Kisah Cinta Di Waktu SMA

By : keindahaha

A/N : Uaaa... Lama banget ya ngga update. Tapi akhirnya saya dapet waktu buat ngelanjutinnya. Abis akhir-akhir ini sibuk persiapan buat UN, heheheheh...

WARNING : OOC-NESS BERLEBIHAN, UMM... YAA GAJE JUGA.

DISCLAIMER : Saya tidak memiliki Fairy Tail.

CHAPTER 10 – MEMORIES OF FATHER

(NORMAL POV)

Pagi yang cerah di SMA Fairy Tail, para siswa sudah mengerubungi koridor yang sempit hanya untuk melihat papan pengumuman. Erza dan Natsu yang penasaran ikut melihat pengumuman itu.

PENGUMUMAN

Untuk Para Siswa SMA Fairy Tail.

Dalam rangka ulang tahun sekolah, sekolah akan mengadakan lomba memasak yang akan dilaksanakan Rabu 2 minggu lagi. Pendaftaran kelompok bisa melapor kepada Pak Makarov. Setiap kelompok terdiri dari 2 orang.

'Hanya itu saja toh.' Pikir Erza.

Namun kalimat paling terakhir dari pengumuman itu mengejetkunnya.

SETIAP KELAS DIWAJIBKAN MENGIRIM MINIMAL 2 KELOMPOK.

Oh, tidak.

"KRIIIIIINGG..." Bel pertanda masuk berbunyi.

Erza dan Natsu bergegas menuju kelas dengan wajah harap-harap cemas.

Sesampainya di kelas, seluruh orang di kelas langsung memandangi mereka berdua. Erza mulai merasakan feeling aneh. Begitu juga Natsu.

"Natsu! Erza! Kalian berdua saja yang ikut lomba masak!" Lucy berseru kencang.

"Levy dan Gajeel juga!" Katanya masih kayak toa.

"Hey! Kok kita siiih?" Kata Levy dan Gajeel berbarengan. Wajah mereka langsung memerah.

"Bagaimana Natsu? Mau ikut ngga?" Tanya Erza.

"Hmm...Boleh aja..." kata Natsu yang memang hobi memasak.

"Oke! Aku dan Natsu ikut!" Erza teriak sambil berdiri di atas meja.

"Ayo Levy, Gajeel! Mari kita ramaikan perlombaan ini!" tambahnya.

"Err... Aku sih boleh boleh aja... Tapi Gajeel..." kata Levy.

"Okelah. Tapi untuk kali ini saja." Kata Gajeel.

MEANWHILE

Saat mereka semua bercanda ria, dua orang laki-laki memandangi Levy.

"Sepertinya kita tak ada peluang lagi..." kata satu orang yang memiliki rambut oranye.

"Aku merasa stres. Aku jadi ingin makan terus." Kata satunya lagi yang terus memakan snack di depannya.

"Huuhft... Mungkin inilah kebahagiaannya. Selama Levy bahagia dengan Gajeel aku akan senang." Laki-laki berambut oranye sekarang sedikit menyinggungkan senyumnya.

"Yeah, namun aku jadi ingin makan terus." Kata yang satunya terus makan tidak mengingat berat badannya yang terus naik akibat terlalu banyak makan.

"Sekarang mungkin yang hanya bisa kita lakukan adalah mencoba move on. Karena Levy sekarang bahagia bersama Gajeel. Kita tak perlu lagi bertengkar atau membabakbeluri Gajeel." Kata si rambut oranye menepuk bahu temannya itu.

SEPULANG SEKOLAH

Erza membanting tubuhnya keatas sofa. Seharian ini dia memang berurusan dengan rapat OSIS yang mendiskusikan peran siswa terhadap lomba ulang tahun sekolahnya itu. Happy mulai mengeong-ngeong meminta dielus olehnya. Natsu kemudian menggendong Happy dan menaruhnya di atas sofa bersama Erza.

"Huuuft... Hari yang melelahkan..." Natsu kemudian ikut duduk di sofa dan menyalakan TV.

"Jadi bagaimana dengan lomba memasak itu?" Natsu memulai pembicaraan.

"Bagaimana kalau besok kita undang Gray dan Lucy ke rumah kita untuk menginap? Kita akan paksa mereka mencoba masakan kita." Keluarlah evil glare Erza.

"Ide bagus. Nguahahahaha..." Keluar juga evil laugh Natsu.

Kemudian Natsu membuka kalender dan menandainya.

"POOOS!" Tukang pos berteriak.

"Sebentar paaak!" kata Natsu beranjak menemui pak pos itu.

"Dengan rumah bapak Natsu?" kata bapak berbaju oranye itu.

'Ena'e emangnya aku udah tua apa?' pikir Natsu.

"Ya, saya sendiri, ada apa ya pak?" kata Natsu menutupi pikirannya.

"Iniloh mas, ada surat sama paketan buat si mas. Dari pengusaha kaya di luar negeri gitu deh mas." Kata pak pos dengan logat jawa.

"Siapa pak?" Tanya Natsu.

"Kalo ndak salah Igneel deh mas. Masnya harus tau. Saya aja di kasih royalti banyak banget sama Pak Igneel itu gara-gara saya ngirim posnya bapak itu terus. Masnya kok bisa kenal sama bapak itu?" tanya Pak Pos.

"Engga kok, pak. Makasih ya, pak!" kata Natsu menghindari pertanyaan Pak Pos itu sambil menerima surat dan kiriman itu.

"Yoo.. Mas!" Pak pos itu ngacir dengan motor oranyenya.

"Huuuft... Hampir saja." Natsu menghela nafasnya dan berjalan.

"Ada apa Natsu?" Tanya Erza.

"Ada kiriman lagi dari ayahku." Natsu mulai membuka surat tersebut.

"Ayahmu?" Erza mulai penasaran.

Untuk Natsu Dragneel, anakku.

Kudengar kau akan ikut lomba memasak di sekolahmu.

Semoga kau berhasil dalam lomba itu.

Ngomong-ngomong aku penasaran dengan wanita yang tinggal bersamamu.

Bolehkah aku tahu siapa dia? Pacarmu ya? Ternyata kamu bisa laku juga ya?

Aku akan datang saat lomba masak nanti di sekolahmu.

Love, Igneel.

"Ayah akan datang saat lomba masak nanti!" Senyum Natsu merekah. Namun matanya juga ikut berkaca-kaca.

"Ayah ternyata masih menyayangiku. Aku kira aku benar-benar dibuang olehnya." Lanjut Natsu.

Natsu kemudian membuka paketan yang dibungkus kertas cokelat. Kemudian dilihatnya kotak berwarna putih. Dibukanya kotak warna putih itu.

"Wow..." Natsu tergugah.

"Ada apa sih, wow..." Erza juga ikutan.

Dan terlihatlah safebox kecil dengan 5 gepok uang 100.000-an a.k.a 5.000.000 cash *author ikutan ngeces*. Ada juga note kecil di atas kertas putih.

Atas permintaan maafku pada waktu itu, aku kirimkan juga uang untuk keperluan hidupmu. Jaga dirimu baik-baik.

-Igneel-

"Apa yang akan kamu lakukan Natsu? Dengan uang sebanyak itu?" Tanya Erza.

Natsu hanya tersenyum dan membawa safebox itu ke kamarnya.

"Nah, aku takkan memakainya dulu sampai aku bertemu ayahku." Kata Natsu.

Erza hanya tersenyum. Terlintas dia teringat dengan ayahnya. Yang meninggal di penjara akibat depresi yang dialaminya...

(FLASHBACK)

Kerumunan polisi memenuhi depan pintu rumah Erza. Mereka semua lengkap dengan prisai dan senjata api. Erza melihat mereka menodongkan senjata kearah rumahnya. Takut. Itulah yang sekarang dirasakannya. Erza kecil hanya bisa terjongkok di samping tempat tidurnya dan menutup telinganya tak mau mendengarkan apa yang terjadi. Matanya mulai menitikan air mata ketika polisi bersenjata itu mulai memasuki rumahnya untuk mencari ayahnya. Ternyata ayahnya dituduh melakukan perjudian besar-besaran dan ikut mengedarkan narkoba. Ayah Erza sangat membantahnya. Teriakan-teriakan ayahnya membantah hal itu terdengar hingga ke telinga Erza kecil walaupun dia sudah menutup telinganya. Air matanya bertambah deras mengingat sekarang ibunya juga sudah tiada untuk menemaninya.

"Hey! Saya tak pernah melakukan itu! Lepaskan! ERZAAA!" Ayahnya meneriakkan nama putrinya sekeras mungkin. Tangisan Erza kecil mengeras mendengarnya.

Kemudian seorang anggota polisi yang berwajah ramah mendatangi Erza kecil.

"Kau tak apa-apa. Hiduplah sendiri di sini. Sesekali aku akan datang membantumu ke rumah ini." Kata anggota polisi itu.

"Hiks... Hiks..." Erza menatap wajah anggota polisi itu.

"Ayah?" Tanya Erza kecil pada polisi itu.

"Dia akan baik-baik saja." Kata polisi itu.

Namun takdir berkata lain. 2 bulan kemudian anggota polisi itu tewas oleh kawanan penculik yang sedang diusutnya. Ternyata itu adalah kawanan penculik yang dipimpin oleh Zeref. Polisi itu mengorbankan dirinya untuk Erza karena Zeref ingin sekali menculiknya. Tak hanya cukup sampai di situ. Setelah 2 tahun menjalani hukuman, ayah Erza yang mengalami depresi berat tewas di dalam penjara. Dia ditemukan tewas oleh seorang sipir penjara tersebut. Diduga ayah Erza tewas karena bunuh diri. Namun hasil otopsi berkata bahwa ayah Erza tewas akibat stres berat yang melemahkan tubuhnya.

Berita mengenaskan itu kemudian dikirimkan ke rumah Erza beberapa hari setelah ayahnya diotopsi. Seharian Erza tak bisa berhenti menangis. Disekitarnya-pun tak ada yang bisa menenangkannya. Kemudian Erza hanya menyimpan masalah ini di dalam hatinya. Tak membiarkan seorangpun mengetahui apa yang terjadi dengan ayahnya.

(END OF FLASHBACK)

"...Erza?" Natsu menanyakan Erza ketika Ia melihat wajah Erza sedikit memurung.

"Uhmmm... Tak ada apa-apa kok, Natsu." Katanya berbohong.

"Kamu yakin?" Tanya Natsu kembali.

"Iya. Aku tak apa. Hanya saja... Aku teringat ayahku." Erza mengeluarkan senyum palsu.

"Apa kau tak keberatan menceritakan tentang ayahmu padaku?"

TO BE CONTINUED...

A/N : Yak, itulah chapter 10 setelah lama ga update. Untung saya sempet pas liburan ini. Revienya jangan lupa yaaa...