Haloohh, I'm back. Bikin romance ah. Mumpung masih panas (makanan kali). Enjoy lahh..

Naruto © Masashi Kishimoto

"Can't Explain" by No Regret Life

"Waktu yang Tepat untuk Berpisah" by Sheila on 7

Chapter 1: Can't Explain

XxX

Aku menatap langit. Gelap. Hanya beberapa permata langit. Menerangkan sekitarnya. Bulan memancarkan cahaya emas yang sendu. Seakan menceritakan kisahnya pada kami, penikmat alam. Angin mengelus wajahku dengan lembut. Rambutku menari perlahan. Lalu aku menatap kebawah jendela. Jalanan sangat penuh sesak. Padahal sudah sangat larut malam.

Aku beralih melihat keadaan ruanganku. Kamar kos sederhana. Hanya terdapat lemari pakaian, tempat tidur dan meja belajar. Sudah lama aku tinggal disini. Mengejar impian bersama sahabatku. Disini. Di ibukota. Menjalani manis dan pahit bersama. Membagi duka dan suka.

Kono kimochi wa nandaro, tada

mune ga kurushikute keshimu boku no koto

nemurenai yoru nara mou

kazoe kirenai kurai kasaneta hazu nanda

Aku mengambil salah satu foto diatas meja. Aku dan dia. Akhir tahun di Konoha High School. Bertepatan dengan awal April, dimana bunga sakura sedang mekar dengan sempurna. Aku hanya tersenyum kecut menatapnya. Kenangan berputar dikepalaku.

Kurikaesu bokura ga aruita machikado

tomari ni ita atsu wa kimi wa mou inai

Kami berakhir di penghujung musim panas 2 tahun lalu. Kami benar-benar kehilangan kontak. Tak dapat menghubungi satu sama lain. Dan begitulah, berakhir dengan sangat sederhana. Awalnya, aku pikir aku mampu. Membiarkannya terbang bebas, ketempat yang ia mau. Namun akhirnya, itu adalah pilihan yang tak tepat.

Ano sayonara ga boku no

mune no boku mo sugisashita

nani hitotsu sutairarenai mama hitori najitsukushita

dare no sekai mo nakute inosenakatta kotoba dakeka mou

atama no naka wo hanarenai

Dan kesalahanku sangat fatal.

XxX

Seseorang mengetuk pintu kamarku. Aku menghampiri pintu dan membukanya perlahan. Terlihatlah sosok gadis dewasa yang berdiri tegak dihadapanku. Rambut pinknya yang pendek dihiasi jepitan bunga.

"hai, sudah lama sekali kita tak bertemu. Bagaimana keadaanmu sekarang?"

"ya, beginilah. Tak ada yang berubah," jawabku. Tak ada yang berubah dariku, Sakura. Aku masih mengharapkanmu.

"oh. Eh ya, aku ingin memberikanmu ini." Ucapnya sambil memberikanku undangan.

"undangan apa ini?" jawabku. Berusaha terdengar tenang.

"Aku akan menikah pertengahan Desember nanti. Aku sangat berharap kau bisa datang." Ucapnya perlahan. Aku memerhatikan undangan berwarna biru keperakkan yang bertuliskan inisial mereka, SS.

"aku akan datang. Tenang saja." Jawabku sembil tersenyum. Senyuman yang sangat dipaksakan.

"baiklah. Aku hanya mengantarkan undangan ini saja. Kapan-kapan, kau boleh main kerumahku. Setiap hari kalau bisa." Celotehnya santai. Tak tahu apa isi hatiku kini.

"aku akan sangat senang jika demikian,"

"baguslah. Aku pulang dulu ya. Jaga dirimu baik-baik,"

"kau juga. Kuharap hubungan kalian langgeng," jawabku basa-basi.

Dan bayangannya menghilang dengan menutupnya pintuku.

XxX

Sekarang sudah akhir November. Cuaca semakin dingin. Ditambah aku harus bertahan dari 'serangan mental' bulan depan. Ah, andai aku sudah bisa melupakanmu sejak awal. Mungkin tak seperti ini. Aku hanya merutuki diriku, betapa bodohnya aku. Menyesali keegoisanku, yang enggan mengatakannya. Hanya memanfaatkan 'nanti' bukan 'sekarang'.

Aku menaruh foto itu perlahan. Memasukkannya kedalam laci meja dan menghadapkan fotonya kebawah. Dengan begini, aku harap aku bisa ikhlas. Membiarkanmu bersamanya. Karena aku tak punya hak lagi atasmu. Berbahagialah dengannya, Sakura. Jangan kau sia-siakan orang itu. Walau aku masih sangat menginginkanmu, aku rela.

Dan bila kau harus pergi

Jauh dan takkan kembali

Kuakan merelakanmu

bila kau bahagia

sayonara, Sakura. Tetaplah berarti dihidupku...

XxX

Sasuke : Tik, jahat lu. Kok gue terus yang disakiti? Gue juga pengen enak. Kemaren mati, sekarang patah ati,,

Tika : emang kenapa, Sas? Tak senang kau? *megang-megang clurit*

Sasuke : *nelen ludah*

Ripiu ya...