Title: Ingat Namaku

Rate: M

Disclaimer: Bleach dan karakternya punya Kubo-sensei seorang!

Summary: Ichigo babak belur dihajar oleh musuh barunya, seorang Arrancar. Tidak, lebih parah lagi seorang Sexta Espada. Malam itu pun akan menjadi malam yang tak akan pernah dilupakkan Ichigo. GrimmIchi yaoi. Slight IchiRuki. Don't like don't read!


Ingat Namaku

Chapter 4

Ichigo tidak mengerti, bagaimana hanya dengan satu lengan Grimmjow masih saja mengunggulinya. Yah Grimmjow masih memiliki kedua kakinya yang kuat, Sexta Espada itu menggunakan seluruh tubuhnya untuk bertarung. Tidak seperti Ichigo yang bergantung pada zanpakutou, bahkan dia bertarung dengan tangan kosong hanya ketika tidak menjadi shinigami.

Namun sekarang zanpakutounya, Zangetsu sudah terlepas dari tangannya. Kedua tangan Ichigo yang tadinya mati rasa karena ditancapkan dengan Pantera, berangsur-angsur mulai terasa sakit. Ditambah lagi Grimmjow sedang menikmati leher shinigami muda itu. Pikirannya campur aduk karena rasa sakit juga rasa menggelitik yang datang dari Grimmjow. Dia ingin memberontak, tetapi itu malah hanya akan semakin melukai tangannya. Bagaimanapun juga dia masih membutuhkan kedua tangannya untuk menghajar laki-lagi di atasnya.

"G-Gri… ngh…! Hentikan!" erang Ichigo yang mulai menghentakkan salah satu dengkulnya untuk mendorong Grimmjow.

Tidak mempedulikan protes Ichigo, Grimmjow terus menikmati mangsanya. Meski tidak seperti sekasar sebelumnya, dia tahu Ichigo sudah tidak bisa melawannya dan Grimmjow kehilangan satu lengan. Itu membuatnya agak frustasi dan menggertakkan giginya. Dia lepaskan reiatsunya untuk menekan shinigami yang masih tidak menyerah di bawahnya. "Jangan melawan, Kurosaki. Aku bisa saja mematahkan lehermu saat ini." ancamnya tepat di telinga Ichigo.

Reiatsu Grimmjow menyesakkan Ichigo, rontaannya pun terhenti seketika. Dadanya terasa sakit, sulit bernafas karena reiatsu Grimmjow. Meski hanya berlangsung beberapa detik, dia terbatuk-batuk setelah Grimmjow menarik kembali reiatsunya. Saat itu, meski tidak ingin, meski Ichigo mengutuk dirinya yang begitu lemah, dia berhenti berontak. Untung saja hollownya tidak mengganggu seperti sebelumnya. Dia tidak butuh 2 hollow bermasalah.

Menyadari shinigami berambut oranye itu sudah tidak melawannya, Grimmjow menarik diri dan melihat wajahnya. Nafas Ichigo masih terngah-engah, namun sudah mulai stabil. Terkadang erangan kecil keluar dari mulutnya. Betapa Grimmjow menikmati pemandangan di bawahnya. Pemuda yang begitu sombong, seakan dia lebih kuat dari Grimmjow, sekarang terjebak tidak bisa melakukan apapun. Untuk beberapa detik, kedua pasang mata saling pandang sebelum sepasang yang berwarna karamel mengerenyit dan membuang pandangannya ke arah lain. Sebersit warna pink mewarnai pipi pemiliknya. Grimmjow tidak melihat itu, tetapi dia bisa merasakan ada perubahan pada reiatsu Ichigo, agak sedikit tidak stabil dibanding beberapa saat lalu. Menyeringai, dia menyukai kenyataan bahwa mangsanya merasa tidak nyaman.

Satu hal lagi yang Grimmjow tidak—belum sadari. Bagian bawah Ichigo sudah mengeras. Dia teringat akan mimpinya di malam pertama kali dia bertarung dengan Grimmjow. Ichigo tahu persis bahwa dirinya bukan gay, dia masih berpikiran bahwa ketertarikannya pada Grimmjow adalah karena reiatsu Grimmjow yang masuk ke dalam tubuhnya dan mengacaukan reiatsu miliknya. Perlahan dia menutup kedua kakinya, menyembunyikan kejantanannya. Jangan sampai dia tahu.

"Heh. Bahkan sampai saat ini kau masih dengan wujud bankai. Hebat juga, Kurosaki." Ucapan Grimmjow membuyarkan pikiran Ichigo.

"Apa yang sebenarnya kau lakukan?" gertak Ichigo.

Seandainya saja dia masih memiliki tangan kirinya, saat ini mungkin Grimmjow sudah membawa Ichigo ke Las Noches. "Sudah kukatakan, bukan? Aku akan kembali dan mengambil apa yang akan menjadi milikku." jawab Grimmjow dengan nada sedikit kesal. "Kau pikir aku hanya main-main?"

Bisa dikatakan Grimmjow seperti anak kecil yang bosan dan ingin mencari teman bermain—atau bertarung yang tentu dia anggap selevel dengannya. Di Las Noches, meski ada espada lainnya, Aizen tidak akan mengizinkan pertarungan antar espada. Ditambah lagi mereka diawasi oleh 2 shinigami pembangkang yang terus mengikuti Aizen, Ichimaru Gin dan Tousen Kaname. Betapa Grimmjow membenci ketiga shinigami itu, tapi dia tahu benar di mana posisinya. Meski begitu, tetap saja dia tidak bisa menahan diri sejak melihat Ichigo. Tentu dia meremehkan Ichigo ketika melihat laporan Ulquiorra Cifer. Shinigami muda itu dihajar habis oleh Yammy Llargo, Arrancar Diez—yang terlemah di antara 10 espada. Namun pada akhirnya shinigami itu diselamatkan oleh Urahara Kisuke dan Shihouin Yoruichi yang memukul mundur Yammy.

Grimmjow tahu, Ulquiorra bisa saja membunuh mereka semua, tapi karena perintah Aizen, Ulquiorra dan Yammy harus mundur. Karenanya Grimmjow merasa Quatro Espada itu telah menyia-nyiakan kesempatannya menghabisi musuh sekaligus. Tanpa pikir panjang, Grimmjow dengan 6 fraccion yang setia pergi ke dunia manusia untuk menghabisi siapapun yang memiliki reiatsu kuat, termasuk pemuda berambut oranye itu. Namun berkat kenekatannya, dia kehilangan seluruh fraccion, satu lengannya, bahkan pangkatnya sebagai espada. Mungkin itu pertama kalinya Grimmjow berani bertindak menentang Aizen.

Dan sekarang dia sedang menikmati shinigami muda yang entah bagaimana menarik perhatiannya.

"Ah! Hei jangan…!"

"Kau kira aku tidak menyadarinya? Ternyata kau memang menyukai ini ya." Grimmjow, yang kini sudah dalam posisi di antara selangkangan Ichigo, meremas kejantanannya yang tersembunyi. "Dasar mesum."

"Memangnya kau tidak? Lepaskan!" namun rintihan Ichigo tidak digubris oleh Grimmjow. Malah dia memasukkan tangannya ke dalam hakama Ichigo, menyentuhnya langsung.

Setetes, dua tetes air mata membasahi pipi, Ichigo tidak lagi meronta. Dia sudah pasrah. Suatu tempat di benaknya berpikir paling tidak Grimmjow terlihat tidak berniat untuk melanjutkan pertarungan ataupun membunuhnya. Rasa sakit yang tadinya hanya di tangannya yang masih tertancap Pantera, kini mulai menyebar ke seluruh tubuhnya yang terkena serangan Grimmjow. Ichigo sering terluka dalam pertarungan, tetapi seringkali lukanya cepat sembuh atau Inoue Orihime langsung menyembuhkannya dengan Souten Kisshun. Namun kali ini, cedera yang dia alami tidak cepat sembuh seperti sebelumnya, seakan terjadi perubahan pada reiatsu miliknya. Mungkin karena reiatsu Grimmjow, mungkin juga karena reiatsu hollownya. Kalau diingat-ingat, latihannya tidak selesai dengan benar. Di tengah latihannya di sarang para vizard, Ichigo langsung pergi ketika tahu arrancar kembali muncul. Dia langsung tahu siapa yang datang kembali.

Apa yang kulakukan…?

"Sial… nnah!" Ichigo menutup kedua matanya, dirasakan dirinya sudah mencapai klimaks dan membasahi kepalan kuat Grimmjow. Sama seperti di dalam mimpi. Padahal seumur hidupnya, dia belum pernah melakukan masturbasi. Dan kini pengalaman pertamanya adalah dengan seorang laki-laki. Ditambah lagi bukan manusia, tetapi arrancar.

Musuh.

Dia terangsang oleh musuhnya.

"Heh." Grimmjow mengeluarkan tangannya dan menjilat cairan putih yang melumurinya. Mata biru langitnya tidak pernah meninggalkan sosok Ichigo yang mengalihkan pandangannya. Grimmjow menyukai pertarungan, tapi dia lebih menyukai mangsanya yang tidak berdaya terjebak dalam cengkeramannya. Dia menyukai rasanya menjadi yang terkuat. Ichigo tidak hanya lebih lemah darinya, tetapi juga pantang menyerah. Kobaran api di mata karamelnya, meski babak belur, tidak pernah padam. Namun itu hanya sampai saat ini. Air mata membuat sosok mangsanya semakin terlihat nikmat. Grimmjow tidak pernah mengamati mangsanya seperti ini. Biasanya dia langsung membunuh dan memakannya tanpa menunggu sedetik pun. Dia bukanlah orang—arrancar yang suka menyia-nyiakan waktu maupun tenaga.

Namun Ichigo berbeda. Baunya nikmat, reiatsu yang menggelitik, kulit dan darah yang lezat. Semua itu hanyalah insting hollow. Ichigo tidak seperti mangsa lemah lainnya, dia melawan sampai akhir. Itulah yang membuat Grimmjow begitu tertarik padanya. Meski dia selalu ingin membunuh shinigami muda itu, pada akhirnya dia ingin memilikinya sendiri.

"Oi, Shinigami." Grimmjow bangkit dan mencabut Pantera dari tangan Ichigo, diikuti dengan rintihan kesakitan pemuda itu. "Kau akan—huh?!"

Belum selesai berbicara, lengan dan kaki Grimmjow membeku dalam sekejap mata. Terkejut, Grimmjow menengok ke arah asal serangan dan melihat sesosok shinigami wanita.

"Tsugi no mai, Hakuren." Rukia membekukan Grimmjow sepenuhnya. Kemudian dia berlari menghampiri Ichigo. "Ichigo! Kau terluka parah…"

Ichigo sendiri terbelalak melihat serangan Rukia. Nafasnya masih terengah-engah namun merasa sedikit lega.

"Rukia…. Hah!" cepat-cepat Ichigo merapatkan kakiknya dan bangkit ke posisi duduk. Berharap Rukia tidak melihat hal yang memalukan.

"Kau ini, seharusnya jangan selalu bertindak sendiri. Tunggulah bantuan datang." kata shinigami kecil itu.

Ichigo mengalihkan pandangannya dan sedikit merengut, "Maaf."

Bola mata Rukia yang besar terlihat cemas sembari memperhatikan luka-luka yang ada di tubuh Ichigo, sampai akhirnya dia melihat wajahnya. "Ichigo?" tangan kecilnya menghampiri pipi dan ujung mata Ichigo yang terlihat sembam. "Apa yang—guh?!" tiba-tiba Grimmjow yang seharusnya membeku, berhasil memecahkan es dan mencengkram wajah Rukia.

"Jangan meremehkanku, Shinigami!" gertak Grimmjow. Dia bersiap mengeluarkan cero. Rukia tidak bisa bergerak sama sekali.

"Rukia!" Ichigo berusaha menggapai lengan Grimmjow tapi tepat sebelum itu, serangan lain datang mengenai lengan Grimmjow sehingga dia melepaskan Rukia.

Hirako Shinji.

Dengan shunpo, Rukia bergegas membawa Ichigo menjauh dari Grimmjow. Tentu saja hal itu Grimmjow sadari dan dia hanya memincingkan matanya ke arah Rukia. "Cih." Kali ini dia akan melepaskan mereka. Lagipula masih ada satu orang lagi yang mengganggu. "Siapa kau? Kau juga teman mereka?"

Hirako terlihat tidak senang dengan pertanyaan sang Arrancar. Dia tidak suka diasosiasikan dengan shinigami setelah apa yang telah mereka lakukan padanya dan vizard lainnya 100 tahun lalu. "Kenapa mikir gitu?"

"…jadi kau ini apa?"

"Tak penting."

"Benar. Siapapun kau, tidak ada hubungannya dengan membunuhmu!" Grimmjow langsung menerjang Hirako namun Hirako dengan mudah menghindari serangannya dan mengeluarkan topeng hollow yang sempat membuat Grimmjow lengah. Topeng seperti Kurosaki. "Jadi kau memang temannya?!" gertak Grimmjow. Dia tidak mengerti mengapa para shinigami itu memakai topeng seperti hollow.

"Jangan membuatku mengulangnya. Tak penting siapa aku." Hirako menebas Grimmjow dengan zanpakutounya kemudian menembakkan cero.

Meski terkejut, dengan instingnya Grimmjow membalas dengan menembakkan ceronya pada cero Hirako. Meski bisa menghindar tembakan fatal, tapi tetap saja dia terkena efek ledakan kedua cero. Hirako mengunggulinya. Luka Grimmjow pun bertambah parah. Tapi itu tidak membuatnya mundur. Dia marah dengan keadaannya, dia paling benci dipandang lemah. Grimmjow menghunuskan pedangnya, berniat menghabisi Hirako untuk selamanya.

"Brengsek…! Kishire, Pan—?!" tiba-tiba Ulquiorra muncul dan menahan tangan Grimmjow, "Ulquiorra!"

"Misi selesai, ayo pergi."

Negaccion—sebuah cahaya membentuk pilar muncul dari garganta di langit, menyelimuti Grimmjow dan Ulquiorra dan membawa mereka kembali ke Hueco Mundo, meninggalkan Ichigo, Rukia dan Hirako yang menatap mereka dengan bingung.

"Dasar orang-orang menyusahkan." komentar Hirako sambil menyarungkan zanpakutounya. "Oi, Ichigo! Payah sekali kau membuat khawatir cewek. Sekarang kau malah diselamatkan olehnya. Cowok macam apa kau hah?"

"…apa?" Ichigo mengedipkan matanya, bingung.

Rukia tidak mengira, meski tidak memasuki sarang vizard, Hirako menyadari kehadirannya di luar ketika dia memastikan keberadaan Ichigo. Dia sendiri tidak tahu siapa sebenarnya Hirako, memiliki zanpakutou seperti shinigami, namun juga topeng hollow. Bahkan Ichigo sampai terlibat dengannya.

"Sudahlah, tidak usah dibicarakan!" Rukia berusaha memotong pembicaraan.

"Cih. Dasar kalian semua menyusahkan saja, ampun dah. Ayo cepat, kita ke Hachi untuk mengobati lukanya." ujar Hirako kesal sambil memunggungi mereka.

"Rukia…?" Ichigo mengalihkan pandangannya ke shinigami wanita yang masih menyokongnya.

Ichigo tidak tahu Rukia telah mencarinya, ketika dia tiba-tiba menghilang, hingga akhirnya mengetahui keberadaannya di sarang para vizard. Tapi Rukia sendiri tidak merasa Ichigo harus tahu, saat itu dia cukup lega mengetahui Ichigo baik-baik saja. Ichigo memang membuatnya khawatir, terlebih setelah pertarungannya pertama kali melawan Grimmjow. Pemuda itu cukup terpukul dengan kekalahannya. Dan sekarang entah apa kekuatan yang Ichigo berusaha dapatkan, tapi Rukia tetap mempercayainya. "Sudahlah bukan apa-apa." ujar Rukia dengan nada lembut. "Ayo kita obati lukamu." Ichigo mengangguk dan berdiri dengan bantuan Rukia dan mereka mengikuti Hirako menuju sarang vizard.

Namun Rukia tidak bisa melupakan wajah Ichigo saat menemukannya tadi.


Ushoda Hachigen berusaha menyembuhkan luka-luka Ichigo namun tidak banyak yang bisa dia lakukan, terutama karena reiatsu Grimmjow dan Ichigo tercampur lewat luka-luka itu. Hachi menganjurkan Rukia untuk membawa Ichigo pulang dan membiarkannya istirahat total.

Di kediaman Kurosaki, Rukia hanya menatap tubuh Ichigo yang terbujur lemah di kasur. Sejak mendapat bantuan pertama dari Hachi, pemuda itu tidak sadarkan diri hingga sekarang.

"Ada apa denganmu, Ichigo…?" di tengah lamunannya, tiba-tiba terdengar ribut di luar kamar, yang ternyata adik-adik Ichigo. Kurosaki Karin dan Kurosaki Yuzu khawatir dengan keadaan kakak mereka dan Rukia merasa bersalah karena tidak bisa cepat menolongnya. Mereka sangat menyayangi kakaknya dan sering kali khawatir karena kakaknya sering menghilang atau tiba-tiba sikapnya berubah aneh. Tentu saja Ichigo tidak bisa bilang soal dirinya sebagai shinigami dan sering kali Kon menggantikan dirinya saat dia harus bertarung.

"Kami ingin makan malam dengan Onii-chan." ujar Yuzu yang membawa nampan dengan sepiring makanan di tangannya. Wajahnya terlihat sekali sangat khawatir.

Rukia tersenyum lembut melihat keduanya, ada sedikit rasa bersalah dalam dirinya karena tidak bisa melindungi Ichigo. "Kalian… masuklah. Ichigo juga pasti akan senang."

"Rukia-chan, bagaimana keadaan Ichi-nii?" tanya Karin sambil menghampiri kakaknya yang tertidur. Yuzu mengikutinya setelah meletakkan makan malam di meja belajar Ichigo.

"Jangan khawatir. Ichigo sudah tidak apa-apa. Sekarang dia tertidur nyenyak. Besok pasti sudah sehat kembali." jawab Rukia. Nadanya tenang seperti biasa, tapi kekhawatiran masih terpancar di matanya yang berkilau karena pantulan sinar rembulan. Bukan karena keadaan fisik Ichigo, dia masih tidak tahu ada masalah lain yang dihadapi oleh pemuda itu.

"Onii-chan…" Yuzu menggenggam tangan kakaknya yang dibalut perban. Air matanya pun tak terbendung. Karin menepuk-nepuk punggung adiknya untuk menenangkannya.

Rukia menatap kedua kakak-adik itu dan merangkul keduanya. "Kalian tinggallah di sini menemani Ichigo. Aku akan mengeluarkan futon."

"Sungguh?" mata Yuzu berbinar dengan pipi yang basah karena air mata.

"Tentu saja." angguk Rukia sambil mengelus lembut kepala adik bungsu Ichigo.

Malam itu, Rukia memutuskan untuk membiarkan Ichigo dengan adik-adiknya dan dia bermalam di tempat Urahara bersama shinigami lainnya.


Pagi hari, Ichigo terbangun dengan wajahnya menghantam ke lantai. "Agh apa-apaan mimpi semalam. Rasanya aku mimpi buruk." Ichigo menguap lebar dan bangkit dari kasurnya, sama sekali tidak ingat bermimpi apa. Menggaruk-garuk kepalanya, dia mengingat-ngingat apa yang terjadi sebelum dia tertidur. Tubuhnya menegang saat teringat apa yang telah Grimmjow lakukan padanya.

"Si brengsek itu…!" wajahnya memerah ketika perlakuan Grimmjow padanya terulang kembali di dalam ingatannya. Setiap sentuhannya terasa kembali menggelitik kulit pemuda itu. Ditambah lagi wajah khawatir Rukia. Dia merasa wanita itu menyadari sesuatu ketika menyentuh wajahnya. "Sial… kenapa begini…?"

Ichigo menutup setengah wajahnya dengan tangannya. Di saat itulah dia baru menyadari luka-lukanya sudah sepenuhnya pulih dan tubuhnya terasa segar. Hanya satu orang yang bisa menyembuhkan luka-luka parah dengan sempurna dan Ichigo berusaha memastikan reiatsu yang tertinggal, "Reiatsu ini…"

"Kemungkinan besar milik Inoue Orihime." tiba-tiba Hitsugaya Toushirou muncul dari jendela kamar Ichigo. "Segera ikut denganku, Kurosaki Ichigo. Ini darurat."

TBC


Author Note

Halo halo~ maafkan keterlambatan yang luar biasa ini, tapi akhirnya berhasil juga update! Nggak nyangka udah terbengkalai selama 5 tahun tapi masih ada juga yang review nagih update. Ini kelamaan sampai lupa gara-gara mentok di plot plus lupa email dan password yang ternyata udah sempet kuganti hahahah #sibego. Terima kasih buat kalian yang masih juga setia menunggu dan menagih, saya jadi terharu (;/;)

5 tahun ninggalin Grimmjow sama Ichigo di jalanan. Pasti mereka pegel2 #plak

Mungkin ada yang mengira saya hilang ditelan bumi, tapi sebenarnya saya di telan dunia game dan anime-anime series lain jadi selama 5 tahun ini fokusnya sudah berubah-rubah. Efek nungguin Grimmjow nggak balik-balik bertahun-tahun;;;; tapi untunglah dia sudah kembali tapi tetep aja dia belom dapet giliran beraksi tanpa gangguan...

Daaan karena udah terbengkalai 5 tahun lebih, jadi saya re-read ulang cerita ini juga manganya. Skill menulis saya juga turun, tolong maafkan kalau tulisan saya jadi agak aneh ya. Seperti yang sudah diingatkan sebelumnya, chapter ini juga ada bagian canon tapi dengan sedikit modifikasi sesuka hati saya yang tentu saja tanpa mengubah cerita aslinya. Chapter sebelumnya juga ada sedikit perubahan soal tangan Grimmjow. Memang sebelumnya saya berencana biarin 2 lengan Grimmjow utuh, tapi nggak inget plotnya jadi apa jadi dibalikin keaslinya buntung 1 hahahah.

Ya sudahlah curhatannya. Sekali lagi, makasih buat yang masih aja baca dan nungguin kelanjutan cerita ini. Doakan bisa selesai sampai akhir~