Coup diambil dari kata Couple. :D

Fict yang gak cukup indah untuk dibaca dengan kacamata seorang sastrawan, cuma fict yang semoga cukup untuk ngisi sedikit waktu luang :D

Disclaimer: Naruto is Masashi Kishimoto's

Warning: OOC, AU, SasuSaku, conflictless, drabbles, geje, garing. Don't like don't read.

.

Saat Uchiha Sasuke dan Haruno Sakura yang kini remaja sedang dimabuk cinta.

.


Coup

Oleh LuthRhythm


Haruno Sakura membuka pintu putih di hadapannya, melangkah dengan cepat, lalu duduk di sofa merah dengan manis setelah meletakkan tas ranselnya di samping sofa.

"Halo," ucapnya pada pemuda di sebelahnya yang kini menonton televisi.

"Seharusnya kau mengucapkannya saat masuk ke rumahku, Sakura," sahut Uchiha Sasuke, sang pemuda yang kini sedang menonton acara Lintas Berita.

Sakura mengeluarkan ekspresi cemberut andalannya, "Kau tidak menjawab salamku, Sasuke-kun."

"Oh." Sasuke memperbesar volume televisi.

"Sasuke-kun!" pekik Sakura.

Hening.

"Hh..." Sakura menghela napas panjang. "Benar kata Ino, Gaara-kun jauh lebih baik daripada kau," ucapnya dengan niat memancing amarah sang pemuda.

Sasuke menekan tombol mute, lalu menoleh pada Sakura.

"Apa?" tantangnya dengan nada berbahaya.

"Gaara-kun jauh lebih baik daripada kau, U-chi-ha Sa-su-ke," ucap Sakura dengan nada menantang. "Lagi pula, saat kalian SMA tahun lalu Gaara-kun yang menjadi ketua OSIS, bukan kau. Jadi kau kalah, ha-ha."

Sakura lalu berdiri, mengambil tas ranselnya, lalu beranjak meninggalkan Sasuke. Namun sebuah tangan menahannya, lalu menariknya sehingga ia kini terduduk di pangkuan sang kekasih.

"Apa maumu, Sakura?" ucapnya dengan emosi tergambar di mata.

Ah, betapa ia tahu bagaimana cara memancing kekasihnya.

"Jawab salamku, Sasuke-kun." Sakura meletakkan kedua tangannya di bahu sang kekasih sembari tersenyum manis. "Halo."

Tuing!

Dan satu silangan urat pun menghiasi kening sang Uchiha.

.

.:*:.

.

Butir per butir keringat menetes dari pelipis sang Uchiha yang kini sedang bermain playstation kesayangannya. AC kamarnya mati dan tukang servis baru akan sampai dua jam lagi. Beruntungnya, sang kekasih kini ada di kamarnya, tepatnya di atas tempat tidurnya, membantunya berkonsentrasi dalam memainkan permainan favoritnya, berbau sepakbola, tentu saja.

"Sasuke-kun," panggil sang kekasih.

"Hn?" jawabnya singkat tanpa mengalihkan perhatiannya dari televisi di hadapannya.

"Kenapa di sini panas sekali?" tanyanya seraya memeluk guling yang terlihat begitu empuk.

"Karena AC-nya mati," jawab Sasuke singkat.

"Kenapa AC-nya mati?" tanya Sakura kembali.

"Karena AC-nya rusak, Sakura."

"Kenapa bisa rusak?" Sakura kini memandang layar televisi yang menggambarkan 22 orang sedang bermain bola.

"Karena kau terus bertanya."

Puk!

Sebuah bantal sukses mendarat di kepala sang Uchiha, namun tetap saja, sang pemuda tidak mengalihkan sedikit pun pandangannya dari layar.

"Sasuke-kun, pacarmu yang mana seorang wanita sedang berkeringat di sini, di atas tempat tidurmu, apa kau tidak merasakan apa pun?"

"Tidak," jawab sang kekasih cepat, tanpa keraguan.

Puk!

Bantal kedua sukses mendarat di kepala Sasuke, namun lagi-lagi, tak ada hasil.

"Gay," rutuk Sakura dengan perlahan, namun masih dapat Sasuke dengar.

Tentu saja sang Uchiha ingin membalas, namun sepertinya lebih baik ia diam dan dipanggil gay sementara, daripada diganggu waktu bermainnya untuk pembicaraan tidak berujung.

Dan Uchiha Sasuke pun menyengir dalam diam, senang karena akhirnya sang kekasih pun berhenti bertanya.

.

.:*:.

.

"Sasuke-kun, kau sedang apa?" tanya sang gadis yang masih berbaring di atas tempat tidur kekasihnya seraya memeluk guling.

Pemuda yang kini sedang mengutak-ngatik laptop di atas tempat tidur yang sama terlihat tidak terlalu mengindahkan sang gadis. "Mengerjakan tugas kuliah, Sakura."

"Oh," jawab Sakura sembari menatap kekasihnya lekat-lekat.

Keringat Sasuke membanjiri keningnya karena tukang servis yang ia panggil belum kunjung datang.

"Sasuke-kun."

"Hn," sahutnya.

"Apa kau benar-benar gay?" tanya Sakura dengan ekspresi penuh harap.

"Tidak," jawabnya singkat.

"Jadi kau bukan gay?"

"Iya."

"Apa kau bisa bernyanyi lagu korea?"

"Tidak."

"Bisa break dance?"

"Tidak."

"Apa kau punya bulu dada?"

Krik.

Hening. Sasuke menghentikan kegiatan mengetiknya seketika. Ia kini menatap sang gadis yang kini sedang memeluk guling yang selalu ia pakai, dalam diam. Sang gadis menatapnya dengan dua alis terangkat, menunjukkan ekspresi penasarannya yang menuntut untuk dijawab.

"Sakura," ucap Sasuke menatap Sakura tepat di mata.

"Ya, Sasuke-kun..?" Sakura balas menatapnya, memutuskan untuk tidak memutuskan pandangan.

"Kenapa kau bertanya seperti itu?" tanya sang Uchiha yang kehabisan akal.

"Karena kata Ino kalau pria gay, bisa bernyanyi lagu Korea, bisa melakukan break dance, dan memiliki bulu dada itu seksi."

Krik.

Sasuke diam sejenak, terhenyak.

"Kau pasti lapar."

Beberapa detik berikutnya Sasuke membuka atasannya, melemparnya ke sembarang arah, menelepon restoran cepat saji untuk memesan beberapa makanan, lalu kembali mengerjakan tugas kuliahnya.

Memiliki kekasih seperti Sakura yang bodoh saat lapar dan kamar yang panas bukan main cukup membuatnya kualahan.

"Sasuke-kun..." panggil Sakura dengan perlahan hampir seperti bisikan.

Sasuke menghentikan kegiatan mengetiknya, menarik napas dalam-dalam sebelum membuangnya, lalu menatap Sakura, mencoba sabar. "Ada apa lagi, Sakura?"

Tentu saja Sasuke menyadari bagaimana mulut Sakura terbuka dan menatap dada bidangnya yang tak terlapisi apa pun sebelum menaikkan pandangannya untuk menatap dirinya.

Masih dengan mulut terbuka dan ekspresi kosong Sakura mengatakan, "...kau seksi."

Krik.

Catatan: Seorang Uchiha Sasuke tidak memiliki bulu dada.

.

.

Sowry for randomness. =A=

Three shots yaaa.

Review? Masukan? Concrit?

Agak gak pede nih :p