Warning : Maybe OOC, Don't like don't read, SONGFIC

Yippie! Another SONGFIC from my fave song and fave singer. AVRIL LAVIGNE ! Lagu jadul sih, tapi berhubung di computer masih ada, and nyari inspirasi SasuHina tuh susah banget, jadilah lagu ini night pake!

Lagunya keren, rada setipe ma When You're Gone! Coba inget lagu ni ya… I'm with you, I'm with you *digetok bakiak* Coba resapi liriknya ya…kalo perlu baca sambil denger lagunya!

Summary : Di dunia ini, Hinata selalu merasa kesepian. Suatu hari sepulang misi, ia tak langsung pulang. Ia memilih untuk merenung di jembatan saat gerimis masih menyelimuti Konoha. Dan saat itulah datang seorang yang menemaninya. Seseorang yang sebenarnya tidak ia kenal betul. Seseorang yang mungkin ia harapkan akan membawanya pergi dan mengenal kata 'tidak sendirian'.

DISCLAIMER : MASASHI KISHIMOTO-sensei

Sedikit Inspirasi dari I'm With You – Avril Lavigne dan tentu otak saya.

.

I'M WITH YOU

.

.

Ctak.

Hinata membuka payung ungu miliknya. Ia berjalan pelan keluar dari rumah sakit. Ah, sepertinya Kiba memang perlu menginap di rumah sakit malam ini karena luka-lukanya setelah misi. Tidak parah sih, tapi ada banyak luka kecil di tubuhnya. Belum lagi Akamaru yang terserang flu gara-gara kehujanan saat pulang misi tadi.

Hinata sebenarnya ingin sekali menemaninya. Tapi Kiba melarangnya. Ia mengingatkan Hinata bahwa Hyuuga Hiashi, ayahnya, pasti akan marah kalau Hinata tak segera kembali ke rumah begitu selesai misi. Dan pada akhirnya baik Kiba maupun Hinata tak mau mengambil resiko.

Ayahnya bukan type orang yang suka dibantah ataupun dilawan. Dan sebagai Heiress klan Hyuuga, Hinata tak bisa melakukan apapun kecuali menuruti apa kata para tetua keluarganya. Termasuk ayahnya sendiri.

Hinata mengedarkan pandangannya. Sedikit meregangkan tangannya untuk menarik napas panjang. Merasakan angin malam yang sejuk dan dingin setelah sempat hujan deras membasahi bumi. Kini langit hanya menyisakan sedikit gadis-garis tipis dari gerimis untuk menuntaskan tugasnya menyirami bumi.

Ah, jembatan kecil. Matanya menangkap sebuah jembatan penyebrangan di atas sungai yang mengalir tenang. Susana sepi. Ia paling suka suasana seperti ini. Suasana hening, tenang, seklipun gelap. Hinata melangkahkan kakinya perlahan. Tangan mungilnya meraih pembatas jembatan dan ia berdiri diam di jembatan sambil memandangi air di bawahnya.

I'm standing on the bridge

I'm waiting on the dark

Hinata memejamkan matanya sesekali. Dan dalam kesepian yang menyeruak di sekitarnya, otaknya mulai memikirkan semua yang telah ia jalani selama ini. Keluarga, kemajuan kekuatannya, teman-temannya, cintanya juga. Naruto-kah?

I thought that you'd be here, by now

Nama itu. Entahlah. Hinata kadang bingung sendiri dengan pikirannya. Sibuk sendiri dengan isi hatinya. Mungkin ia memang menginginkan pemuda itu di sampingnya saat ini. Tapi tidak. Naruto. Tempatnya berdiri adalah di sisi gadis yang paling dicintainya. Haruno Sakura.

Pengorbanan? Tidak. Tidak ada apa-apanya jika dibandingkan dengan pengorbanan Naruto untuk Sakura. Atau juga kesetiaan Sakura untuk Sasuke. Cinta itu ironi.

Suasana hening lagi. Hinata hanya sesekali menghela napas. Sisanya ia gunakan untuk menemani kesunyian malam. Hanya hujan gerimis yang lembut sesekali menerpa permukaan payung miliknya. Tidak ada suara lainnya. Tidak ada.

There's nothing but the rain

No foot steps on the ground

I'm listening but there's no sound

Sekilas ia berpikir. Kalau seandainya ia tidak ada, seandainya ia menghilang, apa akan ada orang yang mencemaskannya? Mencarinya? Mengharapkan kehadirannya?

Isn't anyone trying to find me

Won't somebody come take me home

Angin malam kini mulai terasa dingin di permukaan kulit mukanya yang putih. Tapi entah kenapa kadang ia merasa hangat. Bukan. Ini bukan hangat yang ia inginkan. Bukan hangat macam ini.

Tes.

Ia benci kehangatan yang ditimbulkan oleh air mata kesepian.

It's a damn cold night

Klek.

Hinata menoleh. Ada suara ranting terinjak. Ia menatap pepohonan di tepi jembatan. Pepohonan yang gelap. Siapa disana? Apa ada seseorang? Tapi pada akhirnya tidak ada suara lagi. Apa benar tidak akan ada seseorang yang mengeluarkannya dari lingkaran kesepian ini?

Trying to figure out this life

Won't you take me by the hand

Take me somewhere new

Samar, terdengar suara langkah kaki yang halus dan pelan. Ternyata memang ada seseorang.

Hinata melepas payungnya dengan cepat. "Byakugan!"

Hinata mengaktifkan byakugannya. Ia meng-scan asal suara tadi. Iya. Memang ada sesosok manusia berjalan ke arahnya. Siapa itu? Hinata mencoba menganalisis aliran cakranya. Hangat. Dan tidak ada tanda-tanda mencurigakan. Siapa itu? Apa seseorang yang akan membawanya pergi dari kehidupan yang menyesakkan ini?

I don't know who you are but I

I'm with you, I'm with you

Ya. Hinata memang tak sendiri. Dan perlahan sosok itu mendekat.

Gerimis mulai menghilang. Air tak lagi jatuh membasahi bumi. Hujan telah lewat. Dan awan putih malam hari menyingkir. Mempersilahkan bulan memberikan cahayanya yang berkilauan untuk menghiasi permukaan bumi.

Perlahan sosok itu mulai terlihat. Cahaya bulan meneranginya dari bawah. Ah, pakaian itu?

Seragam khas klan Uchiha.

Sosok pemuda itu akhirnya terlihat jelas. Memang. Satu-satunya anggota klan yang masih tersisa.

Uchiha Sasuke.

Sasuke berjalan tenang mendekat pada Hinata. Ia menghentikan langkahnya saat dirasa jaraknya dan Hinata cukup pendek untuk mendengar suara satu sama lain jika mereka saling berbicara.

"Non-aktifkan Byakugan-mu Hinata." perintah Sasuke tenang.

Hinata menurut. Ia segera menon-aktifkan mata byakugannya dan mengalihkan pandangannya lagi ke sungai. Kini matanya kembali lavender seperti semula.

"S-Sasuke-san sedang a-apa di sini?" tanya Hinata pelan.

Sasuke ikut memperhatikan aliran sungai di samping kiri Hinata. Ia terdengar menghela napas pelan. "Aku tadi tertidur di atas pohon karena berteduh setelah latihan keras dengan Kakashi-sensei," jawab Sasuke, "tak terasa sudah malam, dan aku melihatmu di jembatan ini."

"…"

"Kau keberatan?"

Hinata menggeleng pelan.

"Aku tidak akan membunuhmu, Hinata, jadi jangan bersikap seolah kau takut padaku."

Hinata menoleh. Uchiha Sasuke ini bodoh atau tak peka sih? Sejak dulu ya beginilah seorang Hyuuga Hinata. Ia diam bukan karena ketakutan. Tapi karena memang sudah sifatnya seperti itu. Kalaupun ia gagap saat menyapanya tadi, itu karena memang sudah seperti itu adanya. Kenapa Sasuke malah berpikir lain?

"A-aku tidak takut p-padamu."

Sasuke tersenyum kecil, "Oh ya?" tanyanya balik, "lalu kenapa kau berbicara dengan gugup begitu?"

Tuh kan. Sasuke mulai terjangkit penyakit bodoh. Apa karena pernah meninggalkan Konoha dalam waktu lama, makanya ia bisa lupa pada tabiat Hyuuga Hinata yang terkenal pemalu, gugup, pendiam. Apa ia amnesia pada semua itu? Bukan. Dasar Hinata. Justru dialah yang bodoh.

Ah, benar juga. Tentu saja Sasuke tak tahu. Mereka kan tak pernah saling bicara. Sasuke juga tak pernah melihatnya mungkin. Semua juga tahu saat di akademi Sasuke selalu kesibukan menghindari terjangan gadis-gadis yang menyukainya. Siapa gadis Konoha yang tak pernah terjerat pada pesona seorang Uchiha Sasuke? Tidak ada, yah, kecuali Hyuuga Hinata. Dirinya sendiri.

"A-aku b-benar-benar tak takut p-padamu." jawab Hinata lagi.

"Oh ya?" tanya Sasuke lagi. "kalau begitu lain kali berlatihlah denganku, kita adu byakuganmu dengan sharingan milikku, bagaimana?"

"Benarkah?"

"Hn." Sasuke mengiyakan. Yah, tak ada salahnya. Itu lebih berguna untuk kemajuan jurusnya dibandingkan harus berlatih dengan Kakashi sepanjang hari.

"A-apa tidak apa-apa?" tanya Hinata memastikan.

"Memangnya kenapa? Kau bilang tidak takut, lalu sekarang kau mau bilang nggak sanggup?"

Hinata menggeleng cepat, "Aku m-memang nggak t-takut melawanmu, S-Sasuke-san, tapi aku adalah anggota klanku yang p-paling lemah."

Hinata menunduk lagi sementara Sasuke terdiam. Ia mencoba memikirkan kalimat Hinata. Yah. Ia tadi juga merasa aneh, kenapa seorang gadis macam Hinata bisa menyendiri di tengah jembatan sambil memperhatikan air sungai di malam hari. Mungkin…kesepian.

I'm looking for a place, I'm searching for a face

Is anybody here, I know

Cause nothing's going right

And everything's a mess And no one likes to be, alone

"Berhentilah memanggilku dengan '-san', cukup Sasuke."

Hinata menoleh heran.

"Kau membuat namaku terdengar sangat sulit diucapkan. Seolah namaku terlalu banyak huruf 's'. S-Sasssuke-ssan. Itu jelek sekali," jelas Sasuke, "jadi panggil Sasuke saja."

Wajah Hinata merah padam karena malu. Ia memang bodoh. Memalukan diri sendiri dan orang lain. Hinata semakin menunduk dalam karena malu, dan kini justru Sasuke yang kebingungan.

"K-kau, apa yang sebenarnya k-kau lakukan disini, H-Hinata?"

Isn't anyone trying to find me

Won't somebody come take me home

Hinata tersenyum. Sedikit banyak ia ingin tertawa karena justru kini Sasuke yang tergagap. Mungkin karena rasa bersalah. Dan kini pemuda itu sukses membuatnya tersenyum dan mengangkat wajahnya.

'Bodoh!' Sasuke mengutuk dirinya sendiri. Mengejek Hinata karena kegagapannya kini justru malah terjadi pada dirinya sendiri.

"Aku hanya mau menenangkan diri," jawab Hinata. Bagus! Kini sedikit rasa gugupnya menghilang. Mungkin berpindah pada Sasuke. "aku tidak apa-apa."

Sasuke meliriknya sesaat, "Apa tidak akan ada yang mencarimu?"

Hinata menoleh, "Ha?" ia lalu cepat-cepat memalingkan mukanya. Mencari Hinata? Siapa yang akan mencarinya? Keluarganya? Mungkin hanya karena ia adalah Heiress-nya. Tapi adakah orang yang benar-benar mencarinya?

It's a damn cold night

Trying to figure out this life

Hinata menoleh lagi pada Sasuke, tapi hanya sebentar. Ia terlihat memegangi sisi lengannya. Yah. Dingin. Udara malam kini terasa makin dingin. Dan Sasuke menyadarinya.

Pemuda itu melepas syal yang dipakainya lalu melingkarkannya di leher Hinata, "Lehermu langsung terkena angin meskipun kau memakai jaket, pakai itu agar tak masuk angin."

Won't you take me by the hand

Take me somewhere new

Hinata hanya terdiam menerimanya. Yah. Tak ada alasan untuk menolak. Tapi bagaimana dengan Sasuke, "Lalu kau, Sa…suke…?

Sasuke menatapnya sesaat lalu mengeluarkan jurus bola api di depan mata Hinata sehingga gadis itu terperanjat kaget.

Sasuke menahan tawa melihat Hinata yang memasang muka seperti sehabis melihat hantu, "Jenis cakraku mengandung elemen Api dan petir, aku akan selalu hangat sekalipun berada di kutub."

I don't know who you are but I

Hinata terpaku sesaat. Ia benar-benar tak mengenal pemuda ini. Ia tak tahu banyak tentang pemuda ini. Ia tak pernah mendekat dan tak pernah ingin tahu. Sekalipun sejak kecil saat masih anak-anak di akademi, ia tak pernah tertarik pada seorang Uchiha Sasuke.

I'm with you, I'm with you

Tapi nyatanya justru saat ini pemuda itulah yang mewarnai dan menghilangkan rasa sepinya. Aneh. Misterius.

Tak peduli. Sekarang Hinata tak peduli. Tak peduli sekalipun pemuda ini pernah meninggalkan Konoha, membunuh tetua Danzo, menjadi anggota Akatsuki, dan meninggalkan teman-temannya. Sasuke berubah. Ia percaya Sasuke telah berubah. Sama seperti janjinya saat ia pulang ke Konoha. Entah kenapa, ia mempercayai pemuda ini. Sekalipun belum semua penduduk mempercayainya, tapi, Sasuke pantas dipercaya.

Tak banyak orang akan menghampiri Hinata dan berlaku baik padanya. Bahkan tidak keluarganya. Tapi Sasuke iya. Pemuda itu melakukannya. Pemuda itu dalam hitungan menit membuat Hinata mempercayainya. Bahwa ia orang baik.

"Kau kenapa Hinata?" tanya Sasuke, "aku benar-benar menakutimu ya?"

Hinata menatap mata pemuda itu. Mata onyx itu ternyata benar-benar menentramkan. Kenapa ia tak pernah menyadarinya sejak dulu? Sasuke adalah pemuda baik. Hanya tekanan besar karena kehilangan seluruh anggota klannya yang mengubahnya menjadi seperti itu.

Perlahan sesuatu yang hangat mengalir di dadanya. Dan di matanya.

Tes.

Hinata meneteskan air mata. Kali ini Sasuke boleh bingung, "K-kau k-kenapa Hinata? Apa gara-gara a-aku?" tanya Sasuke bingung. Pemuda ini benar-benar berubah banyak dan sangat terlihat berusaha keras diterima lagi oleh penduduk Konoha, termasuk Hinata.

Hinata hanya menggelengkan kepalanya.

"Se-sebaiknya aku pulang, k-kau juga sepertinya harus pulang karena sudah malam," ungkap Sasuke, "kalau kau mau latihan, aku ada disini sejak siang. Datanglah, aku tak peduli kau menganggap dirimu lemah, atau apa, tapi tak ada gunanya diratapi, kau harus berlatih kalau ingin kuat."

"…"

"Bye, Hinata."

Why is everything so confusing?

Maybe I'm just out of my mind

Sasuke berjalan menjauh. Meninggalkannya di jembatan sendirian.

It's a damn cold night

Trying to figure out this life

Hinata benci sendirian. Ia ingin seseorang di sampingnya. Tak peduli jika itu harus Sasuke. Ia percaya pada Sasuke!

Hinata melangkahkan kakinya, semakin lama semakin cepat. Menghampiri Sasuke yang hampir mencapai ujung jembatan. Ia mencoba menggapai tangan Sasuke dari belakang.

Won't you take me by the hand

Take me somewhere new

Sasuke langsung menyadari seseorang melangkah mengejarnya. Hinata. Sasuke segera berbalik dan meraih tangan gadis itu yang terjulur dan merusaha meraih tangan miliknya. Ya. Sebelum Hinata sanggup menggapai tangan Sasuke dari belakang, Sasuke sudah berbaik dan meraih tangannya duluan.

"Ada apa, Hinata?" tanya Sasuke pelan.

Hinata terlihat bingung. Ia juga tak tahu kenapa malah menghampiri Sasuke. Padahal, sungguh, Hinata tak mengenal pemuda ini dengan baik. Ia hanya ingin bersamanya. Hanya itu saja.

I don't know who you are but I

I'm with you, I'm with you

"K-kau p-pulang, Sasuke?"

Sasuke tidak mengangguk ataupun menggeleng.

"a-aku belum ingin pulang."

Sasuke tersenyum menatap gadis yang tersipu itu. Perlahan pipinya ikut terasa menghangat. "Kalau begitu, mau ikut denganku sebelum pulang?"

"Ha?"

"Kita keliling desa lewat atap penduduk," jelas Sasuke, "kita cari tempat yang menyenangkan di desa kita."

"Um…"

"Bagaimana?"

Hinata akhirnya tersenyum kecil dan mengangguk setuju.

Take me by the hand

Take me somewhere new,

.

o.O.o.O.o.O.o.O.o.O.o.O

.

Cklek.

Gerbang pintu kediaman mansion keluarga Hyuuga terbuka. Sepupu Hinata, Hyuuga Neji terlihat terkejut mendapati siapa yang ada di hadapannya.

"Uchiha Sasuke?" tanyanya dingin.

"Aku hanya ingin mengantar Hinata pulang." jelas Sasuke. Hinata menoleh pada Neji dan menatapnya dalam, berharap agar Neji percaya.

"Baiklah," balas Neji, "terima kasih."

Sasuke membungkukkan badannya sebentar lalu menatap Hinata dan tersenyum padanya. Neji merasa sedikit aneh. Tapi toh, kali ini ia tak ambil pusing karena sepertinya Hinata terlihat senang. Bukan Hinata pemurung yang selama ini dilihatnya.

Sasuke berjalan menjauh dan Neji memutuskan untuk segera masuk ke dalam rumah. Mendadak Hinata berbalik, "Sebentar, Neji-niisan."

Gadis itu mendadak berlari menyusul Sasuke, "Sasuke-kun!" panggilnya.

Sasuke menoleh kaget. Ia tak menyangka Hinata kembali lagi mengejarnya. Apalagi telinganya sempat menangkap gadis itu memanggilnya dengan embel-embel '-kun'. Hinata kini berdiri di hadapannya dengan wajah ngos-ngosan.

Gadis itu mendadak berjinjit dan menyamakan tingginya dengan Sasuke lalu meraih sisi kepalanya.

Hangat.

Gadis itu dengan cepat mencium dahinya tanpa Sasuke sempat bereaksi. Sasuke terpaku. Tubuhnya membatu.

I don't know who you are but I

But I'm with you, I'm with you

"Hi-Hinata?"

"Terima kasih," ucap Hinata sambil tersenyum. Wajahnya kini bersemu merah. "aku besok akan datang ke tempat latihan."

Setelah itu Hinata berlari lagi menuju rumahnya. Meninggalkan Sasuke yang wajahnya kini memerah.

Perlahan pemuda raven itu tersenyum. Ia memegangi dahinya yang hangat. Gadis itu benar-benar makhluk aneh. Belum sempat ia menganalisa hal aneh yang dirasakannya, jantungnya sudah berdetak lebih keras.

'Hatchiii…'

Sasuke bersin. Aduh, dia kena flu! Padahal ia sempat menyombongkan dirinya dengan elemen api yang dimilikinya. Tak apalah. Yang penting bukan Hinata yang sakit. Sasuke tersenyum perlahan dan melangkahkan kakinya pulang.

Ia juga tak mengenal Hinata dengan baik. Yang ia tahu gadis itu sama dengannya. Kadang kesepian. Dan membutuhkan orang lain. Hinata tadinya adalah orang lain baginya. Tapi ia mempercayai gadis itu. Hyuuga Hinata adalah gadis yang istimewa sekarang. Gadis yang akan mengenalkan dunia yang baru baginya.

Take me by the hand

Take me somewhere new,

I don't know who you are but I

Sasuke tersenyum lagi. Sepertinya ia jatuh cinta. Dan ia ingin gadis itu mulai besok menemaninya. Ada di sampingnya. Bersamanya.

But I'm with you, I'm with you

FIN

.

o.O.o.O.o.O.o.O.o.O.o.O

.

YOSH! Fic yang singkat ya pemirsa *dibantai readers*

Menggambarkan perasaan Sasuke dan Hinata nggak mudah sama sekali. Selain karena gak ada hint di animanganya, akan susah kalau nggak dibikin AU. Satu-satunya hint cuma spoiler yang menyatakan kalo Sasuke ingin membangkitkan klannya, dia butuh pasangan dari klan Hyuuga. Yah, masih spoiler. *tapisaya ngarep jg* Makanya night berjuang keras nyelarasin ide dengan lagu Avril satu ini.

Baru kali ini fic night gak ada ciumannya –selain The Scream-. Hyahahaha *pervert*, yang satu ini cuma cium dahi doank. Hohoho. Mau dibikin terusannya?

Sekalian numpang Promo SONGFIC ONE-SHOT lain:

TAEYANG – WEDDING DRESS

SasuHina adalah pasangan yang indah kan? Can you imagine how really cute they are? Ripiu ya… setidaknya 10 gitu *ngarep*, kan biar night makin semangat! Mau komen soal gaya penulisan juga dihalalkan!

Yosh! Night harap readers sudi me-

R E V I E W

I

I

V