Hai minna-san, long time no see…. ^,^

HONTOU NI GOMEN

Chika amat sangat telat banget sekali ngupdate fic ini. Sebelumnya, Chika ucapin banyak-banyak terimakasih pada readers dan reviewers yang kesasar di fic ini. Dukungan kalian sangatlah membantu Chika dalam menyelesaikan chapter dua ini.

Ha~ah… ternyata sudah satu windu Chika menelantarkan fic ini… Bukan maksud hati untuk membuat fic ini terlantar. Tapi, apa daya 'kemarin-kemarin' kegiatan kampus membludak dan skripsi meraung-raung pada Chika, minta untuk dikerjakan.

Pada akhirnya, Chika ucapkan terimakasih banyak pada orang-orang disekeliling Chika yang selalu memberi dukungan baik materiil maupun moril, akhirnya Chika lulus sekolah. Banzaiiiiiii…. *kenapa malah curhat* ^_^'.

Oke minna, semoga chapter dua ini bisa menghibur minna-san semua. Langsung saja… let's begin. ^0^

.

.

.

Disclaimer : Masashi Kishimoto

Pairing : Sasuke x Fem Naruto

Rate : M (for save)

Warning : OOC, AU, GJ, EYD belum tepat, dan alur kecepetan. DON'T LIKE, DON'T READ.

.

.

"'Apa benar hanya sebatas itu saja? Masuk angin?'

.

.

.

AM I WRONG TO MEET WITH YOU

.

.

.

Chapter II

Why

.

.

.

"…akan kubuat kau mengenalku, sehingga pikiran maupun tubuhmu tidak akan pernah lupa akan aku. Akan seorang…, UCHIHA SASUKE".

"Tidaakk…!" Teriak Naruto yang baru saja terbangun dari mimpi buruknya. Keringat dingin terus saja mengalir di dahinya, disertai nafas yang memburu seperti orang dikejar sesuatu yang menakutkan.

Akhirnya, dari sepasang mata biru itu, keluar air mata yang mewakili apa yang dirasakannya. Sepanjang malam itu, dihabiskan Naruto dengan menangis, meratapi nasibnya sambil duduk meringkuk di atas ranjang.

.

.

.

Pagi telah menjelang, ditandai dengan kemunculan sang surya di ufuk timur yang nantinya dalam satu hari ini, kehadirannya akan mengiringi aktivitas para insan di muka bumi.

Tidak berbeda dengan yang terjadi di KHIS, bisa dilihat di sini banyak sekali orang-orang, tepatnya murid-murid cewek yang bergerombol di depan pintu gerbang seperti sedang menantikan kedatangan seseorang.

Penantian itu sepertinya telah berakhir. Bagaimana tidak? Para gadis yang tadinya adem ayem dalam masa menunggunya, mulai histeris ketika melihat mobil merci hitam datang dan memasuki area sekolah.

Mereka bertambah histeris ketika melihat pemuda tampan berambut hitam model pantat ayam bermata oniks keluar dari mobil merci hitam tersebut, yup dia adalah Uchiha Sasuke. Ha~ah… Dasar anak SMA….

"Kya~ Sasuke-sama, ohayou gozaimasu." Teriak para gadis serempak. Orang yang disapa hanya terus berjalan tenang menuju kelasnya yang berada di lantai dua. Sama sekali tidak menggubris sapaan para pemujanya. Sang Uchiha sudah terbiasa dengan hal ini setiap hari.

Akhirnya, setelah melalui lautan para pemujanya, Uchiha bungsu itu tiba juga di kelasnya, dan dengan segera memasuki ruangan tersebut untuk kemudian langsung menuju tempat favoritnya yang berada di pojok belakang dekat jendela. Baru saja dia menduduki kursinya, terdengar suara seseorang yang menyapanya di pintu masuk.

"Yo, Sasuke," sapa temannya yang bernama Neji, dan tidak ada suara jawaban yang keluar dari bibir sang Uchiha. Neji hanya bisa menghela nafas melihat kelakuan sahabatnya itu. Mereka berdua adalah sahabat dari kecil. Akhirnya, Neji mulai berjalan menuju bangkunya yang terletak di depan sang Uchiha.

"Hei, Sasuke. Kau ini kenapa? Dari tadi ku sapa tapi tidak kau tanggapi. Lagipula, kau ini ketua osis, pake acara tidak masuk selama tiga minggu lagi! Huh, pekerjaan menumpuk tuh di meja osis," Oceh Neji panjang lebar, sedangkan yang diajak bicara hanya menanggapi dengan "Hn" saja yang otomatis membuat Neji tambah kesal karena dari tadi dicuekin.

Awalnya, Neji ingin sekali memarahi sahabat kecilnya itu. Tetapi, Neji mengurungkan niatnya, karena dia menangkap ada sesuatu yang berbeda pada Sasuke, sahabatnya.

Karena rasa penasaran yang amat besar, Neji pun akhirnya mengikuti arah pandang Sasuke yang sejak tadi mengabaikan dirinya dan memandang terus keluar jendela. Setelah melihat apa yang menyebabkan sahabatnya yang minim ekspresi ini menjadi seperti itu, Neji pun tersenyum penuh arti.

.

.

.

Dikelas X A

"Jadi, minggu depan diharap kalian membawa kliping tentang jenis-jenis binatang reptil. Bagi yang tidak membawa, akan saya hukum. Mengerti…!" Ucap Orochimaru, guru biologi yang baru saja memberi tugas pada murid-murid tercintanya dan bel istirahat pun akhirnya berbunyi.

"Ne, Naru-chan, apa ada yang terjadi?" tanya gadis bercemol dua, sahabat Naruto.

"Tidak ada apa-apa Tenten." jawab Naruto yang berusaha menutupi kegalauan hatinya.

"Bener nih…? Kuperhatikan daritadi kau tidak seperti biasanya. Ya sudah kalau kau tidak mau menceritakannya padaku sekarang. Aku akan menunggu sampai kau siap." Naruto hanya mampu tersenyum tulus pada sahabatnya itu dan langsung mengajak Tenten ke kantin.

Sepanjang perjalanan ke kantin, Naruto hanya diam, sementara Tenten berceloteh panjang lebar mengenai senpai yang disukainya. Sepertinya, Naruto tenggelam pada dunianya sendiri, sampai-sampai dia tidak menyadari jika dari arah lapangan ada bola yang melintas dengan cepat menuju ke arahnya diiringi teriakan peringatan yang diserukan si pelempar bola.

Terlambat untuk menyadari, mungkin itulah yang cocok untuk menggambarkan apa yang dialami gadis pirang ini. Baru saja dia tersadar dari lamunannya, tiba-tiba sebuah benda mengenai kepalanya sehingga dia pingsan seketika…

.

.

.

Naruto POV

"Ehm… kepalaku sakit sekali." Erangku sambil dengan perlahan kubuka kelopak mataku dan membiasakan penglihatanku dari cahaya yang menusuk retina ku.

"Apa yang terjadi denganku? Dimana ini?" tanyaku pada diri ku sendiri. Belum sempat ku berfikir lebih jauh, terdengar suara seseorang yang menjawab pertanyaanku barusan

"Kau pingsan, terkena bola lemparanku. Dan sekarang, kita di UKS."

DEG!

'Su-suara ini…' ucapku dalam hati

Aku tidak mungkin bisa melupakannya, ini adalah suara orang itu. Mungkin, jika kalian melihat raut wajahku sekarang, yang terlihat adalah raut wajah pucat pasi, ketakutan, dan syok bercampur jadi satu.

Dengan gerak perlahan, ku tolehkan kepalaku kearah sumber suara yang baru saja mengingatkanku pada sumber mimpi burukku. Mataku membelalak lebar, ketika mendapati sosok seorang pemuda yang duduk di samping tempatku berbaring sekarang.

Sosok itu… sosok yang memberi mimpi buruk padaku, sosok yang merusak hidupku, dan pastinya, sosok yang sangat ingin untuk ku hindari, selamanya…

Sosok itu, Uchiha Sasuke…

Normal POV

Bisa dilihat disini, jika gadis pirang itu menatap tak percaya pada orang yang ada dihadapannya. Dia sangat takut kejadian itu akan terulang lagi. Dia hanya bisa merutuki dirinya sendiri atas kebodohannya.

Kenapa dia bisa seceroboh itu…? Sudah tahu jika orang yang paling ingin dihindari, ada disatu tempat dengannya.

Harusnya, dia bisa mencegah segala kemungkinan untuk bertemu orang itu. Lagipula, jika dia pingsan kenapa harus pemuda itu yang menemani? Bukannya tadi dia bersama Tenten?

'Oh ya, Tenten. Tenten? Dimana dia sekarang?' Kata gadis pirang itu dalam hati. Bisa dilihat disini gadis bermata biru itu bertingkah seperti orang yang kebingungan. Sedangkan pemuda itu masih tetap mengamati tiap pergerakan gadis pirang itu dengan wajah stoic nya.

Entah apa yang sedang ada dalam pikiran pemuda berambut raven itu, yang dengan tiba-tiba mendekati gadis bermata biru dan langsung menarik pergelangan tangannya untuk kemudian menariknya keluar kamar.

Kaget. Itulah yang sedang dirasakan gadis itu sewaktu mendapat sentuhan tiba-tiba dari sang pemuda.

"Jangan sentuh!" Bentak Naruto pada Sasuke. Tetapi pemuda itu tidak menghiraukan nada keras yang dikeluarkan sang gadis.

"Ikut aku." Dengan nada datarnya.

"Ku bilang lepppaskannnnnn…!," Sentak Naruto pada Sasuke sambil mencoba melepaskan diri dari kekuasaan sang pemuda Uchiha.

Sang pemuda terus berjalan di lorong sekolah tanpa memperdulikan rontaan sang gadis.

Entah kemana pemuda Uchiha itu akan membawa sang gadis Namikaze.

Akhirnya, terjawab juga kegundahan hati sang gadis. Saat ini mereka berada di parkiran sekolah, tepatnya di depan mobil sport hitam milik Sasuke. Sang pemuda langsung membukakan pintu mobil untuk sang gadis dan menyuruhnya masuk ke dalam mobil. Segera setelah itu, pemuda berambut raven tersebut masuk ke dalam mobil lewat pintu satunya dan segera mengemudikannya keluar area sekolah.

Tanpa disadari oleh mereka berdua, ada sepasang mata yang memandang dengan pandangan benci kearah mereka, tepatnya pada seorang gadis yang sekarang sedang bersama dengan pangeran pujaannya.

.

.

Sepanjang perjalanan pulang, kedua manusia berbeda jenis itu sibuk dengan pikiran masing-masing. Terlihat jelas dari raut wajah sang gadis yang bisa dibilang tidak tenang dalam keterdiamannya, sedangkan raut wajah datar tanpa ekspresi datang dari sang pemuda.

Naruto POV

Kulirik sosok pemuda yang saat ini duduk di sampingku dengan perasaan was-was.

'Kenapa?'

Saat ini hanya pertanyaan itulah yang terlintas dalam benakku. Kenapa dari sekian banyak orang, harus orang ini yang bersamaku sekarang? Apakah Kami-sama belum puas untuk mengujiku?

Setiap aku melihat sosoknya, hanya kejadian yang ku anggap mimpi buruk sepanjang hidupku yang selalu terbayang mengiringi deru nafasku. Akankah semua ini kan berakhir?

End of Naruto POV

Setelah perjalanan yang diiringi dengan kesunyian dari para pelakunya, akhirnya sampai juga pada tujuan. Sang pemuda yang semula memegang kemudi, keluar dari mobilnya kemudian membukakan pintu untuk teman duduknya. Sang gadis hanya terdiam setelah turun dari mobil sang pemuda.

Sejenak, tidak ada percakapan yang mengiringi. Sampai akhirnya, sang gadis yang terlihat ingin segera mengakhiri interaksi dengan sang pemuda dan mulai membuka suaranya.

"S-senpai, kalau begitu aku masuk dulu. Terimakasih atas tumpangannya" kata sang gadis dan setelah itu sang gadis langsung masuk kerumahnya.

Sedangkan sang pemuda? Sang pemuda hanya terdiam di tempat sambil tatapan tajamnya mengiringi kepergian sang gadis. Setelah itu, sang Uchiha bungsu langsung pulang.

.

.

.

Keesokan Harinya di KHS

Bel sekolah telah berbunyi, tanda waku istirahat telah tiba. Istirahat bagi para siswa merupakan saat-saat yang paling berharga dalam kehidupan bersekolah.

Kenapa?

Secara umum, waktu istirahat bagi para siswa merupakan waktu untuk melepas penat setelah mengeksplor intelejensi mereka dalam pelajaran sebelumnya, walaupun dalam waktu yang terbilang singkat.

Banyak cara yang mereka lakukan untuk mengisi waktu istirahat, salah satunya dengan pergi ke kantin, apalagi kalau bukan untuk me-refresh baterai. Hei, ternyata tokoh utama wanita kita aka Naruto juga sedang berjalan menuju kantin, yang tentu saja ditemani sahabatnya, Tenten.

Eits, tapi kok sepertinya ada sesuatu yang ganjil?

Dapat dilihat di sini jika keadaan sang gadis pirang bermata biru tersebut dalam keadaan yang boleh dibilang kurang baik. Terlihat dari raut wajahnya pucat dan jalannya yang lesu.

"Naru-chan, apa kau baik-baik saja?" Tanya Tenten pada sahabatnya itu.

"Aku baik-baik saja Tenten" Tentu saja Tenten tidak percaya akan ucapan sahabat pirangnya tersebut dan sebagai akibatnya, mendadak Tenten berdiri di depan sahabatnya itu, menatap Naruto lewat tatapan mengintimidasinya yang seakan berarti 'Jangan-membohongiku-Naru-chan'.

"Sungguh, aku baik-baik saja. Walau ku akui jika badanku agak lesu dan kepalaku sedikit pusing"

"Itu namanya tidak baik-baik saja, Na-ru-to" Ucap Tenten sedikit kesal dengan sikap Naruto yang tidak terlalu memperhatikan kesehatannya. Sedangkan Naruto hanya bisa nyengir mendengar ucapan sahabatnya itu.

Tiba-tiba setelah itu, dengan tergesa-gesa Naruto berlari ke arah kamar mandi. Sedangkan Tenten yang melihat tingkah sahabatnya tersebut, otomatis langsung mengejarnya.

Setelah sampai di kamar mandi, tepatnya di wastafel, gadis pirang itu terlihat muntah-muntah. Sahabatnya aka Tenten yang melihat hal tersebut memijat tengkuk Naruto agar lebih mudah muntahnya. Dan setelah acara (baca: muntah) itu selesai…

"Naru-chan, sebenarnya apa yang terjadi padamu? Kulihat keadaanmu tidak baik-baik saja walau yang kau bilang padaku adalah hal sebaliknya"

"Sungguh Ten, aku tidak apa-apa…" yang kemudian di hadiahi tatapan menyelidik dari sahabatnya itu "… mu-mungkin, aku terkena ma-masuk angin, ya masuk angin" kata Naruto dengan nada yang kurang menyakinkan dan setelahnya dia nyengir seperti biasa.

"Ya sudahlah kalau begitu, kalau beneran merasa tidak enak badan lebih baik kita ke UKS saja"

"Tidak perlu, lebih baik kita ke kantin saja, pasti setelah makan aku akan baikan" dan jawaban Nauto ini hanya di tanggapi Tenten dengan kalimat "Dasar tukang makan."

Duo sahabat itupun melanjutkan perjalanannya ke kantin yang sebelumnya sempat tertunda.

Dan tanpa Tenten ketahui, Naruto bertanya pada dirinya sendiri dalam keterdiamannya (baca: dalam hatinya) selama perjalanan ke kantin.

'Apa benar hanya sebatas itu saja? Masuk angin?'

Sementara itu di ruang OSIS

"Hei, kau sedang memikirkan gadis pirang itu ya?" tegur Neji pada sahabatnya yang sejak tadi melamun, dan hanya ditanggapi 'hn' andalan sang Uchiha bungsu. Neji pun hanya bisa menarik nafas melihat kelakuan sahabatnya ini.

"Ha~ah…, tidak kusangka, Sasuke sang ketua osis kita yang digandrungi para gadis ini bisa juga jatuh cinta…" sindir Neji. Dan Sasuke yang mendengarnyapun seketika memberikan pandangan tajam pada Neji seolah-olah berarti 'apa maksudmu?"

"Oh, ayolah Sasuke… kau tidak bisa membohongiku."

"Hn"

Dan lagi-lagi Neji hanya bisa tersenyum masam dengan kelakuan sahabatnya. 'daripada di sini aku hanya ngomong sendiri, lebih baik setelah ini aku bicara dengan my sweet honey saja. Omong-omong Gaara sweet honey kok lama sekali kembali dari toilet? Apa aku susul saja ya? Kan bisa sekalian ehem-ehem'

Sasuke yang melirik sahabatnya yang sedang melamun dengan tampang yang patut dicurigai lewat ekor matanya hanya bisa memutar bola matanya dengan bosan…

Tipikal Uchiha.

Setelah itu sang pemuda Uchiha kembali menekuni aktivitasnya semula, apalagi kalau tidak melamunkan objek yang sudah mengganggu pikirannya semenjak pertemuan pertama dirinya dengan sang objek di ruang guru, dan tentu saja pertemuan itu sangat spektakuler. Spektakuler? Why?

Flashback

Sasuke POV

Menurutku hari ini adalah hari yang sangat membosankan sekaligus menyebalkan untukku. Entah kenapa aku bisa terjebak di ruang sialan ini bersama orang tidak jelas di hadapanku sekarang. Kalau kalian tidak paham dengan apa yang aku katakan, akan ku jelaskan.

Dihadapanku sekarang berdiri seorang pria yang sangat-sangat tidak pernah kubayangkan akan berada di tempat ini, sekolahku tentu saja. Hatake Kakashi, itu namanya.

Asal kalian tahu, aku sangat mengenalnya. Dia adalah sahabat serta tangan kanan anki ku, Itachi. Semenjak aku kecil, di saat senggang kadang dia ikut menjaga dan bermain bersamaku, tentunya juga bersama aniki.

Yang paling ku herankan adalah, kenapa dia ada di sekolahku? Apalagi menjadi guru penanggung jawab OSIS. Yang benar saja?

Belum sempat ku bertanya mengenai keberadaannya di sekolahku ini, tiba-tiba dari arah luar ada yang membuka pintu dengan kasarnya sambil berteriak dengan suara cemprengnya.

Brak!

Seketika kutolehkan pandanganku pada orang yang berani-beraninya membuat Uchiha Sasuke ini kaget sekaligus hampir tuli mendadak akibat suara toa nya.

"Kakashi-sensei, aku sudah membawa buk-…" teriak seorang gadis berambut pirang panjang dan bermata biru shappire yang menurutku mata paling indah yang pernah kutemui sepanjang hidupku, dan belum sampai dia melanjutkan omongannya, kulihat buku-buku yang dibawanya terjatuh.

Kulihat mata itu terbelalak lebar, seolah-olah tidak percaya dengan apa yang ia lihat di depannya (baca: aku).

Tidak mengherankan jika setiap gadis yang melihatku pasti reaksinya akan seperti gadis yang sekarang ini berada di hadapanku.

Bukannya aku sombong atau apa, tapi setiap mahluk yang teridentifikasi berjenis kelamin perempuan yang bertemu denganku pasti mereka langsung kaget sesaat, kemudian matanya membentuk love-love, dan pastinya mereka langsung berteriak-teriak seperti orang kesetanan (baca: ala fangirl).

Tetapi rasanya ada yang berbeda dengan reaksi gadis pirang di depanku ini. Sesaat dia memang kaget, tapi setelah itu dari sepasang mata indah tersebut hanya menyiratkan rasa ketakutan yang amat sangat seperti melihat setan.

Yang paling kuherankan, kulihat tubuhnya yang sedikit bergetar entah karena apa. Dan hal tersebut berlangsung sekitar lima detik, sampai akhirnya gadis pirang itu membuka suara…

"Uchiha Sasuke….."

Kaget, itulah yang kurasakan. Ternyata dia tahu namaku. Dan yang paling mengagetkan adalah, dia langsung berlari meninggalkan kami (baca: aku dan Kakashi) tanpa membereskan buku-buku yang telah dijatuhkannya dan yang pastinya sebelum ku sempat membalas ucapannya.

End of flashback

Setelah kejadian itu ada beberapa kejadian yang membuatku terlibat dengannya. Dan lagi-lagi, dia aka Naruto yang kutahu namanya setelah memeriksa data murid baru, melihatku dengan pandangan yang sama seperti saat kami bertemu pertama kali (baca ruangan Kakashi).

Juju saja, melihatku dengan pandangan seperti melihat sesuatu yang menakutkan membuat hatiku terasa sedikit tidak nyaman.

Apakah aku pernah berbuat salah padanya sebelum ini?

Oh, ayolah… aku baru pertama kali bertemu dengannya di ruangan Kakashi, ingat?

Yang pasti, karena hal itu tanpa sadar dari sepasang onix ku ini selalu memperhatikannya.

Dan pastinya, karena hal itu pula terbesit satu pertanyaan di kepalaku…

'Kenapa dia berlaku seperti itu, Apa aku sudah melakukan kesalahan padanya?'

'Why?'

End of Sasuke POV

.

.

.

TBC

.

.

.

Alhamdulillah… akhirnya selesai juga chapter dua ini. Sekali lagi Chika minta maaf karena luamaaa amat banget sekali ngupdate fic ini. Arigatou gozaimashita buat minna-san karena selalu mendukung Chika.

Hmmm… Chika hanya berharap chapter dua ini bisa menghibur serta memuaskan minna-san yang menunggu fic ini. Tapiii, entah kenapa Chika merasa feel nya kurang dapat ya?

Untuk chapter depan, Chika akan berusaha untuk menulis dengan lebih baik lagi. Chika tidak tahu harus bicara apalagi.

Oh iya, setelah membaca chapter dua ini, apakah timbul banyak pertanyaan di benak minna-san? Apakah terasa ada yang ganjil?

Jika setelah minna-san membaca chapter dua ini dan merasa ada yang ganjil sehingga tembul pertanyaan-pertanyaan… Chika hanya bisa berkata "jawabannya ada pada chapter berikutnya" hehehe. ^_^"

Sampai jumpa di chapter berikutnya (^_^). And mind to review please^^

Special thanks to:

po-chan

Vampire 9irL

j0e

mechakucha no aoi neko

uzumaki uzumaki

Uchiha Uzumaki Hatake Hotaru

Orange Naru

icha22madhen

Light of Leviathan

zazaive

Just ryu

Misyel

Mugiwara Piratez

Aoi no Kaze

Kurayami Hikari

Aryae

Cherrysakusasu

Konannara Diary

Vipris

Delta Alpha

fisalkun

bakaruy-kun

Yumi chan

Yashina Uzumaki

Yuchan desu