Apa jadinya jika Haruno Sakura si gadis kutu buku dan culun tetapi pemberani bertemu dan tinggal satu atap bersama mafia yang menjadi buronan polisi. Bagaimanakah kisah mereka?

Cherry'UchihaSakura'Blossom

Proudly Present

Most Wanted Boy in My House

Warning : Gaje, Miss typo(s), Lemon

Desclaimer : Naruto belongs Masashi Kishimoto

Chapter 1

Kami, kenapa semua ini harus terjadi padaku. Apa salahku?

Few days ago….

Namaku Haruno Sakura. Kehidupanku, yahh biasa-biasa saja. Seperti remaja-remaja lain. Bedanya hanya jika mereka menghabiskan waktu mereka dengan bersenang-senang aku menghabiskan waktuku dengan belajar dan membaca.

Aku hanyalah gadis remaja sekolahan biasa-biasa saja. Bahkan tidak menonjol sama sekali. Aku hanya menonjol di bidang prestasi akademik saja. Aku merupakan Best Student of year tahun lalu. Berarti ini tahun keduaku bersekolah di Japan International School. Sekolah ini adalah sekolah bertaraf internasional. Aku salah satu dari sekian banyak siswa yang beruntung mendapat beasiswa untuk bersekolah disini. Orang tuaku hanyalah pedagang kecil yang berdagang di luar kota. Jadi, aku hanya tinggal sendiri. Karena pekerjaan orangtuakulah yang menuntut aku untuk selalu giat belajar.

Aku hanya seorang gadis remaja culun dan kurang pergaulan. Memang itu benar, dari melihat tampangku saja mereka sudah tahu. Aku mengenakan kacamata negative tiga. Kaki baju yang sepanjang hari berada di tempatnya. Rok sepinggang di bawah lutut. Baju seragam yang agak sedikit kedododran. Semua itu tampak jelas dengan rambut yang sepanjang hari dikepang..

Terkadang, ralat setiap hari geng popular di sekolah selalu saja meledekiku. Hn, buang-buang waktu saja. Kukatakan seperti itu karena setiap haripun mereka meledek, tidak akan membuatku terpengaruh. Mereka memang popular tapi otak mereka sekecil t**i kuku.

" Selamat pagi pinkie culun." Ledek ketua geng bodoh mereka. Ck, pagi-pagi sudah cari ribut. Ok, sebaiknya persilahkan aku memperkenalkan mereka.

Karin. Cewek si rambut merah dan berkacamata tanpa ukuran ini adalah ketua geng bodoh itu. Karin juga merupakan primadona sekolahan ini. Karena kata mereka, hampir seluruh cowok di sekolahan ini sudah pernah memacarinya. Cih, menurutku dia hanya cewek mur**han yang menjijikkan yang mau-mau saja badannya dipegang-pegang oleh cowok mata keranjang di sekolah ini. Selain itu, di antara keempat cewek bodoh ini Karinlah yang paling tidak punya otak. Entah dia buang kemana otaknya itu. Jika saja ayah Karin tidak menyogok kepala sekolah dengan membelikan sekolah ini selusin computer, Karin tentu saja tidak akan naik kelas.

Ino Yamanaka. Cewek berambut pirang yang taraf kebodohannya sebelas dua belas dengan Karin. Bedanya waktu kenaikan kelas kemarin Ino naik kelas secara murni tanpa sogokan. Seperti yang kukatakan Ino itu sebelas dua belas dengan Karin. Setahuku bekas-bekas pacar Karin telah diembat oleh Ino. Dan Karin terlihat santai-santai saja tuh. Jika dalam soal berpacaran Karin nomor satu, Ino nomor satu dalam hal mempercantik diri. Bahan-bahan apa saja ia bakal gunakan demi mempercantik diri. Mungkin jika ada penelitian yang mengatakan bahwa kotoran kuda dapat dijadiakan sebagai masker untuk memperhalus kulit, pasti dia sudah menggunakannya. Huek!

Tayuya. Cewek aneh berambut merah yang kemana-mana selalu membawa seruling. Katanya seruling itu adalah jimat pembawa keberuntungan. Cih, cewek aneh

Dan yang terakhir adalah Kin. Cewek yang rambutnya panjang sampai melewati bokong. Cewek yang selalu menggunakan barang-barang serba bel kecil. Mulai dari kalung, anting, gelang, gantungan handphone, sampa tusuk kondenya juga serba bel. Kalau begitu kawin saja sama kucing. Kucingkan selalu memakai kalung yang ada belnya.

" Mau apa kalian, huh?" Tanyaku ketus.

" Kami nggak mau apa-apa kok dari kamu. Kami hanya ingin bersenang-senang saja dengan kamu." Ledek Ino lagi

Cih dasar bodoh!

" Kalau begitu kalian jangan menghalangi jalan. Memangnya jalan ini punya kalian apa?"

" Udah berani ngelawan nih anak. Cari mati saja." Ucap Karin

" Memangnya sejak kapan aku takut melawan kalian, huh? Minggir sana!" Aku sedikit menyenggol Karin. Kulihat muka Karin merah padam menahan amarah. Kan sudah kubilang, kalian buang-buang waktu saja.

Aku melenggang masuk ke kelas. Disana sudah ada sahabatku yaitu Hyuuga Hinata. Dia sama sepertiku, juga mendapat beasiswa. Aku segera menghampirinya

" Ohayou, Hinata-chan." Sapaku. Aku langsung meletakkan ranseku di sebelahnya.

" Aaa… Ohayou juga Sakura-chan." Sapa Hinata balik lalu ia kembali berkutat dengan bukunya.

" Hinata-cahan pasti belajar untuk ulangan matematika. Benar kan?"

Ia mengngguk. " Iya. Aku kan tidak sepintar Sakura-chan. Walau tidak belajar tetap dapat nilai sempurna."

" Kau ini bisa saja." Aku sedikit tersipu. " Kau juga pintar, Hinata-chan. Kalau begitu aku mau ke perpustakaan dulu. Jaa.."

" Tunggu Sakura-chan, tadi Gaara senpai datang mencarimu lho. Sepertinya dia benar-benar menyukaimu deh." Hinata mengacungkan kelingkingnya.

" Kau ini ada-ada saja Hina-chan. Mana mungkin Gaara senpai menyukaiku." Aku tersenyum. " Aku duluan ya, jaa…"

Gaara senpai mencariku. Hmm, dia memang aneh. Darui pertama aku mengenalnya, dia setiap hari datang ke kelas untuk mencariku. Aneh.

Tiba-tiba aku merasakan seseorang menepuk pundakku pelan. Aku sudah tahu orang ini, " Gaara senpai."

" Hai Sakura. Aku butuh bantuanmu."

Sehari sebelumnya pukul 23.00…..

" Keluar kau! Kau sudah kami kepung!" Sahut Ibiki. Ia adalah kepala polisi yang menangani urusan yang bersangkutan dengan mafia dan gangster

Tidak ada jawaban.

" Geledah rumahnya!" Perintah Ibiki. Langsung saja seluruh pasukannya menyebar ke berbagai sisi dari rumah mewah itu. Tak berselang lama, pasukannya keluar tanpa membawa seorang pun.

" Rumah telah kosong. Target telah melarikan diri, pak." Lapor salah satu pasukannya.

" Damn!" Maki Ibiki. Kali ini kau bias kabur dariku tapi selanjutnya aku tidak akan melepaskanmu. Uchiha Sasuke.

Somewhwre…

Sebuah mobil sedan merah sedang melaju kencang membelah jalan sepi pada malam hari.

Cih! Kau tidak akan bisa menangkapku jika kau menggunakan cara kampungan seperti itu Ibiki. Batin pemuda yang mengendarai sedan merah itu.

Untung saja Dobe cepat menghubungiku.

Flashback

Pemuda itu sedang bersantai di depan perapiannya sambil menegak champaigne ketika ia merasakan seseatu bergetar di saku celananya. Dobe. Nama itulah yang tertera di layar telepon genggamnya

" Hn."

' Teme cepat tinggalkan rumahmu. Aku baru dapat kabar kalau Ibiki akan mendatangi rumahmu.'

Pemuda itu agak sedikit terkejut. " Baiklah." Sambungan telepon akhirnya terputus.

End of Flashback

Mobil sedan merah itu sudah melaju selama tujuh jam non-stop. Cukup jauh ia telah membuat jarak.

Tapi bagaimanapun ia hanyalah manusia biasa yang bias lelah. Tuntutan tidak tidur selama berkendara itu mamaksanay untuk tetap terjaga selama tujuh jam.

Ia melirik jam di mobilnya. Sudah pukul 06.00. Ia kembali memfokuskan dirinya pada jalanan. Lingkar hitam di bawah matanya sudah terlihat.

Sesekali pemuda itu tertidur tapi ia kembali bangun. Begitu seterusnya. Tetepi kini rasa kantuk telah menjalar di seluruh organ sarafnya. Ia akhirnya tertidur untuk beberapa menit. Namun ia langsung dibangunkan oleh suara klakson dari truk yang juga sedang melaju kencang di depannya.

Reflex, ia membangting setir kearah kanan. Sedan merah Ferarri itu masuk menerobos hutan yang tidak cukup lebat tetapi banyak pohon-pohon besar yang menjulang tinggi. Akhirnya mobil buatan Italia itu dengan sukses menghantam pohon.

Back to Sakura…

Sepulang sekolah aku mengayuh sepedaku. Tetapi rumah kini bukan tujuan utamaku. Melainkan tujuanku kini adalah hutan.

Ia kembali mengingat saat pemuda rambut merah bata itu meminta bantuannya.

Flashback

" Hai Sakura. Aku butuh bantuanmu nih."

" Bantuan?"

Pemuda itu mengangguk. " Kita ke perpustakaan saja." Kmudian pemuda itu meraih tangan Sakura dan meyeretnya ke perpustakaan.

At Library…..

" Kau tahu ini daun apa Sakura? Pemuda bertato 'Ai' itu menunjukkan sebuah gambar.

Sakura mengangguk." Uh-huh. Daun ini kan daun jenis herbal. Bisa dijadikan obat penghilang batuk dahak." Jelas Sakura

" Kau tahu dimana bisa menemukannya?" Tanya Gaara lagi

Sekali lagi Sakura mengangguk ." Daun ini banyak tumbuh di hutan dekat danau. Memangnya ada apa senpai? Kau membutuhkan daun ini?"

" Iya. Besok daun ini akan dikumpul. Tetapi hari ini aku tidak bisa mengambilnya. Tugasku lagi numpuk. Malah deadline lagi." Sahut Gaara. Nada bicaranya seperti orang putus asa.

" Kalau begitu aku bisa membantu senpai mengambilnya." Ucap Sakura yang diikuti dengan senyum mengembang dari Gaara.

" Apa tidak merepotkan. Lagipula daun itu ada di hutan, kan?"

" Iya. Tapi hutannya nggak cukup lebat kok."

" Mmm, baiklah. Terima kasih banyak. Kalau tidak ada kau pasti Orochimaru-sensei akan mengomeliki lagi besok."

" Itulah gunanya teman." Sahut Sakura.

Jadi kau hanya menganggapku hanya sebatas teman saja, Sakura. Batin Gaara

End of Flashback

" Sampai juga." Sakura memarkir sepedanya di tepi jalan. Lebih baik ia berjalan kaki saja. Toh, jalan di hutan ini ia sudah hapal karena seringnya ia mengambil daun-daun herbal di hutan ini.

Ia mencari-mencari di mana letak daun itu.

" Kalau tidak salah di sekitar sini." Gumam Sakura. " Ahh! Ini dia." Sakura memetik beberapa helai kemudian memasukkannya dalam sakunya.

Tetapi ketika ia ingin pulang, ia melihat kumpulan asap yang mengepul ke udara. Karena penasaran Sakura berjalan kea rah asap itu berasal.

Betapa kagetnya ia karena asap itu berasal dari sebuah mobil sedan merah yang menabrak pohon. Keadaan mobil itu sangat parah. Kap mobilnya penyok. Lampu utamanya pecah belum lagi lecet di mana-mana. Ia buru-buru berlari kearah mobil itu. Siapa tahu ada orang di dalam mobil itu.

Gotcha! Perkiraanya memang benar. Ia melihat seseorang pemuda yang kepalanya sedang telungkup.

Sakura Pov

Oh Kami–sama apa yang harus kulakukan sekarang? Pintu mobil ini terkunci. Jalan satu-satunya adalah memecahkan kaca mobil itu.

Aku mencari-cari benda-benda berat yang mungkin dapat ia gunakan. Kami, bantu aku.

Aku terus mencari dan akhirnya kudapatkan benda itu. Sebuah besi berkarat.

Oh Kami, maafkan aku karenatelah merusak barang seseorang. Dan Praangg! Kaca itu akhirnya pecah setelah aku memukulnya dengan besi.

Aku segera mencari kunci itu dan Fuillah, mobilnya terbuka.

Aku segeramengeluarkan korban itu. Seorang pemuda yang dapat dikategorikan sangat tampan. Tapi, Oh! Dahinya berdarah.

Bagaimana ini? Apa yang harus ku lakukan! Beri nafas buatan? Ayolah dia bukan korban tenggelam. Oh Kami, Kami, apa yang harus kulakukan? Hah! Rasanya aku seperti mau gila saja.

Ku bawa pulang saja deh. Kupapah dia menuju sepedaku lalu kududukkan dia. Kubuat tangannya melingkar di pinggulku. Jaga-jaga supaya dia tidak jatuh. Agak lain juga sih, soalnya belum ada yang pernah memeluk pinggulku seperti ini. Tapi masa bodoh! Dia butuh bantuan.

Aku mengayuh sepedaku dengan susah payah. Uhh, orang ini lumayan berat. Beberapa kali kami hampir jatuh.

Skip Time

Aku memapah pemuda itu ke kamarku. Setelah itu aku megambil kotak P3K di lemariku.

Perlahan ku bersihkan lukanya, ku beri betedine lalu kuperban. Aku juga sedikit membersihkan tubuhnya dari kotoran. Sedikit lebih baik dari yang tadi.

Hmm, dari segi manapun pemuda ini tetap tampan. Kulitnya putih, hidungnya mancung, dan bibirnya tipis. Pokoknya sempurna. Secara tak sadar aku menelusuri seluruh lekuk wajahnya dengan telunjuk. Huh, apa-apaan kau ini Sakura!

" Sebaiknya aku masak saja deh." Aku pun melenggang keluar.

Sasuke Pov

Uhh, kepalaku masih sedikit pusing. Mungkin karena benturan tadi. Tapi baru kusadari aku sudah tidak dalam mobil melainkan di sebuah kamar bernuansa merah muda.

Apa aku sudah mati? Dan apa ini surga? Ahh, tidak mungkin mafia sepertiku bias masuk surga.

Aku bangun dari tempat tidur. Aku melihat-lihat kamar ini. Tidak cukup luas. Beda sekali dengan kamarku. Aku melihat-lihat beberapa pigura yang tergantung di dinding. Di sana terdapat foto seorang gadis yang berambut agak sedikit aneh. Aneh, karena warna rambutnya merah jambu. Lumayan cantik, hanya saja ia mengenakan kacamata.

Tiba-tiba bau sedap sedikit menusuk indera penciumanku. Uh, perutku bunyi. Berarti aku lapar.

Aku memutuskan untuk keluar kamar. Aku melangkahkan kakiku dan akhirnya aku melihat gadis yang tadi di foto sedang tiduran di sofa. Aku berjalan mendekatinya.

" Ahh, kau sudah sadar rupanya." Sahut gadis itu.

Normal Pov

" Ahh, kau sudah sadar rupanya." Sahut Sakura pada pemuda yang baru saja ia tolong. " Oh ya, jika kau mau makan, kau ambil sendiri saja."

Aneh, kok gadis ini tidak takut denganku? Batin Sasuke

" Oh ya, aku juga belum tahu namamu." Kata Sakura lagi

" Kau tidak mengenalku?" Tanya Sasuke heran. Baru kali ini ia melihat seseorang yang bahkan tidak lari ketakutan jika melihatnya.

Sakura menggelengkan kepala. " Siapa namamu? Namaku Sakura Haruno."

" Namaku…." Belum sempat Sasuke menyelesaikan kalimatnya, seseatu telah memetongnya

Telah diduga bos komplotan mafia telah melarikan diri.

" Hei jangan nonton itu!" Cegat Sasuke.

" Memengnya kenapa? Aku suka berita kok."

Bagi anda sekalian yang melihat orang ini, mohon di laporkan kepada pihak kepolisian setempat. Karena mafia ini sudah diincar kepolisian selama bertahun-tahun. Berikut gambar wajah bos mafia ini.

Layar televise pun menampilkan seorang sosok pemuda yang sudah tidak asing lagi.

Boa mafia ini bernama Uchiha Sasuke.

Sepertinya aku pernah melihat muka ini. Batin Sakura.

Damn it! Rutuk Sasuke dalam hati

Sakura melirik kearah Sasuke, lalu melirik ke televise lagi. Begitu sampai tiga kali. Akhirnya ia baru menyadari pemuda yang ditolongnya adalah seorang bos mafia.

" K-kau." Tangannya gemetaran. " U-uciha Sa-sa-Sasuke."

" Kyaaaa!"

To Be Continued….

Hha, akhirnya fic kedua saya selesai juga. Hhehe, rated M lagi. Oh ya, mumpung ide saya untuk fic sebelumnya belum ada, jadi saya nulis fic baru lagi deh. Hihihi

Akhir kata….

Review Review Review…