HALLO MINNA SAN…!

Saiia author baru di sini…. Tapi dah berani upload

Fic gaje, so, reader harap maklum yah

Kalau menemukan berbagai keanehan yang

Tidak manusiawi-?- di sini…..

OK… langsung mulai…

"ACTION….."

Lembaga perfilman -?-mempersembahkan…..

The fourth Great Shinobi World War

.

.

Disclaimer: Naruto © Mashashi Kishimoto

The fourth Great Shinobi World War © Meika-chan

Warnings : Female Naru, OOC, gaje, typo

(di usahakan misstypo)

Pairing : Sasuke Uchiha X Naruto Uzumaki

Genre : Romance, Adventure .. bener g' sih…? (di lempar)

Summary : Madara berhasil menangkap kyubi…!

Rencana Tsuki no me tinggal selangkah

Inikah akhir dari dunia…?

My first Fanfic,,,, enjoy…

Chapter 1

Flashback:

"PEREMPUAN…." Teriak seorang bocah berambut kuning keemasan yang mempunyai sepasang mata sebiru laut pada sesosok pria yang mempunyai warna rambut dan mata yang sama dengannya.

"Itu benar Naruto" jawab pria yang juga mengenakan jubah dengan tulisan Yondaime Hokage.

Anak bernama Naruto kembali protes "Tapi bagaimana mungkin tousan? Aku ini laki-laki, mana mungkin…"

"Maafkan tousan Naruto, itu terjadi karena kyubi yang di fuin di tubuhmu, pada waktu itu kekuatan cakramu kalah denngan kyubi. Sehingga membuatmu menjadi laki-laki untuk sementara. Tetapi dominasi cakra kyubi perlahan luntur seiring waktu, sehingga …" ucapan sang Hokage terputus.

Dia memandang mata biru putra-putri-nya yang identik dengannya.

Mata itu masih di hinggapi dengan keterkejutan dan rasa ingin tahu yang mendalam, seolah meminta penjelasan di setiap tatapannya.

"Sehingga apa tousan?" Naruto berkata setenang mungkin, dia bahkan ragu apakah benar dia ingin mengetahui kelanjutan perkataan tousannya .

Sang Yondaine menatap wajah putrinya dengan tatapan sendu. Sambil menghela nafas dia berkata "Sehingga perlahan lahan kau akan kembali ke wujudmu sebagai perempuan. Karena cakra kyubi perlahan tergeser oleh kekuatanmu yang terus bertambah.

"."Kapan…" bisik Naruto, kepalanya sudah terlalu pusing untuk menerima semua kenyataan ini. Dia berfikir sampai kapan dia akan berwujud laki-laki, namun tak sanggup menanyakan pada tousannya.

Seolah dapat membaca pikiran anaknya Yondaime berkata "Sampai usiamu 17 tahun. Itu batas waktu kakuatan kyubi. "Maafkan tousan Naruto, tousan sudah membuatmu tertimpa banyak penderitaan".

Naruto pun memandang pada mata biru sang Hokage. Dari mata itu, Naruto dapat melihat penyesalan dan kesedihan yang mendalam.

Melihat itu, seulas senyumpun tergambar di wajah manisnya. "Bukan salah tousan, mungkin memang takdir yang senang mempermainkanku". Walau begitu, tetesan-tetesan bening tetap mengalir dari kedua mata langit itu.

Mata sang Yondaime terbelalak dan ia pun segera mendekap sang putri yang tengah rapuh. "Maafkan tousan Naruto, maafkan tousan…"

Naruto balas mendekap tousannya, mencoba mencari kekuatan dan ketenangan yang dibawanya.

"Kenapa? Kenapa harus aku tousan? Apa Kami sama begitu membenciku? Apa penderitaanku kurang?" Naruto terus meracau di pelukan tousannya.

Sang Hokage hanya bisa mengeratkan pelukannya, mencoba memberikan kekuatan pada putrinya yang tengah rapuh itu,

XXXXXXXXXXXXXX

Sepasang mata saphire itu terbuka. Menatap langit yang berwarna sama dengannya.

Mencoba mengusir ingatan yang mengganggu. Gadis itu bangkit dari tempatnya berbaring di suatu bukit yang penuh lily, tempatnya bersantai untuk menatap langit.

Gadis? Ya, gadis itu adalah Uzumaki Naruto. Ninja yang dikenal sebagai pahlawan konoha dan jinchuriki kyubi.

Sudah 2 bulan lamanya dia mengembara meninggalkan desa. Dan sudah selama itu pula dia menjalani kehidupannya sebagai perempuan. Sebagai seorang gadis.

Kembali teringat olehnya percakapan dengan Godaime Hokage 2 bulan lalu, saat dirinya memutuskan pergi dari konoha, untuk menghadapi takdirnya.

Flashback:

"Kenapa harus pergi?" Tsunade menatap bocah di hadapannya.

"Baachan kan tahu sendiri alasannnya, kenapa harus Tanya?" ujar Naruto santai. Sambil menatap pemandangan sore hari di konoha melalui jendela di ruang Hokage.

"Aku serius Naruto! Ini bukan main-main" Sang Hokage mulai kehilangan kesabarannya.

Kedua tangannya tertaut di depan wajahnya, dan mata coklatnya tak lepas dari wajah bocah pirang di sampingnya.

Naruto tetap bergeming di tempatnya, setelah merasakan tatapan sang Hokage semakin tajam,, perlahan ia mengalihkan pandangannya dan membalas tatapan sang Hokage.

"Aku juga serius baachan, kau pikir mudah terus di sini sementara besok aku menjadi perempuan? Kau pikir mudah langsung berhadapan dengan teman-temanku yang pastinya akan langsung meminta penjelasan yang aku sendiri tak tahu bagaimana penjelasan itu? Kau pikir itu mudah baachan? Itu sama sekali tidak mudah" ujar Naruto tenang.

Namun getar dalam suaranya tak dapat di sembunyikan. Sang Godaime menghela nafas dan akhirnya bangkit dari kursinya untuk memeluk bocah kesayangannya.

Naruto langsung membalas pelukan sang Hokage. Berusaha meredam kesedihan yang menyeruak didadanya dan menangis tanpa suara.

"Maafkan aku Naruto, aku mengerti bagaimana perasaanmu, namun diluar sana sangat berbahaya, apalagi kau sendirian, tapi, jika itu maumu akan ku ijin kan kau pergi" Naruto pun melepas pelukannya dan menatap mata sang Hokage dengan mata berbinar. Betapa suasana hatinya sangat mudah berubah, Tsunade pun kagum akan hal ini.

"Tapi dengan satu syarat" perkataan itu sukses membuat naruto memajukan bibir bawahnya .

"Apa?" katanya jengkel.

"Berjanjilah kau akan pulang hidup-hidup" Tsunade berkata sambil menatap tajam bocah di hadapannya.

Mendengar itu, Naruto pun mengeluarkan cengiran khasnya.

"Tentu baachan, aku tak kan mati semudah itu. Dan terimakasih untuk semua kebaikanmu" Naruto menghela nafas, lalu melanjutkan kata-katanya "Aku pamit" ujarnya sambil membungkukkan badan.

Kemudian berbalik dan hendak meninggalkan ruangan Tsunade.

"Tunggu dulu bocah, aku punya hadiah ulang tahunmu. Tapi jangan di buka sekarang, bukalah saat kau genap berusia 17 tahun".sang Hokage tersenyum sambil menyerahkan sebuah kotak yang terbungkus kertas berwarna orange.

Naruto mengangkat sebelah alisnya,

'apa itu?' batinnya.

Namun dia hanya mengangguk, lalu mengambil kotak itu dan segera meninggalkan ruangan sang Hokage.

XXXXXXXXXXXXXX

Seulas senyum pun tergambar di wajah Naruto saat mengingat kenangan itu. Itu adalah hari terakhirnya di konoha.

Malam setelah pertemuan itu, dia langsung pergi dari ia tahu,

Hokagenya nenyebarkan cerita bahwa dirinya sedang menjalankan misi khusus rahasia dari Hokage yang memakan waktu berbulan-bulan.

Atau setidaknya itulah anggapan teman-temannya. Dan pagi harinya saat usianya genap 17 tahun, dia terbangun dan mendapati rambutnya telah memanjang sepinggang. Tangannya yang sedikit mengecil dan menjadi lebih halus, beserta dadanya yang kini membesar.

Dia ingat betul bagaimana perasaannya pagi itu. Sedih, kecewa, dan yang paling mendominasi adalah syok yang tak kunjung mereda. Bulir-bulir air mata pun kembali mengaliri wajahnya.

Dia lalu memeluk kedua lengannya berharap mampu menenangkan hatinya. "KYUBI SIALAN…!" Jeritnya frustasi saat itu.

Naruto tertawa kecil, jika mengingat hari itu, seharian dia hanya menangis, 'padahal kalau di pikir-pikir, jadi perempuan tidak buruk' batinnya.

"memang tidak buruk, kau saja yang terlalu melebih-lebihkan" sahut kyubi.

"UWAA…" karena terkejut Naruto pun jatuh dari pohon.

"Gah… Rubah sialan.. jangan seenaknya mengagetkanku dong.." ujar Naruto kesal. "fu..fu... gomen gaki".sahut kyubi.

Naruto sekarang berjalan santai menuju goa yang telah menjadi rumahnya selama seminggu.

Ia mengenakan yukata pendek selutut hadiah dari Tsunade waktu itu.

Yukata itu berwarna orange dengan motif bunga sakura di seluruh permukaannya. Dengan gambar kyubi no kitsune versi asli di bagian punggung dan obi berwarna merah menyala.

Rambut pirang panjangnya di biarkan terurai bebas dan kini tengah di mainkan oleh angin.

"Hei.. rubah tua, menurutmu apakah kita perlu pindah sekarang?" ujarnya sembari memasuki goa yang menjadi rumahnya.

"Terserah kau sajalah… tapi kau tahu sendiri, kita tak bisa menetap terlalu lama, terlalu berbahaya" jawab kyubi,

"Hah… padahal aku suka tempat ini" sahut Naruto.

Ya, ia sekarang sudah bisa mengendalikan kyubi, berkat bantuan Kaasannya dan killer bee di pulau surga waktu itu.

Baginya kyubi sekarang sudah menjadi temannya, walaupun kadang rubah itu menyebalkan.

Begitu memasuki goa Naruto langsung bersiap membuat api unggun, namun baru setengah jalan, ia merasakan cakra asing mendekat menuju tempatnya.

"Yare yare… sekarang ya" gumamnya.

Lalu ia membentuk beberapa segel dan bergumam "Shunshin no jutsu". Sekejap dia sudah berada di antara pepohonan.

"Ck.. mendokusei,… hee sejak kapan aku seperti shikamaru?". "Padahal aku belum makan, heh…"

tiba tiba seekor gagak hitam bermata merah sudah berada di sampingnya, melihat itu, Naruto bergumam pelan,

"Hm… gomen Itachi san, pesanmu belum ku sampaikan. Sekarang masih di Iwa, perjalanan ke Ame butuh waktu sekitar 2 hari. Kira-kira, dia di sana tidak ya?"

Naruto masih terus bergumam sambil berlari "Ini akan jadi perjalanan panjang"

XXXXXXXXXXXXXX

Amegakure no sato, Markas Akatsuki

Seorang pria bertopeng jingga dengan motif lingkaran yang berpusat di mata kirinya tengah berbicara dengan 2 orang yang memakai jubah hitam dengan motif awan merah.

"Jadi bagaimana?" tanyanya.

Laki-laki yang berpierching dan berambut orange menutup matanya sejenak , kemudian berkata"Zetsu baru saja melaporkan, kalau ia dan kisame sudah berhasih menangkap kyubi".

"Bagus, terus awasi mereka" jawab sang pria bertopeng. "Apa rencana kita selanjutnya Madara sama?" Tanya wanita yang memakai hiasan origami mawar dirambutnya.

"Kita tinggal menunggu sedikit lagi, dan semuanya akan kembali ke asalnya" jawab Madara sambil bangkit dari kursinya,

"Pein, Konan, segera fuin kyubi, sisanya biar aku yang urus" Madara berkata sambil pergi ke luar.

"Hai Madara sama".

"Aku pergi. Dan tinggal selangkah lagi, rencana Tsuki no me ku, akan segera terwujud" 'Hm…alatnya sudah matang, pengganggu pun sudah beres. Tinggal menangkapnya' batin Madara,

Setelah itu, Madarapun menghilang bersama gemuruh petir.

Tanpa mereka sadari, sesosok pemuda berambut raven bermata onyx tengah berdiri di atap tempat ketiga orang tadi berbicara.

Seulas senyum sinis tergambar di wajah tanpa ekspresinya. "Jadi… Naruto sudah tertangkap…"

To be continued….

XXXXXXXXXXXXX

"Cut…"

A/N : gmana reader…..?gomen minna san, pasti gaje, tapi harap mklum lah…

Ini fic pertama, jadi, pasti membutuhkan banyak perbaikan di sana sini

So, reader yang baik, review please? Flame juga boleh deh…

Ok…..?

Sasuke : woi… koq gua dikit banget munculnya…?

Author : berisik lo Sas… ntar juga muncul

A/N:Nah… readers n senpai2, ini hasil editan Meika, nggak mengubah isi koq…

Cuma ngilangin typo,,, n bwat FBSN, gimana? Sudah berhentikah typo yang bergentayangan di fic gaje ini…? Thanks so much untuk kritikannya…

Buat para senpai yang minta Meika abdet kilat,,,,

Gomen banget, kayaknya g' bisa, soalnya Mei-chan perlu merangkak ke warnet buat post fic ini, tapi bakal Mei-chan usahain koq…

Next chapter:

"Jadi bagaimana? Sudah kau temukan pasangannya?" Tanya Madara.

"Dengan ini, tinggal kita mulai ritual pembangkitan jyubi, pengendalinya…"

"Siapa kau?" Tanya Sasuke

Kenapa gelap? Kenapa selalu seperti ini? Apakah aku sudah…

"Ani..ki..?"

"Sasuke…"

"Tapi bagaimana mungkin? Dia itu…."

"Yang harus kau ketahui, kau lah kunci pengendali jyubi yang di persiapkan Madara"

Yak…. Cut…!

See you next chapter….

The end, With Black Rose

Meika chan

REVIEW PLEASE…..