annyeong! kali ini aku bawa kyumin lagi. hehehe. review ya chingu. kalau ada yg review brarti ada yg minat, ntar ni epep aq lanjutin.

cast : Kyuhyun

min hyuk wook chul!girl

rate : K+

disclaimer : saya cuma berhak atas story ini aja. tapi, donghae resmi suami saya. hoho

First meet ~bad impression~

Sore hari di musim semi yang indah. Tidak ada yang lebih nyaman kecuali berkumpul dengan sahabat dengan ditemani es krim favorite masing-masing. Dan obrolan yang menyenangkan tentang artis idola. Seperti para yeoja ini.

"Entah kenapa semakin hari Lee Donghae itu semakin tampan." Eunhyuk membuka pembicaraan yang selalu tidak jelas dengan Ryeowook dan Sungmin dengan memuji aktor sekaligus penyanyi favoritnya.

"Yesung juga tidak pernah berhenti membuatku melting gara-gara bariton seksinya itu." Giliran Ryeowook memuji penyanyi idolanya.

"Aku selalu berharap Lee Donghae jadi pacarku." Kali ini pembicaraan ngelantur Eunhyuk langsung dapat jitakan gratis dari Sungmin.

"Yak! Wae? Memang tidak boleh aku bermimpi?" protes Eunhyuk.

"Tidak apa-apa, asal jangan ketinggian." Jawab Sungmin sambil menyuapkan es krim cokelatnya ke mulut.

"Biarkan saja. Selagi masih bisa bermimpi, kenapa tidak?" ujar Ryeowook yang mendapat pelukan dari Eunhyuk.

"You're the best, Wookie!" ujar Eunhyuk dengan gummy smilenya.

"Lepaskan aku, monkey! Sesak."

Eunhyuk langsung melepaskan Ryeowook yang wajahnya memerah sambil nyengir bersalah.

"Kalau kau pingsan, akan kupanggilkan Yesung supaya memberimu nafas buatan." Canda Eunhyuk yang disambut senyum sumringah Ryeowook.

"Tidak usah disuruh pun dia akan datang." Ucap Ryeowook dengan narsisnya.

"Dan kau Sungmin, gara-gara menjitakku tadi, akan kuadukan pada Donghae supaya ia menenggelamkanmu ke laut Mokpo."

"Silakan saja! Aku pasti bisa menghajarnya." Sungmin yang jago seni bela diri membalas sambil menjulurkan lidahnya.

"Kau sih tidak punya artis idola. Makanya tidak tahu bagaimana rasanya menjadi fan girl seperti kita." Cibir Eunhyuk yang masih tidak mau kalah dengan Sungmin.

"Punya kok. Aku suka Song Hyegyo. Aku juga suka Moon Geunyoung, dia cantik dan pintar."

"Kalau yang cowok?" perkataan Eunhyuk membuat Sungmin terdiam sebentar.

"Tidak ada. Aku tidak suka hal-hal yang seperti itu." Jawab Sungmin dengan nada dingin. Ia langsung menyuapkan beberapa sendok es krim sampai mulutnya penuh. Tidak peduli kalau giginya ngilu.

"Kau aneh." Ejek Eunhyuk.

Sungmin langsung melotot dibilang aneh. Apanya yang aneh dari seorang Lee Sungmin? Dia manis dan imut. Semua orang mengakui itu.

"Sudahlah. Jangan ribut di sini!" lerai Ryeowook yang risih dengan perdebatan dua sahabatnya.

"Memangnya benar kau tidak ada idola cowok yang kau sukai?" Ryeowook bertanya dengan nada yang lebih manis.

Sungmin menggeleng. Ia susah bicara karena masih ada es krim di mulutnya dan lidahnya yang terasa kelu karena suhu es krim yang dingin.

"Kau aneh, Sungmin-ah. Padahal seusia kita pasti punya idola cowok." Kali ini perkataan Eunhyuk kembali memancing Sungmin untuk membalas.

"Aku tidak aneh, Monkey. Memang kelainan ya kalau tidak punya idola cowok?"

"Bisa jadi lho, Sungmin-ah. Selama ini kau tidak menunjukkan tanda-tanda menyukai lawan..."

"Aku normal, Kim Ryeowook!" potong Sungmin dengan mata membelalak menatap Ryeowook.

"Hei, hei. Santai saja, Sungmin-ah. Tidak usah emosi begitu!" ujar Eunhyuk. Gawat kalau sampai Sungmin mengeluarkan jurus martial arts-nya di sini.

"Mianhae." Ucap Ryeowook lirih. Ia bahkan lebih takut daripada Eunhyuk.

"Gwaenchanha." Sungmin kembali memenuhi mulutnya dengan es krim. Berharap dengan begitu hati dan otaknya juga bisa ikut dingin.

"Kami tidak bermaksud buruk, kau tahu kan?"

Sungmin hanya menggerakkan kepalanya sedikit menanggapi perkataan Eunhyuk. Ia tahu kalau dua sahabatnya ini tidak akan menyakitinya. Mungkin mereka hanya penasaran. Tiga tahun mereka kenal, tapi mereka tidak tahu alasan Sungmin tidak punya artis idola pria.

"Memang perlu ya punya artis idola cowok?" tanya Sungmin berusaha mengurangi aura canggung gara-gara dirinya.

"Menurutku sih perlu." Jawab Eunhyuk yang disertai anggukan Ryeowook.

"Memang apa fungsinya?" tanya Sungmin lagi.

"Banyak. Bisa memberikan semangat, menghilangkan stress, menjadi panutan. Apa lagi ya?" Eunhyuk menoleh pada Ryeowook.

"Intinya membuat dunia remaja kita lebih berwarna." Sambung Ryeowook.

Sungmin hanya merespon dengan membulatkan bibirnya. Dalam hati, ia bertanya-tanya, benarkah? Benarkah apa yang dikatakan oleh Ryeowook dan Eunhyuk?

"Tapi, mereka tidak seperti yang kalian lihat."

Eunhyuk dan Ryeowook mengernyit mendengar perkataan lirih dari bibir Sungmin.

"Kau tahu, kurasa kau perlu punya idola cowok supaya tahu rasanya jadi fan girl." Usul Eunhyuk.

"Benarkah?"

"Ne. Wookie-ah, perlukah kita mencarikan idola yang cocok untuk Sungmin? Jangan Lee Donghae! Aku tidak mau punya saingan."

"Jangan Yesung-ku juga. Sainganku sudah ratusan ribu."

"Hmm, bagaimana kalau penyanyi baru itu. Siapa namanya? Cho... Kyunyuk? Kuyun? Kyuhyun?"

"NE, Cho Kyuhyun! Dia tampan, suaranya merdu, pintar. Dan senyum evilnya benar-benar membuatku terbang." Ryeowook berkata dengan penuh pemujaan. Membuat Sungmin bergidik.

"Jangan lupakan Yesung-mu itu, Wookie!" warning Eunhyuk.

"Tidak akan. Yesung nomor satu di hatiku."

"Kalian bicara apa sih?" Sungmin menatap Eunhyuk dan Ryeowook dengan ekspresi bingung.

"Kau tidak tahu ya? Cho Kyuhyun. Dia sedang populer lho saat ini. Kau tahu lagunya Listen... to you." Jelas Eunhyuk antusias.

Sungmin mengangkat bahu. Ia tidak kenal dan tidak mau mengenal pria manapun yang bernama Cho Kyuhyun. Tidak peduli wajahnya tampan atau senyum evil apalah itu.

"Dia baik lagi. Kau tahu reality shownya yang merawat anak kecil itu?"

"Love Family." Jawab Eunhyuk mantap. "Dia benar-benar patut dijadikan idola."

"Oh yeah?" gumam Sungmin tak yakin.

"Kurasa kau harus bertemu dengan Kyuhyun secara langsung. Kujamin kau akan langsung jatuh cinta." filosofi Eunhyuk.

"No way!" tolak Sungmin yakin.

"Sayang sekali. Kenapa ia tidak terdampar di depan kita supaya Nona Keras kepala ini yakin?"

"Annyeong!"

Spontan, ketiga gadis itu berhenti mengobrol untuk menoleh pada orang asing yang sedang tersenyum manis ke arah mereka. Lebih tepatnya ke arah Sungmin.

"CHO KYUHYUN?" jerit Eunhyuk dan Ryeowook kompak. Sungmin langsung menutupi telinganya yang berdenging.

"Kudengar tadi kalian membicarakanku. Boleh aku bergabung dengan kalian?" tanya pemuda itu masih dengan senyumnya yang terlihat usil, evil smile, kata Ryeowook.

Sebelum para gadis itu menjawab, dia sudah menarik kursi di sebelah Ryeowook. Hanya itu satu-satunya kursi yang kosong. Membuat gadis itu membekap mulutnya supaya tidak histeris. Untung kedai es krim ini sepi. Hanya mereka bertiga plus penyanyi terkenal-Kyuhyun-yang ada di sini.

Eunhyuk dan Ryeowook masih saling tatap tidak percaya. Sementara Sungmin menatap pemuda di hadapannya dengan tatapan penuh selidik. Siapa pemuda ini? Kenapa tiba-tiba meminta bergabung dengan mereka?

"Kenalkan, aku Cho Kyuhyun."

"Kami tahu." Ujar Ryeowook cepat.

"God, siapa sih yang tidak kenal Cho Kyuhyun?" tambah Eunhyuk.

Sungmin manggut-manggut paham. Ternyata ini yang namanya Cho Kyuhyun. Panjang umur dia. Baru dibicarakan sudah muncul. Kebetulan sekali, eh?

Kyuhyun mengulurkan tangannya ke arah Ryeowook. Dengan gemetar yeoja itu menyambut uluran tangan Kyuhyun. "Kim Ryeowook."

Berbeda dengan Eunhyuk yang langsung menyambar tangan Kyuhyun. "Lee Hyukjae. Panggil saja Eunhyuk."

Dengan berusaha mengusir keraguan, Sungmin menyambut uluran tangan Kyuhyun. "Sungmin. Lee Sungmin."

"Nama yang manis."

Sungmin hanya tersenyum canggung dengan pujian Kyuhyun. Ia menatap bergantian ke arah Ryeowook dan Eunhyuk yang dengan mulut terbuka menatap penuh kagum ke arah Kyuhyun. Ya, ampun! Sungmin baru tahu kalau dua temannya ini ternyata norak. Baru ketemu artis pendatang baru saja sudah begini.

"Gamsa hamnida." Sungmin merespon setelah kakinya diinjak Eunhyuk. Kini semburat merah muncul di kedua pipi chubby Sungmin. Baru pertama kali ada orang yang memuji namanya. Orang asing lagi. Walaupun ia orang populer Sungmin kan tidak tahu, jadi tetap saja orang asing.

"Apa aku mengganggu kalian?" tanya Kyuhyun hati-hati.

"Ohh, tidak kok. Sama sekali tidak!" Eunhyuk menjawab dengan tegas. Mereka memang tidak merasa risih dengan kedatangan pemuda tampan ini. Senang luar biasa malah.

Kyuhyun terkekeh membuat Eunhyuk dan Ryeowook kembali terkagum-kagum. Suara tawanya terdengar seperti nyanyian burung surga. Menenangkan.

"Kalian bertiga sekolah dimana?" tanya Kyuhyun mencoba mencari bahan obrolan. Matanya terus menatap sosok imut Sungmin. Hanya sesekali saja pemuda itu melirik ke arah Eunhyuk dan Ryeowook.

"SM Academy." Jawab Eunhyuk dan Ryeowook nyaris bersamaan.

"Sekarang kelas berapa?" Kyuhyun bertanya pada Eunhyuk. Tampak sekali kalau Sungmin yang duduk di hadapannya sedang enggan menjawab. Ia hanya menunduk sambil mengaduk es krimnya.

"Kami semua kelas tiga."

"Ohh." Hanya itu tanggapan dari Kyuhyun. Eunhyuk dan Ryeowook juga cuma mengangguk tidak jelas. Mereka masih shock sekaligus bingung dengan maksud dan tujuan pemuda ini mendatangi mereka. Tapi, kalau dilihat dari gelagatnya yang memperhatikan Sungmin terus-terusan, sangat jelas sekali kalau ia tertarik pada Sungmin.

"Tadi aku dengar waktu kalian bilang supaya aku terdampar di sini lho!"

"Mianhae, Kyuhyun-ssi. Itu hanya untuk menggoda Sungmin saja." Jawab Eunhyuk dengan nada malu.

"Memang kenapa dengan Sungmin?"

"Dia itu-"

Eunhyuk tidak jadi menjawab karena kakinya ditendang, ia yakin sekali yang menendang itu Sungmin. Ryeowook juga diam saja karena Sungmin sudah melemparkan death glare-nya.

"Sungmin kenapa?"

"Dia ingin tahu kau artis seperti apa." Jawab Eunhyuk akhirnya.

Kyuhyun beralih menatap Sungmin yang masih menunduk. "Ya, seperti inilah aku. Cho Kyuhyun."

"Apa yang kau lakukan di sini, Kyuhyun-ssi?" Ryeowook kembali buka suara. Sangat tidak lazim seorang artis terkenal berkeliaran dengan bebas di tempat terbuka seperti ini.

"Ini kedai es krim favoritku."

"Jinca? Hampir setiap hari kami nongkrong di sini, tapi tidak pernah melihatmu." Ujar Eunhyuk sangsi.

"Akhir-akhir ini aku sibuk."

"Ne. Kemarin kau harus show ke China kan?"

"Bagaimana kau tahu?"

"Siapa sih yang akan melewatkan jadwal konsermu?"

"Ohh, terima kasih. Tidak usah berlebihan."

Kyuhyun kembali menarik sudut-sudut bibirnya. Membuat Ryeowook dan Eunhyuk merasa lumer seketika. Kenapa Tuhan menciptakan makhluk setampan ini?

"Lalu, Lee Sungmin ini sepertinya pendiam ya?" komentar Kyuhyun, masih menatap Sungmin lekat dan penuh minat.

"Siapa bilang? Dia itu cerewet seperti bebek."

"Dia tidak akan berhenti bicara kalau tidak disumpal."

"Aku tidak begitu." Gertak Sungmin sambil menatap kesal ke arah dua sahabatnya.

"Benarkah? Lalu kenapa kau diam saja? Tidak suka ya padaku? Kau antis? Saat ini aku hanya pemuda tujuh belas tahun bernama Cho Kyuhyun."

"Tidak usah dipikirkan Kyuhyun-ssi. Dia hanya bad mood." Ujar Eunhyuk tidak ingin Kyuhyun pergi begitu saja.

Eunhyuk menyenggol rusuk Sungmin pelan. Memperingatkan supaya bersikap lebih ramah.

"Mianhae, Kyuhyun-ssi. Aku hanya tidak terbiasa bertemu seorang artis." Terdengar nada tidak ikhlas saat Sungmin bicara.

"Sudah kubilang kan aku Cho Kyuhyun. Sekarang aku hanya remaja biasa. Bukan artis."

"Sungmin-ah." Ujar Eunhyuk lirih dangan tatapan jangan-biarkan-Kyuhyun-pergi-ini-kesempatan-langka.

Sungmin mendengus. Ia mendongakkan kepalanya dan menunjukkan senyum manis yang memamerkan gigi kelincinya.

"Kau manis kalau tersenyum."

Lagi-lagi Sungmin blushing gara-gara pujian Kyuhyun. Apa sih maksud pemuda ini? Kenapa memujinya?

"Biasa saja." Sungmin kembali menunduk salah tingkah. Baru kali ini ia bersikap tidak wajar di hadapan cowok.

"Boleh aku minta nomor ponselmu?"

"Eh?"

Sungmin hanya mendongakkan kepalanya, menatap Kyuhyun tidak mengerti. Pekikan kaget tadi berasal dari Eunhyuk dan Ryeowook.

"A-aku...aku tidak punya ponsel."

"Geotjimal! Zaman sekarang mana ada orang tidak punya ponsel?"

"Ponselku rusak." Jawab Sungmin cepat.

"Kalian teman Sungmin kan? Pasti punya nomor telepon Sungmin." Kyuhyun beralih pada Eunhyuk dan Ryeowook.

Sungmin menatap mereka sambil menggeleng. Jangan berikan nomor ponselnya pada orang asing ini!

"Tidak mau memberi tahuku ya?" gumam Kyuhyun dengan nada kecewa. "Ya sudah. Kita buat kesepakatan saja."

"Hee? Kesepakatan apa?" Sungmin bertanya dengan suara bergetar. Takut Kyuhyun meminta yang aneh-aneh.

"Kau berikan nomor ponselmu kalau kita bertemu lagi. Otte?"

Sungmin menatap Kyuhyun yang tersenyum mirip seringaian ke arahnya. Haruskah ia menyetujui permintaan Kyuhyun?

"Okay." Mereka tidak akan bertemu lagi semudah ini kan? Kyuhyun pasti sibuk berat.

"Sudah gelap. Aku pergi dulu ya? Annyeong!" pamit Kyuhyun sambil berbalik, tapi ia kembali sedetik kemudian. "Es krim kalian aku yang traktir."

Mata Eunhyuk dan Ryeowook membulat mendengar kalimat terakhir Kyuhyun. Benarkah mereka telah ditraktir seorang artis?

"Gamsa hamnida!" teriak Eunhyuk dan Ryeowook setelah Kyuhyun akan masuk ke mobilnya.

Setelah Kyuhyun menghilang barulah mereka menatap Sungmin dengan death glare paling mematikan.

"Mwo?" tanya Sungmin dengan wajah innocentnya.

"Babo!" maki Ryeowook.

"Aigo, Lee Sungmin! Kau orang terbodoh yang ada dunia!" maki Eunhyuk sambil menarik rambut pendeknya.

"Aku pintar tahu!" elak Sungmin tidak terima.

"Kenapa kau tidak mau memberikan nomormu pada Kyuhyun, bodoh?"

"Wae? Tindakanku benar. Kyuhyun kan orang asing. Aku tidak mau mengumbar nomorku pada orang asing."

"Kau ini! Harus berapa kali kuberi tahu kalau Cho Kyuhyun itu artis terkenal? Kau tuli? Buta?"

"Kurasa keduanya, Hyukkie." Balas Ryeowook dengan nada malas.

"Karena dia artis terkenal itulah." Gumam Sungmin nyaris tidak terdengar.

"Mwo? Kau bilang apa? Jangan bilang sekarang kau mendadak bisu juga."

"Sudah ya? Aku mau pulang. Heechul eonni pasti khawatir kalau aku pulang larut." Pamit Sungmin sambil mengambil tas selempangnya. Ia pergi dengan tatapan bingung dari Eunhyuk dan Ryeowook.

~.~

"Aku pulang!" teriak Sungmin sambil membuka pintu apartemennya yang tidak terkunci.

Apartemen yang hanya ia tinggali berdua dengan eonninya itu gelap gulita. Tidak ada penerangan kecuali dari pantulan cahaya yang masuk dari jendela.

"Eonni? Heechul eonni?" panggil Sungmin.

Ia terus melangkah masuk melewati ruang tamu dan berhenti di depan sebuah pintu yang tertutup rapat. Sungmin mengetuk beberapa kali sambil memanggil nama Heechul, tapi tidak ada jawaban.

"Eonni, kau di dalam kan? Aku masuk ya?"

Sungmin sudah tidak peduli dengan jawaban Heechul sekarang. Walaupun Heechul berkata tidak pun ia tetap akan nekat masuk.

Keadaan di kamar Heechul sama gelapnya seperti ruangan-ruangan yang lain. Tapi, Sungmin bisa melihat sosok Heechul yang duduk menghadap jendela kaca di kamar itu. Deru napas Heechul terdengar begitu berat.

Sungmin menghela napas prihatin. Sering kali ia pulang dan menemukan Heechul dengan keadaan begini.

"Eonni? Kau sedang apa?"

Tidak ada jawaban dari Heechul. Mata sembabnya masih mengarah ke lalu lintas jalanan Seoul yang tampak berkelap-kelip di malam hari.

Sungmin bergerak mencari saklar. Ia sempat terantuk beberapa barang karena matanya belum terbiasa dengan gelap.

"Jangan dihidupkan Sungmin! Biarkan begini saja!" pinta Heechul.

Sungmin menghentikan gerakan jarinya yang sudah ada di atas saklar. Ia menurut dan kembali mendekati Heechul. Sekali lagi, sepatunya menginjak benda aneh yang ada di atas lantai. Sungmin menunduk. Benda mengkilat ini tampak seperti pecahan kaca.

Benar saja. Ia menemukan pigura yang sudah patah tak jauh dari tempat Heechul duduk.

"Eonni, gwaenchanha?" tanya Sungmin sambil merengkuh bahu Heechul.

"Dia kembali, Sungmin-ah!" jawab Heechul dengan suara bercampur isakan.

Sungmin mengerti dengan maksud Heechul. Ia hanya menggigit bibir bawahnya sambil mengeratkan tangannya yang merengkuh bahu Heechul. Ia tidak akan membiarkan lelaki itu menghancurkan eonninya lagi.

~.~