Hola…, RFB balik lagi, the last chapter update…, akhirnya…

Akan ada sekuelnya waktu Naru ketemu ama Sasuke pas pergantian tahun 5 tahun lalu…, so KEEP ENJOYING THE STORY…

Naruto © : Masashi Kishimoto

My Fate© : Riri Flower Blood

Genre : AU/Angst/Hurt/Comfort

Rated : T

~ Chapter : The Tears ~

31 December

Hari ini, genap 6 tahun ikatan benang merah ini terjalin. Aku sangat tahu, peristiwa ini pasti akan datang kepadaku. Entahlah…, mungkin aku sudah terlalu lelah untuk ini. Aku akan ada selalu untukmu Sasuke, seperti permintaan pertamamu. Aku akan terus hadir selalu didalam kehidupan mu… Selamanya…

Sayonara Sasuke…

xxxxxxxxxx

Seorang pria terlihat berlari terengah-engah sambil membawa selembar kertas yang telah lusuh, didekapnya kertas itu seperti harta satu-satunya yang ia punya, mencari suatu ruangan yang tak kunjung ia temukan, airmatanya turun perlahan-lahan membasahi jubah putih seorang dokter yang ia kenakan. Peluhnya bembasahi wajah tanpa cacat yang ia punya, dan bibirnya menggumamkan sesuatu berulang-ulang, seperti kaset yang telah rusak. Seperti menggumamkan suatu permintaan keputusasaan…

Permintaan yang mungkin tak akan terwujud…

xxxxxxxxxx

"Baa chan…" makhluk rapuh yang sedang terbaring di ranjang putih itu meringis kesakitan.

"Sabar Naru chan, Sasuke akan segera datang. Tadi dia sempat menelpon Baa chan katanya dia akan datang sebentar lagi, sabar ya Naru…" wanita yang di panggil Baa chan itu hanya bisa menggigit bibir bawahnya sambil menahan isak tangisnya. Walaupun ia tahu, hal itu tak akan berguna. Dia hanya bisa memegangi tangan mahluk rapuh yang terbaring di ranjang putih sambil memberikan kehangatan kepada tangan yang perlahan-lahan kehilangan panasnya.

"Aku sa-yang Baa-chan, akkhhh…hah hah hah…" tangan mungil itu semakin erat menggenggam tangan seorang wanita cantik di sebelahnya. Mulutnya mulai memuntahkan sesuatu yang menjadi sumber hehidupan setiap makhluk di bumi, sesuatu berwarna merah pekat, darah…

"Ia Naru, Baa chan tahu itu. Baa chan juga sayang Naru, sabar ya…, sebentar lagi dia datang" wanita itu semakin terisak, tidak dapat menahan tangisannya di depan cucu kesayangannya.

"Jang-an, nan-ti di-a sa-kit…" makhluk rapuh itu menyeka airmata sang wanita yang di panggil Baa chan olehnya.

"…"

"A-kuhh…, sa-ngat sa-yang… Baa-chan Akkhhhh…dan ju-ga Sa-su-kehh.." makhluk kecil itu tahu, ia sudah mencapai batasnya. Peluhnya membanjiri kening dan lehernya yang jenjang, membasahi baju rumah sakit yang ia kenakan

"Iya, iya…, Naru tenang saja semuanya juga menyayangi Naru, tidak ada yang membenci Naru" wanita itu berusaha menyeka darah dan peluh yang mengalir dari makhluk rapuh yang terbaring dan berkali-kali pula ia berusaha untuk menyeka airmata yang mengalir dan membasahi tangan makhluk kecil itu sambil tersenyum hangat, wanita itu juga tahu bahwa seseorang yang ia panggil Naru sudah sampai pada batasnya.

"Sa-yo-nara…." Makhluk rapuh itu tersenyum dan perlahan-lahan menutup kelopak matanya secara pasti juga mengendurkan genggamannya secara perlahan da kemudian terlepas. Sesaat kemudian terdengar teriakan yang memenuhi ruangan itu, menjadikan malam tahun baru kali itu sangat menyisakan kepiluan yang membekas.

"NARUTOOO…."

xxxxxxxxxx

"NARUTOOO…."

Langkah lelaki itu terhenti di depan sebuah kamar rumah sakit, tak sanggup ia untuk memasuki kamar itu. Karena ia tahu apa yang terjadi dalam. Jiwa dan raganya menangis membiarkan orang yang ia cintai pergi lebih cepat karenanya. Tak sanggup menanggungnya, badannya ia hempaskan pada dinding dibelakangnya. Perlahan-lahan turun kemudian meringkuk sambil memeluk lututnya. Dan kembali menggumamkan sesuatu yang tidak jelas berulang kali. Peyesalan selalu datang di akhir, dan itu yang di alami oleh seorang Sasuke. Yang ia lakukan hanya bisa berteriak dan menangis dalam sunyinya malam tahun baru yang menyisakan luka yang menganga dan mungkin tak akan pernah bisa untuk tertutup kembali.

Siang tadi laki-laki itu menyaksikan proses operasi seorang pasien yang ia tahu siapa. Hatinya tak tega melihatnya tetapi ia juga membenci orang itu yang telah menghancurkan apa yang ia punya selama ini. Lelaki itu keluar dari rumah sakit dan mengendarai mobilnya menuju villanya yang terletak di bukit. Lelaki itu menelusuri kenangan-kenangan yang masih hangat tersimpan di villanya. Tiba-tiba ia menemukan sebuah surat tergeletak di bawah frame foto dirinya dan orang yang sangat dia cintai. Ia mulai membacanya, satu tetes, dua tetes menyusul, tiga tetes dan seterusnya tetes-tetes air itu menelusuri pipinya dan turun membasahi surat yang ia baca.

Segera ia menaiki mobilnya dan menuju ke tempat orang yang sangat dia cintai yang sedang meregang nyawanya di suatu kamar di rumah sakit ini.

Terlambat, janji-janji yang ia janjikan kepada orang yang sangat ia cintai terkubur bersama permintaan seseorang yang sudah ia sakiti. Hanya karena keegoisan dan arogan yang menguasainya kembali sejak terakhir kalinya pada 5 tahun yang lalu.

xxxxxxxxxx

"Sasuke, ayo makan dulu manti kamu sakit…" wanita cantik sedang duduk di samping ranjangnya sambil membawa semangkuk bubur mencoba membujuk pasien sekaligus cucu tirinya itu.

"Aku mau makan kalo Naru hime juga makan, Baa chan…iya kan Naru hime?" seseorang yang di panggil Sasuke berbicara dengan Naru yang ada di dalam foto dalam frame, dan ia memeluk frame itu sangat erat.

"Iya, iya. Ayo Naru makan a…" hati wanita cantik itu miris mengalami keadaan ini. Setelah sebulan pemakaman Naruto, Sasuke semakin kehilangan 'kewarasan'nya sebagai seorang manusia. Ia mulai tertawa, menangis bahkan berteriak sendiri sambil memeluk sebuah frame yang terdapat foto dirinya dan seseorang yang sangat ia cintai… Naruto. Bahkan keluarganya sudah membuang dirinya karena mempermalukan nama baik yang keluarganya bebankan kepadanya. Di sinilah ia sekarang. Terdampar di suatu kamar rumah sakit yang dulunya di tempati oleh seorang yang sudah ia sakiti.

"Nah, Sasuke… kalau sudah makan berarti harus…"

"Tidur…, ayo tidur Naru hime. Oyasumi Baa chan" lelaki itu berkata dengan bersemangat seperti anak kecil sambil mengajak berbicara lagi kepada frame fotonya dan menyelimuti dirinya beserta frame foto dan menaruhnya di samping bantalnya.

"Oyasuminasai Sasu, oyasuminasai Naru… mimpi indah ya" tak tahan wanita itu keluar sambil menyeka air matanya yang mulai jatuh. Beberapa saat kemudian laki-laki itu bangun kembali dan bersandar pada bantal yang iya tumpuk.

"Baa chan sudah keluar Naru hime, aku akan membacakanmu cerita ya…" lelaki itu lagi-lagi berbicara kepada frame foto yang ia peluk, tetapi kemudian ia buka frame itu dan mengambil selembar kertas lusuh terdapat beberapa tetes berwarna merah yang mulai menghitam yang tertulis 'For the people really I Loved : Sasuke'

xxxxxxxxxx