali mengarahkan dan menembak keaarah Sasori. Sasori lalu berguling, mengeluarkan senjata lalu menembak bertubi-tubi keaarah Shion tapi dengan mudah dapat ia hindari. "Apa masalahmu hah?!"

"Masalahku hm?" Sasri trsenyum, "Jangan bilang kau melupakanku nona."

Sementara Sasori dan Shion saling beradu tembak, Sasuke dengan gesit menyelamatkan Sakura. Ia memotong tali yang mengikat gadis itu lalu ia menggendongnya.

"Nghh.. Sasuke?" Mata Sakura perlahan terbuka. "Kita dimana?"

"Hn."

DOOR ! Peluru kembali menyerang Sasuke, "Kau mau kabur kemana Uchiha?" Shion mengarahkan pelurunya kearah Sasuke, "Benar-benar cerdik." Puji Shion.

"S-Shion?" Kata Sakura tidak percaya, "Apa yang sedang terjadi sekarang hah?"

"Oh, apa kami membangunkanmu Sakura-chan?" balas Shion, "Anggap saja kau ikut dalam pembuatan film laga Sakura-chan."

Shion kembali menembak membuatnya sdikit lengah terhadap Sasori. Dengan cepat pemuda itu berlari kearah Shion mendorongnya hingga membuatnya sama-sama terjatuh, "Jangan bilang kau melupakanku nona." Ulang Sasori kembali.

"K-kau?"

.

.

.

3 Tahun yang Lalu…

Wanita berambut kuning pucat itu mengecek PDA, "Misi baru."

Target : Akasuna's Family

Mission : Kill and destroy all.

Reward : 1000 $

Wanita itu tersenyum. Tidak buruk juga pikirnya. Setelah mendapat pesan, wanita itu segera bersiap-siap menuju target. Ia memasukkan beberapa perlengkapan yang mungkin akan dibutuhkan.

"Waktu senggang memang paling menyenangkan jika melakukan pekerjaan. Tapi misi ini belum seberapa dengan misiku yang sebenarnya. Misi utama adalah menghancurkan keturunan Uchiha yang terakhir. Sasuke Uchiha."

Tidak lama, sebuah Gallardo keluar dari garasi dan melaju pesat. Tidak butuh waktu lama, mobil ungu itu berhenti di daerah pegunungan dan seorang wanita mengenakan kacamata dan topi turun. Ia mengamati villa mewah di depannya. Dengan santai wanita itu berjalan lalu melompati tembok depan.

"Saatnya show time." Ia melemparkan beberapa benda bulat ke dalam bangunan bercat kuning itu dari balik pohon cemara sehingga benda keras itu memecahkan jendela yang sontak membuat penjaga rumah langsung berlarian kearah sumber suara.

Ia tersenyum lalu menekan suatu tombol dari balik sakunya, membuat salah satu benda yang dilemparnya memancarkan cahaya. Ia mengeluarkan sebuah monitor kecil dari dalam sakunya lagi. "Kena kalian semua." Katanya saat melihat banyak bulatan hijau di monitornya.

Saat penjaga sedang sibuk memunguti benda yang tadi dilemparnya, wanita itu melompat keluar. Ia mengeluarkan controller lalu berjalan santai menjauh dari rumah itu. Tak lama…

DHUAAARRR!

Bangunan yang beberapa detik lalu masih menjadi bangunan kini dengan sukses meledak.

"Mission clear." Wanita itu lalu melepas kacamata serta topinya sehingga membuat helaian kuning pucat itu berterbangan, "Ah, panasnya." Ia melirik sekali lagi runtuhan yang masih mengorbakan api itu. "Indahnya…"

Tanpa ia sadari, seseorang dari kejauhan mengamatinya dengan mata membulat yang memantulkan kobaran api itu.

END OF FLASHBACK

.

.

.

"Sejak saat itu aku bergabung dengan sebuah organisasi rahasia. Membuat diriku semakin kuat dan tangguh. Sama seperti kau ingin membunuh Uchiha. Aku juga akan membunuhmu." Mata hazel itu menajam memancarkan kemarahan. Aura yang sama dengan yang dimiliki oleh wanita dihadapannya ini terhadap Sasuke Uchiha.

Shion masih tercengang, "Sial, aku melupakan satu saat itu." Ia menodongkan pistol, "Tapi akan kuhabisi malam ini juga."

"Coba saja." Sasori lalu mengeluarkan beberapa busur lagi yang kali ini jumlahnya lebih banyak, Shion mencoba menghindar, tapi tanpa sengaja ia terjatuh membuat beberapa busur itu menancap di tubuhnya.

"Akkh!" Ia memekik, "Sialan kau!" Ia mencoba berdiri tapi dengan cepat Sasori melesat kearahnya lalu meninju perut Shion membuat Shion jatuh tersungkur.

Tidak kehabisan akal, sambil menahan sakit, Shion menendang kaki Sasori membuat pemuda itu juga tersungkur. Mengambil kesempatan, Shion menjepit leher Sasori diantara kakinya, "Kau masih perlu belajar nak untuk mengalahkanku." Shion tersenyum penuh kemenangan.

Sasori merogoh pisau di saku jaketnya lalu menancapkannya pada paha Shion membuat wanita itu mengerang. Darah muncrat mengenai pemuda berwajah baby face itu.

"Akkhhh!" Shion mengerang memegangi lukanya itu, "Terkutuk kau Sasori !"

Pemuda itu kini berdiri di hadapannya, "Ini adalah akhir dari hidupmu." Ia menarik pelatuk sehingga timah panas itu menembus perut Shion.

Sasuke dan Sakura hanya terpaku melihat pemandangan tadi. Sakura menatap nanar pada tubuh Shion yang tergeletak berlumuran darah, ia tidak bisa berkata apa-apa.

Sasori menghela nafas panjang, "Ayo pu…" Matanya membulat begitu merasakan cengkraman kuat di kakinya.

"Tidak semudah itu nak." Shion mngeluarkan controller lagi. Mata Sasori tambah membulat. "LAARIIII !" Ia berteriak pada Sasuke.

Begitu Sasuke menyadari benda yang dipegang Shion adalah alat pemicu ledakan, ia segera berlari keluar.

"Sa..sasori-san…"Sakura berkata lemah. Sasori hanya membalasnya dengan senyuman lembut, "Hiduplah…"

Sakura hanya mengangguk, air matanya berurai. Ia menyembunyikan wajahnya di dada bidang Sasuke, "Shion."

Sasuke terus berlari sekuat tenaga tanpa menoleh kebelakang.

"Hn, kau menang Uchiha." Shion menggumam.

"Kau juga sepertinya akan menyelesaikan misimu, Shion-san."

"Hn."

DHUUARR !

Bangunan dibelakang mereka meledak keras cukup itu menghempaskan Sasuke dan Sakura. Sasuke memeluk erat Sakura melindunginya dari puing-puing yang berterbangan kearahnya.

Sakura terisak. Sasuke makin mempererat pelukannya, "Maaf membuatmu dalam kadaan seperti ini." Sasuke berkata pelan.

Sakura mengangguk, "Terima kasih Sasuke."

"Hn."

Sakura balas memeluk erat Sasuke, "Kita kehilangan dua teman." Sakura memunguti sebuah benda. Kalung yang biasa Shion pakai terhempas keluar. Ia menggenggamnya. "Kurasa ini kenangan terakhir darinya." Ia mengenakan kalung yang sudah agak hangus itu.

"Hn." Sasuke perlahan mengangkat dagu Sakura. "Setidaknya aku tidak kehilanganmu."

Sakura merona, tatapan lembut Sasuke seolah membuatnya meleleh saat itu juga. "Sasuke…" Sakura berkata pelan saat Sasuke menipiskan jarak diantara mereka.

"Maaf jika selama ini aku terus memaksamu Sakura. Tapi, aku tidak akan kalah dari Naruto untuk mendapatkanmu." Wajah itu semakin mendekat, "Aishiteru, Sakura." Ia mengecup lembut bibir Sakura. Sakura hanya terdiam mendengar pernyataan itu keluar dari mulut Uchiha sendiri. Perlahan Sakura memejamkan matanya, membalas kecupan lembut itu.

"Hangat." Gumam Sakura pelan di sela-sela pagutannya. Solah ia tidak ingin melepas kecupannya. Baru kali ini Sakura sangat ingin menghentikan waktu.

Sasuke melepas pagutannya, "Kau tidak perlu menjawabnya sekarang Sakura." Ia mengecup dahi lebar Sakura. "Tapi akan kupastikan kau akan tetap menjadi milikku."

Sakura tersenyum.

"Oi Sasuke, Sakura-chan." Tiba-tiba Naruto muncul dari dalam hutan, "Kalian ini dari mana sa…" Mata Naruto terbelalak melihat sebuah rumah terbakar di depannya, "O-oi, oi! A-apa saja yang kalian berdua lakukan?"

"Ceritanya panjang." Wajah Sasuke berubah menjadi serius, "Untuk sekarang kita harus segera pergi dari tempat ini. Kurasa Ibiki sudah menuju kearah kita."

Naruto makin tidak mengerti, "Maksudmu?"

"Yang jelas kita harus segera lari." Jawab Sasuke. Ia membantu Sakura berdiri, "Ikutlah dengan kami Sakura, kemungkinan tua bangka itu sudah mengetahuimu."

Sakura mengangguk, "Tapi, aku harus menghubungi Hinata dulu. Aku tidak mau membuatnya panik."

"Hn."

Setelah mengetik pesan singkat, Sakura semakin mengeratkan jaketnya. "Aku siap."

"Tapi sebelum itu, kita harus mencari kendaraan." Naruto mengeluarkan kartu kreditnya, "Ayo berbelanja."

Kemudian dua mafia dan gadis itu berlari. Petualangan sebenarnya baru saja dimulai.

.

.

.

Di suatu tempat yang jauh dari mereka, mobil sedan hitam melaju cepat menuju arah mereka. Ia melihat bulatan kuning di monitor mobilnya perlahan menghilang.

"Kau sudah tewas Shion hm?" Ia mencengkram setir. Ia sempat melihat kearah koordinat yang tampil di layar PDA-nya. "Kau berguna disaat-saat terakhir."

"Aku akan menemukanmu Uchiha." Pria tua itu menginjak pedal gas sehingga membuat laju mobil itu semakin cepat.

.

.

.

To Be Continued

Mind to review?

Author's Area :

Gomen-gomen semuanya membuat kalian lama menunggu. Author baru saja menjalani UN dan lagi menunggu pengumuman. Doain yah semoga Author lulus dan diterima di Universitas yang author mau. Amin

Sekali lagi author apdet cerita yang alurnya kecepatan. Yosshh, silahkan timpuk author semau kalian *sujud*

Dan author harap kalian ngga kecewa yah dengan karya author. Ah ya, ada lagi yang PM minta contact. Yossh, silahkan hubungi author di Twitter AM_arsy atau di FB Arshyhy Citcuit. Jika mau kontak author, silahkan hubungi 085656821484/082291925384. Siapa tau aja kita bisa berteman dengan baik minna !

Special Thanks for :

Sasu-koi, CutIcut Uchiha, desypramitha2, me, Yorishiku, marvel, Silent reader D, Astro O'connor, ongkitang, Aiko Asari, Me, rini melyanti, Erika Liana19, sofi asat, furiikuhime, Cherryma, , DefenderNHL, hanazono yuri, Eagle onyx, Little pinky mouse, Reako Mizuumi, Haru CherryRaven, Guest, uchihatrisa-sama, and all readers yang setia menunggu fic ini.

"This Fic for you guys."

Sign in

Cherry