Yipyip... saya balik lagi. Berhubung rasanya garing kalo gitu aja, saya bikin lanjutannya. Tapi loncat, langsung ketopik utama (berita ato fic sih?). enjoy

Naruto belongs to Masashi Kishimoto

Chapter 2: the Future

XxX

Thursday, 20 March

"Ah, akhirnya istirahat juga. Melelahkan sekali duduk di depan komputer terus-menerus." Ucap Shikamaru, pegawai yang pemalas namun cukup cerdas.

"Aku juga. Ke kantin dulu ah. Mau ikut gak, Sas?" tanya Neji.

"Duluan saja. Masih banyak kerjaan nih." Jawabku. Sebenarnya aku sedang malas kemana-mana. Lebih baik disini, mengerjakan yang belum rampung.

"Tumben rajin. Ya sudah, kalu tidak mau. Kuharap Ino tidak ikut turun." Bisiknya perlahan sambil berlalu.

Ino? Apa hubungannya? Pikirku, bingung. Aku menoleh ke meja Ino. Ia masih sibuk menatap komputernya. Sesekali mengklik sesuatu. Lalu ia melepaskan pandangannya dan beralih menatapku.

"Tidak turun?" tanyanya singkat. Aku mengangguk perlahan.

"Mengapa?" tanyanya lagi.

"Aku masih harus menyelesaikan beberapa pekerjaan. Bisa gawat kalau tidak segera diselesaikan," jawabku.

"Kebetulan." Ia mengambil sebuah kotak makan berwarna keunguan dari tasnya.

"Aku membawa beberapa tusuk dango manis. Mungkin aku tidak sanggup menghabiskannya sendiri. Kuharap kau suka," ucapnya sambil memberikan kotak itu padaku.

Dango manis berwarna merah. Wow. Kebetulan sekali. Akhir-akhir ini aku sangat ingin makan jajanan ini. Kuambil satu tusuk dan perlahan memasukkannya kedalam mulut. Ada kacang merah didalamnya. Rasa yang kurindukan. Aku tidak bisa melupakannya.

"Bagaimana? Enak?" tanyanya setelah aku menghabiskan satu.

"Lumayan. Aku suka rasanya." Jawabku pelan. Ia hanya tersenyum simpul.

"Jika kau suka, aku bisa membuatnya setiap hari." Katanya. Mengejutkan.

"Tidak usah. Kau sangat baik," jawabku. Hanya sebagai kalimat ucapan-terima-kasih saja.

Aku kembali menatap layar. Menyelesaikan tugas. Aku merasa ia masih memperhatikanku. Ah, tak peduli. Aku ingin pulang cepat. Makan malam di rumah Itachi. Mengobrol hingga malam tiba. Kapan lagi kalau bukan sekarang, di hari ulang tahun anaknya?

XxX

Saturday, 22 March

"aku pulang duluan. Kau masih lembur?"

"ya, banyak sekali tugas yang menumpuk. Harus diselesaikan sekarang juga." Jawabku tanpa memalingkan wajah dari layar monitor.

"ya sudah. Hati-hati.." ucapnya dan melangkah menuju lift. Rambut pirangnya tak terlihat lagi.

XxX

Aku merapikan beberapa dokumen serta menyiapkan berkas-berkas untuk rapat esok. Kulirik jam. 22:45. Pantas aku sangat lelah. Aku harus pulang sekarang. Kakakku pasti sangat khawatir. Karena kesehatanku sering turun. Apalagi sejak itu. Dia menjadi milik yang lain. Ah, kenapa masih melekat di kepala ini! Padahal sudah tiga tahun berlalu.

Kukunci ruangan kantor. Satpamnya pasti sudah terlelap. Kutaruh kunci itu diruang OB, takutnya esok aku datang terlambat. Lantas menuju lantai dasar. Jazz hitam masih terlihat siaga. Aku mendekatinya dan masuk ke dalam. Lalu melesat keluar.

Kulihat malam sudah sangat larut. Bulan sudah cukup tinggi. Bintang berhamburan. Musim semi kali ini sangat indah. Bangunan di sisi jalan berdiri dengan megah. Klub malam mulai beroperasi. Biasanya, aku mampir ke sana jika lembur. Tapi kali ini tidak. Sudah cukup. Itu tidak berhasil menyingkirkannya dari otakku. Lebih baik langsung pulang, lalu istirahat.

Kuparkirkan mobilku didepan rumah. Rumah sederhana yang kuperoleh dengan keringatku sendiri. Sedangkan mobil ini kudapatkan sekitar 3 bulan yang lalu. Hadiah dari Itachi, tapi aku membayar separuhnya. Aku tidak tega padanya. Ia harus mengurusi keluarganya, ditambah ia sudah memiliki anak.

Kunyalakan lampu ruang utama. Menaruh tas di kursi dan melepas sepatu. Mengganti kemeja dengan kaus berwarna biru. Lalu mencuci muka dan menggosok gigi. Aku malas makan, padahal perut ini sudah kosong sejak siang. Ah, tak peduli. Aku sangat lelah. Kubaringkan diri di tempat tidur. Perlahan aku terlelap.

XxX

Aku berjalan menyusuri padang rumput yang hijau. Hanya terdapat beberapa pohon besar. Lalu aku berjalan terus. Terus, hingga aku menemukan pasar malam. Namun sepi, tak ada seorangpun. Mataku tertuju pada bianglala, yang siap berputar. Aku berjalan mendekat. Lalu aku menemukannya.

"Eh, Sasuke. Akhirnya kau datang juga. Ayo duduk. Sebentar lagi bianglalanya berputar," ucapnya ramah. Darahku mengalir deras. Denyutannya sangat terasa. Apa ini? Kembali lagi? Aku memejamkan mata perlahan

Dokekurai yoru wo boku wa koe

Dorekurai kotae wo mitsuketa ndarou

Todokanai asu to no hazama de

Mou ichidou me wo tojiro

XxX

Chap chap... selese dulu... masih ada lanjutannya lho. Tapi mungkin ga secepet sekarang apdetannya. Tugas-tugas menumpuk. Kalo kalian mau bantu sih, mungkin bisa lebih cepet..

Ripiu...