Fict lama yang diedit.

Disclaimer:

Naruto belongs to Masashi Kishimoto

Jolly Roger Fantasy belongs to Iisaka Yukako

Genre: Romance/ Adventure

Rate: T

Pairing: Naruto x Hinata

Warning: Out of Character, Alternative Universe, Typo(s), cerita seperti cerita asli tapi ditambah sana-sini.

Saya tidak mengambil keuntungan apa pun dari cerita ini. Jika ada kesamaan ide, saya tidak tahu apa-apa.

DON'T LIKE DON'T READ !

Yosh ... douzo!

...

Princess and Pirate

.

PROLOG

.

Negara Hi, adalah negara dimana kerajaan-kerajaan besar berkembang. Setiap kerajaan memiliki kelebihan masing-masing. Salah satunya adalah Kerajaan Hyuuga-dimana anggota kerajaan memiliki ciri khusus; mata putih keabu-abuan. Kerajaan Hyuuga berkembang dalam bidang perkebunan dan tekstil. Rakyatnya makmur karena memiliki raja yang adil namun tegas. Tidak ada yang berani melawan titah raja karena mereka sangat menghormati rajanya. Tapi seorang pemimpin yang baik bagi rakyatnya belum tentu menjadi pemimpin yang baik untuk keluarganya., bukan? Kenapa bisa begitu?

"Aku tidak mau, Ayah. Kumohon jangan paksa aku."

"Jangan melawan Ayah, Hinata. Ini demi kerajaan kita." Hiashi Hyuuga, raja dari kerajaan Hyuuga membujuk putri sulungnya.

"Jadi benar ini demi kerajaan?"

"Mengertilah, Hinata."

"Maaf, Ayah ... aku tidak bisa." Hinata langsung pergi meninggalkan Istana, tanpa raja Hiashi yang menahannya.

Hinata, seperti putri-putri kerajaan pada umumnya memiliki paras yang rupawan. Sebenarnya dia adalah seorang yang penurut, dan tidak suka membantah ucapan raja sekaligus ayahnya. Tetapi kali ini dia tidak bisa menerima begitu saja keputusan ayahnya-yang berencana menjodohkannya dengan pangeran dari kerajaan di Suna. Alasannya demi kelangsungan kerajaan. Oh, ayolah! Hinata tahu kerajaan sedang tidak dalam masa sulit. Biar pun iya, tidak perlu dengan cara seperti ini.

"Ayah tidak bisa menjodohkanku begitu saja dengan orang yang tidak aku kenal sama sekali."

Hinata bahkan belum pernah bertemu dengan pengeran itu. Hinata tahu alasan sebenarnya adalah, ayahnya ingin menggabungkan kekuatan dua kerajaan. Hinata adalah anak pertama, sehingga yang memimpin setelah ayahnya turun tahta adalah dirinya. Tetapi karena dia seorang perempuan, dia harus menikah terlebih dahulu baru bisa memimpin. Dia diharuskan menikah dengan seseorang yang sederajat dengannya. Ya ... sistem kasta. Tetapi bagaimana pun juga, Hinata sama sekali belum siap. Dia punya prinsip: menikahlah karena saling mencintai. Dan dia tidak akan menarik prinsip itu.

Hinata terus berjalan sampai langkah kakinya membawanya ke desa.

"Eh ... ada apa disana?" Hinata segera mendekati kerumunan tersebut, tapi dia tidak bisa mengetahui apa yang terjadi karena pandangannya dilindungi oleh tubuh warga desa yang besar-besar. Kemudian dia melihat sebuah tangga yang menghubungkan dengan salah satu atap rumah warga. Dia segera menaiki tangga tersebut. Setelah sampai atap, dia pun langsung tahu apa penyebabnya.

Orang-orang mengerubuni sebuah telur yang agak besar dengan corak-corak spiral berwarna orange di cangkangnya.

Hinata membatin, "Itu ... telur apa? Terlihat aneh, dan kenapa mereka memperebutkan telur itu?"

Dengan serius Hinata mendengar perdebatan antarwarga, terutama para bajak laut yang menginginkan telur itu.

"Telur itu milikku! Aku yang mengambilnya lebih dulu." Pemuda berambut jingga dan banyak tindikan di wajahnya-yang sepertinya kapten dari bajak laut itu-mengakui kepemilikannya, yang diprotes bajak laut lain.

"Tidak bisa! Kami yang pertama kali menemukannya." Kali ini seseorang dengan rambut yang dikuncir dan memakai kacamata yang bicara.

Perdebatan pun berlanjut. Sampai seseorang misterius yang memakai topeng muncul untuk memberikan usul.

"Bagaimana kalau kalian menunggu sampai telur itu menetas. Dan siapa pun yang pertama kali dilihat makhluk dari dalam telur itu, dialah yang akan menjadi pemiliknya. Bagaimana? Apa kalian setuju?

"Ya. Kami setuju." Mereka menjawab mantap.

"Tetapi jangan berbuat curang." Pemuda bertopeng menambahkan.

"Iya..."

Tiba-tiba cangkang telur mulai retak. Mereka yang berdiri di sekitarnya pun menunggu dengan tidak sabar, berharap dirinyalah yang dilihat pertama kali oleh makhluk misterius dari dalam telur itu. Hinata yang ternyata juga penasaran dengan makhluk apa yang mereka perebutkan, tanpa sadar terus maju dan jatuh kebawah, tepat didepan telur tersebut. Sepertinya dia lupa tadi berada di atas atap.

"Ugh ... sakit." Hinata mengusap-usap lututnya yang duluan mendarat di atas tanah. Untung saja rumah penduduk di sani atapnya tidak terlalu tinggi, jadi kemungkinan dia terluka semakin kecil.

Dan telur pun menetas dengan utuh. Memunculkan makhluk lucu berbentuk rubah berwarna orange, dan mempunyai sembilan ekor. Matanya bulat, memandang imut Hinata yang terpana di depannya.

"Kyaa ... lucunya." Hinata memeluk rubah aneh itu dengan antusias. Melupakan fakta bahwa rubah tidak lahir dari dalam telur dan melupakan fakta lain yang sedang menantinya.

"Pii~"

Aduh ... suaranya imut. Lucu juga mendengar rubah bersuara seperti itu.

Hinata asyik mengagumi rubah aneh tapi lucu itu, sampai akhirnya dia merasakan aura yang berbeda.

Benar saja! Ketika dia menoleh ke belakang, bajak laut yang tadi memperebutkan rubah dari dalam telur itu kini menatapnya garang. "Kauuu…"

Suara mereka terdengar menggelegar. Hinata merinding. Dia lupa bahwa sekarang dirinya sedang berada di kerumunan bajak laut yang memperebutkan makhluk ini.

Hinata meneguk ludahnya dengan susah payah. Dia harus kabur, kalau bisa sekarang. Memang harus sekarang. Dia melihat sekeliling untuk mencari celah, dan dia menemukannya.

Hinatapun mengambil ancang-ancang agar mudah lari dari sana.

1 ... 2 ... 3 ...

"Kyaa ... tolong aku." Hinata berlari sekuat yang dia bisa, dengan membawa rubah di pelukannya. Dia masih ingin selamat. Hah, mungkin ini karma karena melawan ayahnya; harus berhadapan dengan bajak laut.

Bajak laut itu mengejarnya. "Woi ... kembalikan kyuubi!"

Oh ... jadi nama rubah aneh ini Kyuubi.

Hinata terus saja berlari tanpa arah. Dia bingung harus lewat mana sedangkan bajak laut masih gencar mengejarnya. Sampai ada sebuah tangan yang tiba-tiba menariknya.

"Huwaa..."

.

.

.

-TBC-

01 Februari 2011

A/N: fict ini udah lama saya publish. Tapi karena banyak banget kesalahan (karena waktu itu masih awam banget dan sekarang pun juga masih awam) akhirnya saya edit.

Love Shower,

Maru.