Love Me
Summary : Naruto gadis cupu, meminta Sasuke primadona sekolah untuk mengajarinya tentang Cinta mulai dari tahapan 1- sampai ia benar-benar mengerti Cinta. AU, Typo, OOC, Gaje, DON'T LIKE DON'T READ !
Pairing : SasufemNaru *Sasuke x Naruto* ^^
Slight : SasuHina _ GaaNaru
Disclaimer : Naruto © Masashi Kishimoto
Genre : Romance/Humor
Rated : T+ ...gak sanggup bikin M ^^
Warning : FemNaru !
Ter-inspirasi dari manga _XX Me_ ^^
.
.
Naruto : 16 Tahun.
Sasuke : 17 Tahun.
Gaara : 17 Tahun.
Hinata : 16 Tahun.
Yang lain : Menyesuaikan ^0^
OraRi HinaRa : Hehe, Sasu tetep sm Naru kok...Cuma waktunya za ^^ hehehe makasih dah baca pic Zura...
Lady Spain : Yupp... gomen gak Zura cantumin ^^ makasih dah baca pic Zura...
Baka nesiachan : Huhu... Zura blon pantes dipanggil 'Senpai' kyaaaaa... jangn panggil senpai *ngumpet dibalik panci* Hayooo...tebak Sasu sukanya sama sapa, Naru or Hina? Hehe makasih dah baca pic Zura ^^
Aoi no Kaze : Makasih dah baca pic Zura ^^
Keiji wolf : Makasih ^^ dah baca pic Zura...
Arale L Ryuuzaki : Hhehe, gomen bakal Zura perbaikin agee ^^ makasih dah baca n'kasih saran buat pic Zura...
Yanz Namiyukimi-chan : Hehe... hayooo tebak Sasu jadinya sama sapa? Makasih dah baca pic Zura ^^
CcloveRuki : Yuupp... Sasu hanya milik Naru dan Naru hanya milik Sasu begitu yang tercantum dalam 'UUSU' Undang Undang Uke Seme...qkkqkqk *plakk* ^^ makasih dah baca pic Zura
Lollytha-chan : Hehe...makasih dah baca pic Zura ^^
Ichiko Yuuki : yappp... Sasu dasar Sasu plin-plan, tenang za bakal Zura bersihin kok otak Sasu biar isinya Cuma Naru doang... *dirajam Sasu* makasih dah baca pic Zura ^^
Philypishinki : Hehe...makasih dah baca pic Zura ^^
Misyel : Hehe...makasih dah baca pic Zura ^^
Semuanya...makasih ^^
.
.
'Aku terbuai, rasanya aku ingin semua ini berlangsung lambat. Mataku terbelalak saat kedua tangan Naruto merayap memegang lembut kepalaku dan saat itu juga aku menyeringai puas. Hingga kurasakan lidahnya menjilati bibirku mencoba masuk kedalam mulutku, dengan senang hati kubuka belahan bibirku, membiarkan dia menelusuri rongga mulutku memperdalam misi ke-tiga kami. Aku membuka mataku dan aku melihat... Hinata'
"Sas...uke-kun...!" lirih gadis itu.
Chapter 4
Let's Read
Flashback
Sasuke POV
"Kaa-sannnnn... !" teriakku pada saat 'mereka' menusukkan sebuah pisau tajam kedalam perut ibuku berkali-kali, mencabiknya hingga ibuku terjatuh karena tak kuat lagi menahan hantaman keras benda tajam itu diperutnya, dan pada akhirnya ibuku terbunuh tepat didepan mataku, lalu detik kemudian aku merasa sesuatu memukul tengkukku dan gelap pun menghampiriku. Yah, seperti yang kalian tahu aku pingsan saat 'mereka' memukul tengkuk kepalaku dan saat mataku terbuka tiba-tiba saja kini aku berada didalam kamarku.
"Apa semua itu hanya mimpi?" tanyaku berharap semua itu bukan kenyataan dan aku masih bisa memeluk ibuku lalu mengatakan padanya kalau aku sangat-sangat menyayanginya, sangat. Lalu kuarahkan pandangan mataku menggitari sudut kamarku hingga pandanganku terhenti pada seorang bocah berambut indigo dengan pandangan kosong yang tiba-tiba saja memasuki kamarku.
"Sasuke-kun!" panggilnya.
"Hinata, bagaimana kau bisa berada dikamarku?" tanyaku heran dan mungkin sedikit menginggung perasaannya. Mataku terbelalak saat tiba-tiba saja dia menerjang memelukku dengan terisak. "Hei, kau ini kenapa?" aku semakin mengerutkan alis saat dia mengeratkan pelukannya padaku.
"Sasuke-kun, Kaa... Kaa-san... dia...dia !"
Deg...
Tubuhku menegang seketika saat mendengar ucapan Hinata, 'Apa yang terjadi semalam itu bukan mimpi, jangan...jangan!"
Tes...
Tes...
Tes...
Saat aku menyadari semua yang terjadi semalam itu adalah kenyataan, dalam sekejap air mataku turun membasahi kedua pipiku dan inilah yang terjadi sekarang, menangis dalam pelukan Hyuuga Hinata, seorang gadis yang ibuku angkat menjadi anaknya karena alasan ingin memiliki anak perempuan. Heh, walaupun sekarang dia adalah bagian dari Uchiha, dia masih saja bersih keras untuk mempertahankan marganya dalam namanya. Tak terbendung lagi perasaanku ini, ku muntahkan semua perasaanku dalam pelukannya bahkan seorang Uchiha Sasuke yang tak pernah menangis pun kini meraung-raung dalam pelukan Hyuuga Hinata.
"Sasuke!" terdengar berat suara dari arah pintu sontak membuatku dan Hinata melepaskan pelukan kami. "Lusa, saya akan terbang ke USA untuk mengurusi bisnis keluarga. Kau jaga Hinata baik-baik!" ucap orang yang tak pernah sudi ku panggil ayah itu dengan wajah angkuhnya dan suara yang datar.
"Kenapa, kenapa... padahal kaa-san baru saja meninggal tetapi tou-san malah dengan mudahnya meninggalkan kami, aku dan Sasuke-kun sendirian, tak pernahkah sedikit saja kau memikirkan perasaan kami!" teriak gadis indigo disebelahku dengan lantangnya meski terkadang air mata turun membasahi kedua pipinya yang merona.
"Apakah kau akan memeluk kami untuk menenangkan kami? Apakah kau akan mengusap air mata kami saat perih ini menjalar apakah kau akan...!" ucapannya terpotong saat 'dia' mulai berbicara.
"Jaga bicaramu, jangan sampai kau lupa bagaimana kau bisa ada antara keluarga Uchiha. Ingat dengan mudah bisa saja ku lempar kau kembali ke jalanan dan mengemis dijalanan seperti dulu!" ucapnya masih dengan nada yang angkuh.
Begitu mendengar perkataan 'orang itu' gadis indigo yang tadi berdiri dengan lantangnya kini terperosot terduduk disebelahku.
"Cukup, kau sudah terlalu melukai hatinya. Sekarang terserah maumu, kau mau pergi pun itu bukan urusan kami dan satu... aku akan tetap bersama Hinata!" aku membuka suaraku dan aku berjanji 'mulai sekarang aku akan menjaga dan melindungi dia dengan taruhan jiwa dan ragaku'.
And Flashback-
"Engr... !" terdengar suara erangan dari dalam kamar bernuansa biru milik Uchiha Sasuke. Kini terlihat seorang pemuda berambut raven tengah mengejapkan mata mencoba menyempurnakan kesadarannya setelah lama menjelajahi pulau kapuk birunya itu.
"Gawat, Hinata!" Ucapnya setelah kesadarannya telah terpusat pada kejadian semalam dimana Hinata melihatnya berciuman dengan Naruto, langsung saja dia kenakan jaket biru yang tergantung di lemarinya dan dengan cekatan ia ambil kunci motor lalu bergegas melajukan motornya sportnya.
)))0000(((
"Naruto, milikku!" ucap pemuda berambut merah bata dengan tato 'ai' di dahinya. "Tak akan kubiarkan seorang pun merebutnya dariku. Siapapun itu, termasuk kau Uchiha !" lanjut pemuda bernama lengkap Sabaku no Gaara yang tengah menghayati pemandangan tuhan paling sempurna berambut pirang, bermata biru, dan tiga goresan di pipinya membuat ciptaan itu terlihat sangat-sangat sempurna dan... polos.
Namikaze Naruto. Yah, makluk ciptaan tuhan satu ini, tengah terduduk disalah satu bangku kantin dengan segelas jus jeruk yang sama sekali belum ia sentuh. Mungkin ia terlalu sibuk memikirkan betapa rumit perasaannya kini. Senang, Sedih, Kecewa dan... malu. Senang karena Sasuke adalah orang yang pertama kali merebut ciuman pertamanya, sedih dan kecewa karena saat melihat Hinata, Sasuke dengan sigap mengejar Hinata tanpa memperdulikan perasaannya, dan malu mengingat dia yang merajuk meminta Sasuke melaksanakan misi ketiganya, bahkan misinya tak berjalan sesuai perjanjian bukan.
"Dobe !" tiba-tiba saja panggilan sayang khusus untuk Naruto terdengar jelas ditelinganya, dalam sekejap membuat wajah Naruto bersemu merah menyadari siapa orang yang baru saja memanggilnya dengan panggilan spesial itu.
"Te... Teme!" Sasuke mengerutkan sebelah alisnya saat mendengar jawaban Naruto. "Hei. Sejak kapan kau gagap Dobe?" ejeknya membuat semu dipipi Naruto menghilang seketika.
"Siapa yang gagap Temeeeee!" sungut Naruto.
"Hahaha, kau memang benar-benar D-O-B-E Naru-chan!" mendengar kata 'Naru-chan' yang keluar dari mulut manis Sang Uchiha membuat semu itu kembali menjalar dipipinya.
"Temeeee, kau benar-benar menyebalkan...!" teriak Naruto masih dengan semu merah dipipinya.
Tiba-tiba saja raut wajah Naruto berubah saat menyadari raut wajah Sasuke yang menurutnya sangat-sangat ganjil, tidak biasanya Sasuke mengejek Naruto dengan tampang kusut tak bersemangat.
"Kau, kenapa Teme?" tanya Naruto setelah melihat Sasuke duduk dibangkunya. "Hei, apa kau masih marah gara-gara yang... semalam Teme?" Naruto mati-matian menahan malu saat bertanya tentang hal itu pada Sasuke, dan berarti sama saja bukan dengan mamancing Sasuke untuk mengungkit masalah semalam.
Seringai lebar Sasuke saat mendengar pertanyaan dari Naruto tadi, dirinya memang sudah terpancing untuk menggoda gadis Namikaze disebelahnya itu. Karena menggoda gadis Namikaze itu kini adalah hobi baru Uchiha Sasuke, padahal ia sendiri bingung entah mengapa hatinya menjadi tenang ketika melihat wajah Naruto yang bersemu dengan polosnya.
"Hei, apa kau mau kalau aku melanjutkan misi ke-tiga kita yang semalam? Disini, aku tidak keberatan!" ucap Sasuke yang masih mempertahankan seringai lebarnya dan mulai menjepitkan posisi Naruto dengan tembok disampingnya.
"Kau, kau mau apa Teme? Jangan dekat-dekat alergiku bisa kambuh nanti!" ujar Naruto saat Sasuke mulai bergerak mendekati dirinya.
Sasuke semakin dekat dengan bibir Naruto, mungkin kini jarak antara Sasuke dengan bibir Naruto sekitar 0,2 cm lagi -Author nulis sambil belajar matematika *Plakk*-. Sayangnya tujuan Sasuke bukan itu. "Sayang sekali yah. Padahal semalam kau yang meminta lebihkan Naru-chan!" ucap Sasuke dengan suara serak-serak becek sehingga Naruto dapat merasakan napas hangat Sasuke dilehernya.
"Gahhhhh, Teme jangan dekat-dengat !" teriak Naruto yang langsung mendorong Sasuke dan entah mengapa ia langsung menutupi wajah imutnya dengan kedua tangannya. Mungkin karena serabut merah dipipinya takut dilihat Sasuke padahal jelas-jelas Sasuke dapat melihat samar sarabut merah itu.
"Kau malu Dobe?" seringai puas Sasuke semakin terpampang jelas
"Semalam aku khilaf Teme!" ucap Naruto sukses membuat Sasuke Uchiha tak kuasa lagi menahan tawanya. "Jadi, kau masih marah Teme?" tanya Naruto sekali lagi.
"Marah, untuk apa? Mana mungkin, hanya saja masalahnya satu... Hinata!" ucap Sasuke yang pandangannya tiba-tiba saja berubah menjadi sendu.
Degg... hati Naruto kembali hancur hanya karena Sasuke menyebut enam huruf berawalan Hi- kemudian disusul dengan Na- dan diakhiri dengan Ta-. "Bahkan walau bersamaku kau masih bisa memikirkannya!" tangis Naruto dalam hati.
Naruto POV
"Kau tau Dobe, semalam aku melihatnya menangis saat melihat kita berdua!" aku melihat pandangannya berubah semakin sendu. "Kau tau Dobe, hati ini bergemuruh saat melihatnya meneteskan air matanya, walau hanya setetes!" aku hanya menggigit bibirku menahan tangis yang ingin keluar dari hatiku. "Dan kau tau Dobe, betapa bersalah diriku ini saat dimana aku sendiri yang membuat gadis itu menangis !"
Hancur. Hancur sudah hatiku ini, apa kau tak pernah memikirkan perasaanku barang sedikit saja Sasuke, apakah kau akan melakukan hal yang sama jika aku meneteskan air mata? Dan jawabannya sudah pasti 'TIDAK' karena aku sadar bahwa aku sangat berbeda dengan Hinatamu itu bukan.
"Bahkan semalam aku tidak bisa mengusap air mata yang keluar dari mata sendunya!"
Sasukeeeee, apa kau akan mengusapkan air mataku saat aku tak kuasa lagi membendung air mata ini.
"Aku benar-benar menyesal!" segitu berartinyakah dirinya bagimu Sasuke, hingga kau tak pernah bisa memandangku. "Sekarang apa yang harus aku lakukan?" hanya karena melihatnya menangis kau menjadi putus asa dan hilang semangat seperti ini, yah. Sekarang aku tau betapa berhargaya dia bagimu Sasuke dan bila itu yang membuatmu bahagia.
"Kejar dia dan katakan yang sejujurnya tentang perasaanmu, sebelum waktunya tiba dan kau akan menyesel!" ucapku sebari bergegas pergi darinya dan tak kuasa lagi menahan tangis yang sudah tak kuat lagi kutahan. Biar, biarlah tangisku menjadi deritaku, dan biarlah dia bahagia diatas deritaku.
"Kau benar Dobe, kau benar. Malam ini, semua akan berakhir dan dia akan kujadikan wanita paling bahagia karena menjadi milikku!" ucap Sasuke berteriak dan samar-samar aku masih bisa melihat senyuman puas tersungging dari bibirnya walau air mataku ini turun semakin deras membasahi pipiku asal kau bahagia aku akan mencoba merelakanmu Sasuke no baka.
Naruto And POV
)))0000(((
Sasuke POV
"Hinata !" kupanggil gadis berambut indigo yang tengah termenung disisi kolam taman sekolah ini.
"Sasuke-kun!" kulihat dia mengalihkan wajahnya, samar kulihat matanya sembab mungkin dia menangis semalaman dikamarnya. Seperti dugaanku, dia berbalik dan tersenyum kearahku, senyuman palsu yang sangat-sangat aku benci.
"Hinata. Mengenai yang semalam aku!" dia tersenyum, kali ini senyuman tulus yang ia berikan padaku.
"Aku mengerti Sasuke-kun, lagipula aku ini hanya adik angkatmu bukan? Jadi aku tak mempunyai hak apa-apa untuk melarangmu melakukan apapun, sekalipun berciuman didepan mataku!"
Grepp...
Cukup Hinata, jangan membuatku semakin merasa bersalah. Aku tau, sangat tau apa yang kau rasakan kini, ingin rasanya ku obati luka yang kugoreskan dihatimu itu Hinata, maafkan aku maaf. "Maaf Hinata, maaf telah melukai hatimu. Maaf aku telah membuatmu menangis untuk sekian kalinya, maaf untuk membuatmu merasa tersiksa denganku!"
"Aku baik-baik saja Sasuke-kun!"
"Jangan bohongin perasaanmu, karena aku mencintaimu Hinata!" ucapku lantang.
Sasuke And POV
Sasuke tersenyum puas saat dimana Hinata membalas pelukannya. Sayangnya tanpa Sasuke sadari wajah manis dan polos itu kini tengah menyunggingkan sebuah seringai lebar dibibirnya, seringai yang sulit diartikan, seringai yang menyimpan sebuah misteri dan hanya dia seorang yang tau.
"Namikaze Naruto, liat saja nanti apa balasan untuk gadis yang telah berani-beraninya merebut Sasuke dariku dan... balasan untuk gadis yang telah lancang merebut ciuman Sasukeku!" batin gadis indigo itu sebari menyeringai. Oh, Naruto kau barada dalam posisi yang tidak menguntungkan sekarang.
'Bersambung...'
Kyaaaaaa... maafkan Zura yang telah membuat readers kecewa dengan pic super-duper geje ini huhu... T.T
Yaudah Zura Cuma mo bilang...
Please Read and Review (-'.'-)