"Anak-anak," kata Jungsoo memecah keheningan.

"Teman baru kalian mempunyai kekurangan," diliriknya Sungmin sebentar, lalu

dihembuskannya nafas perlahan sebelum melanjutkan, "Dia bisu."

Apa? Jadi teman baru mereka bisu?


A Super Junior Fanfiction

Kuchiki Hirata Presents

MUTE

Disclaimer: Adakah yang bersedia mengatakan bahwa mereka punya saya?

Summary: "Sebagus itukah suaramu sampai-sampai kau tidak mau mengeluarkan sepatah katapun?"

Cast: Maybe all member.

Genre: Romance, hurt/comfort.

Warning: Sho-ai, mute Sungmin, abal, gaje, typo(s), OOC. DON'T LIKE DON'T READ!


CHAPTER 2

-K.H-

Bisu? Jadi pemuda manis di depan mereka bisu? Bagaimana bisa bisu? Hanya author dan tuhan saja yang tahu.

"Ne, namanya Lee Sungmin. Saya harap kalian bisa berteman baik dengan Sungmin. Nah Sungmin-sshi, kau bisa duduk di sebelah Kim Ryeowook." Kata Jongsoo. Namja yang bernama Kim Ryeowowook lalu mengacungkan tangannya dan tersenyum saat Sungmin beranjak ke dia atau lebih tepatnya ke tempat duduknya.

"Kim Ryeowook imnida," sambil tersenyum ia menyodorkannya tangan kanannya yang langsung dijabat Sungmin sambil tersenyum manis. Setelah berjabat tangan mereka lalu mendengarkan Jungsoo yang saat ini sedang menjelaskan pelajaran logaritma.

-K.H-

Saat ini jam istirahat, mereka sedang di kantin untuk mengisi perut mereka atau lebih tepatnya Ryeowook yang belum makan tadi pagi, belum sarapan katanya.

"Kau tidak makan, Min?" Tanya Ryeowook yang hanya ditanggapi oleh gelengan oleh Sungmin yang saat ini sedang asyik melihat orang yang tengah berlalu lalang di sekitar kantin. Diambilnya note yang selalu tersimpan di saku celananya dan menuliskan sesuatu kepada Ryeowook, 'anni, aku tidak lapar. Kau makan saja sampai kenyang' Sungmin tersenyum lalu kembali melihat orang yang berlalu lalang di sekitar kantin.

-K.H-

Saat ini Sungmin masih berada di sekolah. Seperti kebiasaannya di sekolah lama dia selalu ke ruang musik untuk bermain gitar. Beruntung Ryeowook sudah menjelaskan seluk beluk sekolah ini sehingga ia tidak perlu bertanya kepada orang yang sedang berlalu lalang di sekitarnya.

Diambilnya gitar yang terletak di pojok ruangan, lalu dimainkannya sebuah melodi yang diciptakannya sendiri. Melodi yang penuh akan sarat kesedihan, tapi penuh dengan rasa semangat hidup. Mengundang orang untuk mendengarkan setiap melodi yang ia mainkan.

Tap! Tap! Tap!

Tanpa Sungmin sadari, saat ini tidak hanya ia sendiri yang berada di ruangan tersebut. Orang itu hanya melihat gerak-gerik Sungmin yang saat ini memainkan gitar. Tampaknya ia sangat menikmati permainan Sungmin, terlihat dari wajahnya yang berubah melembut saat mendengarkan suara gitar tersebut.

Sungmin tersentak kaget saat menemukan orang lain selain dirinya berada di ruang musik. Refleks, Sungmin menghentikan permainan musiknya dan membuat orang yang sedari tadi menikmati permainan musiknya membuka matanya –saat mendengarkan permainan Sumngmin ia menutup mata-. Ditatapnya orang itu dan tersenyum sebagai tanda salam kenal. Orang itu hanya membalas senyuman Sungmin sambil menggaruk kepalanya yang tidak gatal sama sekali.

"Cho Kyuhyun imnida," ia menyodorkan tangannya yang disambut oleh tangan Sungmin.

'Lee Sungmin imnida. Manaso bangapseumnida Kyuhyun-sshi'

"Sebagus itukah suaramu sampai-sampai kau tidak mau mengeluarkan sepatah katapun?"

Sungmin hanya tersenyum miris, lalu ia menuliskan sesuatu lalu memberikannya kepada Kyuhyun.

'Aku bisu ^^'

Kyuhyun terkejut. Dilihatnya Sungmin sekarang yang tersenyum manis kepadanya. Wajahnya memerah saat menemukan sungmin tengah tersenyum manis kepadanya. Diperhatikannya wajah Sungmin lekat-lekat. Mata onyx yang terbingkai seperti mata kelinci, wajah yang putih dan mulus, hidung mancung nan mungil, rambut hitam yang berkilauan ditimpa sinar matahari senja, dan bibir tipis nan ranum namun tak dapat bersuara. Kyuhyun begitu mengagumi makhluk manis di hadapannya, begitu cantik walaupun mengingat ia adalah seorang namja. Tapi sayang, ia bisu.

"Mian, mianhae. Aku tidak ta-" Kyuhyun terdiam saat melihat Sungmin menyodorkan kertas di hadapannya.

'Gwaenchana Kyuhyun-sshi. Sudah sore, aku pulang dulu. Annyeong ^^'

"Errr... mau keluar bareng? Aku juga mau pulang."

Sungmin tersenyum, tatapan matanya seperti mengatakan 'tentu saja boleh', Kyuhyun tersenyum lalu digandengnya tangan Sungmin membuat Sungmin sedikit terkejut akan sikap Kyuhyun terhadapnya, lalu mereka menyusuri lorong sekolah itu dengan tangan yang bertautan.

-K.H-

Heechul sedang mengendarai mobilnya dengan kecepatan tinggi, saat ini ia sedang mengkhawatirkan keadaan sang dongsaeng. Bagaimana kalau dia diculik? Bagaimana kalau dia dicopet? Atau yang lebih parah lagi bagaimana dia nanti dibunuh? Ah Kim Heechul, sepertinya khayalanmu terlalu berlebihan.

Sesampainya di sekolah Sungmin, Heechul lalu memarkirkan mobilnya asal-asalan. Dilihatnya Sungmin sedang berjalan dengan seorang namja yang tengah menggandeng tangan adiknya. Heechul tentu saja kaget, sejauh yang ia tahu, adiknya itu bukanlah seorang yang mudah akrab dengan orang lain. Sungmin terlalu pasif dalam menjalani suatu hubungan pertemanan. Ia cenderung diam dan lebih menjadi pendengar yang baik bagi teman-temannya. Heechul tersenyum, setidaknya sungmin menjadi lebih hidup (mungkin) jika berteman dengan namja itu.

Dilihatnya sekarang Sungmin tengah berlari menghampirinya, Kyuhyun –nama namja itu- yang sejak tadi menggandeng tangannya kini tengah ketinggalan jauh di belakangnya. Sungmin lalu memeluk Heechul dan sekarang berlari kecil menghampiri Kyuhyun sambil menarik pelan tangan Heechul dan membuat Heechul sedikit kewalahan untuk menyeimbangkan langkah kakinya agar bisa sejajar dengan Sungmin.

Setelah menstabilkan nafasnya, Heechul lalu menatap (pura-pura) garang Sungmin yang kini tengah tersenyum manis sambil memberikan secarik kertas kepadanya. Lalu diambilnya kertas itu dan dibacanya.

'Hyung, ini temanku. Cho Kyuhyun '

"Cho Kyuhyun, imnida," ujar Kyuhyun sambil membungkukkan badannya.

"Kim Heechul, imnida. Kakak-nya Sungmin." Sambil balas membungkukkan badannya.

"Kakaknya, ya? Kok nama keluarganya gak sama?" ujar Kyuhyun amat-sangat-pelan. Heechul yang saat ini sedang berada di hadapannya tidak tahu bahwa tadi Kyuhyun sedang berbicara sendiri, berbeda dengan Sungmin yang mendengarkan dengan jelas perkataan Kyuhyun, segeta ditulisnya sesuatu dikertasnya lalu diberikannya ke Kyuhyun kertas tersebut.

'Dia bukan kakak kandungku. Tapi ia sudah aku anggap seperti kakak kandungku sendiri'

Kyuhyun jelas terkejut. Padahal ia sudah memelankan suara-nya sedemikian rupa. Ia sedikit merasa bersalah. Kini ia menolehkan kepalanya ke Sungmin, dilihatnya Sungmin kini tersenyum manis kepadanya. Rasa bersalahnya makin besar tatkala mata Sungmin menunjukkan bahwa ia tengah terluka? Ah, sepertinya aku salah lihat. Begitulah isi pikiran-nya sekarang. Dasar tak peka.

-K.H-

"Kajja kita pulang. Aku sudah lapar. Kyuhyun-sshi, kau bawa kendaraan? Kalau tidak lebih baik kau pulang bersama kami, bus sudah pergi lima menit yang lalu," ucap Heechul yang menyadarkan Kyuhyun dari lamunan gaje-nya.

"Ah, aku bawa kendaraan sendiri Heechul-sshi. Thanks sudah mau memberikan aku tumpangan. Aku pulang dulu, annyeong Sungmin-ah, annyeong Heechul-sshi" ucap Kyuhyun seraya meninggalkan kedua namja yang tengah melambaikan tangan terhadapnya.

Sekarang di sekolah tersebut hanya tinggal Sungmin dan Heechul. Dilihatnya sang dongsaeng yang kini tengah tersenyum sendiri. Sepertinya Heechul tidak perlu se-over protective dulu, kini sudah ada orang yang dapat menggantikannya di kala ia tak ada. Orang itu, ya Cho Kyuhyun.

TBC


A/N: Mianhamnida saya telat meng-update fic ini. Sengaja saya buat pendek karena menurut saya chapter ini sangat membosankan. Kemarin-kemarin laptop saya rusak, salahkan kakak saya yang tidak mau meminjamkan laptop-nya ke saya T^T *deathglare kakak* #dideathglare balik. Thanks yang udah mereview chapter 1 kemaren. Saya sangat senang dengan ada yang mau me-review fic abal ini. Ada yang mau me-review lagi? XDD *kitten eyes*