Disclaimer: Mbak Yana Toboso yang baik, mau gak nuker hak cipta Kuroshitsuji sama celana kolor saya?

Warning: Buanglah sampah pada tempatnya.


Cepat!

Ruangan itu besar. Dindingnnya yang berwarna hitam pekat sangat sepadan dengan keramik kotak-kotak hitam putih yang menjadi dasarnya, menambah kesan suram. Di dalam ruangan itu, kursi-kursi kayu tua berderet rapi. Segerombol orang berjubah hitam yang memakai topeng mengerikan perlahan mendekat mengerubungi kotak jeruji besi tempatku dikurung sekarang. Aku sudah tidak tahan...

"Barang yang bagus, bukan?"

"Aku berani membayarnya lima kali lipat!"

"Wah wah, manisnya..."

Mereka terus bergumam memperebutkanku. Berlomba agar bisa mendapatkanku yang mereka anggap barang ini. Aku mendengarnya, tapi tak ingin mendengarnya. Kaki kiriku dirantai erat-erat. Aku terduduk lemas, dan hanya bisa menangkupkan wajah saking takutnya. Tolong, Ayah... Ibu... Tuhan... atau siapapun itu. Tolong aku. Kenapa tak ada siapapun? Aku sudah tidak tahan...

ooo

Dan saat itulah kau datang. Saat mereka hampir sukses mengirimku ke alam sana. Saat aku sudah putus asa, dan menganggap Tuhan tak ada, kau datang. Bulu-bulu hitammu yang berterbangan menandakan sebuah akhir bagi mereka. Taringmu yang menyeringai tajam menciutkan nyali mereka. Siapa kau?

"Wah... Majikan yang masih muda, ya..."

Suaramu yang lembut tapi tajam itu membangkitkan bulu kudukku. Takut... aku takut. Tapi, aku sudah tidak tahan..

"Anda telah memanggil saya, dan fakta itu selamanya abadi. Apa yang telah anda korbankan tidak akan pernah kembali lagi..."

Mata merahmu yang menyala itu terus menatapku. Aku sendiri, anehnya, tak bisa mengalihkan tatapanku darimu.

"Nah, pilihlah..."

ooo

"INI PERINTAH! BUNUH MEREKA!"

Kata-kata itu mengalir begitu saja dari kerongkonganku. Aku tak punya waktu lagi untuk berpikir. Aku sudah tidak tahan. Cepat... cepat!

"CEPAT BUNUH MEREKA! CEPAT!"

Aku terus berteriak histeris. Dan kau, dengan mudahnya menghabisi mereka satu persatu. Ruangan itu mulai menjadi lautan darah. Bukan oleh darahku. Tapi darah mereka. Ah.. aku sudah tidak tahan..

"CEPAT! LEBIH CEPAT LAGI! HABISI MEREKA!"

Lalu dengan senyuman mautmu kau menegurku.

"Wah wah... anda majikan yang tidak sabaran, ya? Kenapa menyuruh saya cepat-cepat? Biarlah saya menikmati membunuh manusia-manusia busuk ini sebagai kenang-kenangan pertemuan kita nanti..."

Aku sudah tidak tahan...

"BUKAN ITU MASALAHNYA! POKOKNYA CEPAT BUNUH MEREKA! GUA KEBELET BOKER, NEH!"

"..."

Dan kau pun terdiam tanpa kata.

-Fin-


Makasih udah baca. Review?