Lily-chan : Dua bulan sudah cerita ini berjalan... Hmm, hmm... Dan bagaimanakah kelanjutannya? Silakan anda baca sendiri, setelah disclaimer oleh OC saya, Kuma Lover, Takeru... Read it will ya, hun?
Takeru : Uh, ok... Mana, sih, Cliff dan Claire? Aku kan nggak ada hubungannya ama cerita ini?
Lily-chan : Just please read, my boy...
Takeru : Ok... Umm, Lily-san nggak punya Harvest Moon, dia cuma punya aku, adekku, dan keluarga serta teman-temanku yang mungkin dimunculin di fic lainnya... Ya udah.
Lily-chan : *kiss him on the cheek* Thanks, hun. Oh ya, ngomong-ngomong, ada es krim Neapolitan, lho untuk pembaca dan reviewers chapter ini, StrawberryInShadow-SilverFlame, DarkRyuuChan, Dennish Eza Alviziaty dan Amber 'Orquidea' Reina SusahLogIn. Nih. *pass the ice cream to you and Takeru* Next, random quotes!

Random Quotes
"Cinta bisa masuk dari mana saja, termasuk dari mulut!"
Random Quotes by Grandma.

Claire's POV

Aku dan Popu-chan sedang menyapu kelas sambil mengobrol sepulang sekolah.

"Hee, bulan ini ada acara Prom Nite?" tanyaku pada Popuri-chan.

"Iya! Ini kan, bulan Februari, jadi tanggal 14 nanti cewek-cewek harus memberikan cokelat buatan sendiri ke cowok yang kita sukai, dan cowok-cowok harus mengundang cewek yang mereka sukai ke pesta dansa malam itu! Romantis banget, kan?" jawab Popu-chan bersemangat.

"Iya, ya. Tapi aku tidak punya gaun!" kataku.

"Kamu jadi kayak Cinderella deh, Claire-chan. Jangan khawatir, kita bisa pinjam di sekolah, kok!" jawabnya lagi.

"Nah, kalo gitu masalahnya cuma kue cokelatnya. Kalian buat di mana?"

"Ehm, aku buat di rumah. Mungkin Claire-chan bisa buat di dapur Inn?"

"Ide bagus! Makasih Popuri-chan!"

"Hee, nggak masalah, kok. Ngelanjutin nyapu, yuk!"


Sekarang sudah tanggal 13, aku sudah mempersiapkan segala sesuatau untuk Prom Nite itu, kecuali kuenya. Sekarang aku sedang membuat kue dengan Ann-chan.

"Nah, gimana selanjutnya?"

"Umm...kocok adonannya sampe mengembang dan rata."

Kukocok adonan kue cokelat yang kubuat untuk dibawa besok.

"Nah, sudah. Tuangkan ke loyang, ya?"

"Begitulah, dan oven selama 25 menit dengan suhu 250 derajat celcius."

"Nah, sambil nunggu main Rune Factory 2, yuk?" ajak Ann-chan.

"Eh, Ann-chan aja, deh. Aku mau nungguin kuenya, entar gosong."

"Oh, ya udah. Jagain juga kueku, yah..." katanya sambil mengambil N*ntendo DS Lite-nya.

25 menit kemudian...

"Waii! Kuenya mengembang dengan baik!" teriakku setelah mengeluarkan kue yang kupanggang tadi dari oven.

"Samaa... Yuk kita hias kuenya!" kata Ann-chan.

"Tapi kan masih panas? Tunggu dingin aja dulu," kataku sambil membalik loyang kue itu di atas piring.

"Oh, iya, ya. Udah, aku mau main lagi," kata Ann-chan cuek, sementara aku mulai menyiapkan bahan yang akan dipakai untuk menghias kue cokelat itu nanti.

Sesaat kemudian, kuenya sudah dingin. Aku dan Ann-chan mulai menghias kue itu. Pertama, kami membelah kue itu menjadi dua bagian dan mengoles bagian tengahnya dengan krim dan menyatukannya lagi. Lalu kami menutupi kue itu dengan krim cokelat hingga rata dan mulai menghias bagian atas kuenya. Setelah semuanya selesai, kami menaruh kue itu ke dalam kulkas dengan hati-hati.

"Nah, besok pagi kita bungkus kuenya!" kata Ann-chan gembira.

"Eh, eh, Ann-chan... Kamu kapan mau ngasih kue cokelat ini ke Onii-chan?" tanyaku penasaran.

"Terserah aku, dong. Kamu kapan mau ngasih kue ini ke Cliff-kun?"

"Terserah aku, dong," balasku menggoda. "Nanti Ann-chan pake gaun warna apa?"

"Aku? Orange dengan motif bunga kuning. Ah, aku tidak bisa menunggu besook... Kayaknya bakal lama sekali..." katanya dreamy, alias sambil mengkhayal.

"Geh, udah deh. Jangan ngehayal terus... Ntar kesambet. Aku mau nyiapin baju. Jaa, Ann-chan," kataku sambil menuju ke kamarku.


14 Februari

Aku berangkat ke sekolah bersama kakakku seperti biasa, ke sekolah yang jaraknya dekat sekali dengan Inn. Di sepanjang jalan kulihat cewek-cewek memberi cokelat ke cowok yang mereka sukai dengan muka yang memerah. Aku tertawa kecil ketika melihat Mark-kun kerepotan membawa cokelat dari banyak cewek-cewek. Dia hampir menjatuhkannya. Sementara Skye-kun malah tidak menerima semua cokelat yang diberi cewek-cewek kepadanya. Dia hanya menerima cokelat Jill-chan. Sungguh hal yang tidak kusangka. Di sisi lain, Vaughn-kun terbelalak ketika Chelsea-chan memberi cokelat kepadanya. Kembali aku tersenyum.

"Hei, hei, imoutou. Kira-kira aku bakal dapat cokelat dari Ann-chan nggak ya?" tanya Jack-nii chan tiba-tiba.

"Pasti, deh. Tunggu aja," jawabku sambil tersenyum.

Kami pun melanjutkan perjalanan kami. Sebelum masuk ke kelas, kumasukkan kue cokelat yang sudah kubungkus di kotak dengan kertas kado turquoise dan pita biru ke dalam lokerku.

"Claaaiiree~~chaaan!" teriak sebuah suara yang familiar.

"Aaaannnn~~chaaan!" balasku dengan nada yang sama. Kami berdua tertawa bersama.

"Kok kue cokelatnya disimpen?"

"Nanti aja ngasihnya. Aku masih malu," balasku.

"Claire-chan nggak seru. Just give the chocolate and KISS him already!"

BLUSH!

"Ann-chan!" Aku segera berlari mengejarnya dengan muka memerah. "Aku tidak seagresif itu!"

Dia hanya tertawa dan berlari ke kelas.


TINGTONG!

"Wah, udah pulang, ya.." kata Ann-chan sambil mengepak bawaannya ke dalam tas. "Claire-chan belum juga ngasih cokelatnya..."

"Oh, iya, ya! Ikut aku, yuk!" kataku sambil menarik tangan Ann-chan menuju lokerku.

Segera kubuka lokerku. Tetapi...

"Aaah!"

"Ada apa, Claire-chan?" tanya Ann-chan.

"Cokelatku... HILANG!"

.

.

.

.

.

.

.

Lily-chan: Selesai!
Takeru: Review, ya?
Lily-chna: Bye-bye!