(~^_^)~ Shikigami can Cheat present (~^_^)~

2010

.

NARUTO © MASASHI KISHIMOTO

.

C.O.U.N.T.D.O.W.N Tenbin

.

WARNING: BOYSXBOYS, OOC, MANY MISS TYPO, LIME, NO PLOT, RAPE AND MOLESTED MANY MORE

.

Author note: untuk saat ini umur mereka akan sangat belia untuk mengenal sex. Secara bertahap umur mereka akan berubah umurnya seiring dengan jalannya chapter-chapter di fic ini.

Sekolah Konoha terdiri dari PlayGroup, Taman kanak-kanak, Sekolah Dasar, Sekolah Menengah Pertama, Sekolah menengah keatas sampai Universitas tersedia disana.

.

Author Diary:

Geregetan gara-gara kena writer block di fic lainnya. Untuk mengatasi suntuk, makanya saya buat fic baru lagi. Siapa tau dapet inspirasi dari fic baru ini.

.

RATE: M (MATURE)

.

If you hate this fic or pair, I told you DON'T READ THIS FIC, you can give me critism or flame. But don't too HOT, okay?

Silahkan dinikmati…

Jaa-nee…

.

Perkenalan:

Uchiha Sasuke, 15 tahun. Anak dari Uchiha Fugaku dan Uchiha Mikoto Uchiha yang lahir pada tanggal 23 Juli di desa Konohagakure. Anak keturunan Uchiha ini mempunyai golongan darah AB, yang pantas mempunyai sikap dingin dan sok acuh dengan lingkungannya. Mempunyai pemikiran dan IQ diatas anak-anak seumurannya. Sasuke sendiri mempunyai seorang kakak yang bernama Uchiha Itachi. Jangan pernah sekalipun menyamakannya dengan Itachi kalau kalian masih menginginkan melihat matahari terbit dan merasakan nikmatnya makan ramen.

Anak bontot dari Fugaku ini, mempunyai warna rambut yang sama dengan Uchiha-Uchiha pada umumnya. Rambut hitam dan juga warna mata yang sama. Yang membedakan dia dengan yang lain adalah gaya rambutnya yang berbeda tipis dengan pantat ayam, berbeda dengan yang lainnya yang membiarkan rambut berkilau bagaikan rambut iklan shampoo pantine dibiarkan tergerai seperti itu saja.

Lain Sasuke lain juga Itachi.

Uchiha Itachi, 17 tahun. Anak pertama dari Fugaku dan Mikoto Uchiha. Lahir pada tanggal 9 Juni diberi nama Itachi karena pada saat Fugaku menggendongnya dan memikirkan sebuah nama, tanpa sengaja ia melihat seekor musang di pohon dan berkata, "MIKOTO! ITACHI!". Dan tercetuslah nama Itachi untuknya. Beberapa kali ia merutuk tentang namanya, tapi mau bagaimana lagi. Di akte kelahiran sudah tertulis secara sah hukum dan agama —?—.

Berbeda dengan adiknya, Itachi mempunyai sifat yang ramah lingkungan. Kemana-mana selalu tebar senyum. Bahkan beberapa ibu-ibu arisan membicarakan dia untuk dijodohkan dengan anak gadisnya. Hanya saja Itachi sering kali menolak dengan alasan, "Nanti saja nikahnya, aku masih mau menikmati masa muda." Sungguh berbeda dengan Sasuke. Kata-kata yang seharusnya diucapkan oleh Lee yang membuat Sasuke ber-vena ria, harus diucapkan oleh seorang Itachi. Sungguh menjatuhkan harga diri Sasuke.

NAH! Cukup tentang Uchiha. Sekarang kita beralih ke tokoh yang lain.

Uzumaki Naruto, berumur 13 tahun. Lahir pada tanggal 10 Oktober ini merupakan anak yang selalu membuat satu desa Konoha kewalahan. Beberapa kejadian jahil yang membuatnya harus langsung berhadapan dengan hokage setempat antara lain adalah mencoret-coret patung wajah hokage, mencoba memahat gambar wajahnya, memainkan petasan di jalan, mengambil jambu dan mengusili anjing tetangga. Sungguh perbuatan diluar nalar dan akal sehat kita. Beberapa warga sangat membenci tingkah laku Naruto karena sikapnya yang menurut mereka seperti Rubah, sangat usil dan nakal. Sehingga kerap kali ia mendapatkan hukuman dari penduduk desa.s

Naruto, panggilan akrabnya. Hasil dari pernikahan antara Namikaze Minato dan Uzumaki Kushina ini, mempunyai rambut dan mata seperti almarhum ayahnya, sedangkan sifatnya menurun dari ibunya yang dulu dikenal sebagai anak gadis yang tomboy dan usilnya minta ampun. Tentang marganya kenapa ia memilih Uzumaki, nama marga ibunya sampai saat ini belum diketahui jelas mengapa.

Namikaze Deidara. Berumur 16 tahun. Kakak angkat Naruto. Sudah dianggap anak oleh Kushina karena Deidara adalah anak dari selingkuhan Minato. Dikaruniai otak dengan IQ diatas 200. Mempunyai ciri-ciri seperti Naruto bedanya adalah dia selalu cuek dan tampil apa adanya. Tidak pernah memperdulikan orang lain kecuali menyangkut tentang harga dirinya. Lahir pada tanggal 5 mei ini mempunyai sifat yang pasif. Bergerak disaat dia benar-benar terdesak. Cara bicaranya selalu dengan nada datar. Pernah suatu hari Naruto mengajaknya untuk karaoke, dan hasilnya semua lagu yang dinyanyikan olehnya membuat Naruto ber-sweat drop ria.

Hm… masih mau perkenalan tokoh lagi? Udahan ah… nanti juga pada muncul kok. Wehehehe!

Chapter 1

"Naru-chan, jangan lupa sarapannya." Ucap Kushina kepada anaknya. "Dan kau juga, Dei-chan. Cepat habiskan makananmu." Lanjutnya sambil mengelus pelan rambut Deidara.

"Kaasan, nanti pulang sekolah Naru mau bermain dulu ya bersama teman." Kata Naruto sambil memandang wajah ibunya yang tersenyum sambil mengangguk. "Terima kasih, Kaasan. Naru pergi duluan ya. Dei-nii, Naru pergi ya. Dadah kaasan…" ucapnya dengan senyuman lebarnya. Lalu beranjak pergi dan menghilang begitu terdengar suara pintu tertutup

Hening, keduanya tak ada yang berbicara, hanya pikiran mereka masing-masing yang terus bergulat di otak mereka. Deidara terus menghabiskan makanannya dengan sangat lambat, sedangkan Kushina membersihkan piring bekas sarapan paginya dengan Naruto.

"Mengapa kau merawatku?" katanya disela makannya. Sedangkan yang ditanya terhenti kegiatannya beberapa saat karena pertanyaan mahluk berambut pirang itu. "Harusnya kau membiarkanku disana." Ucapnya lagi. Kushina yang terdiam mulai kembali melakukan aktivitasnya kembali. Setelah selesai semuanya, kemudian ia melangkahkan kakinya ke arah meja makan tepat disamping Deidara. Menatapnya dengan lembut sambil tersenyum.

"Aku bukan orang yang pendendam atau apapun itu yang membuatmu berpikir aku seperti seorang yang menginginkan balas dendam atas tindakan dari suamiku. Aku adalah aku. Aku bukan orang yang tega untuk menelantarkan anak yang mempunyai masa depan cerah sepertimu. Maka itu, aku mohon dengan sangat. Belajarlah untuk mulai menghadapi masa depan. Jangan selalu berbalik ke belakang." Ujarnya. Sedangkan lawannya hanya menatapnya dingin.

"Apa bukan karena kau kasihan padaku yang dibuang oleh Minato dan ibuku yang tak jelas siapa dia?" Deidara berkata sambil menatap piring dihadapannya. Kushina tersenyum lembut menatap anak angkatnya ini. "Benar, 'kan?" ujarnya

"Tidak, tidak ada unsur belas kasihan atau apapun. Aku merawatmu karena kau ini sangat mirip dengan Naruto-ku. Aku hanya membayangkan orang seperti apa yang tega membuang anak manis dan polos sepertimu. Sudah ya, tak usah diperdebatkan lagi. Yang jelas, aku akan selalu menjadi ibu angkatmu. Itu saja sudah cukup kan?" Kushina memandangnya. Dapat dilihat pancaran dari mata Deidara memantulkan wajah teduh Kushina. Deidara mengangguk.

"Nah, begitu baru anak Kaasan." Ujar Kushina yang diikuti dengan semburat merah dipipi Deidara. "Tidak usah malu-malu seperti itu. Hm… Sana gih, sudah jam berapa nanti terlambat." Ucap Kushina

"iya… Dei pergi dulu ya, dah…" kata Deidara yang langsung menyelocos ke arah pintu. Kushina menatap kepergiannya dengan senyum.

"Aku ingin begini, aku ingin begitu. Ingin ini ingin itu banyak sekali…" Naruto bernyanyi sembari berjalan menuju sekolah. Dengan senyum yang terus mengembang di pipi caramel merahnya, ia terlihat sangat lucu dengan ditambah pipi tembemnya.

"Ayah, Hinata mau permen itu…" ujar seorang anak yang digendong ayahnya

"Iya… Nanti akan ayah belikan… Ojisan saya beli permennya berbentuk burung satu ya…"

"Horee! Terima kasih ayah…"

Naruto memandang kedua orang didepannya dengan pandangan sedih. Ayah. Ia tak pernah merasakan kasih sayang seorang ayah. Ayahnya meninggal saat ia berumur satu minggu karena sebuah pembunuhan yang dianggap oleh polisi sebagai murni kecelakaan dan human error. Ia memandang gambaran dua orang didepannya. Mata birunya terlihat kosong dan rapuh. Ia ingin merasakan kasih sayang seorang ayah.

"Melamun pagi-pagi awas kesambet setan, Dobe…"

Perkataan tersebut nyaris membuat Naruto loncat ke tengah jalan. Jantungnya berpacu karena terkejut. Lalu ia menatap orang yang mengejutkannya.

"TEME! Sehari saja kau tidak mengusiliku kenapa sih!" tanyanya dengan nada marah dan nafas yang menggebu.

"Kenapa ya, mungkin aku bisa mati karena tidak membuatmu menderita. Hahaha… Jaa-nee…" ucapnya lalu meninggalkan Naruto yang masih menatapnya dengan pandangan marah.

'Si Teme itu! Awas ya!' katanya dalam hati sambil terus berkomat-kamit merutuk Sasuke sepanjang perjalanan.

[Konoha School]

Terlihatlah sekolah yang megah dengan luas tanah berhektar-hektar (bayangkan sekolahan Harry Potter) yang pasti membuat semua orang berdecak kagum berbondong-bondong ingin menyekolahkan anaknya disana. Selain fasilitas dan alat-alat yang terbilang sangat baik, sekolah ini juga sekolah nomor satu didunia. Sekolah bergaya kerajaan dengan pendirinya yang turun-temurun selama 5 generasi, dipegang oleh Tsunade. Wanita berumur 39 tahun ini tampak masih belia dan segar di pandang mata.

Pagi itu suasana sangat nyaman dan tentram. Terdengar kekehan beberapa anak gadis yang sibuk dengan gosipnya. Beberapa anak lelaki sibuk bermain bola. Tak terkecuali dengan Itachi. Pemuda bergaya keren dengan rambut ikat satu ini sibuk bermain bola hanya sekedar mencari sensasi dari fansnya. Yah, kalian pasti sudah tau betapa terkenalnya keluarga Uchiha dikalangan anak muda disana. Selain modis, Uchiha juga mempunyai karisma tersendiri yang dapat memikat lawan dan sejenisnya.

Tak lama berselang, mata Itachi menangkap seorang pemuda berambut pirang panjang berjalan melewati lapangan. Seringai muncul di wajahnya. Ide untuk mengerjai pemuda pirang itu timbul di otak jahanamnya. Perlahan ia hentikan bola di kakinya itu dan konsentrasi pada targetnya.

"Count down… 3… 2… 1…" ujarnya lalu menendang bolanya ke arah pemuda berambut pirang itu. Dengan sumringah sinis, Itachi memandang bola yang tidak bersalah itu melaju ke arah pemuda pirang itu. Tapi, sangat disayangkan. Ternyata nalar dan tingkat kewaspadaan lelaki itu tinggi, sehingga dengan mudahnya bola itu dihentikan dengan satu tangan.

"Kau salah jika ingin berkenalan denganmu mengenakan bola ini, Itachi Uchiha." Ucapnya dengan nada datar. Itachi mengerutkan kedua alisnya karena kesal.

"Hn… Bukankan itu sambutan yang bagus, Namikaze Deidara…" katanya dengan nada penekanan dinamanya. Sedangkan yang dituju hanya memberikan senyum sinis ke arah Itachi.

"Aku hargai itu, Uchiha. Tapi bukankah lebih baik kalau kau menjabat tanganku?" Deidara berkata sambil memberikan tangannya. Itachi tersenyum paksa karenanya.

"Apa yang membuatmu berpikir aku ingin berjabatan denganmu, Deidara atau Dei-chan?" Itachi menatapnya sinis dengan senyuman kemenangan di wajahnya karena melihat perubahan raut wajah dari Deidara yang beberapa saat kemudian tertutup kembali dengan wajah datarnya.

"Mungkin karena… Aku adalah satu-satunya orang yang membuatmu kalah telak, Uchiha manis. Hm… tampaknya aku sudah tidak ada urusan denganmu. Jaa-nee…" ucapnya meninggalkan Itachi yang menggeram padanya sebagai bukti kekalahannya. Deidara tersenyum melihatnya, 'kena kau, Uchiha Itachi.' Ucapnya dalam hati.

[Konoha Jr High]

"Selamat pagi… Naru-chan…" Kiba menyapa Naruto saat sedang mengganti sepatu. Sedangkan yang disapa hanya nyengir-nyengir tidak jelas.

"Mondokusei..." Shikamaru berkata karena ia tertabrak Kiba yang tiba-tiba terhenti karena menyapa Naruto. Kiba sendiri langsung menoleh ke arah Shikamaru, "Eh… Kena ya? Maaf ya, salahmu sendiri mengapa kamu dibelakangku…" ujar Kiba santai sambil menggaruk-garuk kepalanya yang tidak gatal.

"Cih… Chikushou… kau ini merepotkan sekali, bocah Inuzuka. Minggir, kau menghalangi jalanku. Terlebih lagi kau, Kitsune! Dimana ada kau pasti ada keributan. Biang rusuh! Mondokusei…" kata Shikamaru dingin sambil menatap mata Naruto yang sudah tampak berkaca-kaca menatap biji matanya. "Kenapa? Mau protes?" ucapnya datar ke arah Naruto. Naruto tidak bergeming sedikitpun, malah menundukkan kepalanya ke bawah.

"Kau! MUJOU! (tidak punya hati, terlalu kejam). Jangan berani kau mengatakan itu kepada Naruto, Bocah kuaci!" Kiba tampak kesal pada Shikamaru yang bertindak seenaknya tanpa memikirkan lawan bicaranya.

"Memang kau mau apa? Kau ini memang merepotkan. Kalian-memang-sangat-merepotkan." Kata Shikamaru dengan penekanan disetiap kata-katanya. Kiba dan juga Naruto hanya bisa memandang kepergian Shikamaru yang diikuti dengan riuh suara anak-anak yang sedari tadi memperhatikan perkelahian kecil mereka.

"Cih! Awas kau ya, Nara! Naruto…"

"Tidak apa… Aku tidak apa…" katanya sambil tersenyum, tapi seberapa kuat Naruto bertahan terhadap cobaan dengan senyuman, Kiba tahu sahabatnya itu begitu rapuh nyatanya. Tidak ingin melanjutkan perdebatan, Kiba tersenyum menatap keteguhan temannya itu.

"Nah, begitu dong! Baru Narutoku…" ucap Kiba semangat

"Hah? Narutomu? Sejak kapan? Hahaha…" Naruto tertawa bersama Kiba. "Saat masih dari kandungan mungkin. Hahaha!" balasnya diikuti dengan gelak tawa mereka berdua disepanjang koridor.

'Teruslah tersenyum, Naruto. Jangan kau tampakkan betapa rapuhnya dirimu.' Ucap Kiba dalam hati

[Study: Gym Time]

Hari itu mungkin hari terburuk untuk Naruto. Mana pagi-pagi harus marah-marah karena bertemu si Uchiha bungsu dan harus berhadapan dengan Nara Shikamaru yang terkenal dengan lidah tajam berhati dingin. Uchiha? Ah sial! Apapun yang diawali dengan Uchiha pasti berakhir buruk untuknya. Dan hari ini pun dia harus menahan emosinya begitu melihat wajah Sasuke muncul dari balik pintu.

"Hah… Rupanya anak rubah…" Sasuke berkata mencemooh pada Naruto. Naruto berusaha mati-matian melawan emosinya terhadap si bungsu Uchiha satu ini. Ia berusaha tidak menggubris semua perkataan yang keluar dari mulut Sasuke.

"Rupanya anak rubah sudah tidak punya perlawanan lagi dihadapan Uchiha Sasuke… Kasihan sekali…" Sasuke berkata dengan senyum licik tergambar di wajahnya yang membuat Naruto jijik melihatnya. "Sayang sekali, ya… Naru-chan… padahal aku senang bermain-main denganmu…" lanjutnya kemudian membuka lokernya untuk berganti baju, bersamaan dengan Naruto yang baru berganti baju karena harus menghadap ke Iruka-sensei untuk detensi 1 jam karena tidak lulus test. Ruang ganti begitu sepi karena semua anak telah selesai mengganti bajunya.

"Ah… Hari yang dingin…" Ujar Sasuke yang diikuti dengan lirikan dari Naruto. Naruto menahan ludah begitu melihat yang ada di hadapannya. Tubuh yang mulai bidang karena masa pertumbuhan. Naruto mencoba menggubris semua yang ada di otaknya. Dan melanjutkan kegiatannya mengganti baju olahraga. Nampak Sasuke tersenyum sinis memandang bocah pirang di sebrangnya.

Ketika Naruto membuka bajunya, dia merasakan sesuatu memeluk tubuhnya. "AH!" dia terkejut saat menyadari sepasang tangan pucat memeluknya. "T-Teme!" ucapnya terbata dan gugup sekaligus bergidik ketakutan.

"Tubuh caramel yang lembut. Pantas sekali bocah Inuzuka sering memelukmu. Aroma buah yang segar…" Sasuke berkata di telinga Naruto diikuti dengan nafasnya yang berhembus di sepanjang leher Naruto. "Hn… Aku ingin sekali mencicipimu…" Sasuke mulai menjamahi leher innocent Naruto.

"S-Sasuke… Kamu mau ngapain?" Naruto menggigil, antara takut dan ngeri.

"Kau mau tahu?"

LIME + RAPE BEGIN

Sasuke mendorong Naruto masuk ke dalam salah satu kabin kamar mandi. Naruto mencoba berontak, tapi nihil karena kekuatannya bagaikan seorang anak kecil yang berlari dari kejaran beruang kutub.

"T-Teeemmee!" Naruto berusaha mendorong Sasuke. Tapi yang didapatnya adalah tamparan dari Sasuke yang membuat pandangannya berkunang. Lalu dengan sigap Sasuke menalikan baju putih Naruto di kedua lengannya.

"Seharusnya aku tidak membutuhkan kekerasan untuk melakukan ini kan, Naru-chan?" kata Sasuke yang membuat Naruto jijik mendengarnya.

"Teme! Baka Teme! Lepasin! Lepasin!" Naruto terus berusaha melawan Sasuke walau ia tahu itu hanya sia-sia dan membuang-buang tenaganya saja. Ia sepintas menatap mata Sasuke. Mata itu penuh dengan kenafsuan dan kebutaan. Mata hitamnya begitu dalam sehingga sering kali ia merasa mata itu dapat membawanya jatuh kedalam jurang yang tak berdasar.

"Hentikan ocehanmu, Naruto. Atau aku akan menghentikannya dengan paksa!" Sasuke berkata dengan nada sedikit mengancam. Naruto bergidik ketakutan dan berusaha berteriak terus menerus. Ia benci saat ia dilecehkan seperti ini. Ia terus berteriak dan berteriak, sampai sesuatu menutup lubang mulutnya.

"Hmffh! Hmfh!" Naruto terlihat tidak terima atas perlakuan Sasuke. Sedangkan Sasuke mundur sesaat lalu merogoh saku seragamnya. Ia mengambil ponsel kameranya untuk memotret sang korban. "aku ingin tau, seberapa patuhnya kau padaku… Naruto…" katanya kalu memotret Naruto yang setengah telanjang itu. Sedangkan Naruto terdiam tanpa perlawanan.

"Bukankan seperti itu lebih baik, Naruto. Menikmati permainan bukankah lebih baik daripada berusaha mati-matian untuk berontak?" Sasuke tertawa sinis menatap Naruto yang melihatnya dengan mata birunya. Kemudian Sasuke membuka semua bajunya dan menggantungnya. Dan tinggalah celana dalam berwarna hitam yang dikenakan Sasuke.

"Sekarang aku ingin melihat seluruh tubuhmu, Naruto."

Bagai singa yang kelaparan, Sasuke dengan kalap melepas semua yang dikenakan Naruto. Naruto berteriak tertahan karena mulutnya yang tersumpal dasi milik Sasuke. Ia terus meronta-ronta dan mencoba memohon pada Sasuke dengan segala upayanya. Tapi, bayangkan bagaimana orang yang sudah diliputi nafsu. Nalar tidak akan bisa menjelaskan hal batin ini.

Dan inilah kini. Naruto terlentang di lantai dengan kaki yang mengkangkang dan tangan terikat dengan mata setengah terbuka dan nafas ngos-ngosan. Betapa menggiurkannya tubuh Naruto sebagai santapannya hari ini. Ia mulai mengambil ponselnya dan mulai mencari aplikasi recording video lalu memencet tombol play. Dan inilah, Sasuke memulai debut sebagai Naruto sang bintang porno.

Sasuke membuka paksa dasi yang ia masukan ke dalam mulut Naruto. Terdengar nafas ngos-ngosannya. "Kenapa? Sudah capek? Padahal kita belum mulai loh… Nah, Naruto... sekarang jilat ini…" ujar Sasuke sembari mengeluarkan kejantanannya dan mengarahkannya ke mulut Naruto. Naruto yang menyadari itu lalu menutup mulutnya rapat-rapat. Sasuke yang mulai kesal, kemudian meletakkan ponselnya disembarang tempat yang pastinya bisa menjangkau kegiatan mereka berdua.

"Kau memang ingin cara kekerasan, huh?" katanya dengan nada sedikit kesal. Kemudian ditangkapnya wajah Naruto dan dimasukkannya 2 jari di mulut Naruto, yang Sontak membuat Naruto terbelalak karena mulutnya dimasuki penis Sasuke. Sasuke mulai memaju-mundurkan pantatnya seiring dengan Naruto yang mulai menampakkan wajah mual.

"Ah… Fuck! Ah! Aah!" Sasuke mulai mendesah kenikmatan karena kejantanannya didalam mulut Naruto. "Aah! Yes! Naruto! Hemm…" ucap Sasuke. Perlahan-lahan Sasuke mulai mempercepat dorongannya masuk ke dalam mulut Naruto. Sedangkan Naruto mengap-mengap mencoba mencari udara. Pandangan Naruto mulai berkunang seiring dengan semakin cepatnya gerakan Sasuke. Tak beberapa lama kemudian, Sasuke mengeluarkan bibitnya didalam mulut Naruto.

"ahh! Naruto!" dan rubuhlah tubuh itu di atas tubuh Naruto. "Mulutmu sangat nikmat, Naruto. Aku ingin tau, apakah mulut dan lubangmu sama-sama nikmat…" Sasuke tersenyum sinis dan mencium Naruto dengan paksa. Sering kali Naruto mencoba melawan lidah Sasuke masuk ke dalam mulutnya dan mengambil sisa bibitnya didalam mulut Naruto.

"Hn… Aku ingin merasakannya…" Sasuke perlahan kembali duduk dan meludahi kejantanannya dengan sisa bibit yang terdapat dimulutnya.

"Hiks… Sasu… Ke… Jangan… hiks… Jangan…" Naruto mulai menangis menghadapi ketakutannya. Sementara kamera terus merekam kegiatan mereka, Sasuke dengan nistanya menghadap ke ponselnya dan berkata, "Aku adalah orang pertama yang akan mengambil keperawananmu, Naruto…" kemudian setelahnya terdengar teriakan memilukan milik Naruto saat kejantanan Sasuke menghujam masuk dengan paksa ke lubang sempit Naruto.

TO BE CONTINUE…

Review, critism and flame please (=^_^)=