Lipstick

A Naruto Fanfic

Naruto © Masashi Kishimoto

Romance / Drama / Angst

T / Semi-M Rated

Warning : AU dan OOC

Summary : Haruno Sakura, Yamanaka Ino, Uchiha Sasuke, Hyuuga Neji. Siapa yang akan menang pada akhirnya? Dendam pada masa lalu atau kebohongan masa lalu? Warning! Haruno Sakura is back...!


Saat ini adalah waktu bagi para murid Konoha Private Senior High School untuk mengistrirahatkan sejenak otak mereka yang selama hampir 4 jam bekerja keras untuk mencerna semua pelajaran yang diberikan oleh guru mereka.

Berbeda dengan sekolah lainnya, sejak hari pertama masuk setelah liburan panjang, murid-murid Konoha Private Academy memang sudah aktif belajar. Maklum, namanya juga sekolah unggulan no.1, sebisa mungkin tidak ada waktu yang sia-sia terbuang. Kalau bisa digunakan untuk belajar, kenapa tidak? Begitulah kira-kira pikiran Kepala Sekolah dan guru-guru disini.

Nah, mari kita beralih ke tokoh utama kita. Di saat murid-murid lain menghabiskan waktu istirahat mereka untuk bergosip di kelas lain atau mengisi perut mereka di kantin, tokoh utama kita, Haruno Sakura, malah asyik menyepi di atap sekolah bersama pacarnya, Hyuuga Neji.

Terlihat gadis pink itu memejamkan matanya menikmati hembusan angin sejuk yang menerpa wajah cantiknya. Disampingnya, Neji menatap lurus ke arah lapangan sekolah yang diisi oleh murid-murid pria untuk bermain sepak bola.

"Bagaimana?" tanya Neji memecah keheningan.

"Bagaimana apanya?" tanya Sakura balik sambil tetap memejamkan matanya.

"Ck! Tak usah pura-pura bodoh!" jawab Neji malas.

Sakura terkikik pelan mendengar jawaban kekasihnya itu. Seperti biasa selalu tidak bisa diajak bercanda. Perlahan diarahkannya wajah cantiknya ke arah Neji. Sambil menyelipkan helaian anak rambutnya ke samping daun telinganya, Sakura menjawab,

"Sempurna."

Neji hanya menaikkan sebelah ujung bibirnya mendengar jawaban Sakura. Dialihkan pandangannya menuju Sakura yang sedang menatapnya. Perlahan didekatkannya wajahnya ke arah wajah Sakura. Seolah mengerti apa yang akan Neji lakukan, Sakura pun mencondongkan tubuhnya ke arah Neji dan memejamkan matanya.

Tak lama kemudian kedua bibir sejoli itu pun bertemu. Sebelah tangan Neji meraih pinggang Sakura, membawa gadis itu lebih dekat padanya. Tangan mungil Sakura turut meremas kecil kemeja Neji ketika merasakan kuluman lembut pemuda itu dibibirnya.

Tak berapa lama kemudian, Neji melepaskan kulumannya pada bibir Sakura. Matanya menatap emerald bersinar milik Sakura. Sebelah tangannya ia gunakan untuk membelai lembut wajah Sakura yang memejamkan matanya menikmati belaian Neji.

"Itu hadiah dariku atas keberhasilan menjalankan rencana awalmu," ucap Neji sambil menyeringai kecil.

Sakura hanya memutar bola matanya, namun tak urung juga ia tersenyum mendengar perkataan Neji. Perlahan dibawanya tubuhnya menjauh dari Neji. Sambil meletakkan kedua tangannya di atas pagar pembatas atap, Sakura memutar kembali kejadian di ruang kelas tadi setelah ia memperkenalkan dirinya.

Terlihat wajah Sasuke yang memucat ketika melihat dirinya. Sakura berusaha menahan seringaiannya ketika melihat Sasuke yang langsung beralih menatap Ino dengan guratan kekhawatiran diwajahnya. Benar-benar indah wajah Sasuke saat itu bagi Sakura.

Sayangnya kebahagiaan Sakura tidak bertahan lama, karena Kakashi langsung menyuruh kelas untuk diam dan mempersilahkan Sakura duduk, sehingga gadis pink itu tidak dapat melanjutkan menatap Sasuke. Apalagi ketika bel istirahat berdering Sasuke dan Ino langsung segera pergi meninggalkan kelas, jadilah Sakura tidak bisa mengamati mereka lebih lama. Tapi tak apa, bagi Sakura reaksi Sasuke tadi sudah lebih dari cukup untuk sekarang.

"Melamunkan apa?"

Suara Neji membuyarkan lamunan Sakura. Sambil tersenyum kecil gadis cantik itu menggelengkan pelan kepalanya sebagai jawaban. Neji hanya mengangkat bahunya melihat balasan Sakura.

"Ayo, akan kuantar kau kembali ke kelasmu. Sebentar lagi bel masuk, tak baik jika murid baru seperti kita terlambat," ucap Neji sambil mengulurkan tangannya pada Sakura.

"Yes, Sir!" balas Sakura sambil memberi hormat dan mengerling jenaka pada Neji.

"Ck!" sungut Neji yang langsung menarik Sakura yang hanya tersenyum lebar dibelakangnya.


"Aku kembali ke kelas dulu," ucap Neji ketika mereka tiba didepan kelas Sakura.

"Uhm," balas Sakura sambil menganggukkan kepalanya dan tersenyum manis.

Terlihat sepasang onyx menatap tajam sepasang muda-mudi yang sedang berdiri didepan pintu kelas. Sasuke, sang pemilik onyx tersebut tampak tidak suka melihat keakraban Sakura dan pria asing berambut coklat tersebut.

Entah kenapa, dada Sasuke terasa ngilu melihat bagaimana Sakura menatap Neji. Ya, tatapan yang penuh rasa sayang Sakura berikan pada Neji ketika pemuda itu pamit kembali ke kelasnya. Belum lagi senyuman yang tersungging dibibir Sakura. Ah, sudah berapa lama Sasuke tidak melihat senyuman itu.

'Siapa dia? Kenapa Sakura terlihat akrab dengannya? Apakah itu penggantiku? Ah kenapa juga aku peduliku?' batin sasuke

Segera Sasuke menggelengkan kepalanya pelan, berusaha mengusir pikiran-pikiran itu. Sungguh ia tidaklah pantas berpikir seperti itu. Dia kan sudah memiliki Ino, tidak pantas bila ia menginginkan Sakura juga. Lagipula ia hanya mencintai Ino...iya, kan? Ya, ia hanya mencintai Ino, batin Sasuke seolah meyakinkan dirinya sendiri.

Lamunan Sasuke terhenti ketika sepasang manik emerald menatap manik onyxnya. Rupanya si bungsu Uchiha tertangkap basah sedang memperhatikan Sakura oleh orang yang sedari tadi dipandanginya itu. Meskipun tahu sudah tertangkap basah, entah kenapa Sasuke tidak bisa mengalihkan matanya dari gadis itu.

Senyuman manis yang tiba-tiba terukir dibibir Sakura-lah yang menyadarkan Sasuke. Sontak Sasuke memalingkan wajahnya dari gadis itu. Entah kenapa jantung Sasuke berdebar kencang melihat senyuman yang sudah lama tidak ia lihat itu. Dirasakan kedua pipi pucatnya memanas melihat senyum itu.

Ino yang melihat kejadian tadi hanya meremas kencang ujung roknya. Gadis itu merasa sangat takut sekarang. Takut bahwa sang pujaan hati mengalihkan hatinya dari Ino.

Tak disadari oleh Sasuke dan Ino, bahwa gadis tokoh utama kita sedang memperhatikan tingkah mereka berdua dengan sebuah senyuman sinis dibibirnya.

"Got you, Ino...Sasuke!" desis Sakura pelan.


Tak terasa bel tanda pulang sekolah sudah berbunyi. Tampak wajah seluruh murid-murid bersinar bahagia begitu mendengar tanda usainya kegiatan belajar hari ini. Segera setelah guru mereka keluar kelas, para murid pun juga langsung bergegas bersiap pulang kerumah ataupun pergi bermain sebentar dengan teman mereka sebelum benar-benar pulang kerumah. Mereka sudah tak sabar untuk mengistirahatkan otak mereka setelah seharian belajar.

Namun, tak semua murid dapat langsung pulang atau bermain. Bagi murid-murid yang kegiatan ekstrakulikulernya diadakan hari ini, harus tinggal lebih lama lagi disekolah. Yah, biarpun tidak bisa langsung 'bebas' dari sekolah, mereka toh menikmatinya karena yang penting kan tidak belajar lagi.

Begitulah yang dialami Sakura, gadis cantik itu tidak dapat langsung pulang karena ekskul memasak yang diikutinya ternyata langsung memulai kegiatannya hari ini juga. Dengan senyum cerah, Sakura memasukkan bukunya kedalam tasnya. Setelah itu ia mengeluarkan ponselnya dan mengirimkan sms pada Neji bahwa ia ada kegiatan ekskul dan memberitahukan pemuda itu untuk pulang terlebih dahulu jika ia tidak ada kegiatan lagi setelah ini. Selesai mengirim sms, segera ia keluar kelas dan menuju ruang memasak yang terletak dilantai satu.

Belum sampai ke tempat tujuan, Sakura berhenti sejenak dan merogoh saku roknya untuk mengambil ponsel miliknya. Rupanya ada sms masuk dari Neji, pacarnya. Senyuman cerah kembali menghiasi bibir Sakura setelah membaca sms Neji yang mengabarkan bahwa ia juga ada kegiatan ekstrakulikuler juga hari ini dan meminta Sakura untuk pulang bersama.

'Asyik! Berarti tidak usah repot-repot minta jemput ke rumah,' batin Sakura senang.

Sesampainya diruang memasak, Sakura langsung mengedarkan pandangannya ke sekeliling ruangan yang terkesan sederhana tersebut. Meskipun interior ruangannya terlihat simple, tapi alat-alat masak yang ada disana tergolong cukup lengkap.

Terlihat dalam ruangan itu baru sedikit orang yang datang. Maklumlah ekskul baru akan dimulai kurang lebih setengah jam lagi. Sakura lalu berjalan menuju kitchen table yang terletak dipojok ruangan yang langsung menghadap ke arah luar, tepatnya ke arah lapangan lari milik Konoha Private Senior High School.

Senyuman kecil tersungging dibibirnya ketika melihat dua orang pemuda tampan, Sasuke dan Naruto berjalan memasuki lapangan. Tak diduga bahkan sampai kedalam pemilihan ekskul pun Sakura pertimbangkan agar bisa dapat mendukung rencananya. Benar-benar serius rencana tokoh utama kita ini sepertinya.

Klub memasak Konoha Private High School terkenal juga sebagai Klub Penggaet Pria yang menggaet para pria memalui perut mereka alias melalui makanan. Banyak anak klub memasak yang berhasil jadian dengan anak klub atletik incaran mereka. Kenapa bisa begitu? Tentu saja karena ruangan memasak yang berhadapan lanngsung dengan lapangan lari yang digunakan oleh anak-anak klub atletik menjadi salah satu faktor pendukungnya.

Apalagi dengan hari ekskul yang sama dan adanya kebiasaan bagi anak-anak klub atletik yang selesai latihan untuk meminta makanan buatan gadis-gadis klub memasak sebagai pengisi perut mereka yang lapar setelah letih berlari yang mempermudah para gadis-gadis itu untuk menggaet target mereka.

Kini sudah jelaskan alasan Sakura memilih klub memasak sebagai ekstrakulikulernya? Jawabannya sangat mudah, apalagi kalau bukan untuk 'menggaet' Sasuke. Dengan mengikuti ekskul memasak memungkinkan Sakura untuk lebih sering bertemu dengan Sasuke. Apalagi dengan tidak adanya Ino-yang mengikuti ekskul Cheerleader dengan hari latihan yang berbeda-disamping pemuda itu, tentu akan mempermudah 'pendekatan' Sakura dengan Sasuke.

'Just wait Sasuke...soon you'll be in the palm of my hand,' batin Sakura sambil menyeringai.


Ekspresi puas tergambar diwajah porselen milik Sakura. Manik emeraldnya menatap senang hasil karyanya yang berupa Banana Cake tersebut. Memasak memang bukanlah keahlian Sakura dulu, namun tinggal bersama ibunya yang merupakan seorang yang memiliki keahlian memasak seperti koki profesional mau tak mau banyak merubah keahlian memasak Sakura. Gadis cantik itu kini menjadi sangat terampil dalam masak memasak.

Keahlian Sakura ini tentu saja mendapat sorotan anggota ekstrakulikuler yang lain. Banyak gadis yang iri melihat hasil Banana Cake buatan Sakura yang dinilai sebagai cake terbaik oleh pembimbing ekskul mereka, Yuuhi Kurenai. Bahkan Kurenai dengan nada bercanda menambahkan bahwa Sakura bisa menggantikannya membimbing ekskul ini, yang tentu saja disambut gelak tawa oleh murid-murid. Sementara yang dipuji sendiri hanya tersipu malu mendengarnya.

Selesai memasak dan membersihkan peralatan masak mereka, para murid pun memotong cake buatan mereka. Setelah itu, terlihat semua murid, kecuali Sakura, sibuk mengeluarkan alat dandan mereka dan memulai kegiatan mempercantik diri mereka secara serempak.

Sakura yang melihat kegiatan berdandan murid-murid perempuan tersebut hanya melongo heran. Memang sih ia sudah tahu bahwa klub memasak disebut juga klub penggaet pria, tapi ia tidak menyangka akan sampai seperti ini.

'Ini klub masak apa klub dandan?' batin Sakura heran.

Kurenai yang melihat tingkah para muridnya tersebut hanya menggeleng pelan sambil menghela napasnya. Langsung saja wanita itu memilih untuk keluar ruangan tanpa menutup sesi memasak hari ini seolah tahu bahwa ia tidak akan dihiraukan oleh murid perempuan yang sedang bersiap untuk 'memancing' laki-laki tersebut.

Selesai berdandan, sontak secara bersamaan semua murid perempuan itu berjejer rapi disepanjang jendela yang menghadap lapangan lari. Segera mereka membuka jendela tersebut dan berdiri sambil membawa Banana Cake mereka.

Melihat jendela ruang klub memasak terbuka, anggota klub atletik yang baru saja selesai latihan bergerak 'menyerbu' ruang klub memasak. Lagi-lagi Sakura hanya bisa melongo melihat teman-temannya sibuk 'memancing' pria incaran mereka dengan cake. Terlihat ada yang saling berkenalan atau bahkan bertukar nomer ponsel mereka sambil memakan cake.

'Tadi berubah jadi klub dandan, sekarang jadi klub kontak jodoh? Klub apa sih ini sebenarnya?' batin Sakura lagi.


Sepasang manik saphire terlihat menatap iri acara kontak jodoh dihadapannya. Bukannya iri soal acara kontak jodohnya-ingat ia sudah punya Hinata-, tapi pemuda yang bernama Naruto itu iri dengan cake yang didapatkan oleh teman-teman klubnya. Banana Cake yang dibuat klub memasak itu terlihat sangat menggiurkan bagi Naruto, meskipun dilihat dari kejauhan.

"Ahhhhh! Temeeeee aku ingin cake itu juga!" rajuk Naruto pada Sasuke yang sedang duduk sambil meluruskan kakinya disamping naruto.

"Ck! Kau mau diputuskan Hinata, dobe?" sahut Sasuke malas.

Naruto hanya menggelengkan kepalanya lemas sambil berusaha menahan liurnya yang hampir menetes mencium aroma cake yang sudah sampai ke hidungnya saat ini. Meskipun seenak apapun kue itu rasanya, Naruto tetap lebih memilih Hinata dibanding kepuasan sesaat lidahnya.

Ya, sudah menjadi sebuah aturan tak tertulis bahwa ketika kau menerima makanan yang dibuat oleh gadis klub memasak, maka sama saja kau memberikan lampu hijau untuk melakukan pendekatan pada mereka. Tentu saja hal ini menjadikan para anak klub atletik yang sudah memiliki pacar atau sedang dalam masa pendekatan dengan seorang gadis tidak diperkenankan untuk menerima hasil masakan gadis-gadis klub tersebut jika tidak ingin diputuskan oleh pacarnya atau calon pacarnya.

"Naruto...Sasuke..."

Suara panggilan seorang gadis menghentikan acara berduka karena tidak bisa memakan cake yang kelihatannya sangat enak milik Naruto. Sontak kepala kuning Naruto mengarah ke arah kerumunan kontak jodoh, mencari sura yang dikenalinya tersebut. Begitu menemukan si sumber suara, cengiran lebar tampak dibibir Naruto menggantikan cemberut yang sedari tadi menghiasi bibir si pemuda pirang.

"SAKURA-CHAAAANNNN!" balas Naruto berteriak sambil melambai-lambaikan tangannya heboh.

Berbeda dengan reaksi bahagia yang ditunjukkan Naruto, wajah tampan Sasuke justru menampakkan raut tegang meski hanya sekilas sebelum digantikan raut datanya kembali. Dalam hati pemuda itu bertanya-tanya atas nada panggilan Sakura yang terasa begitu ramah menyapa telinganya. Kenapa gadis itu bisa bersikap kembali ramah padanya?

'Tadi ia tersenyum, sekarang ia memanggil namaku. Apa Sakura sudah memaafkanku?' tanya Sasuke dalam hati.

Lamunan Sasuke pun langsung buyar ketika ia merasakan Naruto menarik pergi dirinya menuju kerumunan kontak jodoh tersebut. Rupanya saat Sasuke melamun tadi Sakura melambaikan tangan kearah mereka, meminta mereka mendekat kearahnya.

Sasuke hanya bisa diam membiarkan Naruto menyeretnya, karena entah kenapa melihat senyuman Sakura yang sedang berdiri sambil membawa cake didekat jendela membuat tubuh Sasuke terasa tak dapat digerakkan.

"Sakura-chan kau ikut klub memasak?" tanya Naruto ketika mereka telah sampai ditempat Sakura.

"Iya. Hei, ini cake buatanku. Ayo, cicipi!" jawab Sakura sambil tersenyum dan menyodorkan cakenya pada Naruto.

Wajah Naruto langsung menampakkan raut kebahagiaan karena akhirnya ia bisa juga mencicipi cake yang membuat air liurnya menetes sedari tadi. Kali ini Naruto tidak perlu takut diputuskan Hinata karena menerima cake dari gadis anggota klub memasak, toh gadis yang memberinya cake ini tak lain dan tak bukan adalah Sakura yang notabenenya adalah sahabat Hinata dan Naruto. Jadi, tentu saja cake ini tidak memiliki maksud apapun.

"WHAH! ENHAKH SHEKAWI SHAKUWA-CHUAN!" puji Naruto sambil sibuk menguyah cake buatan Sakura.

Sakura hanya tertawa senang melihat tingkah Naruto. Namun tawanya segera terhenti begitu merasakan sepasang mata Sasuke memperhatikan lekat dirinya. Sebuah senyuman manis tersungging dibibir Sakura yang balas menatap Sasuke.

"Ayo, Sasuke kau juga cicipi," ujar Sakura yang kali ini menyodorkan cakenya pada Sasuke.

Sasuke hanya diam memandangi cake yang disuguhkan Sakura. Sakura yang melihat Sasuke tidak mengambil cakenya hanya mengangkat sebelah alisnya pertanda heran.

"Teme kan tidak suka makanan manis, Sakura-chan. Masa Sakura-chan lupa?" ujar Naruto yang kembali mengambil cake Sakura.

Sakura menepuk pelan dahinya. Sambil menjulurkan lidahnya gadis cantik itu meminta maaf pada Sasuke.

"Maaf Sasuke, aku lupa kau tak suka manis," ucap Sakura.

"Hn," balas Sasuke singkat.

"Hahaha kalau begitu cake ini untukku semua. Huh, rugi sekali kau tidak mencicipi cake ini teme. Ini sangat lezaaaat tahu!" sambung Naruto.

"Ck, biar saja dobe!" balas Sasuke datar.

Naruto hanya menggumamkan makian singkat mendengar jawaban datar Sasuke. Ketika tangan Naruto ingin meraih satu dari tiga potongan terakhir cake Sakura, segera Sakura menarik piring cakenya.

"Cukup ya, Naruto," ucap Sakura.

"Eh? Kenapa Sakura-chan? Aku masih ingin," jawab Naruto sambil memperlihatkan raut wajah kecewa.

"Hehehe, maaf Naruto. Sisanya ingin kuberikan pada Neji. Lain kali aku akan membuatkannya lagi khusus untukmu," balas Sakura sambil tersenyum.

Tanpa disadari oleh Sakura dan Naruto, raut wajah Sasuke terlihat mengeras ketika mendengar Sakura menyebutkan nama Neji, dengan pancaran mata penuh sayang. Jujur, tebersit sedikit rasa tidak suka dihati Sasuke mendengar nama seorang pria dilontarkan dari bibir Sakura.

"Benar ya, Sakura-chan! Aku tunggu!"

Kini raut kecewa Naruto pun hilang digantikan oleh raut bahagia ketika mendengar janji Sakura. Cengiran lebar yang menyerupai seekor rubah ia tampakkan diwajah tampannya. Namun, seolah mengingat sesuatu perlahan cengiran itu hilang. Kini tampak raut wajah bingung menghiasi wajah Naruto.

"Siapa itu Neji?" tanya Naruto sambil memasang raut heran.

"Oh iya! Aku belum mengenalkannya pada kalian ya! Dia i-Neeejiiiiiiii!"

Jawaban Sakura terpotong begitu melihat obyek pembicaraannya, Neji, sedang melintas melewati lapangan lari. Neji, yang mendengar pangilan itu mencar-cari sang sumber suara. Begitu melihat Sakura yang melambaikan tangannya sambil tersenyum ceria, seulas senyum tipis pun muncul dibibir Neji. Segera, pemuda itu melangkahkan kakinya menuju Sakura yang terlihat sedang bersama dua orang laki-laki yang menurut berambut seperti durian dan seperti pantat ayam.

'Hn, apa model seperti itu sedang tren?' batin Neji.

Sesampainya Neji ditempat Sakura, Sakura segera meminta Neji berdiri didekatnya dan lansung menggamit lengan Neji dengan raut kebahagiaan muncul diwajahnya.

"Naruto...Sasuke kenalkan, ini Neji pacarku,"


-TBC-


Reader semua...saya benar-benar minta maaf. Kemarin saya terkena penyakit writer block, jadinya sama sekali nggak ada inspirasi mau nulis apa. Nah alhamdulillah, habis saya responsi dan presentasi kok ide muncul lagi. Ya, hasilnya yang baru aja reader semua baca tadi.

Untuk review saya mohon maaf nggak sempet baca, tapi saya janji review mulai chapter ini akan saya balas. Mohon kritik dan saran ya. Ayo review untuk chapter ini, kasih pendapat kalian mengenai chapter ini. Kalian bebas kok ungkapin apa aja yang kalian rasakan waktu baca chapter ini. Kalau kalian kecewa juga jangan sungkan buat bilang. Supaya saya bisa meningkatkan kulaitas chapter cerita ini ke depannya.

Yah, sekian dulu. Mohon maaf bila ada salah-salah kata. Terima kasih atas perhatiannya, wassalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh. ^^