Disclaimer : NATSUME always~

Author : Amy

Warnings : Miss typo, ancur, kata-kata kasar, maksa, garing, dsb


.

.

.

.

KOTOR

—adalah satu kata yang tepat untuk menggambarkan keadaan rumah ini. Celana berada di atas lemari, baju kaos berada di atas meja makan, sampah plastik dan tisu bekas ingus bertebaran di lantai, piring dan peralatan makan yang menumpuk di dapur, lantai penuh debu, dan buku-buku tebal yang berserakan.

Sangat normal apabila lemari baju jadi sarang tikus.

"Wah, sejak kapan rumah ini kotor sekali?" ujar Thomas, baru sadar.

.

.

.

Satu, dua, tiga, empat, … kira-kira ada tiga belas piring yang dibawa Thomas bertumpuk, bahkan tinggi tubuhnya kalah dengan tinggi piring. Dengan sangat hati-hati dan keseimbangan penuh ia berjalan menuju rak piring. Untung tidak ada angin. Satu hembusan nafas Saibara saja bisa menjatuhkannya.

Tapi, tak sengaja ia menginjak mainan bebek milik Stu, dan ….

"WUAAAAAA!"

Hup hup hup!

Sedetik sebelum semua piring jatuh, dengan lincah Thomas berhasil menangkap semuanya kembali. Ia tersenyum bangga mengingat aksinya, langsung berpose dan tertawa-tawa dalam hati. 'HAHA! GUA AWESOME!' pikirnya narsis.

KRAAK!

Ia meletakkan piringnya terlebih dahulu di lantai, baru kemudian terjatuh. Mukanya pucat menahan sakit. Aksi sok mudanya barusan membuat encoknya kambuh.

.

.

.

.

"Seribu, empat ribu, tujuh ribu … tujuh ribu lima ratus delapan puluh. Haaa~ah, hanya segini? Lagi-lagi makan malam nanti nasi kare," lirih Claire menatap seluruh uangnya. Sudah dua bulan ia mengurusi ternak milik kakeknya, penghasilannya selalu di bawah 20.000 Gold.

Ia menatap pintu rumahnya yang usang. "Andai, andai saja ada uang jatuh dari langit."

BRAAK!

"Claire! Tolong aku!"

"Huh? Mayor? Bukankah kau sakit pinggang?" Claire mengangkat wajahnya. "Hei, seharusnya ketok pintu dulu!"

"Dengarkan dulu penjelasanku!" ujar Thomas sambil duduk di sofa tamu.

"Apa?" tanya Claire, bingung. Thomas hanya menatapnya tajam, tidak menjawab. "Kenapa malah diam? Cepat jelaskan!"

"Hei, aku ini tamu!"

"Siapa bilang kamu babu? Memangnya kenapa?"

"Seorang tamu harus disediakan minum!"

Urat kemarahan muncul di dahi Claire. 'Hah, banyak maunya,' pikirnya sambil menuju dapur.

.

Thomas menyeruput teh yang disediakan Claire, kemudian menghela nafas lega. "Claire, kamu bisa menjaga rahasia, 'kan?"

"Memangnya ada apa, sih?"

Sraat ….

"WHAT THE HELL? Selama ini kau pakai wig?" teriak Claire melihat Thomas yang melepas rambutnya.

"Bukan! Yang dulu itu rambutku! Tapi, sekarang …." Mata Thomas berkaca-kaca.

Claire memiringkan kepalanya. "Sebenarnya ada apa?"

"Begini ceritanya …."

.

.

Tok tok tok

"Masuk," lirih Thomas, mempersilahkan.

Seorang gadis berambut cokelat panjang—yang dikenal seluruh kota bernama Karen, membuka pintu. "Mayor~ Aku datang menjenguk~" ujarnya sambil tersenyum manis.

"Terima kasih …," ujar Thomas, serasa ingin menangis, jarang-jarang ia diperhatikan seperti ini. Sekarang ia sedang tergeletak tidak berdaya di atas kasur. Dokter Trent mengatakan ia harus istirahat yang cukup kalau mau sembuh.

Karen meletakkan barang yang ia bawa di meja.

"Apa itu?" tanya Thomas penasaran.

"Obat," jawab Karen, tersenyum. "Ayah saja sembuh sesudah makan obat ini!"

"Oh, ya?"

Karen melihat jam dinding. "Ah, maaf, Mayor. Aku membawa obatnya saja dulu, masih ada urusan yang belum aku kerjakan."

Thomas agak sedikit kecewa. "Tidak apa-apa. Terima kasih sudah mau menjengukku."

"Dimakan, ya obatnya!" pesan Karen sebelum menutup pintu.

Setelah sepuluh menit berlalu, Thomas melirik pada obat yang ditawarkan Karen. Ia menjulurkan tangan ke arah meja dan mengambil barang itu. Ia membuka tutupnya dan … mendapati benda tidak jelas di dalam sana. Saking bahagianya, Thomas tak menyadari keanehan bentuk benda itu.

"Selamat makan~"

Hap!

GLEGAAAR!

.

.

Claire hanya terbengong-bengong mendengar cerita Thomas. 'Kasihan sekali, sudah jatuh tertimpa tangga pula …,' pikir Claire, malah berpribahasa. "Memangnya Mayor tidak tahu kalau rasa makanan buatan Karen itu super-duper-extra-extreme?"

"Aku lupa saking bahagianya …," lirih Thomas sedih.

Claire sweatdrop. 'Bodoh,' pikirnya. "Lalu? Mau minta tolong apa? Kalau mau minta tumbuhkan rambut, minta saja sama Witch Princess."

Thomas menatap lantai. "Sudah, tapi …."

"Tapi?"

"—dia membuat kepalaku jadi medusa." (1)

Claire tertawa terbahak-bahak. Thomas hanya merengut kesal.

"Kenapa malah minta tolong padaku? Yang lainnya, 'kan bisa?" tanya Claire, bingung.

"Aku mau minta tolong pada Ellen, tapi dia tidak kuat lagi membuat obat. Kalau dengan yang lain nanti mereka mentertawakanku. Jadi, aku mau minta tolong padamu untuk membuat obat itu. Caranya sudah kucatat." Thomas mengeluarkan sesuatu dari kantongnya. "Nama obatnya 'Nasi kare luar biasa'."

'Norak amat …,' pikir Claire, sweatdrop bagian kedua. "Sini, biar kulihat."

.

Bahan yang dibutuhkan :

1. Potongan kuku kaki milik orang berumur di atas 50 tahun

2. Rambut putih milik orang berumur di bawah 25 tahun

3. Bahan-bahan untuk kare biasa

4. Bumbu yang hanya diketahui oleh Master Kare

5. Bumbu yang paling penting : cinta

.

Claire muntah membaca catatan itu, terutama diakibatkan yang nomor 5. "Apaan, nih? Bahannya aneh semua! Susah lagi! Nomor 4 apalagi! Apaan tuh 'bumbu yang hanya diketahui oleh Master Kare'?"

"Aku tidak tahu. Jangan marah padaku, dong," ujar Thomas merengut. Tanpa rambut, kepalanya yang bulat terlihat semakin bulat. "Kalau kau bisa membuatkan aku obat ini, akan kuhadiahkan sebuah pulau dan sebuah rumah."

Claire melotot. "Tumben baik? Yah, tak ada salahnya mencoba. Lagipula aku kekurangan uang. Baiklah kalau begitu! Kuterima!"

"Deal?"

"Deal!"

.

.

Claire menatap catatan itu lekat-lekat. "Ngomong-ngomong, Mayor, apa kau tahu orang yang berumur di bawah 25 tahun mempunyai rambut putih?"

"Rambut putih?" Thomas berusaha memutar otaknya. "Kalau perak aku tahu."

"Sama saja!" Claire tersenyum lebar. Bahan nomor 3 sudah dia dapatkan, ditambah dengan yang ini tinggal 3 bahan lagi. "Dia tinggal dimana?"

"Aku tidak tahu, tapi dia sering muncul di Forget Me Not Valley," ujar Thomas, mengingat-ingat. "Sebagai pencuri."

"Hah? Maling? Apa tidak ada yang lain?"

Thomas menggeleng. "Hanya dia yang aku tahu."

Claire menghela nafas. "Namanya?"

"Skye, Phantom Skye."

.

.

.

.

TBC

.

.


.

(1) Medusa : Wanita berambut ular

.

HANCUR~!

HANCUR~!

#galau

AA~ARGH! Sudah lama tidak membuat cerita jadi hancur! DX Ceritanya maksa pula! DXX #gigit meja

Ah, ya. Pair utama di sini : SkyexClaire. Tuh pencuri muncul chapter depan—kalau kulanjutkan. :(

.

Review, please? :)