Disclaimer : Bleach © Tite Kubo.

Putri Tidur © Yanz Namiyukimi-chan.

Warning : AU, OOC, typo(s), gaje story, MiniChapter, Special Fic For Celebration of IchiRuki's Day.

Summary:

Ichigo adalah seorang playboy yang paling diincar. Untuk pertama kalinya dia dicuekin oleh seorang gadis yang ternyata adalah seorang maniak TIDUR!

Chapter 1

.

.


.

.

Suasana pagi yang sejuk dan menyegarkan tubuh kini datang menguasai Karakura. Embun-embun pagi pada pucuk-pucuk dedaunan pohon pelahan meluncur jatuh ke permukaan bumi.

Siswa-siswi yang menggunakan seragam yang sama, satu per satu dari mereka mulai memasuki gerbang sekolah tempat mereka menuntut ilmu.

SMA Karakura adalah salah satu sekolah favorite yang begitu diminati oleh siswa-siswi di Jepang. Kualitas yang menjamin. Fasilitas yang bagus. Dan sudah termasuk sekolah taraf Internasional.

Seorang pria tampan dengan rambut orangenya terlihat tengah menggandeng dua gadis cantik nan seksi. Dua gadis itu bergelayut manja pada pria tampan itu.

Pria tampan dan keren itu adalah Ichigo Kurosaki. Wajahnya menyeringai senang saat memberikan kata-kata untuk menggoda dua gadis tersebut. Apalagi ketika mendapat tanggapan nakal dari kedua gadis itu.

Siapa yang tidak mengenal Ichigo Kurosaki?

Pria tampan dan juga keren. Ditambah lagi dengan kecerdasan otaknya akan materi mata pelajaran yang ia pelajari. Ia selalu mampu menguasai pelajaran-pelajaran itu dengan baik. Hidungnya yang mancung. Tubuhnya yang atletis. Mata musim gugur yang dapat menyihir orang-orang di sekitarnya dengan lirikkan nakalnya. Kulitnya yang agak kecoklatan nampak eksotis dan bibirnya yang selalu mengeluarkan seringai bak setan mampu membuat napas siapa saja tercekat di tempat.

Ichigo adalah termasuk makhluk yang memiliki pesona yang tidak dapat ditolak.

Selain tampan, keren dan juga cerdas. Ia juga ahli dalam bidang olahraga. Dan satu hal yang membuatnya tak lupa dari sorotan adalah ia seorang yang pintar memikat wanita. Sebut saja dia adalah seorang playboy.

Seorang playboy yang selalu diincar. Walaupun Ichigo adalah seorang playboy, ia tak pernah mendapat masalah dengan mantan-mantan pacarnya. Walaupun dia seenaknya mempermainkan perasaan mereka, dia tak pernah mendapat surat ancaman atau teror sekali pun.

Pernah memiliki itu, lebih baik daripada tidak sama sekali. Ya, mungkin itu anggapan bagi mantan-mantan pacar Ichigo.

Ichigo adalah tipe yang mudah bosan dengan pasangannya. Jadi tidak aneh jika mantan pacarnya itu begitu banyak di luar sana. Paling lama ia menjalin sebuah hubungan yaitu satu minggu. Walaupun begitu, ia masih berinteraksi dengan baik dengan mantan-mantan pacarnya. Bahkan mereka masih melempar lirikkan nakal atau sebagainya.

Waktu terus berjalan. SMA Karakura semakin sesak saja oleh siswa-siswinya.

"Lihat! Lihat! Itu Kurosaki!"

"Dia itu tampan ya?"

"KUROSAKI!"

"KUROSAKI LIHATLAH KEMARI!"

Teriakkan, pekikkan dan gumaman kagum terus tertuju padanya. Sekarang ini Ichigo sedang bersama ketiga temannya berjalan menyusuri koridor sekolahnya. Hitsugaya Toushirou, Ashido Kano, Grimmjow Jeagerjaques. Ketiga temannya itu juga tak kalah tampan. Ketampanan mereka hampir mendekati sempurna.

Ichigo sekali-kali melempar seringainya atau melempar lambaian tangan pada siswi-siswi yang bisa dibilang adalah fans-nya.

"KUROSAKI-KUN JADILAH PACARKUUU!"

Teriakkan sekaligus ungkapan perasaan itu sukses menghentikan langkahnya. Seringai bak setan itu muncul semakin lebar saja.

Hening.

—Opsh!

Gadis itu menutup mulutnya dengan kedua tangannya menyadari apa yang baru saja ia katakan.

Ichigo berjalan menghampiri gadis itu. Dilihatnya gadis itu memiliki wajah manis dan cantik. Tingginya yang semampai dengan Ichigo dan buah dadanya yang besar menantang.

Gadis yang termasuk tipe ideal.

Ditekuknya tangannya di samping kiri kepala gadis itu. Dan tangan yang lainnya membelai rambut panjang kecoklatan itu lalu mencium ujung rambutnya.

"Siapa namamu?" tanya Ichigo setengah berbisik.

Semua orang di sana tercekat melihat aksi Ichigo.

"O-Orihime Inoue," ucap gadis itu dengan bibir bergetar.

"Nama yang bagus," puji Ichigo.

Ingin sekali Orihime meloncat girang mendengar pujian dari suara merdu itu. Namun sayangnya tubuhnya terasa lemas.

"Benar kau ingin menjadi pacarku?"

"I-iya Kurosaki-kun. A-aku sungguh menyukaimu!"

Seringainya semakin lebar mendengar ungkapan gadis itu.

Didekatinya wajah itu kemudian berbisik di telinganya.

"Aku juga menyukaimu," bisik Ichigo dengan nada yang menggoda.

Ya ampun! Dalam jarak sedekat ini, Orihime dapat merasakan hembusan napas Ichigo di telinganya. Membuat Orihime merasa semakin lemas saja. Apalagi parfum yang dipakai Ichigo. Rasanya ia ingin pingsan saja!

"Tapi sayang aku sudah punya pacar. Bagaimana lain kali saja kita menjadi sepasang kekasih?"

Entah hipnotis apa yang Ichigo gunakan, gadis itu mengangguk cepat menanggapi ucapannya.

"Bagus," seru Ichigo kemudian pergi meninggalkan gadis itu begitu saja. Melanjutkan perjalanannya yang sempat tertunda bersama teman-temannya.

Tubuh gadis itu langsung merosot begitu saja di atas lantai setelah lepas dari jerat pesona seorang Ichigo Kurosaki. Wajahnya memerah bagai kepiting rebus dan jantungnya berdetak kencang.

"Ku-Kurosaki-kun…" gumamnya tak percaya dengan kejadian yang baru saja menimpanya tadi.

"Wah, gadis itu beruntung!"

"Apa Kurosaki tadi mengatakan kalau nanti dia bersedia menjadi pacarnya?"

"Akh, aku iri padanya!"

"Aku ingin jadi gadis itu!"

Seketika suasana yang hening menjadi gemuruh. Ungkapan-ungkapan tak percaya dan iri telontar di antara para siswi.

Satu kelebihan seorang Ichigo Kurosaki. Walaupun ia seorang playboy, tapi ia tak pernah selingkuh di belakang pacarnya. Ya, dia adalah tipe lelaki setia. Jika menggodanya boleh saja bukan?

"Cih! dasar tebar pesona," decak pria pendek berambut putih.

"Aku tidak tebar pesona. Hanya sedikit menggodanya saja."

"Lama-lama mereka bisa masuk rumah sakit karena jantungan," ucap pria berambut biru muda yang memiliki seringai tak kalah dari Ichigo.

"Itu yang kumau," ucap Ichigo malah menyeringai senang. Gila! Apa Ichigo tidak takut masuk penjara karena dituduh penyebab dari semua ini? Kalau mereka semua jantungan dan masuk rumah sakit, berarti dia tidak punya fans lagi dong?

"Dasar kau sudah gila," kini giliran pria berambut merah mengeluarkan komentarnya.

Ia menggelengkan kepalanya melihat tingkah laku temannya itu.

Tapi tak lama kemudian mereka semua malah tertawa. Menertawai gadis-gadis bodoh yang gampang dijerat itu.

.

.


.

.

Seorang gadis berambut panjang sebahu dan memiliki tubuh yang mungil nampak serius memandang papan pengumuman yang ada di hadapannya.

Dengan mencondongkan tubuhnya, gadis yang memiliki ukuran tubuh seperti anak SD itu menatap setiap baris yang tertempel di sana. Papan pengumuman yang berisi jadwal jam pelajaran.

Kemudian seulas senyum manis tercipta dari bibir tipisnya.

"Ternyata Ukitake-sensei tidak akan masuk kelas hari ini. Ini adalah kesempatanku untuk tidur."

Beginilah sistem yang ada di SMA Karakura. Perubahan jadwal, perpindahan jam pelajaran, pergantian guru yang mengajar, rapat—yang melibatkan guru hingga tak dapat mengajar di kelas—bahkan keterangan guru yang sakit pun dicantumkan di sana.

"Oi! Minggir kami ingin melihat papan pengumuman!"

Gadis mungil itu mengernyit saat mendengar suara yang terdengar agak berat khas laki-laki terdengar dari arah belakang tubuhnya. Sebuah kata perintah bukan kata tolong membuatnya terdengar tidak sopan.

Gadis itu berbalik. Dilihatnya ada empat pria tampan yang menunggunya untuk segera menyingkir dari papan pengumuman.

Masing-masing memiliki warna rambut yang unik yaitu: biru muda, putih, merah bahkan ada warna orange. Mengingatkannya akan pelangi yang muncul setelah turunnya hujan.

"Kenapa kau memandang seperti itu?" seru pria tampan berambut orange.

Dahi gadis bermata violet itu berkedut. Kemudian menatap pria yang mengenakan pakaian seragamnya tak karuan itu namun terlihat keren dari ujung kaki sampai ujung rambutnya.

Pria yang diketahui adalah Ichigo itu melihat gerak-gerik gadis itu yang menatapnya tak berkedip. Kemudian seringainya muncul.

"Terpesona, heh?" serunya sambil mencondongkan tubuhnya hingga sejajar dengan tinggi badan gadis yang ada di depannya. Tindakan Ichigo yang seperti itu, membuat gadis di depannya menggerakkan kepalanya ke belakang menjaga jarak di antara mereka.

Dalam jarak yang dekat itu. Gadis itu dapat melihat garis kerutan yang cukup tebal di kening Ichigo. Yang terlintas dipikirannya adalah 'Pria ini pasti sedang stress.'

Ditatapnya bola mata hazel itu dengan mata violet-nya.

"Err… Maaf senpai! Silahkan," ucapnya seolah baru sadar bahwa sedari tadi ia telah menghalangi keinginan keempat pria itu untuk melihat papan pengumuman.

Ichigo menatap tak percaya pada gadis yang perlahan menyingkir dari hadapannya.

Tidak ada pekikkan tertahan. Tidak ada jerit histeris. Tidak ada sipuan malu, atau minimal wajah yang merona. Bahkan gadis itu tidak pingsan di tempat!—yang dibiasanya terjadi pada gadis-gadis yang tak kuat mental akan pesonanya. I—ini sulit dipercaya!

Gadis itu tidak sedikit pun terjebak akan pesonanya!

"Sepertinya untuk dua jam ke depan, pelajaran akan kosong," seru Toushirou tengah memperhatikan papan pengumuman.

"Kenapa?" tanya Grimmjow mengeluarkan pertanyaan bodoh. Oh, maklum si tuan Jeagerjaques ini tidak sedang melihat papan pengumuman. Malah si tuan Jeagerjaques ini memunggunginya dan sibuk dengan ponselnya. Jadi wajar 'kan jika Grimmjow tidak tahu kenapa Toushirou bicara seperti itu. Kalau Grimmjow tahu, mana mungkin ia bertanya 'kan?

"Ochi-sensei sakit, bodoh! Apa kau tidak melihat keterangannya?"

"Aku tidak bodoh, Pendek!"

"Apa kau bilang?"

"Sudahlah teman-teman. Jangan bertengkar! Yang penting dua jam ke depan kita bebas," lerai Ashido.

"Kalian kenal gadis itu?" tanya Ichigo dalam keadaan setengah sadar. Ia terlihat syok.

Mereka tidak terlalu memperhatikan Ichigo karena Toushirou yang sedang asyik menjambak rambut Grimmjow karena dia sudah berani mengatainya pendek. Kemudian terjadi pertikaian terjadi antara Grimmjow dan Toushirou, tentu saja diselingi oleh Ashido yang mencoba melerai mereka.

"Heh?" seru mereka bertiga baru sadar bahwa teman yang memiliki berambut orange itu menanyakan sesuatu.

Grimmjow langsung mencengkram tangan Toushirou kemudian melepaskan dari rambutnya.

"Maksudmu apa, Ichigo?" tanya Grimmjow sambil merapikan rambutnya yang acak-acakkan.

"…"

"Tadi dia menanyakan seorang gadis 'kan?" tanya Ashido ragu.

"Maksudmu gadis tadi?" tanya Toushirou sambil mengernyit.

Bagai robot yang merespon setiap pertanyaan yang ia diajukan oleh tuannya, Ichigo pun mengangguk.

"Kenapa dia?" tanya Grimmjow merasa aneh dengan temannya yang seperti baru saja melihat hantu.

Ashido hanya mengangkat bahu.

"Kau mengenalnya?" tanya Ichigo.

Dia tetap diam membatu di tempat. Apa begitu syoknya Ichigo hingga setengah kesedarannya pun menghilang entah kemana?

Ini memang pertama kalinya bagi Ichigo. Seorang playboy kelas kakap seperti dirinya diperlakukan tidak lazim oleh seorang gadis. Ya, maksudnya dicuekin. Memangnya selama ini ada perempuan megacuhkannya begitu saja? Pasti ada sih, tapi perempuan itu pasti sudah tidak normal!

"Tidak! Tapi aku tahu siapa dia," seru Toushirou hendak meninggalkan teman-temannya.

"Siapa dia?"

"Si Putri Tidur."

.

.


.

.

Dengan langkah lunglai, gadis yang bernama lengkap Rukia Kuchiki itu memasuki kelasnya. Matanya hampir terpejam karena tak bisa menahan berat kelopak matanya. Diseretnya kaki-kaki kecil itu menuju bangkunya.

BRUK!

Hentakan keras pantat itu mendarat aman di atas kursinya. Tubuhnya serasa lemas seperti telah diberi obat bius yang begitu memabukan. Direbahkannya kepala itu di atas meja. Kemudian…

Krrrrrr… Krrrrr…

Dalam hitungan detik Rukia sudah terjun ke dalam alam mimpinya.

Teman-teman sekelas Rukia menatap tak percaya kelakuan unik anggota keluarga Kuchiki itu. Begitu mudahnya gadis itu memasuki alam bawah sadarnya. Seperti tidak tidur berhari-hari.

Rukia Kuchiki sudah menggali ilmu di SMA Karakura selama satu tahun ini. Bagi teman-temannya yang sudah mengenal Rukia sejak awal, tidak akan terkejut dengan kebiasaan anehnya itu.

Rukia adalah tipe orang pendiam. Errr… tidak pendiam juga sih. Karena kadang ia bisa menjadi orang yang sangat cerewet. Dia tidak terlalu bersosialisasi dengan orang-orang di sekitarnya karena waktunya habis digunakan untuk tidur. Dan ia juga bukan tipe orang yang senang menarik perhatian orang di sekitarnya. Padahal tanpa sadar ia selalu menarik perhatian orang-orang di sekitarnya.

Jadi tidak aneh jika hanya ada beberapa orang saja yang ia kenal di kelasnya.

Bahkan berita apa yang sedang heboh di sekolahnya pun, ia tidak mengetahuinya. Ia memang tak mempedulikan keadaan sekitarnya. Selama jatah tidurnya tidak terganggu, itu tidak akan menjadi masalah.

Karena kebiasaan uniknya itu, maka teman-temannya memberikan julukan yang pas untuknya yaitu: Putri Tidur.

Kenapa?

Tentu saja karena kebiasaannya yang tidur kapanpun, di manapun ia berada dan di setiap kesempatan yang ada, ia akan menggunakan waktu itu untuk tidur.

Rukia juga termasuk golongan gadis yang manis. Tubuhnya yang mungil. Kulitnya yang putih bak porselen. Bibir pink yang tipis. Mata violet yang mempesona. Wajahnya yang polos. Apalagi ketika ia sedang tidur membuat setiap orang yang melihatnya menjadi gemas sendiri. Khususnya laki-laki yang memang diam-diam menaruh perhatian pada si Putri Tidur tersebut.

"Rukia! Rukia! Rukia! Rukia!"

Tiba-tiba datang seorang gadis berambut hitam keunguan dan dikuncir dengan pita berwarna merah datang menghampiri sang Putri Tidur.

"Rukia! Rukia! Ayo bangun! Aku ingin bercerita," serunya mengguncang-guncangkan tubuh mungil Rukia yang tengah asyik menjelajahi alam mimpinya.

"Nggh… Biarkan aku tidur! Aku mengantuk," seru Rukia sedikit merengut kesal.

Dipalingkannya wajah manis itu ke sisi lain, tanda tak ingin diganggu.

Namun gadis itu tidak menyerah begitu saja. Ia mengitari bangku Rukia hingga kini ia berhadapan kembali dengan wajah tidur Rukia.

"Ahh… Kau ini Rukia, ayo bangun! Jangan tidur terus!"

"Ahhh… Sennaaaa~"

Oh… lihat sekarang Putri Tidur kita benar-benar merasa terganggu. Wajahnya merengek agar ia tetap membiarkannya tidur. Teman sekelas Rukia dan khususnya laki-laki memasang wajah kasihan pada gadis mungil itu. Mereka tidak tega melihat Putri Tidur mereka yang masih terlihat sangat mengantuk itu diganggu. Mereka mengutuk Senna di dalam hati yang telah berani mengganggu Rukia. Diberikannya deathglare yang paling mematikan yang mereka punyai pada Senna.

"Rukia! Rukia! Rukia!"

Namun sayang gadis yang bernama Senna itu tidak menyadarinya atau memang ia sengaja tidak mempedulikannya.

"Ck, kau mengganggu tidurku Senna!"

Rukia berusaha menegakkan tubuhnya di atas kursi yang ia duduknya. Diregangkannya sedikit tubuhnya kemudian mengucek-ngucek matanya.

Melihat itu, wajah teman laki-laki Rukia langsung merona. Beberapanya ada yang memalingkan wajahnya untuk menyembunyikan semburat pink itu.

Sungguh wajah Rukia tadi terlihat sangat imuuuuut.

"Habis kau selalu saja tidur, Rukia! Apa kau tidak bosan tidur terus?" rengut kesal Senna.

Rukia tak habis pikir, kenapa gadis ini selalu mencarinya setiap ia ingin bercerita sih? Padahal ia bukan seorang pendengar yang baik.

"Tentu saja tidak! Malah aku bebas bermimpi apa pun di bawah alam sadarku. Bahkan bertemu bintang anime idolaku," seru Rukia.

"Ah, pasti Shinichi Kudo. Kau 'kan senang sekali anime Detective Conan," tebak Senna.

"Bukan."

"Hah? Siapa dong?"

"Kaitou Kid."

"Hah? Kau suka si tukang mencuri itu?" pekik Senna tidak percaya, "Seleramu aneh sekali."

"Biarkan saja! Yang penting aksinya keren," jawab Rukia dengan polosnya.

Yang mendengarnya hanya bisa sweatdrop.

"Ngomong-ngomong tentang keren. Ada berita baru loh? Kali ini benar-benar hot!" seru Senna memberikan informasi.

"Aku tidak peduli," seru Rukia hendak merebahkan kepalanya kembali di atas meja. Namun, segera dicegah oleh Senna.

"Eh? Tunggu dulu! Kau harus mendengarkan ceritaku kali ini!"

"Aku mengantuk, Senna. Aku ingin tidur," seru lirih Rukia.

Ia benar-benar ingin kembali ke alam mimpinya. Dasar Putri Tidur! Kerjaannya tidur terus!

"Kau harus mendengarkan ceritaku dulu! Setelah itu baru aku akan membiarkanmu tidur dan aku tidak akan mengganggumu lagi. Janji!" bujuk Senna sambil mengucapkan janjinya. Mengacungkan dua jarinya membentuk huruf 'V' sebagai tanda ia sedang berjanji.

Tentu saja tawaran Senna bagi Rukia begitu menggiurkan. Mendengar kalimat 'Aku tidak akan mengganggumu lagi' seperti kata hipnotis baginya. Apalagi ditambah pemanis yaitu kata janji yang Senna berikan padanya.

Rukia menegakkan tubuhnya bersandar pada punggung kursinya.

"Cepat ceritakan! Karena aku ingin tidur."

Mendengar itu Senna langsung menyeringai senang.

"Kau tahu kejadian tadi pagi di sekolah kita?" tanyanya pada Rukia.

"Tidak."

"Kau tahu tadi pagi ada yang mengatakan perasaannya pada Ichigo Kurosaki," seru Senna memulai ceritanya dengan antusias.

"Hm."

"Memang kau tahu siapa Ichigo Kurosaki itu?" tanya Senna sambil mencondongkan tubuhnya pada Rukia.

"Tidak," jawab Rukia tidak peduli.

Senna menghela napas. Temannya satu ini memang tidak tahu apa-apa. Senna yakin pria-pria tampan dan populer yang bersekolah di sini pun ia tidak tahu.

"Sudah kuduga," ucapnya kembali pada posisinya.

"Kuberitahu kau, Rukia. Ichigo Kurosaki adalah pria tampan dan juga keren yang bersekolah di sini. Pria yang paling diburu oleh setiap wanita. Ya, walaupun ia playboy, itu tidak membuatnya dijauhi oleh para wanita. Banyak sekali yang sudah pernah menjadi pacarnya. Dan tadi pagi, ada perempuan yang tidak sengaja mengatakan perasaannya pada Ichigo saat di koridor. Lalu Ichigo bilang padanya bahwa ia juga menyukainya. Namun sayang ia sudah punya pacar. KYAAAA… Rasanya perempuan itu beruntung sekali! Kalau Ichigo sudah bilang seperti itu, berarti perempuan itu punya kesempatan untuk jadi pacarnya. Huh! Membuat iri saja. Jadi bagaimana menurutmu, Rukia?"

"…"

"…"

Krrrrr… Krrrr…

Terdengar dengkuran halus dari Rukia.

Senna benar-benar melongo tidak percaya. Ternyata tanpa sepengetahuannya, Rukia telah kembali ke alam bawah sadarnya. Pantas saja ia merasa aneh. Dari tadi Rukia hanya diam sambil menundukkan kepalanya. Kedua tangannya terlipat di depan dadanya seperti sedang mendengarkannya baik-baik.

Tapi ternyata—akh! padahal ia sudah susah payah bercerita panjang lebar pada gadis itu.

Senna sudah tahu pada akhirnya semuanya akan seperti ini. Rukia akan tidur dan ia terus berceloteh seperti orang gila. Tapi entah kenapa ia selalu datang kepada Rukia untuk berbagi cerita. Mungkin ia sudah bergantung pada Rukia. Jadi ia selalu ingin datang pada Rukia.

Tapi mau bagaimana lagi? Rasanya tetap saja tidak bisa menerima kebiasaan tidur Rukia saat ia bercerita. Memangnya ia sedang mendongeng hingga gadis itu boleh tertidur.

Arrggh… Senna benar-benar kesal!

"RU-KI-AAAAAAA!"

.

TBC


Hohoho… Malah bikin fic baru lagi. Tapi fic kali ini dikhususkan buat IchiRuki Day's. Yeiii… Akhirnya ada juga hari yang mengkhususkan tentang IchiRuki. Tanggal 12 mei ya? kecepetan tapi tak apa. Yan gak bisa bikin cerita Oneshot. Gak ada ide cerita. Maaf gak sesuai dengan tema IchiRuki di tahun ini yaitu "Reunion" atau "Rainbow". Tapi Yan juga pengen ngerayain IchiRuki Day's —hiks—hiks

Ini tahun pertama kita ngerayain IchiRuki Day's karena tahun sebelum ada event seperti ini. Jadi publish cerita IchiRuki kalian buat meramaikan event ini.

Minta Reviewnya please…

Special Fic For Celebration of IchiRuki's Day