Okay okay~! Maaf karena apdetan yang sangat lama. Author baru aja UN, jadi perlu penenangan diri dulu untuk melanjutkan kegiatan menulisnya. Bukan alasan kok…saya emang lagi bener-bener error seperti lag saat main game online *halah* dan lihatlah hasil karya orang ngehang ini… T_T

Dan sekarang author udah luluuus! Yaay! *loncat-loncat girang*

Last Chapter! Masalah apa yang akan ditemui Date-Sana terhadap keberlangsungan hubungan mereka? See the answer! Enjoy!

Dragon's Tiger

Chapter 3

Hari kedelapan di Oushuu. Sang Crimson Devil kita yang terluka dan terkontaminasi racun sudah sembuh seperti sedia kala berkat obat dari dokter ahli kepercayaan Kojurou. Lewat satu hari dari yang diduga, Yukimura sembuh total dihari kedelapan karena 'ulah' Masamune. Berpura-pura tidak tahu padahal tahu, Sasuke mendesak danna-nya untuk segera angkat kaki dari Oushuu sebelum si Dokuganryu bahkan melamar Yukimura nantinya.

Namun sayangnya Date muda sudah merencanakan itu.

Ia melamun menikmati indahnya pohon sakura yang bersemi di halaman rumahnya. Ia membayangkan di bawah rindangnya pohon yang baru berdaun kembali dan ditaburi oleh kelopak sakura yang berterbangan, ia dan Yukimura mengikat janji setia sehidup semati.

Insane. Sekilas terpikir begitu olehnya namun apa boleh buat. Ia terlanjur jatuh hati pada pemuda polos rivalnya itu.

Semangatnya, suaranya, loyalitasnya pada Shingen, kobaran api yang ada di kedua mata cokelatnya, rambut warna senada yang panjang indah ditiup angin…

What the hell! Pikiran Masamune tidak bisa lepas darinya.

"Kurasa…I'm going crazy too…" ucapnya ditengah helaan nafasnya. Ia berdiam diri sebentar, lalu segera melangkahkan kakinya dari tempatnya semula.

"Pokoknya ini gara-gara kau, Yuki."

.

.

"Danna, rombongan dari Kai yang dikirim Oyakata-sama kesini akan sampai sore ini." kata Sasuke, sembari menggaruk tengkuk lehernya,"Anak buahku ikut mengantar, atas perintahku. Perjalanan mereka akan aman!"

Yukimura yang baru selesai latihan dan penuh dengan peluh menjawab,"Oh…bagus." Ia menyeka dahinya,"Oyakata-sama akan mengirim apa?"

"Entahlah, anak buahku pun tidak tahu apa isinya. Aku berharap semoga Oyakata-sama tidak membawakan barang aneh-aneh untuk ucapan terima kasih." Kata Sasuke lagi sambil bercanda.

Yukimura dan Sasuke langsung teringat, sewaktu mengunjungi Ochi, Shingen memberi hadiah berupa boneka jerami seperti alat voodoo. Alasannya karena wanita suka boneka, tapi … bukan seperti itu kan? Sasuke dan Yukimura hanya sweatdrop ria, untung Yuki membawakan sekotak dango lezat dan sasuke membawa karangan bunga indah. Oichi yang tampaknya masih merindukan suaminya, Azai Nagamasa terlihat cukup terhibur meski masih tetap menyalahkan dirinya sendiri. Bad habits die hard, kalau kata Masamune.

Dan apakah yang akan Shingen berikan kali ini?

"Jadi kita tidak akan pulang sebelum rombongan dari Kai datang?" tanya Yukimura sembari mengelap lehernya.

"Begitulah…"

"Sanada." Kojurou datang membawa pesan,"Masamune-sama memanggilmu."

Dengan penuh tanda tanya, Yukimura segera pergi menuju tempat yang dimaksud. "Dia pergi sendiri." tambah Kojurou, menghentikan Sasuke yang tadi bermaksud mengikuti danna-nya.

"Tapi—!"

"Sudahlah," kata Kojurou,"Kalau menyangkut dia, Masamune-sama sulit dihentikan. Kita ke onsen saja."

Sasuke mendesah pelan, lalu nyengir,"Hai, hai. Kebetulan aku bawa teh dari Kai, enak lho! Kau harus mencobanya."

"Tentu saja. Ayo, Sarutobi. Kau pasti suka dengan onsen disini."

.

.

(Author says : sepertinya akan ada KojuSasu disini, hahaha! Kalo gak suka jangan flame plis! Oke, lanjut~!)

Yukimura duduk disamping Masamune, bertanya untuk apa ia dipanggil. Masamune menatapnya penuh arti. Setelah beberapa menit saling menatap, tiba-tiba wajah Yukimura memerah dan ia pun memalingkan pandangannya.

'Dia malu bertatap mata denganku ya?' pikir Date sambil tersenyum tipis. Ia meraih kerah yukata Sanada dan menciumnya lembut tepat di bibir.

"Bagaimana kalau kita makan dango? Aku yang traktir." Masamune menepuk kepala pemuda didepannya. Yukimura terlihat senang, dan mereka berdua pun pergi setelah meninggalkan pesan untuk Kojurou dan Sasuke.

Musim semi memang saat paling indah untuk berjalan-jalan melihat keindahan lingkungan. Warna pink lembut sakura memenuhi penglihatan, semilir angin hangat pun terasa nyaman menggantikan rasa dingin menusuk musim salju. Masamune, seperti janjinya, mentraktir Yukimura beberapa tusuk dango dan teh hijau hangat. Yuki makan dengan lahap, sementara Masamune asyik menikmati tehnya.

Sekali-kali, Masamune melirik Yukimura.

Caranya mengunyah dango, dan wajahnya yang penuh kebahagiaan saat memakannya menggoda siapapun yang melihatnya.

'You are a sexy babe, my Yukimura~' Masamune mulai berpikiran yang aneh-aneh lagi.

Perlahan ia rapatkan duduknya. Lalu, ia lingkarkan lengan kirinya di pinggang Sanada. Begitu Masamune akan mengatakan sesuatu, tiba-tiba…

"Hoi, Yukimura! Menikmati cemilan siang?" sapa seseorang didepan mereka, yang ternyata Maeda Keiji.

"Humf, Maetha-thono." Sapa Yukimura dengan mulut masih penuh dango. Keiji tertawa, lalu matanya teralih pada Date yang menatapnya seakan mengusirnya.

"Do, Dokuganryu!" Keiji terperangah."Hei, apa yang kalian berdua lakukan diluar sini?"

"Hanya jalan-jalan." Jawab Masamune singkat, padat, jelas, akurat, terpercaya(?)

"Aku ditraktir~!" Yukimura membalas dengan senyum berbinar khasnya. Keiji jadi gemas dan spontan mencubit kedua pipi Yuki. Namun Masamune menepis kedua tangannya dan merangkul Yukimura, protective.

"Minggir. He's mine!" serunya garang.

Mengabaikan Yukimura yang tidak mengerti, Keiji menangkap maksud dari perkataan Masamune. Ah, aku tahu, pikirnya jahil.

"Siapa bilang?" ucapnya menggoda,"Yuki dan aku sudah sering pergi bersama lho~ Kau tidak tahu kan, Dokuganryu?"

Mendadak Date jadi panas. Yukimura? Tetep bengong.

"Apa?"

"Iya. Aku sering berkunjung ke rumahnya dan dia terkadang ikut pergi ke tempat-tempat asing bersamaku, bukan begitu Yuki-chan?"

Dua pasang mata menatap Sanada. Sambil mengingat, Yukimura bilang,"Hum, iya. Aku terkadang pergi dengan Maeda-dono berdua."

Jreng.

Waktu berhenti. Jantung Masamune berhenti. Keiji tersenyum lebar. Yukimura menatap cengo. Burung berkicau. Anjing mengeong. Author kabur.

Tiba-tiba Yukimura teringat sesuatu. Ia segera bangkit dan menarik lengan Keiji."Maeda-dono, bisa ikut aku?"

Masamune ikut berdiri,"Mau kemana! Tunggu, Yuki—"

"Maafkan aku, Masamune-dono. Aku dan Maeda-dono harus pergi ke suatu tempat. Penting. Masamune-dono duluan saja. Terima kasih traktirannya!" seru Yukimura yang langsung membawa kabur Keiji.

Masamune bengong sendirian. Karena kesal yang berlebih, ia menendang kursi terdekat dan segera pulang kembali ke mansion-nya.

.

.

"Ryuu no Migime."

"Hm?"

"Tuan mudamu kenapa?" tanya Sasuke pada Kojurou. Mereka memperhatikan si Dokuganryu dari jauh dan memutuskan untuk tidak mendekatinya saat ini.

"Sanada tidak bersamanya saat pulang. Pasti itu sebabnya."

"Lalu danna kemana!" Sasuke mulai panik.

"SAMA SI LADY-KILLER ITU!" seru Masamune,"KALIAN BERDUA, MENYINGKIR SANA!" sebuah gelas melesat, membuat Kojurou dan Sasuke kabur seketika.

Kedua bawahan setia master masing-masing akhirnya memutuskan untuk rapat."Kau cari Sanada. Aku menenangkan Masamune-sama dulu." Kata Kojurou berbisik.

"Dimengerti." Jawab Sasuke dengan gaya hormat.

"Ohya, Sarutobi." Baru saja Sasuke akan melangkah, Kojurou menghentikannya. Namun tidak ada apapun yang keluar dari mulutnya selain,"Tidak jadi, nanti saja."

Sasuke tersenyum,"Baiklah. Katakan padaku jika ada hal yang harus kuketahui."

Setelah ninja itu pergi dan hanya meninggalkan dedaunan yang tertiup angin, Kojurou mengeluarkan suatu benda dari saku bajunya. Menatapnya sebentar, dan lalu, menyimpannya lagi.

"Aku pasti sudah ketularan gila seperti Masamune-sama…"

.

.

"Maeda-dono, aku suka."

"Serius?" raut wajah Keiji jadi cerah."Aku juga suka."

Yukimura tersenyum, dan berkata penuh harap,"Aku harap Masamune-dono suka hadiah ini."

Keiji membalas dengan senyuman,"Kalau kau suka dan aku juga suka, berarti pilihan kita tepat! Selera kita kan bagus, hahaha!"

Yukimura tertawa, dan lalu menyerahkan beberapa uang,"Aku beli yang ini."

Nenek penjaga toko tersenyum,"Wah, pilihan bagus. Untuk pacarmu?"

Spontan wajah Yuki langsung memerah karena malu. Keiji menepuk pundaknya,"Iya! Untuk pa-car-nya!"

"Ma, Maeda-dono! Hentikan!" jerit Yukimura diiringi tawa nenek penjaga yang lalu menyerahkan kembalian uangnya.

"Selamat berjuang!" seru nenek itu lagi, mengantar kepergian Yukimura yang makin blushing dan Keiji yang tetap ceria seperti biasa.

.

.

Sementara di kediaman Date…

Aura suram melanda. Tidak ada yang mau mendekati si pemilik rumah kecuali Kojurou.

"Jadi begitu rupanya…" Kojurou mendesah.

"Kojurou…"

"Ya, Masamune-sama?"

"Apa aku terlalu possessive padanya?"

"Aku tidak tahu, Tuan."

"Apa aku terlalu berlebihan padanya?"

Kojurou tidak menjawab.

"Apa dia menganggapku hanya sebagai rival sementara aku menganggapnya orang yang istimewa dalam hidupku?"

"Masamune-sama," potong Kojurou,"saya tidak tahu harus bicara apa. Mengapa Anda tidak tanyakan padanya sendiri?"

Masamune terdiam.

"Tapi saya merasa bahwa Sanada juga memiliki perasaan sama terhadap Anda. Matanya saat menatapmu lain dengan ia menatap orang lain."

Masamune teringat, Yukimura tidak mampu menatap matanya. Ia seperti…malu? Malu karena apa? Suka atau berpura-pura suka?

"Aku—"

Tiba-tiba terdengar suara gerbang dibuka.

"Itu pasti Sanada," ujar Kojurou,"biar kusambut."

Masamune tidak menghentikannya. Ia kembali merenung dikamarnya.

.

.

"Lho? Dimana Sasuke?"

"Sarutobi tidak denganmu? Kukira ia menyusulmu." Kojurou melihat bungkusan ditangannya,"Itu apa?"

"Oh, ini…" Yukimura berbisik, dan membuat Kojurou tersenyum senang.

"Terima kasih banyak, Sanada. Sebenarnya, Masamune-sama…"

Yukimura mendengar cerita Kojurou dan langsung berlari ke kamar Masamune.

Namun begitu sampai, tidak ada orang disana.

Masamune pergi, entah kemana.

.

.

Di suatu tempat, sang penguasa Oushuu berjalan sendirian ditemani kudanya. Semua gadis cantik menatapnya dengan penuh harapan bisa terpilih menjadi permaisuri. Namun sayang, tidak ada yang menarik bagi Date.

Justru Yukimura yang terbayang jelas dikepalanya.

Dengan wajah galau tanda ia masih labil, Masamune terus berjalan. Hingga akhirnya ia menemukan suatu toko kecil.

Ia pun memutuskan turun, dan melihat-lihat barang apa saja yang dipajang disana. Berbagai souvenir yang lucu-lucu dan mengundang kita untuk memilikinya. Masamune tidak lama disambut oleh sang pemilik toko, seorang nenek yang ramah.

"Ara, Date-sama. Sungguh jarang toko kami mendapatkan tamu besar seperti Tuan."

Masamune hanya tersenyum kecil,"Boleh aku melihat-lihat?"

"Tentu saja. Silakan."

Date muda itu perlahan mengamati semua barang ditoko itu. Beberapa lama ia melihat-lihat, dan perhatiannya tertuju pada suatu souvenir.

Patung kecil berbentuk anak harimau yang lucu. Benda itu menatapnya ramah, namun terlihat penuh semangat.

Seperti dirinya. Seperti Sanada Yukimura, rival abadinya.

Tanpa sadar ia memeluk replika itu. Hangat.

"Tadi, ada yang berkunjung kemari dan membeli souvenir juga. Ia memilih yang bentuk naga berwarna biru." Kata-kata si nenek membuat Masamune menoleh."Itu yang terbaik yang kami punya disini."

Masamune kembali memandangi harimau kecil ditangannya. Nenek itu menghampiri,

"Pembuatnya, seorang artis terkenal. Ia membuat dua karya istimewa yang dijual disini. Naga biru yang barusan terjual adalah yang satu, yang satunya lagi adalah yang Anda pegang."

"Harimau?" ucap Masamune, hampir dengan nada lirih.

"Iya."

Sebuah senyuman kembali terukir di bibir Date,"Naga dan harimau." Ia berpaling pada nenek itu,"Kedua binatang ini seperti yin dan yang. Apa mereka bisa bersatu?"

Nenek itu sesaat terkejut, namun sebuah kebijaksanaan seorang yang sudah lama hidup, ia menjawab,"Mereka saling menyeimbangkan. Sebuah bukti bahwa mereka memang harus bekerja sama. Mereka berbeda, namun jika salah satu hilang, keseimbangan akan musnah. Mereka saling membutuhkan meski berbeda jenis; seperti manusia dengan bermacam karakter namun tetap saling membutuhkan."

Masamune mencoba menghayati perkataan nenek penjaga."Begitu…" ia mengeluarkan beberapa uangnya dan membeli harimau kecil.

"Ambil kembaliannya." Nenek penjaga toko, dengan wajah sangat senang berterima kasih pada penguasanya yang segera meninggalkan tokonya.

"Jika kalian berdua ingin bersatu, maka percayalah. Kalian pasti bisa."

.

.

Begitu sampai, Date mendapati rumahnya telah ramai.

"Itu pasti dari Takeda."

Sementara ia mengikat kudanya, Kojurou sudah menunggu kedatangan tuannya. Sasuke pun sudah kembali dan kini sedang bicara berdua dengan Yukimura.

"Danna, sebaiknya kau segera minta maaf pada Dokuganryu."

"Iya, aku tahu, Sasuke!"

"Sarutobi, kemari sebentar." Kojurou menarik lengan Sasuke. Yukimura yang bengong, memutuskan untuk menunggu sambil berbincang dengan tiga orang prajurit Kai yang datang.

Dibelakang rumah Date, Sasuke bicara berdua dengan Kojurou. Ia terlihat kebingungan.

"Tu, tunggu tunggu! Ada apa tiba-tiba, Ryuu no Migime?"

Kojurou tidak menjawab sampai akhirnya ia melepas lengan ninja itu dan menatapnya lurus. Sasuke jadi grogi, ia menggaruk pipinya yang tidak gatal.

Katakura lalu menyerahkan sebuah kotak,"Untukmu."

Sasuke mengedip sekali, dua kali, tiga kali, dan mulutnya setengah membuka.

"Mengedip lagi, awas kau."

"Uh, gomen. Arigatou. Ryuu no—"

"Hentikan. Panggil saja namaku."

"Baik, Katakura-danna." Ucap Sasuke dengan pose menyerah. Ia lalu mengambil kotak itu."Maaf tapi…aku tidak membawa apa-apa selain teh."

"Tidak masalah." Jawab Kojurou enteng.

"Kalau begitu kuberikan kau ini." Sasuke memberi sebuah benda.

"Alat untuk terbang yang pernah kau berikan pada Kasuga? Tidak, terima kasih."

"Tapi yang ini produk sukses…"

"Sudahlah." Sekejap, Kojurou memeluk Sasuke. Ninja itu terkejut. Sebelum keterkejutannya selesai, Kojurou sudah melepasnya dan langsung pergi meninggalkannya sendirian.

"Danna…" Sasuke bicara lebih pada dirinya sendiri,"harus kuakui, kegilaanmu dengan Dokuganryu sudah menulari aku dan dia…"

.

.

Sementara itu, Yukimura menunggu dengan harap-harap cemas. Ia gelisah, tidak tahu harus berbuat apa jika bertemu dengan Masamune nanti.

'Aku sudah membuatnya salah paham. Aku harus gimana? Aku harus bilang apa?'

Sraaaak

Pintu geser terbuka. Tampaklah sosok gagah Masamune disitu. Yukimura nyaris terlonjak.

Date memasuki ruangan, terlihat tiga orang prajurit Kai membungkuk hormat. Disamping kanannya ada Yukimura yang duduk dengan gugup, lalu disebelah kiri muncul Kojurou yang segera duduk disampingnya. Lalu Sasuke menyusul, dia duduk disamping Yukimura.

Kini pemain telah lengkap.

"Date-kou," kata salah seorang dari prajurit itu,"Kami kesini atas perintah dari Takeda Shingen, untuk menjemput Yukimura-sama dan memberikan beberapa oleh-oleh sebagai tanda terima kasih kami."

"Baiklah." Jawab Masamune,"Tapi sebelum itu—"

"Sebelum itu biarkan aku duluan yang memberikan persembahan." Yukimura maju ke depan, tepat di hadapan Masamune. Ia menyerahkan sebuah kotak warna biru. Ia membukanya, dan terlihatlah patung indah.

Seekor naga perkasa berwarna biru jernih.

Masamune dan semua yang disitu terkejut karena indahnya patung itu.

"Jadi kau yang membelinya…" gumam Date seraya bangkit, menghampiri Yukimura yang menatapnya polos. Sebuah kebetulan yang sangat manis. Ia menaruh kotak berwarna merah, dan lalu membukanya dihadapan Yukimura. Sebuah patung merah mengkilap berbentuk anak harimau yang kecil dan lucu, namun tetap terlihat mengagumkan.

Kedua karya istimewa dari pencipta yang sama itu kini dihadapan mereka.

Yukimura sempat termangu, namun dengan cepat ia kuasai dirinya. Ia membungkuk, meminta maaf.

"Maafkan aku, Masamune-dono! Aku tidak bermaksud—"

"Sudahlah, Yukimura." Date mengangkat kepala Yukimura, menatapnya jauh di matanya,"Aku sudah tahu dari hadiah ini. Aku yang terlalu takut kehilanganmu hingga jadi terlalu possessive. Harusnya tidak begitu. Maafkan aku, Yukimura."

Sanada tersenyum, memeluk Masamune penuh kehangatan,"Aku juga, Masamune-dono. Maaf karena sudah pergi mendadak begitu dengan Maeda-dono, harusnya tidak begitu. Tapi aku butuh orang seperti dia yang punya pengalaman lebih tentang hubungan dengan orang lain. Aku…masih terlalu polos untuk…"

"Sssh. Sudah sudah." Masamune meletakkan jari telunjuknya di bibir Yukimura,"Diam atau kucium?"

Semua yang disitu terutama para prajurit yang baru datang menatap heran pada kemesraan tuan mereka dengan sang penguasa Oushuu. Mereka menatap Sasuke namun ninja itu malah tersenyum nista. Setelah Yukimura selesai ngambek, Masamune bertanya pada mereka,"Jadi, apa isi hadiah dari Ojii-san?"

"Oyakata-sama!" ralat Yukimura.

"Oh, shut up." Masamune mencium pipinya dengan cepat.

"Kami juga tidak tahu. Silakan Anda lihat sendiri. Tapi sebelum itu Oyakata-sama menyuruh kami untuk meminta Anda membaca surat ini terlebih dahulu.

Salah satu dari mereka menyerahkan sepucuk surat. Masamune membukanya dan membacanya, dan tidak lama kemudian ia segera meminta agar hadiahnya dibuka.

Dan terlihat dua pasang baju berwarna putih, dan diatasnya terletak sebuah kotak kecil. Masamune mengambilnya, lalu berpaling pada Yukimura.

"Kau tahu apa hadiahnya, Yuki?"

Yuki menggeleng. Masamune membuka kotak itu, dan terlihatlah sepasang cincin.

"Kau hadiahku, Yukimura. Kita akan menjalin hubungan antara Kai dengan Oushuu. Kau akan jadi—"

Belum selesai perkataan Masamune, Yukimura sudah pingsan.

"YUKI!"

"DANNA!"

"SANADA!"

"YUKIMURA-SAMA!"

.

.

Dan begitulah. Shingen memberikan surat berisi tawaran kerja sama. Ia menyerahkan Yukimura untuk dipasangkan oleh Masamune.

Sementara Kojurou dengan Sasuke, masih belum ada perkembangan. Entah mereka mau menyusul atau tidak. Yang pasti Sasuke yang memberi tahu Shingen tentang apa saja yang terjadi pada Yukimura selama ia di Oushuu (well, itu menjelaskan kemana Sasuke menghilang tadi). Shingen melihat itu sebagai kesempatan untuk tawaran kerja sama.

"Dan ini adalah hadiah Oyakata-sama yang paling aneh dan spektakuler yang pernah kulihat." Ujar Sasuke sweatdrop.

"Tapi mereka berdua terlihat bahagia." Balas Kojurou, menatap Masamune dan Yukimura yang sedang memakai pakaian putih-putih. Bersiap untuk menikah.

"Lalu bagaimana dengan kita?"

"Itu…bisa menyusul." Kojurou mencium pipi Sasuke.

"Ew, jangan sampai kau juga tertular virus mesum si Dokuganryu!"

"Sayang sekali, tapi sepertinya iya."

"Dan sayang sekali aku bukan danna yang tidak bisa kabur. Baiklah, sampai nanti!" Sasuke langsung menghilang, terbang bersama burung hitamnya. Meninggalkan Kojurou sendiran.

"Dasar…"

.

.

Dan pasangan kita, Date-Sana…

"Ma, Masamune-dono! Jangan…uhh…"

"Ah? Tapi aku tidak tahan, Yuki…" Masamune mencium telinga dan tengkuk leher Yukimura. Ia (lagi-lagi) berhasil menyergap mangsanya dan membawanya ke kamarnya. Tanpa ketahuan siapapun. Keahlian yang cukup mengerikan apalagi untuk orang sepolos Yukimura.

"Tolong tahan sampai…upacaranya selesai…aah…" Yukimura kembali mendesah saat tangan nakal Date menuruni perutnya menuju area bawah. Namun dengan keras Yukimura menahannya agar tidak sampai ke daerah sensitifnya.

Merasa kecewa, Masamune membaringkan Yukimura dan menciumnya. Mereka beradu lidah, wajah Yukimura memerah karena permainan Date. Dengan cepat tangan Masamune sudah berada dibalik celana Yukimura dan bermain disana. Yukimura tersentak, ia memeluk Masamune erat sembari menutup mulutnya dengan tangannya. Date kembali menjelajahi leher Yukimura dengan lidahnya sementara tangannya merangsang area sana.

"Hn…aah…Masa…mune-dono…" erang Yukimura, membuat Date semakin bergairah. Mau tidak mau Sanada akhirnya terbawa oleh kenikmatan yang diberikan Masamune.

"Hentikan memanggilku seperti itu, Yukimura." Masamune membalikkan badan Yukimura. Ia memasukkan jarinya, satu per satu ke belakang Yuki,"Panggil namaku, Yuki~"

Sambil terengah, Yukimura memanggil nama Dokuganryu,"Ma…samune…dono…"

"Bukan." Date memasukkan jari kedua. Yukimura mendesah lagi.

"Aah! Ma…masamune…"

"Tepat." Jari ketiga dimasukkan, membuat Sanada mendesah lebih keras."Feel me, Yukimura…"

Sanada nyaris kehilangan keseimbangan saat Masamune melepas jari-jarinya dan memasukinya."Hn…aah! Haa…hh…"

"Bagaimana?" Masamune terus mendesak masuk, mencari suatu titik dimana akan membuat Yukimura mendesah lebih keras.

"Haa…ngh…ki…kimochi…" erang Yuki, menahan beratnya dengan sikunya sementara kedua telapak tangannya mencengkram futon. keringat sudah membasahi ia dan Date.

Mereka berdua meneruskannya sampai tiba di puncak kenikmatan. Date keluar di dalam Yukimura. Mereka mendesah hebat, dan lalu terjatuh di futon. Masamune berusaha untuk tidak menindih Yukimura.

"Haah..hh…Yukimura…" Masamune mengusap keringat diwajah imut pemuda itu,"I really love you."

Yukimura, terbaring menghadap Masamune, memeluk erat sang Dokuganryu dengan erat."Aishiteru, Masamune-dono."

"Apa?"

"Iya, iya. Masamune." Ralat Yukimura, tersenyum manis. Masamune mengecup rambut Yukimura, dan berdua mereka kembali tertidur pulas hingga waktu pernikahan mereka tiba.

Kini tidak ada lagi yang akan menghalangi keinginan mereka untuk bersatu, bersama dalam suatu ikatan yang abadi.

Meski hidup terkadang tidak selalu berjalan sesuai yang dinginkan, namun semua itu selalu membukakan berbagai peluang untuk segala kemungkinan yang tak terduga.

Including this. From rivals to lovers, it is not an impossible thing.

A happy ending. Isn't it?

-END-

Dan ditutup dengan LEMON, saudara-saudaraaaa! *udah gila*

Makasih banget untuk para readers yang udah baca fic ini ampe tamat. Huhu…review kalian sangat menghiburku, ya know that? Semoga kalian puas dengan chapter terakhir ini. Silakan, langsung saja pencet tombol 'review' yang ada dibawah. Terbuka buat anonymous kok~! ^^

Akhir-akhir ini aku mulai suka sama pair KojuSasu, makanya kumasukan kesini. Gimana pendapat kalian? Silakan diuatarakan di review yah.

See ya on my next fanfic, minna-san! BEST OF LUCK!

Ps : saya sudah tertular virus Engrish-nya si Mune, ada yang bisa tolong saya? T_T