Ugly Girl And Sex God

Chapter 3

Yuna Mikuzuki

Disclaimer : Masashi Kishimoto

Rated : M

Ganre : Romance & Drama

Chap 3! Hepi riding!


'Showtime!'

Karena Kakashi-sensei sudah keluar dari kelas. Suasana kelas jadi ribut. Sakura melanjutkan membaca novelnya, tak mempedulikan suara bising di kelas. Sementara yang disebelahnya hanya nyengir-nyengir tidak jelas. Mungkin... Dia sedang memikirkan siasat nafsunya.

"Kh..."

Sakura menoleh ke arah Sasuke. Ia memegang kepalanya, kelihatannya ia sakit kepala. "Uchiha-san, kau... baik-baik saja?" tanya Sakura.

"Kepalaku sedikit sakit. Nyut-nyutan, sakit..."

Sebagai ketua yang disiplin dan berlaku baik, Sakura segera mengecek wajahnya. Wajah Sasuke pucat, air mukanya tidak normal. "Astaga, Uchiha-san. Kubawa ke ruang UKS, ya. Ayo." Sakura mengangkat tangan kirinya dan ditaruh ke pundaknya, memapah Sasuke untuk berjalan. Para siswi di kelas itu langsung histeris, Sakura memapah Sasuke!

"KYAAAAAAAAAAAA!"

Sakura tak mempedulikan teriakan para siswi. Sakura membuka pintu kelasnya, lalu keluar dari kelas. Ruang UKS berada di lantai satu, jadi mereka harus turun satu lantai.

Sakura membuka pintu ruang UKS, tapi yang dicari malah tidak ada. "Guru UKS-nya tidak ada?"

Sakura menghela napas, lalu membaringkan Sasuke di atas ranjang UKS. Sakura melihat wajah Sasuke yang awalnya pucat berubah menjadi cerah.

"Kau terjebak, sayangku."

"Hah-kya!"

Sasuke menarik tangan Sakura, sehingga Sakura menindih Sasuke di atas ranjang. Di depan wajah Sakura terlihat wajah Sasuke yang terlihat sangat sehat dan sudut mulutnya yang menyeringai.

"Ka-kau berbohong! Kau tidak sakit kepala, 'kan?" tanya Sakura dengan nada membentak. Bisa-bisanya ia tertipu oleh akting Sasuke Uchiha! Harus dicatat di otaknya!

"Bagaimana dengan barang yang kuberi padamu? Membuatmu bergetar dan basahkah?" tanya Sasuke. Sakura menaikkan alisnya tak mengerti. Tangan kiri Sasuke yang awalnya berada di pinggang Sakura sekarang perlahan-lahan turun ke pantatnya, lalu ke selangkangannya. Sakura memakai celana dalam, tapi Sasuke peduli amat. Ia memasukkan jari tengahnya ke dalam lubang Sakura. "Aakh!"

"Bagaimana, enak, 'kan?" tanya Sasuke dengan entengnya. Jari Sasuke terus bergerak liar di lubang Sakura meski terhalang celana dalam. Merasa puas, Sasuke mengeluarkan jarinya dan mengelus-ngelus pantat Sakura.

"Tidak enak kalau kau pakai baju seperti ini. Ayo ke ruang drama!" Sasuke bangkit dari ranjang bersama Sakura, lalu menarik tangan Sakura keluar dari ruang UKS. "Tu-tunggu! Kau mau apa ke ruang drama?" tanya Sakura sambil membetulkan kacamatanya. Sasuke terus menarik Sakura sampai ke gedung ekskul.

.

.

.

Sampailah mereka di depan pintu ruang drama. Dan parahnya, Sasuke punya kunci yang bisa membuka pintu ruang drama!

Cklek

Taraaa! Pintunya terbuka. Sasuke menarik Sakura masuk dan menutup serta mengunci pintunya. Glek, Sakura meneguk ludahnya.

Sasuke mengambil remote yang ada di meja ruang drama. Kok, di ruang drama ada remote? Remote apa? Sasuke menyengir dan meng-klik suatu tombol.

ZUUNG!

ZUUNG!

ZUUNG!

ZUUNG!

Empat sisi ruang drama tertutup oleh tembok rahasia. Apa-apaan ini? Kok, bisa ada? "A-apa ini?"

"Kau pikir bagaimana anak-anak klub drama ini latihan? Mereka menggunakan dinding ini agar ruangan ini kedap suara. Jadi, saat mereka latihan, tidak akan ada yang protes karena suara mereka."

Sasuke mendekatkan dirinya pada Sakura, dan menyinggung senyum nakal di wajahnya. "Kita hanya berdua sekarang. Ayo, aku akan memulai pertunjukannya," ucap Sasuke dengan nada penuh kemenangan. Sakura membetulkan kacamatanya. Apa yang direncanakan Sasuke sekarang?

Sasuke melangkah ke gantungan kostum-kostum yang berada di sisi ruangan. Ia kelihatan memilih-milih kostum di sana? Untuk apa?

"Nah! Ini cocok!"

Hah? Sakura menaikkan alisnya. Sasuke memegang kostum perawat. Kostum perawat biasa. "Kau mau apa dengan kostum itu, Uchiha-san?"

Sasuke meraih kotak perkakas menjahit, lalu mengambil gunting. Tanpa segan-segan, Sasuke menggunting kostum tersebut.

"U-Uchiha-san! Apa yang kau lakukan! Itu 'kan properti klub! Kau akan kucatat karena merusak properti klub sekolah!" bentak Sakura. Sasuke tak mempedulikan. Ia terus menggunting kostum itu, lalu mengambil jarum dan benang. Dengan kecepatan kilat, ia menjahit ulang kostum tersebut. Alis Sakura berkerut. Sudah digunting, lalu dijahit lagi? Sasuke itu mau apa, sih?

"Selesai!"

Sasuke menunjukkan kostum perawat tersebut. Tapi, ada yang berbeda. Bagian kerahnya terlihat lebih lebar. Roknya juga jadi pendek. Serta

"U-Uchiha-san! Kau mempermak ulang kostumnya, ya!"

Sasuke hanya senyum-senyum. Lalu, menyodorkan kostum perawat itu pada Sakura. "Pakai kostum ini. Aku mau mengambil gambarmu."

Wajah Sakura langsung memerah. Ia disuruh memakai kostum yang seperti itu? Mana ada bagian terbukanya lagi!

"Ti-tidak! Tidak mau!" tolak Sakura. Tapi, Sasuke malah senyum-senyum tak jelas, merogoh-rogoh sakunya. Ia mengeluarkan lipatan kertas, sepertinya, dan remote kecil.

"Kalau kau tidak mau, barang yang ada di lubang tidak akan kukeluarkan dan foto ini kusebar ke sekolah," ancam Sasuke sambil menunjukkan foto Sakura yang sedang tidur tak mengenakan apapun di balik selimut.

"K-kau mengancamku, ya!"

"Menurutmu?"

Sakura sudah panas. Menolak ia sial, tapi menerima juga sial.

"Ba-baiklah. Kupakai kostum itu. Tapi, jangan sebarkan foto itu. Dan... Tolong keluarkan barang yang ada di sini. Perih..."

Sasuke berdiri dan berjalan ke arah Sakura. Tangannya bergerak ke selangkangan Sakura, lalu menyubit pintu lubang Sakura. "Akh!"

Sasuke langsung melepas celana dalam Sakura, lalu memasukkan jarinya ke lubang Sakura. Ia mengocok-ngocok isinya dan menyentuh benda logam di dalamnya.

'Si-sial! Aku dipermalukan! Dia berani sekali menyentuhku! Tapi, apa boleh buat, aku tidak bisa mengeluarkan barang yang ada di dalam vaginaku!'

Plop! Barang yang ada di lubang Sakura sudah keluar. Sakura melihat barang yang dikeluarkan Sasuke tadi. Sasuke tersenyum menyeringai, ia pasti melihat Sakura yang kebingungan tentang benda yang sedang dipegangnya.

"K-kau memasukkan apa ke dalam lubangku?" tanya Sakura. Benda yang dipegang Sasuke begitu penuh dengan cairan putih dari lubang Sakura. "Ini?" tanya Sasuke balik sambil menjilati benda itu. Sakura memalingkan pandangannya ke arah lain, tak suka melihat Sasuke jika sudah menjilat-jilat.

"Ini vibrator buatan Amerika Serikat. Sekali bergetar, membuatmu ingin terus-terusan keluar, 'kan?"

Sakura tak menjawab. Bagaimana bisa ia menjawab hal seperti itu? Harga dirinya benar-benar jatuh di hadapan Sasuke Uchiha. Untung saja dia masih perawan.

"Nah, sudah kukeluarkan vibrator-nya. Ayo, pakai kostum ini," katanya sambil menyodorkan kostumnya. Sakura dengan pelan mengambil kostum itu. Ia celingak-celinguk mencari tempat ganti baju. Tapi, nihil.

"Pakai saja di sini. Aku akan melihat, kok."

Sakura mengirim death glare pada Sasuke. Sedangkan Sasuke hanya senyam-senyum. Sakura menghela napasnya, lalu mulai membuka baju bagian atasnya.

Ia melepas jas dan pita sekolahnya, lalu membuka kancing-kancing kemeja sekolahnya. Setelah kemejanya jatuh dari tubuhnya, ia melorotkan rok-nya. Sekarang tubuhnya hanya mengenakan bra dan celana dalam, serta kaos kaki hitam dan sepatu dalam sekolah.

"Hei, apa aku harus melepas kaos kaki dan sepatu?"

"Tentu."

Sakura langsung melepas kaos kaki dan sepatunya. Ia mengambil kostum perawat yang terkapar di lantai. Ia mencermati kostum itu, dan hatinya benar-benar malu.

'Uuukh... Kami-sama, Tou-san, Kaa-san, maafkan anakmu ini. Demi menjaga harga diriku, aku harus mengenakan baju semacam ini... Uukh...'

Setelah berpakaian selama 10 menit, Sakura langsung berbalik ke arah Sasuke. Sasuke menoleh dan melihat sang Ketua komite disiplin tengah memakai kostum perawat yang seksi. Belahan dadanya terpampang, rok putihnya pun sangat pendek, di atas setengah paha. Sakura menarik-narik ujung rok-nya, supaya bisa lebih panjang.

"Oh, ya. Pakai ini juga."

Sakura mengobrak-ngabrik tempat sepatu dan kaos kaki. Akhirnya Sasuke menemukan apa yang ia cari, lalu ia sodorkan pada Sakura.

Ia menyodorkan sepasang stoking jala yang ada penjepitnya dan sepatu hak tinggi berwarna merah. "Pakai ini, biar kelihatan lebih seksi."

Sakura terkesiap. Pakai itu malah kelihatan seperti model di majalah playboy! "Ti-tidak mau! Sudah pakai baju seperti ini, kalau ditambah itu malah tambah parah! Aku kelihatan seperti model di majalah playboy!"

"Ayolah... Daripada kusebar fotomu..." pinta Sasuke senyam-senyum. Deg! Ancaman foto selalu membuat Sakura tidak berkutik. Bagaimana, Sakura Haruno?

"Ba-baiklah, akan kupakai. Tapi..."

"Hn?"

"Aku... Tidak mengerti cara memakainya. Memangnya penjepit di stoking dipasang ke mana?"

Sasuke menutup mulutnya menahan tawa. Ketua komite disiplin ini benar-benar kuper, meskipun temannya, Ino, lebih gaul. Bahkan cara memakai stoking yang ada penjepitnya saja tidak tahu. Yaah... Stoking macam ini 'kan termasuk barang-barang SM.

"K-kau mau tertawa, ya?"

"Hahaha, sini kupakaikan," kata Sasuke berdiri dari duduk silanya. Sasuke menyuruh Sakura untuk duduk di kursi yang ada di ruang drama. Sasuke memakaikan stoking jalanya, menutupi betis dan setengah pahanya. Ia membuka rok kostum perawat itu, sehingga celana dalam warna putihnya kelihatan. Sakura menutup matanya menahan malu.

Sasuke memegang pinggir celana dalamnya dan memasang jepitannya. Kedua stoking sukses dipasang. Sepatu merahnya juga sudah dipakai.

"Ya, sempurna. Tinggal..."

Sasuke melepas kacamata Sakura dan melepas ikatan rambutnya. Sinar mata Sakura lebih terpancar dan rambut pink-nya tergerai sampai ke punggungnya. Sasuke memakai kacamata Sakura dan mengeluarkan kamera digital dari saku celananya.

"Nah. Penampilanmu sudah bagus. Aku tinggal mengambil beberapa gambarmu," kata Sasuke sambil menyalakan kamera digitalnya. Sakura terlonjak dan mengumpat-ngumpat kekesalannya dalam hati.

'Kami-sama, tolong aku! Aku tidak mau seperti ini, tapi...' ucapan batin Sakura terpotong. Sasuke tiba-tiba memencet tombol shutter dan, plash!

Sasuke melihat hasil potretannya, ternyata tidak buruk, ucap Sasuke dalam hati. Tidak buruk karena belahan dada Sakura terlihat sangat jelas. Tapi, ia menaikkan alisnya. Ada yang janggal.

Ia melihat Sakura yang sedang melihat ke samping, menggumam yang tidak jelas. Saat Sasuke melihat ke arah belahan dada Sakura, barulah ia sadar. Ternyata memang ada yang janggal.

"Sakura, tolong buka bra-mu. Nggak enak dilihat kalau kau memakainya dengan kostum seperti itu," ucap Sasuke seraya menunjuk bra Sakura. Wajah Sakura memerah, lagi. Sakura mundur-mundur dari Sasuke dan berhenti di sudut ruangan.

"Enak saja! Kenapa aku harus membuka bra-ku!" bentak Sakura sambil menutup kedua dadanya. Sasuke hanya tertawa kecil, lalu berjalan mendekati Sakura.

"Sudah, buka saja."

Karena kalah, Sakura membalikkan badannya dan membuka beberapa kancing kostum bagian atasnya. Lengannya keluar dari atasan kostumnya, sehingga atasannya ia mengenakan bra saja. Tangan Sakura membuka pengait bra-nya dan langsung melepasnya dari tubuh Sakura. Selesai melepas bra, Sakura memakai atasan kostumnya kembali.

"Nah. Sempurna. Ayo, mulai berpose," kata Sasuke sambil mengatur kamera digital-nya. Yang disuruh malah kebingungan. Pose apa yang harus ditunjukkan di depan kamera? Sasuke menoleh ke arah Sakura yang sedang ngedumel dalam pikirannya. Nih cewek lama amat, batin Sasuke kesal.

"Hei. Lama amat. Mau kumulai, nih. Ayo, yang alami saja. Tapi yang seksi, ya," ledek Sasuke dengan seringaiannya. Sakura terlonjak dan berpikir sebentar. Yang alami...

Sakura membungkuk sambil menengadahkan kepalanya ke arah kamera, sehingga belahan dadanya terlihat. Wajahnya dibuat seperti wajah innocent. Sasuke yang ada di depan Sakura sejauh satu meter nge-zoom lensa kameranya supaya yang tertangkap di lensa hanya bagian atas Sakura. Sasuke memencet tombol shutter, dan plash!

Sakura membetulkan posenya dan berdiri lagi. Sasuke melihat hasil potretannya di layar belakang kamera digitalnya. Hasilnya perfect. Wajah Sakura terlihat benar-benar innocent, tidak kelihatan seperti dibuat-buat. Dan lagi, belahan dadanya...

Sasuke menggeleng-geleng. Ia menoleh ke arah Sakura yang sedang membetulkan kostum yang dipakainya. "Hei. Ayo, lagi."

Sakura melompat terkejut. Sakura mengangguk pasrah dan memikirkan pose apa yang harus ditampilkan lagi. Ia langsung mendapat ide(?). Ia menungging, tangan kiri dan kaki kiri maju, tangan kanan dan kaki kanan tetap di tempat. Wajahnya menatap lensa kamera digital Sasuke. Sasuke melihat Sakura yang sedang menungging dari arah kiri Sakura. Sasuke mendapat perfect pose dan langsung meng-klik tombol shutter.

Plash!

Sasuke lihat lagi hasil potretannya. Pose erotis Sakura kali ini 15% lebih hot. Ekspresi wajahnya kelihatan seperti wajah memelas. Bibir pink-nya, mata emerald-nya terlihat sayu... Mmmh. Sasuke menggigit jari jempolnya karena mendapatkan hasil potretan yang sempurna.

"Ketua."

"Hm?" toleh Sakura. 'Tumben dia memanggilku Ketua.'

"Pose dengan gaya seperti ini, ya."

"A-APA!"

TBC


Maaaaaaaaap kalo pendeeeeeek! Dan horeeeeeeeeee! UN selesai! Aq bebas untuk bikin ff yg laen, hehehehe...

dan sedikit penjelasan. 'God' di sini maksudnya dewa, bukan Tuhan. ini ga menyangkut agama. dan asramanya asrama biasa, sekolah biasa aja, tapi sangat terkenal di Konoha, gitu.

Tapi, masih ada ujian lage, neeeh... Biar msuk SMAN 5 BDG, kudu lewatin ntu RSBI... -_-" huuuuft... Psti susaaaahh... tpi asalkan berdoa pada Allah SWT, psti bisa! (Curcol?) Hahahhahaaa

Huhuhuhu... Aq memang g bisa bikin deskripsi keadaan, y. Bnykny ngomong melulu... Mklum, aq memang kurang jago soal b. indo

Dan REVIEW, please?

Arigato, gracias, kamsahamnida!