HAI!

Ne balik lagi. Kali ini langsung update 2 chapter karena Ne banyak waktu luang. ^^

Hm.. ya! Mungkin chap ini kembali pendek. Soalnya, intinya sedikit penguakan tentang Oro-ci (Orochimaru – banci!) wkwkwk *dicincang kusanagi*

Oh ya, chap ini langsung di skip, Ino udah 1 tahun tinggal di Asrama itu. Maaf ya kalo mengecewakan (_ _)

Hhh.. Oke. RnR please?

Disclaimer : Masashi Kishimoto

Rated : M - not Lemon!

Genre : Suspense, Mistery.

Warning : Bloody fict.

…..SKIP TIME

-1 year-

Teng! Teng!

Lonceng tanda masuk berbunyi. Ino berjalan cepat menuju sekolah yang bersebelah dari

kamar asramanya.

"Hei! Ino! Tunggu!" seru Sakura yang menjadi teman satu kamarnya. Ino berhenti

melangkah dan menengok kebelakang untuk melihat apa yang dilakukan Sakura. Sakura

meloncar-loncat kaki dan tangannya terjerat tali sepatu olahraga yang Ia kenakan.

Ino hanya mendengus kesal. Ditinggalkannnya Sakura sendirian disana.

"Inoo!" panggil Sakura lagi.

"Aku tak mau terlibat urusanmu!" jawab Ino singkat tanpa menoleh sambil berjalan

keluar asrama.

cc

Penjaga gerbang menggeser posisi gerbang yang terbuka, Ia tak memperdulikan semua

siswa yang melambai-lambaikan tangannya sambil berlari-lari. Ia hanya memandang

satu-persatu wajah anak yang terlambat untuk dicatatnya dalam

absensi. Gerakannya penjaga itu tiba-tiba berhenti, matanya membulat membesar,

tangannya bergetar. Tatapan matanya hanya mengarah kesatu siswi yang berjalan santai

tak peduli bahwa jam masuk benar-benar kritis. Lama-kelamaan penjaga laki-laki itu

ambruk tak sadarkan diri karena terlalu ketakutan. Itu menyebabkan siswa siswi yang

hampir telat masuk dengan bebas dan segera masuk tanpa memperdulikan penjaga yang

merupakan pegawai baru itu.

Perlahan Ino mendekat dan masuk ke kawasan sekolah itu. Langkah kakinya terhenti

disebelah penjaga yang pingsan itu, Ia menatap datar pada tubuh tak berdaya

disampingnya. Setelah memastikan sesuatu pada orang itu, Ino berjalan lagi untuk

menuju kelasnya.

….

Matahari kunjung tenggelam. Ino berjalan pulang ditemani Sakura yang lemas karena

baru dihukum membersihkan seluruh toilet disekolah karena telat 'sekali'.

"Eh kau tau kan? Tadi penjaga baru itu pingsan?" ucap Sakura tiba-tiba. Ino yang

biasanya dingin entah kenapa kali ini menoleh menampakkan wajahnya yang tertutup

poni 'tail'.

"Dari mana kau tahu? Kau sangat telat." Jawab Ino sekaligus bertanya pada Sakura.

"Hahaha.. kau lucu. Segala macam berita cepat menyebar disekolah. Apalagi, ada si

ember bocor Karin dan Kiba!"

Ino diam, tak merespon perkataan Sakura. "Kira-kira kenapa Ia mati tiba-tiba ya?"

sambung Sakura.

"Kurasa Ia memiliki suatu penyakit." Jawab Ino secara logis. Sakura berusaha mengingat

sesuatu mendengar perkataan Ino.

"Tidak!" sergah Sakura atas jawaban Ino. "Aku tadi dengar, saat dibawa kerumah sakit,

dokter bilang Ia tidak terkena penyakit!" tegas Sakura

dengan semangatnya didepan Ino. Ino terlihat berekspresi biasa saja mendengar

penjelasan Sakura. Sedangkan, Sakura sudah berapi-api menceritakan apa yang Ia ketahui

pada Ino, teman sekamarnya yang dingin itu.

"Oh ya, katanya Ia sangat jahat dan kejam, dingin, dan lain – lain. Tapi, aku masih

penasaran kenapa dia bisa pingsan tiba-tiba ya? Atau jangan-jangan ada roh yang lewat

dan penjaga itu melihatanya. Atau bisa jadi Ia shock karena melihat anak yang amat

sangat nakal, jelek, hmm.. bisa juga karena Ia melihat siswi yang sangat cantik hingga

jantung tak kuat. Hahahaha!" ucap Sakura panjang lebar tentang hal-hal yang sama

sekali tak logis dan masuk akal.

Ino yang berjalan dibelakang Sakura hanya menatap punggung Sakura yang berbicara

sendiri itu dengan dingin. Ia tak peduli tentang keladian tadi pagi.

Karena, itu bukan urusannya.

….

Ino dan Sakura kini sudah berdiri didepan kamar asrama. Ino memutar kunci dan kenop

lalu masuk mendahului Sakura yang masih berceloteh tentang kejadian aneh tadi pagi.

Ino meletakkan tasnya dikasur dan berdiri didepan kaca membenarkan ikatan rambutnya

yang kendur juga dengan mendengarkan iringan musik dari bibir Sakura yang 'benyanyi'.

Sakura yang masuk kamar belakangan menutup pintu dan menguncinya lalu, berjalan

menuju kasur tetap dengan berceloteh tak jelas.

"Tak bisakah kau diam?" cibir Ino kemudian.

"Kau tahu katanya penjaga itu adalah mantan salah satu bawahan pengusaha gelap yang

Terkenal dan sangat kaya. Rumahnya saja besar sekali sepeti istana. Katanya disana juga

ada aula yang muat untuk orang 1 kota! Euhmm.. pengusaha itu bernama…-" Sakura

menghentikan omongannya karena cibiran Ino beberapa detik yang lalu. Ino terperangah

mendengar kalimat terakhir yang diucapkan Sakura.

"Ulang kembali!" perintah Ino pada Sakura yang terlihat canggung. Sakura hanya

menatap Ino seolah berkata, 'dari mana?' Ino menghela nafas. "Kalimat terakhirmu!"

"Penjaga itu adalah mantan bawahan pengusaha gelap terkenal?" tanya Sakura

meyakinkan. Ino menatap tajam, "bernama?" tanyanya kemudian.

"Orochimaru-"

"Siapa nama marganya?" tanya Ino memotong ucapan Sakura.

Sakura melongo, Ia mengangkat bahunya, "kabarnya Ia tak punya nama marga karena

merupakan hasil percobaan genetika manusia dan ular. Dia bukan manusia!"

Ino berpikir, "kau tahu bagaimana ciri-ciri orang itu?"

"Aku melihatnya di poster, Ia seperti mayat, pucat, ada sedikit rupa ular pada dirinya.

Yang kutahu seperti itu." Jelas Sakura sambil beranjak dari kasur dan menuju kamar

mandi meninggalkan Ino merenung sendiri.

"Jackpot!" ucap Ino lirih dengan girang disertai seringaian yang kejam.

"Kau bukan pamanku!" sambung Ino dengan yakin.

….

Jarum jam menunjukkan pukul 12 malam. Ino masih membuka lebar matanya memikirkan berbagai kemungkinan yang ada tentang Orochimaru. Siapa dia? Apa maunya? Lagi pula, setengah tahun terakhir ini Ino selalu menyelidiki gerak gerik orang disekitarnya. Ia masih ingat betul, dendam atas kematian kedua orang tuanya. Dan, satu-satunya orang yang bisa Ia curigai adalah Orochimaru yang mengaku sebagai pamannya. Itu mencurigakan. Karena Ino tidak akan pernah lupa, saudaranya, kakek nenek, tante, atau yang lainnya mati karena kebakaran saat ada reuni keluarga saat Ia berumur 2 tahun yang selamat dalam kejadian itu hanya Ino dan kedua orang tuanya.

Lalu, misteri tentang penjaga gerbang baru itu. Kenapa mendadak Ia bisa mati saat Ino tahu betul penjaga itu sedang menatapnya. Dan, Ia tak pernah melihat orang itu dirumah Orochimaru dulu. Lagipula, sampai sekarang nama kedua bawahan setia yang selalu ada disamping Oro-pun Ino tak tahu dan tak diberitahu. Seakan-akan ini semua adalah sebuah taktik, rencana yang dirancang oleh Oro untuk mengicar sesuatu..

Pada Ino!

TBC-

NAH! Pendek kan? *emang - pundung!* Ide pokoknya Cuma dikit sih! Jadi gak bisa *baca : males* dibuat banyak *digoreng*

Ino : Tuh! Kan ! Gue jadi detektif!

Ne : *nyengir - ngedap-endap mau kabur*

Oro : Stop! Enak aja gue bukan manusia! *ngadangin Ne*

Ne : Udahlah~ Itu tuntutan peran! *dichidori *?* -chidorinya sapa pula?-

Saku : Yeiyy.. gue keluar!

Ne : Bukannya masuk? *dishannaro*

Kabuto & Kimimaro : Ino! Masa' gak kenal kita?

Ino : Sapa kalian? *innocent*

Ne : Udah ah! Kalian (Kabuto & Kimimaro) gak penting! Pergi sono! !

K2 : Ya udah! Kita pergi! Dadah~ *ngacir sambil nangis gaje*

Ne : *sadar* Lah? Tunggu! ntar ceritanya gimana? Woi! Woi! Balik! Balik! *nguber Kabuto ama Kimimaro*

Ino : *ngadep kamera* Oke! ! Review this chapter fict yeah? *mandang Ne dengan pandangan Iba* ckckck!

Hohoho! sedikit diedit untuk 'kata Author'nya! wkwkwk *dipasung*

Balesan review :

Nara Aiko (chap 3) :

Haaah~ iyap! Ne masih kelas 2 smp *ngaku* . Hm? Update lama, kurang panjang? Ini Ne update cepet langsung 2 chapter gimana?

maaf telat bales Reviewnya ^^.. habis, gak bisa lewat PM .. PMnya Aika gak aktif?

Buat yang lain, lewat PM, Ok! Review please?

Arigatou,

Ne