Hajimemashite…

Saia datang dengan fic kedua saia.

Buat yang belum kenal. Halo… salam kenal!

Makasih banget buat semua yang udah sempet mampir dan mereview

Devil Babysitter kemaren,

saia seneng banget baca review senpai-senpai semuanya.

Buat yang minta sequelnya, nanti ya, masih belum mateng.

Saia usahakan bisa publish bulan depan.

Nah, karena kemaren udah pembukaan, sekarang kita masuk ke menu utama.

Semoga yang ini gak mengecewakan.

Dia tak pernah nampak.

Tidak ada yang pernah tahu siapa yang ada dibalik topeng itu.

Otak dari segala tindak keadilan demi memusnahkan

Kelompok mafia paling berbahaya yang disebut Dark Dragon

Dia menyutradarai segala misi untuk menggagalkan aksi Dark Dragon menguasai dunia.

Pria misterius yang diburu seluruh anggota Dark Dragon dengan

Bayaran melimpah.

Sekarang, dia akan menanggalkan topengnya demi melindungi

Sang malaikat.

Semua menyebutnya, "Agen No.1"

AGEN NO.1

Disclaimer: Riichiro Inagaki dan Yusuke Murata

Story: Mayuo Fietry

Pair: Hiruma & Mamori

Genre: romance, crime

Rated: T (agak berat dengan tembak-tembakan)

Warning:OC,OOC akut, typo(buat jaga-jaga), cerita beda jauh sama Eyeshield 21 yang asli,

Crime kurang greget, romance gak kerasa, abal, jelek, gaje,

Sebaiknya siapin mental sebelum baca.

Chapter 1

Kelopak yang Gugur

Enjoy….

Hujan masih belum mau beranjak meninggalkan jalanan masuk menuju kota Tokyo. Masih saja mengguyur dengan ganasnya. Menemani mobil hitam milik keluarga Anezaki itu menyusuri jalanan yang sudah semakin sepi. Jam digital kecil di mobil itu menunjukan pukul 23.42 pm, sudah hampir tengah malam, "apa kita bisa sampai Deimon sebelum pagi?" tanya seorang gadis cantik yang duduk di bangku belakang pada orang tuanya.

Sang ibu, Mami Anezaki meliriknya dari bangku depan. Menatap dalam mata biru shapphire milik putrinya, "tentu saja. Dengan kecepatan segini kita bisa sampai rumah sekitar satu jam lagi," jawabnya.

"Kau sudah kangen kaptenmu itu, Mamo-chan? Hahaha, baru saja pergi dua hari. Tapi kaptenmu itu terus menelpon dan menyuruhmu pulang!" ledek Tateo Anezaki yang duduk dibelakang kemudi.

Mamori Anezaki, gadis cantik itu hanya menggelembungkan pipinya menanggapi ledekan ayahnya. Karena memang benar. Kaptennya, quaterback Deimon Devil Bats, si setan bernama Youichi Hiruma. Entah kenapa seharian ini terus saja menelponnya dan ngotot menyuruh Mamori pulang dengan alasan tidak ada waktu untuk liburan sementara turnamen Kanto sebentar lagi.

Baiklah, itu memang benar, tapi Mamori pergi kan bukan untuk liburan. Hanya untuk mengunjungi bibinya yang baru saja melahirkan. Benar-benar menyebalkan. Batin Mamori. Akhirnya, Mamori dengan sangat terpaksa meminta pulang pada orang tuanya malam-malam begini. Mamori sebenarnya tidak mengerti kenapa pacarnya itu, sekali lagi, pacarnya itu jadi sering uring-uringan. Mungkin karena sebentar lagi turnamen Kanto dimulai. Memang apalagi alasannya kalau bukan Amefuto.

"Iya Mamori, jadi… sejak kapan tepatnya kalian mulai pacaran?" goda ibunya.

Mamori langsung terbangun dari lamunannya dan seketika itu juga wajahnya menunjukan semburat merah yang manis, "eh, apaan sih…!" jawab Mamori kikuk.

Sementara Tateo dan Mami hanya tertawa melihat tingkah putri tunggal mereka, "ibu yakin kalau Youichi itu pria baik," kata Mami. Mamori tak menanggapi, dia memang baik sih sebenarnya.

Drrt… Drrt…

Handphone Mamori bergetar dalam saku celana jeansnya. Gadis itu meraihnya, menatap layar hp-nya yang menampilkan tulisan 'Youichi Calling' Mamori menghela nafas perlahan sebelum menekan tombol jawab.

"Iya Hiruma-kun, sebentar lagi aku sampai rumah dan akan ku kerjakan semuanya besok," kata Mamori kesal seolah sudah tahu tujuan kaptennya itu menelpon. Apa lagi? Tentu saja untuk mengomelinya.

Tapi dugaan Mamori salah, "dengar, aku baru melihat video pertandingan Hakushu Dinosaurs, Ada satu idiot yang tidak bisa diremehkan" suara Hiruma terdengar amat serius diseberang telpon.

Sekedar pemberitahuan, setan itu sekarang tengah sibuk dengan lautan kertas yang tersebar di meja belajarnya, bersama laptop kesayangannya, dan sebuah handycham. Ia sedang menganalisa video pertandingan Hakushu yang baru saja ia dapatkan dari salah satu budaknya. Harusnya itu tugas Mamori, tapi berhubung manajer sialannya itu menghilang ke Kanagawa. Hiruma dengan sangat terpaksa mengambil alih pekerjaan manajernya itu.

Suara serius Hiruma tadi sukses membuat kekesalan gadis itu padanya lenyap, "kenapa?" tanyanya.

"Kau yang harus mencari tahunya manajer jelek. Itu sudah tugasmu kan?"

Yah, akhirnya Hiruma marah juga, "iya, iya, akan ku kerjakan. Tidak usah marah-marah begitu!" balas Mamori yang kekesalannya kini berhasil dikembalikan sang setan,

"Bagus, lakukan seperti biasanya manajer sialan. Edit semuanya, pisahkan berdasarkan perolehan yard, jumlah touch down, dan perhatikan baik-baik yang namanya Gaou"

"Iya, baiklah. Tenang saja, aku akan menyelesaikan semuanya besok. Selamat malam" kata Mamori.

"Hm" jawab Hiruma singkat kemudian memutuskan sambungan telponnya.

Mamori memandangi handphonenya sambil senyum-senyum, tak sadar kalau sedari tadi Mami memperhatikan gerak-gerik putri tunggalnya itu sejak ia bicara dengan Hiruma tadi. Dia tahu, Mamori terlihat begitu lembut pada kaptennya itu. Yah, walaupun Mami juga tahu mereka sering sekali bertengkar. Tapi menurut wanita blasteran Jepang-Amerika itu Mamori dan Hiruma adalah perfect couple. Mami tahu betul Hiruma yang terkesan kejam dan menakutkan itu hanyalah seorang remaja yang haus kasih sayang, sedangkan Mamori terlalu over protective, dan menurut Mami, itulah yang Hiruma butuhkan. Kasih sayang dari putrinya.

Mamori melirik ibunya yang masih juga memperhatikannya, "apa?" ia bertanya.

"Tidak apa-apa," jawab Mami singkat kemudian mengalihkan pandangannya sambil tersenyum kecil. Putrinya cuma menaikan sebelah alisnya kemudian kembali memparhatikan layar handphone dengan wallpaper yang menunjukan foto dirinya yang tengah bersama Hiruma. Keduanya tersenyum menghadap kamera.

Ralat, Mamori yang tersenyum. Sedangkan Hiruma menyeringai ala setan seperti biasa. Sebenarnya mereka sudah lama berpacaran, sejak musim panas kemarin, saat semua anggota Devil Bats mengadakan latihan Death March di Amerika. Tapi entah kenapa mereka malah jadi merahasiakan hubungan mereka. Padahal awalnya Hiruma tidak perduli kalaupun Mamori mau mengatakan kalau mereka pacaran. Tapi Mamori sendiri masih belum berani mengatakannya pada teman-temannya.

Pemilik mata biru shappire itu mengalihkan pandangannya keluar jendela. Masih teringat jelas dibenaknya bagaimana malam itu. Saat semuanya tengah kelelahan setelah menaklukan Ultra Training Lintas Amerika, Death March. Malam dimana sang setan mengakui perasaanya. Mungkin itu adalah salah satu saat yang paling bersejarah dalam hidup gadis pecinta cream puff ini.

Karena untuk petama kali dalam hidupnya selama ia mengenal penguasa Deimon itu, ia mendengar pernyataan cinta sang iblis. Hiruma memang tidak mengatakan Aishitteru atau kalimat sejenisnya, setan itu hanya bilang ia ingin Mamori tetap di sampingnya, menjadi manajernya, mendukungnya. Bahkan jika sampai mereka berhasil mencapai impian terbesar mereka, Chrismas Bowl. Hiruma ingin tetap Mamori bersamanya.

Gadis itu tersenyum. Pertama kali mendengar kalimat singkat itu meluncur dari bibir Hiruma, ia berfikir mungkin itu cuma mimpi. Kalaupun bukan, Hiruma pasti sedang mengigau karena kelelahan. Tapi sekali lagi. Ungkapan itu benar-benar datang dari Hiruma yang tengah berdiri dan menatap matanya tajam namun penuh perlindungan.

Selama beberapa detik Mamori kehilangan fungsi otaknya yang jenius. Ia hanya berdiri terpaku dan menatap Hiruma dengan pandangan tidak mengerti. Sampai akhirnya sebuah angukan kecil mewakili kata-kata yang tidak bisa keluar dari mulutnya.

Sejak itu, keduanya telah mengukir nama mereka dalam sebuah ikatan yang lebih jauh dibandingkan persahabatan, lebih jauh dari status kapten dan manajer. Meski setelah itu keduanya kembali bersikap normal seperti biasa. Namun ada sesuatu yang Mamori yakini telah berubah, perasaannya pada sang kapten telah tersampaikan. Saat itu Hiruma memberikannya hadiah yang sampai sekarang masih terlihat menggantung di leher putih Mamori.

Tangan malaikat itu menyentuh kalung di lehernya. Meski hanya sebuah kalung, Mamori tahu, ada cinta Hiruma disetiap sisi benda itu. Terbukti dari pengorbanan Hiruma yang khusus memesan benda itu untuk Mamori, meskipun dengan ancaman akan membunuh manajernya itu kalau berani menghilangkannya. Bahkan desain liontinnyapun Hiruma sendiri yang membuat, "kurasa aku juga kangen padamu. Youichi," ia mendesis pelan. Sangat pelan agar tak ada yang mendengar kecuali telinganya.

Ckiit…

Perlahan, Tateo menghentikan mobilnya. Membuat malaikat berambut merah kecoklatan itu kembali dari lamunannya, "ada apa?" tanya gadis itu bingung.

"Belikan ayah kopi, rasanya ayah sedikit ngantuk" jawab Tateo.

Mamori mengangguk dan mengambil payung di bangku belakang, "ibu mau ku belikan sesuatu?" tanyanya sesaat sebelum keluar. Mami cuma menggeleng.

Mamori menatap sebuah mini marker 24 jam di seberang jalan, ia melangkah keluar menuju mini market itu. Dengan cepat Mamori mengambil 2 kopi kaleng dan bergegas membayarnya saat.

DOR

Terdengar suara sebuah tembakan.

"Apa itu?" beberapa pelayan mini market itu memekik, sisanya hanya berdiri mematung, terlalu shock. Seketika Mamori merasakan hawa aneh menjalari tubuhnya, membuatnya merinding. Ia sering mendengar suara tembakan dari berbagai macam senjata milik Hiruma, tapi entah kenapa suara tembakan ini terdengar begitu mengerikan.

DOR… DOR… DOR…

Suara mengerikan itu kembali terdengar.

Pelayan-pelayan mini market itu berhamburan keluar, begitu juga Mamori. Ia melupakan tujuannya membayar minumannya dan berlari keluar bersama yang lainnya. Pemandangan yang dilihatnya ketika ia keluar begitu mengerikan. Pemandangan yang sungguh seumur hidup tidak ingin ia saksikan. Mata biru shapphire-nya meneteskan air bening tanpa diperintah. Tubuhnya terasa lemas tanpa tulang. Semuanya hanya ternganga melihat kejadian itu.

Dua orang bersenjata tengah menembak dua orang yang tergeletak dijalan beraspal. Pintu mobil hitam itu tebuka dan kacanya pecah. Sebuah mobil yang terparkir tepat diseberang mini market. Mobil keluarga Anezaki.

Brug.

Tubuh malaikat itu sukses menyentuh tanah, "eh… nona?" beberapa orang mencoba memanggilnya dengan panik, "telpon polisi!" salah satu dari mereka berteriak memberi komando, "juga ambulans!" sahut yang lainnya.

Tapi, begitu mereka menoleh lagi ke seberang jalan, dua orang bersenjata tadi telah lenyap.

"Kemana mereka?"

"Kabur. Mereka Kabur!"

Chapter 1 end….

Kyaaa…. Gimana? Pendek? Jelek? Gaje? Yah, ini masih prolog, jadi saia gak bisa buat panjang dulu. Yosh. Intinya, jangan lupa review! Kritik, saran, flame juga boleh. Baiklah. Sampai ketemu chapter berikutnya…..