Disclaimer : Bleach © Tite Kubo
Rate : T
Genre : Romance, Drama, Friendship, Hurt/Comfort, Humor, School life
Pairing : Ichigo x Hitsugaya
Spoiler Warning : Alternate Universe (AU), OOC-minimalisir, Shounen-ai, Semi-Yaoi, maleXmale, Don't like Don't read!
Summary : Kurosaki Ichigo, nama paling TOP di SMA Karakura. Paling terkenal membuat biang onar di sekolahnya. Hitsugaya Toushiro, siswa baru yang masuk di SMA Karakura tersebut. Apa jadinya jika kedua orang ini bertemu?
.
Sebagian besar ide cerita diambil dari novel Jingga dan Senja karya Esti Kinasih. ^^
.
Request Ami de Aeterna, enjoy!
.
.
New School
.
Chapter 1
.
.
Hitsugaya melangkahkan kakinya ke dalam area sekolah SMA Karakura. Disapunya matanya ke gedung sekolah yang berdiri kokoh di hadapannya. Gedung tingkat tiga yang berwarna putih abu-abu. Lapangan yang terdiri atas lapangan basket, volley, dan futsal. Sekolah ini sangat terkenal di kawasan karakura. Sehingga banyak anak-anak yang lulusan SMP masuk ke sekolah ini. Senyum tipis mengembang di bibirnya. Semoga bisa dapat teman baru. Gumamnya.
"Wah… kau teman sebangku ku ya?" cewek berambut gelombang orange tua dan berdada wow menyapa Hitsugaya yang sedang duduk di bangkunya. Hitsugaya menolehkan wajahnya ke sumber suara. Kaget begitu melihat dada cewek yang nauzubila besarnya minta ampun. Cowok mungil itu jadi ilfiel. Tapi segera diredamnya perasaan jijik itu. Hitsugaya tersenyum tipis. "Kenalkan. Aku Rangiku. Matsumoto Rangiku lengkapnya. Namamu?" Diulurkan tangannya kearah Hitsugaya. Cowok mungil itu mengulurkan tangannya. "Hitsugaya Toushiro." jawabnya. Matsumoto menaruh tasnya dalam laci mejanya. Dan kemudian duduk di samping kiri bangku Hitsugaya.
"Hei…" ucapan Matsumoto terpotong.
"Untuk para murid-murid baru. Segera berkumpul di aula sekarang. Karena akan diadakan upacara penerimaan murid baru." Terdengar suara dari pengeras suara di dinding kelas itu.
"Ayo kita pergi Hitsugaya kun." Ajak Matsumoto. Hitsugaya mengangguk. Kedua orang itu melangkah ke luar kelas. Diikuti beberapa murid yang berada di dalam kelas itu.
Ruangan aula tempat pelaksanaan upacara penerimaan murid baru itu dipenuhi oleh murid-murid dari beberapa kelas. Guru-guru tampak mulai mengatur barisan perkelas yang akan dibimbingnya nanti. Hitsugaya meluruskan diri sesuai dengan instruksi di depannya. Dirinya sedikit risih karena dipandangi oleh beberapa murid di sekitarnya. Why? Karena tubuhnya yang mungil kayak anak SD (Author sukses dapat death glare gratis dari Hitsugaya XPP). Malahan ada yang cekikikan ngeliat dia. Yang cewek-cewek maksudnya. Kalo yang cowok-cowok mukanya blushing karena ngeliat muka Hitsugaya yang manisnya nggak kalah dari cewek, euy!
Upacara penerimaan murid baru dimulai. Suasana di dalam ruangan itu hening. Hanya terdengar suara dari pembawa upacara penerimaan murid baru itu.
"Haah…upacaranya lama banget sih! Jadi keram nih kaki" gerutu Matsumoto. Diurutnya pelan betisnya sambil mengumpat sebel. Disampingnya Hitsugaya duduk sambil melihat keseluruh murid yang duduk di dalam kelas. Kelas yang didatanginya tadi masih lenggang sekarang sudah terisi semua. Pintu kelas itu terbuka dari luar. Seorang guru berjalan masuk kedalam kelas dan langsung menuju meja depan guru. Murid-murid di dalam kelas yang hingar-bingar langsung balik ke tempat duduk masing-masing. Dan duduk manis.
"Ohayou gozaimasu…" sapa guru tersebut. Murid-murid di dalam kelas itu mengangguk hormat dan langsung terdengar koor bersamaan membalas salam.
"Saya Yoruichi Shihouin. Wali kelas sepuluh A ini," ujarnya tegas. Rambut ungu tuanya dikuncir satu dibelakang. Kulitnya berwarna cokelat tua. Dan umurnya mungkin sekitaran dua puluh lima tahun. Diedarkan pandangannya ke seluruh murid dihadapannya. Menatapnya satu persatu dengan tempo lambat. "Saya harap kalian mau mentaati peraturan sekolah ini dengan baik." Ujarnya sedikit tersenyum tipis.
Semuanya mengangguk hormat.
"Baiklah. Saya ingin mengenal kalian dulu satu persatu. Dimulai dari ujung kanan sana." Yoruichi sensei menunjuk cewek yang duduk di paling ujung kanan depan. "Tolong perkenalkan nama dan dirimu…"
.
.
.
Di kelas lain…
Dua belas B…
.
"Karena kalian sudah kelas akhir. Saya harap kalian belajar sebaik-baiknya menghadapi ujian UAN tahun depan." Ujar guru yang biasa disapa Unohara sensei. Rambut hitam panjangnya dikepang di leher depannya. Wajah yang selalu tersenyum lembut membuatnya terlihat seperti seorang ibu guru yang bijak. Murid di kelas itu mengangguk hormat. Unohana sensei kembali tersenyum lembut.
GRAAAK!
Pintu kelas itu dibuka dengan kasar. Di depan pintu masuk itu. tampak seorang laki-laki. Berambut orange menyala. Kedua alisnya mengerut. Dan sepertinya sudah bawaan dari sana. Baju seragamnya tidak dimasukkan ke dalam celana. Dan dibiarkannya berkibar-kibar. Satu tangan kanannya diletakkan diatas bahu. Menenteng tas yang dibawanya. Wajah Unohana sensei yang tersenyum lembut tadi langsung berubah kaku.
"Dari mana saja kamu, Kurosaki?" tanyanya. Nada suaranya yang terdengar lembut tadi berubah menjadi dingin.
Cowok berambut orange yang dipanggil Kurosaki itu bergeming. Tidak berniat menjawab pertanyaan itu.
"Saya tanya dari mana saja kamu, Kurosaki?" Unohana mengulangi pertanyaannya. Ichigo masih bungkam. Rahang Unohana mengatup keras. Sia-sia saja bertanya pada Ichigo.
Cowok yang tercatat di black list sekolah dan setiap guru di Karakura sebagai murid paling masa bodo. Sering datang terlambat kesekolah sudah jadi kebiasaannya. Sering membuat stress guru-guru, itu mah biasa. Langganan dapat SP dari guru. Nah! Klo yang ini hamper setiap hari. Pernah diskors oleh kepala sekolah Karakura. Tapi akhirnya disuruh masuk sekolah lagi. Mau tahu kenapa? Karena sering berkeliaran di luar sekolah. Guru-guru dan Kepala sekolah yang melihat itu. Mau tidak mau mencabut skors-nya. Nggak mempan bentakan, ancaman ataupun pukulan. Baik pukulan buku yang ringan, sampai pukulan penggaris besi yang paling keras. Unohana sensei mengepalkan tangannya. Ditatapnya Ichigo dengan mata nyalang. Hanya di depan Ichigo saja. Sikap dan sifat Unohana sensei yang lemah-lembut. Berubah 180% kasar dan dingin.
"Duduk di tempatmu sekarang, Kurosaki!" bentaknya getas.
Ichigo melangkahkan kakinya ke dalam kelas itu. Seringai terukir di wajahnya. Unohana sensei mengikuti langkah Ichigo dengan pandangan semakin dingin.
"Ichigoooo... kau sebangku denganku!" seru seseorang. Ternyata Keigo Asano. Cowok norak itu salah satu teman dekat Ichigo. Tangannya dilambai-lambaikan keatas. Ichigo tersenyum tipis. Dilangkahkan kakinya menuju kursi samping jendela. Barisan keempat dari depan. Unohana sensei yang melihat Keigo berteriak histeris seperti itu. Menatapnya marah. Keigo langsung mati kutu melihat pandangan Unohana yang seperti ingin membunuhnya itu. Diturunkan tangannya yang melambai-lambai. Dan menundukkan wajahnya dalam-dalam. Ichigo menggeser bangku tempat duduknya. Diletakkan tasnya diatas meja.
"Saya harap kalian tenang. Dengan guru yang akan masuk mengajar nanti." Unohana sensei melangkahkan kakinya ke arah pintu. Sebelumnya ditatapnya Ichigo yang duduk di bangkunya. Ichigo yang melihat tatapan marah itu kontan tersenyum mengembang. Benar-benar tipikal murid pembuat masalah.
Baru saja dibilang jangan berisik. Kelas yang ditinggalkan Unohana sensei langsung berubah menjadi pasar. Hingar bingar yang terdengar dari semua murid yang menyerocos dan lain-lain.
"Woy! Jangan berisik lo semua!" seru seseorang memecah keributan itu. Semuanya kontan menoleh ke asal suara dengan mulut yang terdiam. Langsung terukir senyum geli dan seringaian dari murid-murid di kelas itu. ternyata yang berteriak tadi Renji.
Abarai Renji. Sobat lekat Ichigo. Menempati peringkat kedua sebagai murid paling bermasalah di sekolah Karakura. Rambut merahnya diikat tinggi keatas seperti nanas. Ada tato yang terukir di alisnya. Juga dibeberapa bagian tubuhnya. Seringai geli muncul diwajahnya. Baju seragam yang dipakainya tidak jauh berbeda dengan Ichigo. Berkibar-kibar di luar. Satu kancing seragamnya dibiarkan terbuka. Menunjukkan dadanya yang bidang. Renji bersiul keras. Ditatapnya Ichigo dari kursi yang didudukinya paling belakang. Ditopangnya kedua lengannya dibelakang kepala.
"Bro! pagi-pagi lo sudah buat tu guru naik darah. Boleh juga!" digelengkan kepalanya dengan senyum geli.
Ichigo yang mendengar itu kontan menyeringai. Dibalikkan duduknya menghadap belakang. Kedua alisnya terangkat memandang Renji.
"Itu pemanasan. Guru yang bakal masuk mengajar nanti bakalan gue buat nggak berkutik, Man!" ucapan Ichigo itu langsung disambut suit-suitan dan tepuk tangan dari murid-murid di kelas itu. Sungguh tidak beruntung guru yang bakal mengajar di kelas ini. Bisa dipastikan tensi darahnya bakal naik menghadapi dua siswa paling terkenal membuat kerusuhan di sekolah ini. Readers pengen tahu siapa guru yang nggak beruntung itu? Yup! Mayuri Kurotsuchi.
.
.
.
"Hei, hei..tadi aku dengar info," sebut saja namanya Isane. Rambut abu-abunya yang pendek serta kunciran kecil di rambutnya. Dua di samping kanannya dan duanya lagi dibelakang. Dia datang terbirit-birit dari luar kelasnya.
Matsumoto yang sedang ngobrol ringan dengan Hitsugaya kontan menoleh ke Isane yang duduk di depannya. "Ada apa?" tanyanya penasaran. Tak ayal Hitsugaya yang duduk disampingnya juga tertarik dengan info yang dibawa Isane.
"Tadi waktu aku pergi ke toilet. Kan lewat ruangan guru." Hitsugaya dan Matsumoto mengangguk paham. "Aku dengar dari dalam ruang guru. Tuh guru-guru pada marah-marah, kalian tahu?" kedua orang itu memandang dengan kening berkerut. "Memangnya kenapa?" Matsumoto bertanya.
"Ada keributan yang dibuat kelas dua belas B."
"Hah?" sahut Hitsugaya heran.
"Katanya yang buat keributan Kurosaki Ichigo."
"Wah! Yang itu ya, Isane-chan?" Isane mengangguk. "He-eh! Kau sudah tahu siapa dia, kan?" Matsumoto manggut-manggut. Hitsugaya yang memang nggak tahu siapa orang yang diomongin itu bingung dan heran.
"Memangnya dia siapa?" Matsumoto dan Isane memandang cowok mungil itu horor. Seperti dibelakang Hitsugaya ada setan.
"Hitsugaya-kun tidak tahu siapa dia?" Matsumoto bertanya pelan. Cowok mungil itu menggeleng pelan.
Mata Matsumoto dan Isane kontan terbelalak lebar. Please deh. Kurosaki Ichigo itu nama paling T-O-P di Karakura sebagai murid pembuat masalah. Tukang jualan di depan sekolah saja tahu dia.
"Benar-benar nggak tahu, Hitsugaya-san?" sekarang Isane yang bertanya. Cowok mungil itu menggeleng lagi. Kedua cewek itu sweatdrop.
"Lebih baik kau jangan dekati orang itu. Dia murid paling bermasalah di sekolah Karakura ini," Isane menarik napas, "Soalnya yang berurusan dengannya bakal bahaya." Tubuhnya bergidik setelah mengatakan hal itu.
"Itu benar, Hitsugaya-kun!" timpal Matsumoto juga bergidik. Hitsugaya memandang kedua orang itu dengan kening mengerut.
Apa sebegitu berbahayanya orang yang bernama Kurosaki Ichigo itu?
.
.
.
Sementara itu…
"Kalian ini sebenarnya harus dibilang apa? Kalian sudah kelas akhir di sekolah ini!" bentak Unohana di depan kelas. Wajahnya sekarang hampir mendekati Iblis. Semua murid di kelas dua belas B itu menekuk wajah mereka. Amukan Unohana sensei setara dengan singa euy! Hanya dua orang dikelas itu yang pura-pura budek. Atau istilah kerennya masa bodo. Ichigo menopang satu tangannya di dagu sambil memandang keluar jendela. Kalau Renji membaca majalah playboy yang baru dibelinya kemarin (Kalau Author ngetik nih fic sambil makan anggur -?- *digebukkin readers*).
"Abarai kau pergi ke ruang guru sekarang." Unohana sensei menatap cowok berambut merah itu. Renji menutup majalah yang dibacanya. Kemudian berjalan kearah pintu. Begitu dirinya berjalan disamping bangku Ichigo. Kedua pandangan orang itu tertumbuk. Ada senyum geli terukir di kedua wajah orang itu. "Gue duluan, Bro." gumamnya pelan. Ichigo mengangguk geli. Begitu Renji menutup pintu kelas. Pandangan nyalang Unohana langsung mampir diwajah Ichigo.
"Kurosaki! Kau pergi ke ruang kepala sekolah. SEKARANG!" desis Unohana. Ichigo memutar bola matanya. Bad record lagi. Dilangkahkan kakinya kearah pintu keluar dengan santai. Kedua tangannya dimasukkan kedalam celana panjangnya. "Sedangkan sisanya akan saya buat Surat Panggilan orangtua!" bentak Unohana sensei dengan nada final.
.
.
.
Hitsugaya celingukkan mencari ruangan yang menjadi tujuannya. Nih sekolah besar sekali sih. Capek juga nyari ruangan perpustakaannya, gerutunya.
Dilangkahkan kakinya ke tingkat dua. Sedikit berlari kearah perpustakaan di ujung koridor. Begitu sampai di depan pintu. Napasnya terengah-engah. Akhirnya sampai juga. Dibukanya pintu itu. Sunyi. Jelaslah! Semua murid di sekolah ini masih dikelas. Tadi dia disuruh Yoruichi sensei ke perpustakaan mengambil buku. Dilangkahkan kakinya kedalam ruangan itu. Sedikit merinding karena suasana yang terlampau sunyi. Segera disingkirkannya perasaan yang sedikit takut. tadi dia mendapat info dari Matsumoto. Katanya ruangan perpustakaan ini…ehem! Berhantu. Katanya ada murid yang mati bunuh diri disini. Nggak mungkin ada. Ini masih pagi. Dikuatkan hatinya. Tapi terdengar sesuatu ditelinganya.
Krek!
Terdengar seperti seseorang duduk di kursi. Mau tak mau Hitsugaya bergidik. Jadi beneran ada? Batinnya sweatdrop. Digigitnya bibir bawah. Kemudian menggelengkan kepalanya. Hanya salah dengar pasti.
Srak srek!
Kali ini terdengar suara buku yang dibuka. Hitsugaya tambah sweatdrop. Sudah mati masih sempet-sempetnya baca buku juga?
Suara lembar buku dibuka itu semakin terdengar. Hitsugaya menelan ludah. Dilangkahkan kakinya kearah suara itu. Tanpa disadari langkahnya jadi mengendap-endap. Langkahnya terhenti. Suara buku yang dibuka itu lenyap. Dipandangnya bangku panjang yang terletak lima meter didepannya. Lemari buku yang mengapit disisi kiri-kanannya. Membuat Hitsugaya tidak bisa melihat apa-apa selain didepannya. Dilangkahkannya kakinya tanpa suara kearah depan. Begitu diujung lemari buku. Langkahnya terhenti. Terkejut dengan apa yang dilihatnya. Di bangku panjang itu duduk seorang cowok. Dengan rambut orange menyala. Sedang membuka buku di depannya dengan serius. Jadi yang didengarnya tadi suara cowok itu? tapi tunggu! Cowok itu menghisap rokok? Bukannya sekolah ini melarang hal itu. kenapa?
Ichigo yang merasakan ada kehadiran seseorang. Langsung menolehkan kepalanya kearah kanan. Hitsugaya tercekat. Seringai muncul di wajah Ichigo. "Kau melihat aku merokok ya?" kedua alisnya terangkat menatap Hitsugaya. Ditutupnya buku yang dibacanya. Kemudian berjalan mendekat ke Hitsugaya. Kedua mata emerald Hitsugaya terbelalak lebar. Kenapa kakinya nggak mau berlari. Sial! Umpatnya.
Ichigo memegang rokok yang terselip di bibirnya. Dihisapnya dalam kemudian dihembuskan. Rokok itu dijatuhkan kelantai dan diinjaknya. Bibirnya kembali menyeringai lebar. Ichigo berhenti setelah jaraknya hanya satu langkah dengan cowok mungil itu. Dengan gerakan tiba-tiba, tangan kanan Ichigo mencengkram kuat kerah seragam Hitsugaya. Ditariknya tubuh cowok mungil itu kearahnya semakin dekat. "Kau orang kedua hari ini yang tidak beruntung!" senyumnya licik.
Dan inilah awal dari permulaannya, hari-hari buruk kedepan yang akan ditimpa Hitsugaya di sekolah barunya ini.
.
.
.
To be continued…