Just One-Shot UlquiHime Collection

Disclaimer *Tite Kubo*

Note *Disetiap chapter menceritakan cerita yang tidak sama alias berbeda*

Title * New life*

Warning * AU, OOC bgt *

Selamat membaca ...

.

.

.

"Apa seperti ini, Bro?" pemuda berambut orange itu mengikat tali di tangan pucat temannya.

"Tch, Damn!" seru pemuda pucat itu.

"Inoue, ambilkan jarum yang baru!" perintah pemuda bermata coklat.

Gadis yang disuruh mengambil jarum suntik di meja. Dan memberikannya pada pemuda itu. Lalu kembali duduk sambil menonton TV.

"Good luck, Bro."

Pemuda pucat itu menerima jarum suntik yang telah diisi cairan. Tangannya mulai gemetar, keraguan menyelimuti hatinya. Apakah akan melakukannya atau tidak. Keringat mulai keluar dari pelipisnya.

"Hah! Hah! Hah!" nafas kepanikan pemuda pucat itu.

Gadis yang dipanggil Inoue melihat mereka, "H-hei, Ulquiorra..."

"Apa!" ucap pemuda pucat yang dipanggil Ulquiorra.

"Apa kau mau mencobanya?" tanyanya pada gadis berambut panjang orange.

"Hentikanlah, itu akan membahayakan hidupmu!" teriak gadis yang bernama Inoue Orihime.

"Diamlah, kau hanya mengganggu konsentrasiku."

"Apa! kau pikir aku mengganggumu?" protes Orihime.

"Benar yang dikatakan Inoue. Tidak usah mencoba barang seperti ini. Membuat hidup kita tak berguna," sela pemuda berambut orange.

"Kau hanya membuatnya khawatir, apa kau tak lihat wajahnya itu," tambahnya.

Tiga sahabat yang menjadi pengedar barang terlarang itu saling menatap. Meskipun mereka pengedar, tapi belum pernah merasakan barang itu. Pikiran mereka masih normal dan tak mau menderita karena barang tersebut. Persahabatan mereka terjalin saat mereka masih kecil dan hidup di panti asuhan. Keadaan yang yang memaksa mereka menjadi pengedar narkoba.

Semenjak lulus dari High School mereka sudah menjadi pengedar kecil-kecilan tak seperti sekarang yang mulai bertransaksi dengan pihak lain. Setelah mereka memutuskan keluar dari panti asuhan, untuk membayar sekolah dan mencukupi kebutuhan sehari-hari mereka bekerja seperti itu.

Malam ini mereka akan menjalankan transaksi. Mereka selalu bertemu dengan pembeli di tempat sepi. Kejadia yang diluar dugaan mereka itu terjadi. Mereka disergap Polisi yang menyamar sebagai pembeli. Ulquiorra dan Ichigo berusaha kabur dari tempat itu.

"Ichigo, temui Orihime. Aku akan menyusul ditempat biasa," seru Ulquiorra yang berlari meninggalkan Ichigo.

Ichigo langsung menemui Orihime yang menunggu di mobil. Dengan nafas yang memburu Ichigo masuk kemobil.

"Ayo jalan Inoue."

Orihime melajukan mobilnya meninggalkan tempat itu. Dengan kecepatan diatas normal ,mobil itu melaju di jalan raya.

"Mana Ulquiorra, Ichigo?"

"Dia akan menemui kita ditempat biasa."

Mereka berdua menunggu kedatangan Ulquiorra yang tak kunjung datang. Perasaan resah hinggap dipikiran mereka.

.

.

.

Ulquiorra bersembunyi di gang kecil. Saat dia pikir keadaan sudah aman, kakinya melangkah meninggalkan gang itu.

"Itu dia, ayo tangkap," suara itu berteriak.

"SHIT! DAMN!"

Ulquiorra berusaha berlari, namun tiga orang manangkapnya dan mengacungkan senjata pada kepalanya. Akhirnya Ulquiorra ditangkap dan dibawa ke kantor polisi.

Setelah disidang, Ulquiorra dijatuhi hukuman penjara satu tahun karena tak ada barang bukti. Selama di tahanan, dia merencanakan kabur.

Setelah sembilan bulan, usaha kaburnya lancar dengan perhitungan yang matang. Udara bebas dihirupnya dalam-dalam. Kebebasan telah dimata emeraldnya. Malam yang dingin membuatnya segera pergi ke apertemen Orihime.

TOK TOK TOK

Orihime membuka pintu dari dalam. Sosok pemuda berambut hitam dan mata emerald berdiri di depan pintunya.

"Onna! Lama tak melihatmu! Waktu yang lama." kata Ulquiorra.

Orihime menatapnya dan membuka lebar pintunya tanpa mengomentari perkataan Ulquiorra. Dengan pakaian dress pendek, rambut yang dijepit keatas. Perutnya yang terlihat buncit sangat kelihatan kalo dia sedang hamil.

" ! " mata emerald itu malihat perut Orihime.

"Kau," Ulquiorra menatap Orihime.

Orihime menundukkan kepalanya, "..."

"Sembilan bulan... ini waktu yang melelahkan," kepalanya menatap Ulquiorra dengan sendu.

Orihime berjalan masuk kedalam diikuti Ulquiorra. Pintu apertemen ditutup oleh tangan pucat milik Ulquiorra.

"Kenapa? kenapa kau tak mengatakan padaku?"

"Ini hanya masalah waktu, setelah kau keluar dari penjara aku akan memberitahumu."

"Aku sudah ada disini, aku tidak akan meninggalkanmu."

"Kita tak bisa terus begini, aku akan menunggumu kembali dari penjara. Dan kenapa kau kabur! Apa kau tak mau kehidupan kita berubah."

Ulquiorra membatu mendengar ucapan Orihime. Dia keluar karena sangat merindukan Gadis yang ada dihadapannya.

"Kau tahu onna! Aku kabur hanya untuk melihatmu. Karena kau gadisku, aku akan selalu ada untukmu. Kau tidak sendirian sekarang."

"Benarkah, Ulquiorra?" Orihime memeluk Ulquiorra.

"Aku akan menjadi laki-laki yang berbeda," kata Ulquiorra membalas pelukan Orihime.

"Ulquiorra tidak ada pilihan, kau harus kembali. Aku dan bayi ini akan menunggumu disini. Ichigo akan melindungi kami."

Ulquiorra menatap boneka chibi yang ada di meja samping ranjang Orihime. Tangan pucatnya merenggangkan jarak antara dirinya dan gadis bermata abu-abu itu. Mata emeraldnya menatap lembut mata abu-abu milik Orihime.

"Tidak! aku akan tetap disini, bayi itu membutuhkan kita."

Orihime memeluk Ulquiorra dengan erat. Ulquiorra membelai rambut panjang Orihime yang seperti senja sore baginya.

.

.

FLASH BACK.

Cuaca cerah di atas langit Karakura. Angin semilir meniup lembut gadis berambut panjang orange yang duduk memeluk kakinya di jendela flat apertemennya di lantai dua.

Orihime ditemani pemuda pucat yang asyik membaca buku. Ulquiorra Shciffer berbaring di lantai yang berkarpet hijau.

"A-apa yang kau pikirkan tentang 'anak' kecil?" tanya Orihime melihat langit tanpa menoleh ke pemuda pucat itu.

"Apa?" pemuda pucat itu tetap asyik dengan bukunya.

Setelah mencerna kata-kata Orihime tentang 'anak' Ulquiorra meletakkan bukunya dan melihat gadis bermata abu-abu itu.

"Kau mengingankan seorang anak?" tanya pemuda pucat datar.

"..." Orihime menoleh padanya dan menatapnya.

"..." Ulquiorra melihat Orihime yang menatapnya, mata mereka saling berpandangan.

Wajah Orihime sudah memerah semerah buah strowberry. Dia mendengus kesal mendengar pertanyaan pemuda bermata emerald itu.

"..." Ulquiorra beranjak dari tempatnya.

"Tidak, tidak! jangan pikirkan seorang anak. Kita akan menghidupinya dengan apa, coba kau lihat kehidupan kita saat ini. Dan jika kau hamil, anak itu akan seperti apa!" bayangan Ulquiorra membayangkan wajah anak kecil.

Tangan pucat itu mengambil boneka chibi milik Orihime, "Apa akan seperti ini," menunjukkan pada gadis berambut panjang orange.

"BAKA, BAKA!" teriak Orihime lalu membuang muka melihat langit biru sambil memanyunkan mulutnya.

END FLASH BACK.

.

.

.

Lampu kota menyala disetiap sudut. Tempat-tempat malam mulai ramai kedatangan pengunjung yang ingin bersenang-senang untuk menghabiskan malam mereka. Sebuah mobil berhenti di dekat gedung tua yang kosong.

"Hei, Ichigo! Apa benar orang itu mengajak kita bertemu disini?" tanya pemuda pucat yang duduk di kursi belakang mobil bersama pemuda berambut orange.

"Itu benar. Mereka menghubungiku semalam."

"Ano... kalian jangan berisik, aku lagi mengandung. Biarkan suasananya tenang sedikit," seru Orihime yang duduk di depan.

"Kenapa kau ikut, Onna!" teriak cemas Ulquiora.

"Aku bilang jangan memanggilku 'onna' lagi. Sudah berapa kali aku mengingatkanmu 'Vampir'."

"..." Ulquiorra menatap tajam Orihime.

"Hei, hei! kenapa kalian malah ribut. Kita lagi kerja saat ini, kita membutuhkan uangkan?" ucap Ichigo menengahi Ulquiorra dan Orihime.

"Jangan khawatir tentang Inoue atau calon bayimu. Aku akan ikut menjaganya," Ichigo menenangkan sahabatnya.

Mata emeraldnya menatap gadis bermata abu-abu dengan lembut. Orihime tak menoleh pada pemuda pucat itu. Matanya menatap gambar chupid yang ada di kaca mobil.

"Aku tida bisa...aku tidak mau bayi itu dalam keadaan bahaya jika kita tertangkap polisi."

"Ulquiorra, kita tak punya pilihan ..." kata Orihime.

"Inoue.." seru Ichigo.

"T-tidak ada pilihan, kita mendapatkan uang dari pekerjaan ini. Lagian kita membutuhkan uang saat ini," sela gadis merambut panjang orange.

"Benar yang dikatakan Inoue, Ulquiorra."

"Dan kami membutuhkan uang untuk keperluannya dan bayinya," ucap Ulquiorra dingin.

"Perutku berkontraksi," seru Orihime memegang perutnya.

"Hime, apa kau baik-baik saja? Kau tidak akan melahirkan sekarang bukan..." tanya Ulquiorra.

"Mereka telah datang!" ucap Ichigo memberitahu Ulquiorra kalo lawan transaksi sudah datang.

"Urgh... perutku sakit..." erang Orihime.

"Apa kau benar akan melahirkan sekarang?" tanya pemuda pucat.

"Ada apa, Inoue? Apakah yang dikatakan Ulquiorra benar?" Ichigo melihat Orihime.

"I-IDI-OOOT! tentu aku akan melahirkan." bentak Orihime menahan sakit.

"SHIT!" Ulquiorra memindahkan tubuh Orihime di kursi belakang.

"Uhhh... ini sakit," desis Orihime setelah direbahkan Ulquiorra di kursi.

"Inoue," seru Ichigo khawatir pada sahabatnya yang sudah duduk di kursi depan.

"SHIT! SHIT!," ucap pemuda pucat duduk di kursi depan samping Ichigo.

"Bagaimana sekarang? mereka sudah menunggu kita," tanya Ulquiorra.

Ichigo melihat Inoue yang kesakitan, "Biarkan aku yang menghendel semua. Kalian pergi ke klinik, setelah itu aku akan menghubungi kalian."

Ichigo keluar dari mobil dan membawa bungkusan di tangannya. Tanpa berpikir panjang mobil digas meluncur ke klinik. Ulquiorra sesekali menoleh kebelakang melihat keadaan Orihime.

"Urgh... uhh...uhh..." keluh Orihime yang terus memegang perutnya.

"Orihime, ada apa?"

"AAARRRGHH!" air ketuban pecah keluar.

Setelah sampai di Klinik 24 jam buka, Ulquiorra membopong Orihime masuk ke klinik. Seorang suster mendekatinya dan menyuruh membawanya keruangan bersalin.

"Mana dokternya!" teriak Ulquiorra pada suster.

"Iya aku akan memanggilnya, tunggu sebentar."

"ARRRGH...aku tak bisa menahannya..." ucap Orihime.

Ulquiorra membelalakkan matanya. Didekatinya gadis bermata abu-abu yang dicintainya. Hatinya terasa sakit melihat kesakitan yang dirasakan Orihime.

"Orihime, tersnyumlah. Sebantar lagi bayi kita akan keluar," hiburnya pada Orihime.

"Ini sakit, kau fucking jerk!" teriak Orihime.

Seorang dokter perempuan datang bersama suster. Suster yang bernama Isane mempersiapkan peralatan persalinan dengan cepat.

"Semua sudah siap Dokter Unuhana."

"Baiklah, anda bisa bernafas mengikuti instruksi dari saya," ucap Unuhana pada Orihime.

Ulquiorra menemani Orihime dan salalu memegang tangannya. Tak lama kemudian Seorang bayi dilahirkan dengan selamat. Suara tangis bayi laki-laki membuat semua orang senang. Rambutnya hitam, kulit yang putih pucat dan mata abu-abunya terpejam sesekali terbuka.

Dokter Unuhana memberikannya pada Orihime setelah dibersihkan dan memberinya selimut hangat yang membungkus tubuh mungil itu.

Dengan nafas yang sudah normal Orihime memeluk anaknya. Ulquiorra mencium kening Orihime dan kening anaknya. Hatinya merasa lega, orang yang dicintainya memberi hadiah paling mengejutkan dan membahagiakannya.

"Orihime aku sangat mencintaimu."

Orihime melihat pemuda pucat itu, "Aku juga mencintaimu."

"Aku berjanji tidak akan melakukan pekerjaan seperti ini," Ulquiorra menatap lekat wajah anaknya.

"Demi bayi ini aku berjanji akan mencari pekerjaan yang benar," tambahnya.

Orihime tersenyum lembut melihat perubahan Ulquiorra. Sudah lama gadis bermata abu-abu itu ingin keluar dari lingkaran hitam. Dan membayangkan hidup normal seperti orang lainnya. Setelah kelahiran anaknya, mereka akan berusaha hidup dengan benar tanpa ada bayang-bayang kehidupan hitam.

.

.

.

Dua hari kemudian

Pintu apertemen terbuka, pemuda barambut jabrik orange datang mengagetkan mereka berdua. Pemuda itu membawa perlengkapan bayi yang lengkap dan menaruhnya disisi ranjang.

"Kenapa kau baru datang!" seru Ulquiorra dingin.

"Apa kau tidak tahu, aku dikejar-kejar polisi tau!"

Orihime tersenyum melihat Ichigo yang sewot karena ucapan Ulquiorra. Melihat mereka berkumpul seperti ini mengingatkannya saat masih kecil. Kenanganyang indah serta menyakitkan.

"Apa kalian sudah memberinya nama?" tanya Ichigo.

"Belum, kami menunggumu!" kata Ulquiorra datar.

"Namanya Rioqu Inoue," jawab langsung Orihime.

Ulquiorra memincingkan matanya pada Orihime, "Sejak kapan kau memberinya nama itu.

"Kenapa juga menungguku kalo kau sudah memberinya nama," tambah Ichigo sewot.

"He~he~he~ maaf. Tapi itu baru keluar dari kepalaku," Orihime menggaruk kepalanya.

Ulquiorra dan Ichigo langsung sweat drop, "Bukannya dari kemarin-kemarin memberinya nama itu," omel mereka bersamaan.

Orihime tertawa melihat dua orang yang ada dihadapannya. Dasar Inoue seperti tak bersalah saja. Orihime menggendong bayinya dan memberikannya pada Ulquiorra.

"Hi-hime! kenapa kau berikan padaku?"

"Sudahlah, itu juga anakmu. Apa aku harus memberikannya pada Ichigo untuk menggendongnya? Kalo dia ayahnya pasti aku berikan padanya."

"Aku juga mau menjadi ayahnya kalo bisa bersama Inoue terus," ledak Ichigo pada Ulquiorra.

Ulquiorra memberi deathglarenya pada Ichigo yang tersenyum melihat anaknya.

"Jangan-jangan kau juga pernah bersamanya juga?" tanya sarkatik Ulquiorra.

"HAH! pikiranmu ngaco tau. Aku masih bisa berpikir tau."

Orihime yang mendengar ucapan pemuda pucat itu langsung mendeathglarenya. Sontak Ulquiorra hanya tersenyum kecil. Orihime kembali melihat perlengkapan bayi yang dibawa Ichigo.

"Ichigo, kau membeli semuanya ini?"

"Iyalah, Inoue. Masak merampok dulu," canda Ichigo dan merangkul bahu sahabatnya itu.

"Arigato, Ichigo."

Wajah Orihime sudah memerah. Ulquiorra yang menggendong bayinya berjalan mendekati mereka. Berusaha menengahi jarak antara Orihime dan Ichigo. Orihime tersenyum melihat tingkah pemuda pucat itu dan Ichigo mendengus kesal melihat sahabatnya itu.

"Kita kan sahabat, kenapa kau begitu. Lagian aku tak berbuat yang aneh-aneh pada Inoue."

"Kau ini mencari kesempatan dalam kesempitan," seru Ulquiorra.

Orihime mengambil bayinya dari gendongan Ulquiorra dan menaruh ditengah-tengah kasur. Dua tangan lembut itu memeluk dua sahabatnya. Ulquiorra dan Ichigo saling menatap dan membalas pelukan gadis berambut panjang orange itu.

"Kalian adalah sahabat-sahabatku. Aku menyayangi kalian," kata Orihime.

"Aku menyayangimu Inoue."

"Begitu juga aku 'my princess'. Kami sangat menyayangimu," tambah Ulquiorra datar.

Setelah mereka berpelukan. Ichigo duduk dikarpet hijau dan merebahkan tubuhnya. Ulquiorra memgambilkannya minuman kaleng di lemari es. Tiga kaleng cola ditaruhnya di bawah dekat Ichigo. Orihime melemparkan bantal pada Ichigo. Tangan kekar milik Ichigo mengambil bantal dan memakainya untuk menopang kepalanya. Orihime ikut duduk bersandar pada dinding apertemen. Ulquiorra merebahkan tubuhnya dan menaruh kepalanya di pangkuan Orihime.

"Ichigo, aku akan mencari pekerjaan yang benar. Aku tak mau menyentuh kehidupan hitam itu lagi," kata Ulquiorra.

"Aku tahu Bro! Aku juga capek kalo harus diuber-uber polisi terus-terusan."

Tangan kiri Orihime membelai rambut hitam milik pemuda pucat itu dengan lembut. Tangan Ulquiorra mengusap tangan kanan milik Orihime yang memegang bahunya.

"Baiklah kita akan merubah kehidupan kita menjadi kehidupan yang baru tanpa ada kehidupan gelap lagi," seru Ichigo. Mereka bertiga saling tersenyum menyambut kehidupan yang baru.

.

.

.

Dipagi hari yang sejuk ini gadis bermata abu-abu berdiri di balkon apertemennya. Menikmati udara dipagi hari yang segar. Tangan pucat itu melingkarkan tangannya di pinggang gadis berambut panjang orange. Aroma rambut seperi madu itu dikecupnya. Gadis itu hanya diam dan wajahnya sudah memerah.

"Inoue Orihime, apa kau mau menikah denganku," tanya pemuda bermata emerald.

"Eh... umm."

"I hope, you merry me," bisik pemuda pucat itu di telinga Orihime.

Orihime membalikkan tubuhnya menghadap pemuda pucat itu. Mata abu-abunya menatap mata emerald itu lekat-lekat. Keseriusan yang terpancar di mata emerald itu.

"I-iya aku mau, Ulquiorra."

Ulquiorra tersenyum puas mendengar jawaban Orihime. Wajah pucatnya mencondong mendekati wajah Orihime yang bersemu merah.

"Aku menyukai wajahmu yang memerah seperti ini. Membuatku ingin membuatnya makin merah."

Bibir mungil Orihime yang lembab diciumnya dengan lembut. Lidahnya menyapu lembut bibir lembab itu. Orihime membuka mulutnya sedikit. Lidah Ulquiorra lansung masuk kemulut Orihime dan mempermainkan lidah Orihime. Begitupun Orihime membalas lidah Ulquiorra, lidah mereka saling beradu merasakan rasa sensasi yang menggetarkan hati. Tangan pucat itu memeluk tubuh Orihime, bibirnya tetap menciumi bibir lembut Orihime. Tangan Orihime memeluk punggung Ulquiorra dengan lembut. Mereka saling melepas ciuman yang hangat dan saling tersenyum.

.

.

Dua tahun

Sinar senja mengingatkannya pada wanita yang dicintainya. Seorang pemuda turun dari mobilnya dengan langkah pasti. Dia memasuki rumah yang sederahana. Seorang wanita tengah berdiri di pintu dengan anak kecil. Anak kecil itu berlari mendekatinya dan tersenyum.

"Otou-san"

Tangan pucat itu menggendong anak kecil itu, "Apa yang kau kerjakan hari ini, Rioqu?"

"Kaa-san mengajakku jalan-jalan di taman dan kami main ayunan."

Seorang wanita berjalan mendekati mereka, tangan lembutnya mengambil tas kerja milik suaminya. Senyum yang lembut hadir dibibirnya menyambut suaminya pulang dari kerjanya.

"Apa kau senang hari ini?" dikecupnya kening istrinya.

"Senang sekali, aku dan Rioqu bermain di taman. Bagaimana dengan pekerjaanmu?" tanyanya.

"Pekerjaanku menyenangkan. Tapi lebih menyenangkan bila berada didekatmu Orihime."

"Ulquiorra!" seru Orihime yang memerah.

Mereka berjalan masuk kedalam rumah. Rumah yang sangat nyaman dan damai. Seorang istri yang setia bernama Orihime Schiffer dan anak yang lucu dan cerdas bernama Rioqu Schiffer. Ulquiorra Schiffer sangat menikmati hidupnya yang jauh dari kehidupan yang kelam. Mereka keluarga yang bahagia dan harmonis.

.

.

.

Owari...

Terima kasih untuk membacanya ...

Review Please ***