Heloooww!. Gomen ne update nya lama (banget).

Naruto © Masashi Kishimoto
Konoha Senior High School © Rosly namikaze

Genre : mystery/horror

Warning : OOC, gaje bin abal, misstypo, EYD, jelek….dsb!

Don't like don't read!
Yang udah terlanjur masuk laman ini, wajib baca dan review
Gyahahaha~! *Di kemplang reader*
HAPPY READING! #maaf mls matiin caps lock#

-Konoha Senior High School-


Previous Story : "Bantu aku, tolong beritahukan kepada orang yang di cintai orang ini, bahwa…Aku telah di bunuh Sasuke Uchiha…"


'Ssshhh' angin malam menyelimuti tubuh seseorang. Dingin rasanya. Di temani dengan cahaya bulan purnama. Seseorang tengah tertunduk lesu. Mata tajamnya kini menyipit. Nampaknya seorang laki-laki remaja ini memikirkan sesuatu. "Huhh" laki-laki itu menghela napasnya. Kini matanya terpejam, kepalanya ia tenggelamkan ditubuhnya. 'Sshh' semilir angin menemaninya dalam pikirannya.

'Krieeettt' sebuah kasur tidur di rumah sakit berdecit. Tak lama dari itu terdengar derap langkah kaki seseorang. Sangat pelan. "Drap drap drap" derap langkah kaki itu terus menggema disepanjang koridor. Koridor yang sangat sepi nan gelap. Pantas saja koridor ini sepi nan gelap, karena saat ini keadaan sudah tengah malam, siapa yang masih berkeliaran disaat waktu menunjukan pukul dua belas malam seperti ini?.

'Drap drap drap' derap langkah kaki itu masih terdengar, tetapi sangat pelan. Suara itu terus menyusuri koridor rumah sakit. Suaranya sedikit berdecit, sepertinya ini adalah seorang pasien rumah sakit ini. Tapi… sekarang langkah kaki itu menuju keluar rumah sakit. Terus dan terus. Dan, sekarang langkah kakinya telah membawa seseorang ke sebuah kolam renang. Ternyata seorang gadis berpakaian sebuah baju pasien rumah sakit tengah berdiri di pinggir sebuah kolam renang. Matanya terpejam, wajahnya tak berekspresi, air mukanya pucat, kantung matanya yang terlihat jelas dibawah matanya.

'Shh' kakinya melangkah satu langkah, matanya masih terpejam. Apa yang orang ini lakukan?. Satu langkah kakinya 'Brusssshhh' terlambat… seorang gadis telah masuk ke dalam sebuah kolam yang dalam. Tak ada gerakan dari tubuhnya untuk berusaha ke luar dari kolam itu.

"Gaara..." sebuah suara menyerukan sebuah nama. Laki-laki yang tadi tertunduk lesu menengadahkan kepalanya. Matanya membulat. Baru saja ada sebuah suara yang menyerukan namanya. Tapi tak ada seorang pun di tempat ini selain Gaara. Lantas siapa yang menyerukan namanya tadi?.

"Suara itu…siapa?" kata-kataa itu lah yang terucap dari bibir Gaara. "Wanita," ucapnya lagi. "Gaara…!" suara itu lagi, tapi nadanya berbeda, seperti suara ajakan. "Gaara…." Suara itu terdengar lagi. "Gaara.." semakin keras. "Gaara…tolong aku.." suara itu terdengar lagi. "Ma-mat-matsuri!" seru Gaara terkcekat. "Gaara…"

'Drap drap drap' Gaara tengah berjalan lunglai. Dari lantai atas gedung asrama siswa laki-laki Gaara berjalan pelan. Pandangannya lurus. Tatapan kosong. Pikirannya kosong. "Gaara.." suara itu masih terngiang-ngiang dan semakin keras. Suara itu membawa Gaara ke suatu tempat. Tubuhnya seperti terbawa oleh alunan suara wanita itu.

"La la la la la…" "La la la la la.." Naruto tengah mendengarkan musik dimalam hari seperti ini, sepertinya penyakit insomnianya akhir-akhir ini sering kumat. Pintu kamar asramanya dibiarkan terbuka lebar. "La la la.." "He? Gaara?" Gaara yang tengah berjalan seperti tak biasanya, telah menghentikan siulan Naruto. "Gaara? malam-malam begini? Hahahaha" nampaknya Naruto tak tertarik untuk mengetahuinya lebih lanjut, ia pun meneruskan aktivitasnya, bersiul kembali.

"Naruto.." Suara berat menyerukan nama seorang remaja urakan itu. "Seperti ada yang memanggilku" batin Naruto. Naruto pun melepaskan headset yang di pakainya. "Naruto.." suara itu terdengar lagi. Naruto merasa suara itu dari arah luar kamarnya, ia pun bergegas untuk melihat di koridor depan kamarnya.

"Tak ada siapapun," ucapnya setelah menengok arah kanan dan kirinya. Tak puas dengan itu Naruto berjalan atau tepatnya setengah berlari ke per-tigaan jalan asrama. Naruto pun mendapati Gaara yang berjalan dengan tak biasanya. "Tak biasanya," batin Naruto dalam hatinya. Dengan isengnya Naruto pun menguntiti Gaara.

'Teng teng teng'… "Sasuke? Apa yang ia lakukan?" Sakura pun menguntit Sasuke dari belakang. "He? masih terus berjalan?" batin Sakura. Sakura pun terus menguntit Sasuke dari belakang dengan penuh hati-hati. 'Kresek' Sakura menginjak sebuah kertas, sehingga menimbulkan suara. Seketika Sasuke pun menengok ke belakang dengan matanya yang menyipit.

Keringat dingin pun mulai bercucuran dari dahinya. Tapi untunglah Sasuke meneruskan untuk berjalan. Begitu pun dengan Sakura yang langsung meneruskan menguntit Sasuke. "Lantai 13! ada perlu apa Sasuke?" batin Sakura penuh curiga. Sasuke masih terus berjalan hingga akhirnya berhenti di sebuah pintu. Sakura semaikin curiga dengan apa yang dilihatnya.

'Srek srek' Sasuke nampaknya tengah merogoh sesuatu dari saku celananya. Sebuah kunci tepatnya. Lalu tangan Sasuke pun mulai mendekati pintu itu. Dan sekarang Sasuke telah masuk ke dalam ruangan itu. Tapi tunggu, sesosok wanita dengan rambutnya yang panjang dan tangannya yang buntung muncul dari ujung sana. Tapi ada yang tak wajar dengan sosok ini, ia 'kakinya tak menapak'. Tak salah lagi itu adalah makhluk halus.

"Sakura….." "Sakura…." "Sak.."

"Aaaaaaaaa" teriak Sakura sangat kencang dengan gerak-gerik ketakutan. "Hosh hosh hosh" napas Sakura tersenggal senggal, seperti ketakutan. Air mukanya pucat, matanya membulat, keringat bercucuran di seluruh tubuhnya. Beberapa detik kemudian pun Sakura menyandarkan kepalanya ke dinding dibelakang tubuhnya. Matanya terpejam.

"Untung hanya mimpi," ucapnya lirih. Sakura pun melirik jam weker disamping kasurnya. "Pukul 24.00, sebaiknya aku mandi untuk menenangkan diri dan mendinginkan pikiranku," ucapnya pada dirinya sendiri. 'Greep' Sakura pun mengambil handuknya digantungan baju. Sakura melangkahkan kakinya mendekati kamar mandi kamar asramanya. 'Sreek' Sakura pun membuka tirai bath tubnya. "Sakura…." suara dalam mimpi itu terdengar. "Emmm" Sakura menggeleng-gelengkan kepalanya. "Ah, sepertinya mimpi itu masih terbayang," ucapnya.

'Kreek kreek kreek' keran air bath tub diputar oleh Sakura. "Uh, sial kerannya rusak!" umpat Sakura kesal. Tanpa pikir panjang Sakura cepat keluar dari kamarnya, dan segera berjalan ke kamar mandi umum di lantai 13.

Setelah berjalan dengan kesalnya Sakura sudah bersiap untuk masuk toilet itu. "Kalo tidak salah toilet ini ada tempat untuk mandinya," ucapnya pada dirinya sendiri. Sakura pun masuk ke dalalam toilet itu. Sakura langsung menuju tempat mandi yang hanya ada satu-satunya dan terletak di paling pojok. Penerangannya redup sekali, nampaknya lampu toilet ini sudah lama tak diganti dan sepertinya sudah lama tak dibersihkan lagi. Buktinya banyak sarang laba-laba yang menggantung di langit-langit dinding.

'Blamm' Sakura menutup pintunya dengan kasar, sepertinya amarahnya belum reda. Sakura mulai bersiap untuk mandi. Tak lama Sakura selesai mandi, langsung sakura pun memakai baju. Seketika ada pemadaman listrik, keadaan di toilet pun gelap gulita. Dengan ini sempurna lah amarah menguasai diri Sakura. Segala barang yang berada disana hampir semua barangnya rusak telak karena Sakura merusaknya.

"Sakura….." suara samar dan halus membuat Sakura diam terpaku. "Sakura…." suaranya terdengar lagi. "Sakura….." semakin keras. "Siapa itu?" Sakura memberanikan diri untung bertanya. "Sakura….." hanya panggilan nama lah balasannya. "Siapa ini?" ucap Sakura dengan suara gemetar dengan langkah gontainya berjalan mundur. "Ini aku…" ucapnya halus dan sangat pelan seperti suara yang menggema. "Si…siapa?" Sakura kali ini benar-benar ketakutan tubuhnya berguncang hebat. "Ini aku…" Sakura memegang kepalanya frustasi. "Em apa ini?" ucapnya frustasi saat memegang sesuatu dikepalanya.

Sedetik kemudian lampu menyala kembali. "Ini…" ucap Sakura gelagapan. "AAAAAAAAAAAAAA" ternyata sebuah tangan buntung berpegang erat pada rambut Sakura dan tangan itu 'bergerak'. Sakura panik dan langsung membalikan tubuhnya. Sesosok tubuh sedang memantung di depannya. Sesosok wanita bermata merah pekat. Matanya yang merah membulat sampai menonjol. Membuat Sakura berteriak sangat keras.

'Clap' sebuah pisau telah menancap di tubuh Sakura.

Naruto masih menguntiti Gaara. "Tak seperti biasanya, Gaara tak mencurigaiku, biasanya pendengarannya kan paling tajam dari pada yang lain," batin Naruto terheran-heran. "Lho lho lho ke taman belakang?" batin Naruto semakin heran. Gaara masih berjalan dengan pandangan yang lurus. Terus berjalan sampai sekarang mereka berdua sampai di taman belakang asrama yang sunyi nan gelap. "Kolam renang?" batin naruto semakin kebingungan. Gaara semakin mendekat pada sebuah kolam renang yang sudah lama tak terpakai dan airnya pun sudah tak bersih lagi. Langkah demi langkah membuat Gaara semakin dekat bahkan amat sangat dekat.

"Gaaraaaa!"

-TSUZUKU-

Segini dulu yah buat chap ini. Kependekan? emang, nanti saya bikin panjang deh di chap selanjutnya hahahaha.

Ok buat yang nunggu, gomen updatenya kelamaan, author gk punya wktu luang -.- sampe-sampe sekarang udah jarang review ataupun baca fic, buka FFN aja udah jarang, fiuh. Yasudlah lupakan, yang penting REVIEW REVIEW REVIEW!

Special thanks buat semua yang udah ngikutin fic aku ini yah O.^

Review to the max!