Previous Chapter :

"Tunggu, anak manis."

"Ya?"

"Bisakah kau memberitahuku cara apa yang digunakan Sasuke untuk memberikan energi padamu?"

"Kata Sasuke… Ra-ha-si-a…Hehehehe…"

"Cepat atau lambat, anak burung pasti akan terbang meninggalkan sarangnya."

"…"

"Walaupun aku sudah mengetahuinya… hal itu tetap saja menyakitkan."

"…"

"Tapi setidaknya… itu lebih baik dari pada dia terikat dengan dunia yang busuk 'kan, Sai?"

"… Ya… Itachi-sama."

l\_/l
(^_^)

Genre : Fantasy/Romance/Humor (*)

Rate : T (*)

Pair :SasuNaru

Warning :sho-ai/yaoi, OOC, AU, typo(s), etc.

Don't like please don't read!

(*) bisa berubah sewaktu-waktu.

Enjoy please…

l\_/l
(^_^)

"Apa kau mengerti, Dobe?"

Iris oniks milik si bungsu Uchiha menatap lurus pada pemuda pirang yang puncak kepalanya hanya sebatas hidung pemuda stoic itu. Warna hitam sekelam malam beradu pandang dengan birunya langit. Tatapan penuh intimidasi diberikannya bagaikan perintah tanpa kata. Sedangkan yang ditatap hanya membalas tatapan tajam yang diberikan majikannya dengan pandangan polos yang terpancar dari bola mata birunya yang besar.

"Kau tidak boleh mengacaukan kerja keras kita selama seminggu ini. Semuanya ditentukan hari ini, di balik pintu besar itu," Sasuke menunjuk pintu besar coklat tua yang terbuat dari pohon oak itu tanpa mengalihkan pandangannya pada Magic Pet rubah miliknya. "Ini harus menjadi yang pertama dan terakhir kalinya kita lakukan. Aku tidak ingin mencemarkan nama Uchiha hanya karena hal ini. Dan kita harus lebih baik dari Baka Aniki."

"Teme..."

Twitch.

"Panggil namaku dengan benar, Dobe," geram Sasuke.

Si 'Dobe' menggembungkan pipinya dengan ekspresi kesal sambil melipat kedua tangannya di depan dada. "Kau juga tidak memanggil namaku dengan benar, Teme," tudingnya.

Sasuke menghelakan nafasnya dengan berat. Tidak, ini bukan saatnya bertengkar hal sepele seperti ini. Dia harus kembali ke pembicaraan yang sebenarnya sebelum mereka didiskualifikasi bahkan sebelum ujian ini dimulai. Itu tidak lucu 'kan? Hari ini, ujian ini, adalah hal yang sangat penting bagi Sasuke. Dia hanya bisa berharap agar tidak ada hal yang mengacaukan jalannya ujian Wizard ini. Kali ini Sasuke bersungguh-sungguh akan hal ini walaupun sebelumnya dia tidak pernah berharap.

"Baiklah, terserah," desahnya mengalah. "Tapi-"

"Aku ingat, Sasuke. Kau sudah mengatakan hal itu berkali-kali dan setiap hari. Itu sudah membuatku lebih dari ingat. Benarkah kau ini seorang yang dingin dan pendiam seperti yang dikatakan Itachi-Nii?" tanya Naruto sarkastik dengan pandangan yang seolah berkata –kau-ini-cerewet-sekali-.

Merasa tertohok dengan kalimat yang dilontarkan Magic Pet-nya, Sasuke hanya bisa terdiam. Menghembuskan nafasnya dengan berat, Sasuke mengalihkan pandangannya dari si pirang. Mencoba berpikir jernih. Karena memang sepertinya dia terlalu tegang hanya untuk menghadapi ujian ini. Gugup? Yeah, Sasuke tidak mungkin akan mengakuinya begitu saja. Yang benar saja. Sedikit diakuinya bahwa dia memang terlalu berlebihan. Hanya itu dan dia tidak gugup atau semacamnya. Camkan itu.

"Kita masuk," ucapnya seraya membalikkan tubuhnya menghadap ke pintu untuk menjalani ujiannya. "Lakukan seperti yang telah kita lakukan selama ini."

"Ya, aku tahu."

Tak ada lagi ekspresi santai maupun polos yang terpancar dari wajah Magic Pet pirang itu. Yang ada hanya wajah serius yang membuat auranya berubah menjadi sedikit lebih berat. Ekspresi manis yang selalu terpancar berganti menjadi raut wajah serius. Melihat hal itu, membuat rasa percaya diri Sasuke bangkit.

"Ayo, Dobe."

"Temeee~ berhenti memanggilku seperti itu!"

Haaah... Kemana perginya wajah seriusmu itu, Naruto?

l\_/l
(^_^)

Nieranthas : Magic Pet

Prequel & sequel from Nieranthas : Fireworks Pouring by Snow

Naruto © Kishimoto Masashi

Nieranthas : MP © Akaneko SeiYu

l\_/l
(^_^)

Dalam sebuah ruangan yang luas, terdapat beberapa pasang calon Wizard-Magic Pet. Mereka tengah menunggu hasil ujian di sana. Beberapa Magic Pet yang ada melayani majikan mereka. Membuat ruangan itu sedikit ramai karena beberapa peserta yang tampak cemas akan hasil yang akan mereka terima. Apakah lulus atau tidak? Jikapun lulus, mereka ada di tingkatan apa? Berbeda dengan Sasuke yang duduk di sofa besar di dalam ruangan itu dengan santai, dengan Naruto yang duduk di sampingnya seraya bermain dengan sebuah jeruk yang tadi diambilnya dari atas meja dan melempar-lemparkannya ke atas.

Terkadang beberapa pasang mata memperhatikan calon Wizard-Magic Pet yang tampak sangat santai itu dengan pandangan heran. Berbagai pertanyaan hadir di benak mereka. Demi Tuhan, mereka tahu siapa sosok tampan dengan ekspresi wajah yang selalu stoic nan dingin itu. Mereka tidak heran dengan perangai Tuan Muda satu itu. Yang membuat mereka heran justru ada pada si pirang di sampingnya. Benarkah itu adalah Magic Pet si bungsu Uchiha? Tapi kenapa tingkahnya tidak seperti 'Magic Pet'?

Tap. Suara jeruk yang ditangkap karena dimainkan.

Merasa diperhatikan, iris biru Naruto memandang ke arah orang-orang yang melihat ke arahnya. Senyuman manispun dilancarkannya hingga membuat wajah semua orang-orang yang melihatnya tersapu rona merah yang kentara begitu jelas. Tak hanya para majikan peserta calon Wizard, bahkan para Magic Pet mereka pun tak ayal juga mengikuti jejak sang majikan.

Zrrrt.

Tatapan mata tajam penuh intimidasi dengan arus listrik dari elemen petir yang dimilikinya menyelimuti tubuh sang bungsu Uchiha. Wajah merona yang tadi berada di wajah-wajah mereka berubah menjadi biru karena rasa takut yang menjalar ke seluruh tubuh. Uchiha Sasuke marah. Dan siapa pun yang sudah mendengar kata 'Uchiha Sasuke' dengan 'marah' itu berarti pertanda buruk. Buru-buru mereka semua mengalihkan wajah mereka dari pasangan calon Wizard-Magic Pet dari klan Uchiha itu. Lebih baik menghindar dari pada merenggang nyawa, benar?

Merasa intimidasinya berhasil, Sasuke menghentikan sihir elemen listriknya. Sementara Naruto yang melihat hal itu semua hanya mengedikkan bahunya santai dan melanjutkan dengan melempar jeruk yang masih dipegangnya.

Griiit.

Pintu besar ruangan itu terbuka, menampilkan salah satu staff penguji dari Akademi yang mengenakan jubah putih-biru dengan lambang Akademi Konoha di dada kirinya. Sesosok pria dewasa dengan raut ramah terpatri di wajahnya. Rambut coklat gelapnya diikat tinggi, dengan segaris luka yang melintang di hidungnya terlihat walaupun kulitnya berwarna coklat eksotis. Dia menunjukkan senyum manisnya pada semua orang yang ada di ruangan itu.

"Uchiha Sasuke, silahkan ikuti aku."

Sasuke beranjak dari sofa yang didudukinya, diikuti dengan Naruto yang sebelumnya menaruh jeruk di atas meja kembali. Mereka berjalan keluar ruangan mengikuti staff Akademi itu menuju ruangan lain yang lebih besar. Pintu besar dengan ukiran lambang Konoha terbuka ketika mereka memasuki ruangan itu. Di dalamnya terdapat podium tinggi dengan beberapa staff penguji duduk di balik meja besar di sana yang membentuk setengah lingkaran(1).

Sasuke beserta Naruto berdiri di atas lantai berbentuk lingkaran besar dengan lambang Konoha di tengahnya. Setelah pijakan mereka mantap, perlahan lantai itu melayang ke atas hingga hampir menyamai tinggi podium. Membuat pasangan calon Wizard-Magic Pet itu dapat saling berpandangan dengan beberapa staff Akademi penguji yang ada di podium.

"Uchiha Sasuke."

Iris oniks Sasuke memandang ke arah salah seorang staff Akademi dengan rokok yang terselip di antara bibirnya dengan ekspresi datar. Sedangkan penguji yang diketahui bernama Asuma itu hanya menyeringai maklum melihat respon minim yang selalu ditunjukkan pemuda dari klan Uchiha itu.

"Selamat," jedanya seraya menghisap dan mengeluarkan asap rokoknya perlahan. Menyesap dan menikmatinya. "Kau dinyatakan lulus sebagai seorang Wizard."

'Tentu saja,' batin Sasuke sambil memejamkan mata tanpa merubah ekspresinya.

Seorang penguji wanita berambut hitam dan bermata merah juga angkat bicara, Kurenai namanya. "Klan Uchiha memang tidak perlu diragukan lagi akan kemampuannya. Uchiha Sasuke, kau lulus sebagai Wizard dengan Grade A. Aku ucapkan selamat untukmu." Penguji bernama Kurenai itu memasang senyum menawan di wajah cantiknya. Tampak ekspresi bangga di sana.

Sasuke hanya menundukkan kepalanya sedikit tanda sebagai apresiasinya.

Kali ini staff penguji yang tadi menjemput dan mengantarkannya ke ruangan inilah yang bicara. "Ini, kuberikan A Grade Wizard Certificate untukmu. Dan kuucapkan selamat atas kelulusanmu yang sangat memuaskan." Pria bernama Iruka itu memperlihatkan sebuah cincin dengan permata biru tua di atasnya yang menunjukkan bahwa orang yang mengenakan cincin biru ini adalah seorang Wizard level A.

Mari kita perjelas akan hal ini. Untuk menandakan bahwa seorang Mage telah lulus menjadi Wizard, mereka akan diberikan sebuah cincin untuk menunjukkan identitas dirinya. Dan cincin itu juga berarti sertifikat kelulusan seorang Wizard. Lalu, warna permata yang terdapat pada cincin seorang Wizard sangat mempengaruhi levelnya. Itu agar memudahkan orang-orang melihat level yang dimiliki Wizard yang bersangkutan. Untuk Wizard terendah, yaitu level D, permata yang diberikan berwarna kuning tipis. Warna oranye atau jingga untuk Wizard level C. Warna hijau tosca untuk Wizard level B. Biru tua untuk menunjukkan Wizard dengan level A, seperti yang diberikan pada Sasuke.

Sedangkan untuk Wizard dengan level AA, S, hingga SS, yang berada di bawah naungan Wizard Association, memiliki sedikit perbedaan. Walaupun warna yang digunakan juga berbeda, misalnya warna ungu untuk level AA, merah untuk level S, dan perak untuk level SS, namun di atas permata cincin Wizard itu terdapat lambang asosiasi Konoha. Hal ini bertujuan agar klien yang mengajukan Quest di atas level AA kepada asosiasi bisa mempercayai Wizard yang dikirimkan pada mereka untuk menyelesaikan Quest yang diminta.

Sasuke menerima cincin sertifikat Wizard miliknya ketika Iruka memberikan cincin itu dengan melayangkannya hingga tepat berada di depan pemuda Uchiha. Selama beberapa saat Sasuke memperhatikan cincin biru yang didapatkannya tanpa merubah ekspresinya. Dia memakai cincin itu di jari telunjuk kirinya setelah sebelumnya memejamkan matanya sesaat.

"Hei, kau tidak ingin mengucapkan sesuatu pada muridmu ini, Kakashi?" tanya Asuma yang memecah keheningan sejak tadi. Pria perokok itu menolehkan kepalanya pada seorang staff penguji lain yang duduk di sebelah Iruka yang sejak tadi diam saja sambil membaca sebuah buku mencurigakan bersampul oranye.

Pria berambut silver yang mengenakan masker untuk menutupi sebagian wajahnya menurunkan buku yang menutupi kepalanya. Mata kirinya ditutupi oleh eyepatch hitam dan mata kanannya menatap ke arah Sasuke dengan ekspresi bosan yang kentara. Guru dan murid itu saling pandang dalam diam selama beberapa saat.

"Selamat, Sasuke."

"Hn."

Hening.

Rasanya semua orang yang ada di ruangan itu merasakan angin yang berhembus di sekitar mereka. Apa-apaan guru dan murid ini?

"Hei, hei, yang benar saja, Kakashi? Hanya segitu saja?" protes Asuma.

"Aku tidak harus membuatkan pesta untuknya 'kan? Sudah sewajarnya dia lulus," balas Kakashi dengan santai.

Semua staff penguji yang ada di sana menghelakan nafasnya dengan berat melihat tingkah kedua orang yang memang terkenal dingin ini. Mereka memang sudah cukup terbiasa dengan hubungan keduanya. Sesama jenius yang jalan pikirannya terkadang sulit ditebak. Tapi memang perlu diakui bahwa keduanya adalah orang-orang yang harus cukup disegani.

Sasuke membalikkan tubuhnya seraya berkata, "Jika tidak ada lagi yang ingin disampaikan, aku undur diri dulu." Dan lantai yang dipijaknya kembali turun ke bawah secara perlahan hingga sejajar dengan lantai. Dengan tenang Sasuke berjalan menuju pintu keluar diikuti oleh Naruto. Tepat sebelum ia menyentuh gagang pintu untuk membukanya, suara Kakashi menginterupsi.

"Ada tambahan untukmu, Sasuke," ucapnya yang membuat Sasuke terdiam di depan pintu. "Aku tidak menyangka kau bisa menemukan Magic Pet yang sesuai denganmu."

Tangan porselein milik sang Wizard Uchiha muda yang tadinya akan menggenggam pegangan pintu perlahan diturunkannya. Dan melirik ke arah Kakashi sedikit.

"Teruslah asah kemampuan kalian berdua. Kau sangat hebat."

Satu matanya membentuk huruf 'n' mengindikasikan bahwa pria berambut silver itu tersenyum di balik maskernya. Tidak mempedulikan hal itu, Sasuke segera beranjak dari ruangan itu diikuti Naruto di belakangnya tanpa mengatakan apa-apa. Membuat semua staff penguji di ruangan itu hanya menghela nafas biasa melihat interaksi guru dan murid satu itu.

Dan tidak ada yang menyadari pandangan tajam yang ditunjukkan pria berambut silver misterius di sana ketika Sasuke meninggalkan ruangan mereka hingga sosoknya beserta Magic Pet pirangnya telah menghilang dari balik pintu.

l\_/l
(^_^)

Di lorong panjang kastil akademi ini hanya terdengar dua pasang langkah yang berjalan menuju keluar kastil. Tentu saja mereka adalah Sasuke serta Naruto yang kini resmi menjadi seorang Wizard-Magic Pet level A. Namun tepat sebelum mereka keluar dari sana, Sasuke menghentikan langkahnya sehingga Naruto yang berjalan di belakangnya menabrak punggung lebarnya. Membuat pemuda pirang itu sedikit meringis sambil memegang hidungnya.

"Aieeeh... Sasuke, kenapa kau tiba-tiba berhenti?"

Selama beberapa saat tak ada yang keluar dari mulut majikannya sampai terdengar sebuah decakan kesal. Hal ini membuat Naruto melangkah ke samping sosok pemuda stoic itu dan mendapati ekspresi kesal terlihat di wajahnya.

"Sasuke, ada apa?" tanya Naruto.

Namun sang pemuda Uchiha yang kini telah menjadi seorang Wizard tak langsung menjawabnya. Iris oniks miliknya hanya memandang ke arah cincin permata berwarna biru yang ada di jari telunjuk kirinya. Melihat sikap yang ditunjukkan oleh majikannya itu, tentu membuat Naruto heran. Ada apa dengan Sasuke, pikirnya. Sebelum ujian tadi dia mewanti-wanti Naruto terus-menerus untuk lulus dalam ujian ini dengan baik. Lalu, sekarang mereka telah menjadi Wizard dan Magic Pet dengan level A. Kini apa lagi yang dipermasalahkannya?

"Ne, Sasuke, ada apa lagi?"

Terdengar helaan nafas keluar dari mulut si bungsu Uchiha sebelum memandang ke arah si pirang. "Aku tidak puas dengan hasil ujian ini." Mendengar hal itu membuat alis Naruto naik dengan ekspresi tanda tanya.

"Kenapa?"

"Karena kita hanya mendapat Grade A."

"Bukankah itu sudah bagus?"

"Bukan itu, Dobe. Tapi dengan hanya mendapat Grade A, aksesku untuk mencari tau mengenai tempat saat kau hilang dulu itu akan menjadi sulit."

"Maksudmu... Ura Kono-hmph!"

"Jangan katakan hal itu, Usuratonkachi," desis Sasuke yang langsung membungkam mulut Naruto dengan telapak tangannya. "Itu adalah tempat berbahaya di kota ini, karenanya terkadang tabu untuk diucapkan. Berhati-hatilah, Dobe." Melihat reaksi Naruto yang langsung menganggukan kepalanya, Sasuke pun melepaskan telapak tangannya.

"Aku mengerti. Tapi,Teme... berhentilah memanggilku seperti itu," geramnya.

Merasa hal yang dikatakan Magic Pet-nya tak penting, Sasuke hanya memandangnya dengan ekspresi datar. Melihat tanggapan Sasuke hanya diam, tentu hal ini membuat Naruto kesal seraya menggembungkan pipinya dan melipat kedua tangannya di depan dada. Karena tidak tahan dengan sikap yang dikeluarkan oleh si Pirang, Sasuke langsung membuang muka sambil menghela nafas. Tangan putihnya terangkat yang digunakannya untuk mengacak helaian rambut pirang Naruto yang pada dasarnya memang selalu terlihat berantakan.

"Hn."

"Sasukeee..." sungut Naruto dengan nada manja.

"Sudahlah, Dobe. Ayo kita pulang," ajaknya yang langsung menarik kepala Naruto mendekat dan mengarahkan tubuh mereka ke depan pintu.

Menurut, Naruto hanya mendengus sebal. Mereka berjalan berdampingan dengan tangan Sasuke yang sebelumnya berada di kepala si pirang kini berada di pundaknya. Selama beberapa saat mereka berdua hanya saling diam. Namun karena memang pada dasarnya Naruto bukanlah orang yang bisa diam dalam keheningan seperti ini, akhirnya dialah yang angkat bicara lebih dulu.

"Sasuke, sebelum kita pulang aku ingin makan ramen. Bolehkah?"

Tep.

Hal ini membuat langkah Sasuke terhenti sehingga membuat Naruto maju beberapa langkah di depannya karena heran dengan reaksi yang tiba-tiba berhenti. Iris birunya memandang bingung akan posisi Sasuke dengan tangannya yang masih menggantung diudara setelah tadi merangkul pundak Naruto. Perlahan tangan porselein milik sang Wizard Uchiha itu turun. Dan dapat dilihatnya bahwa helaian poni raven miliknya menutupi matanya. Melihat hal itu, si rubah pirang memandang datar ke arah majikannya.

"Melihat reaksimu, sepertinya kau tidak mau, benar?" dengus Naruto seraya menyilangkan kedua tangannya di depan dada. "Aku pergi sendiri saja jika kau tidak mau."

Grep.

Pundak Naruto dicengkram oleh sebuah tangan yang sudah jelas siapa pemiliknya. Lalu dibaliknya tubuh ramping milik Magic Pet rubah itu dan mencengkram kedua bahu yang tidak terlalu lebar itu dengan tangan putihnya. Wajah tampan sang bangsawan muda Uchiha mendekat ke arah wajah berkulit tan dengan tatapan mengintimidasi miliknya. Mereka dapat merasakan hembusan nafas hangat lawan bicaranya.

"Kau mau tersasar lagi dan membuat kekacauan, Dobe?"

"Bukankah kau yang tidak mau menemaniku?" dengus si pirang.

"Aku belum mengatakan apapun."

"Tapi reaksimu yang mengatakan hal itu, Teme."

"Terserah, Dobe. Ayo kita pergi," ditariknya tangan kecoklatan itu.

"Eh? Kemana?"

"Siapa yang mengatakan ingin makan ramen tadi, huh?" dengus Sasuke sebal sambil melirik ke arah Naruto.

Selama beberapa saat mata beriris biru langit cerah itu mengedip tak percaya. Dengan tangan yang terus diseret oleh sang majikan, tentu saja dia tidak dapat melihat ekspresi apa yang tengah dikeluarkan oleh Sasuke. Tapi merasakan tarikan kuat namun juga hangat itu tak ayal membuat bibir tipisnya tersenyum manis. Dieratkannya genggaman tangan mereka dan Naruto mulai menyamakan langkahnya dengan Sasuke.

"Arigatou na, Sasuke. Ehehehe..."

"Hn."

Cengiran ceria yang ditunjukkan oleh Naruto tanpa beban itu membuat Sasuke terpaksa harus membuang muka sambil menutup sebagian wajahnya agar rona merah yang tengah menjalar di kedua pipinya tak terlihat jelas.

'Errh... Dobe!'

l\_/l
(^_^)

"Terima kasih telah berkunjung. Lain kali datang lagi, ya?"

Sapaan dari pemilik kedai terdengar setiap ada pelanggan yang telah datang ke tempatnya. Apalagi jika pelanggannya itu adalah dua pemuda yang memiliki paras tampan dan begitu menarik untuk dilihat, ditambah lagi penjualan besar-besaran hingga sepuluh porsi hanya untuk satu orang. Yah... walaupun pemuda satu lagi tidak memesan apapun, setidaknya dengan kedatangan dua pemuda berkharisma seperti mereka datang ke kedai ramen sederhana seperti ini, tentunya membawa pelanggan baru yang tidak niat untuk memakan ramen di sana tapi tetap membelinya memberikan keuntungan tersendiri bagi pemilik kedai. Menurut sang pemilik kedai, mungkin hari ini adalah hari keberuntungannya.

Berjalan santai, kedua pemuda yang memiliki perawakan yang bertolak belakang ini berjalan berdampingan. Dengan si pemuda pirang yang mengusap perutnya dengan ekspresi cerah, namun ekspresi mual yang ditampakkan pemuda berambut raven berwajah tampan di sebelahnya.

"Ramen benar-benar makanan manusia yang paling enak," ujarnya seraya menjilat kedua bibirnya seolah menikmati.

"Hanya kau yang berpikir seperti itu, Dobe," ketus sang Wizard.

"Tapi makanan itu benar-benar enak, Teme. Harusnya kau mencobanya."

"Makanan yang penuh lemak jenuh itu? Tidak, Dobe. Hal itu hanya akan membuatku bodoh seperti dirimu."

"Apa maksudmu? Itu tidak ada hubungannya!"

"Hn," gumamnya seolah tak perduli.

"Temeeee..." geramnya sambil mengepalkan tangannya dengan kesal.

Keheningan melanda dalam perjalanan pulang mereka tanpa ada yang bicara. Mereka berjalan sejajar dan tanpa sadar telah menjadi pusat perhatian di antara orang-orang yang mereka lewati. Baiklah, bagaimana tidak? Mereka menarik dari segi fisik. Ditambah lagi, siapa yang tidak mengenal sang bungsu bangsawan Uchiha yang sangat terkenal itu? Popularitas mereka bukan hanya buah bibir biasa saja. Uchiha dikatakan sebagai sosok yang 'sempurna' dari berbagai kalangan. Rasa kagum, segan, bahkan iri pun bisa menghampiri mereka dari berbagai macam tatapan yang ditujukan.

Namun setelah melihat sosok pemuda pirang yang berjalan di samping sang bangsawan muda Uchiha itu, tatapan heranlah yang terpancar jelas dari setiap pandangan yang diberikan. Hanya ada satu pertanyaan dalam benak setiap orang yang melihat, siapakah pemuda pirang manis yang berjalan beriringan dengan sang Uchiha? Bagaimanapun juga, si pirang itu tidak tampak seperti salah satu anggota keluarga Uchiha. Semua keluarga Uchiha memiliki helaian rambut serta iris mata berwarna gelap, dengan kulit berwarna putih. Tapi pemuda pirang itu justru sebaliknya.

Merasa diperhatikan, Magic Pet rubah itu menolehkan kepalanya ke arah orang-orang yang melihat ke arahnya. Dilihatnya mereka terpaku selama beberapa saat sebelum salah satu di antaranya tersenyum terpesona seraya melambaikan tangan padanya. Merasa ada yang melambaikan tangan padanya, Naruto pun membalasnya dan tak lupa senyuman yang tersungging di bibir mungilnya. Kontan hal itu membuat wajah orang-orang yang melihatnya tersipu dan terdengar decakan kagum serta siulan menggoda untuknya.

Menyadari ada yang memperhatikan Magic Pet miliknya, dengan cepat ditariknya tangan kanan si pirang dengan tangan kiri Sasuke. Hal ini membuat mereka saling berhadapan dan dada mereka hampir bersentuhan dengan wajah Sasuke yang begitu dekat dengan wajah Naruto untuk memberikan tatapan mengerikan miliknya.

"Apa yang kau lakukan, Dobe?" desis Sasuke.

"A-apa? Aku hanya... membalas lambaian mereka," gugup Naruto melihat ekspresi Sasuke yang tampak begitu marah.

"Untuk apa kau membalas lambaian mereka, huh? Kau bahkan tidak mengenal mereka."

"Ta-Tapi, Sasuke... kata Sai... jika ada yang tersenyum atau melakukan hal yang baik pada kita, kita harus membalasnya."

"Tapi tidak dengan orang yang tidak kau kenal, Dobe," geramnya."Dengar, jika hanya tersenyum atau melambaikan tangan, mereka tidak bisa dikatakan sebagai melakukan hal baik, kau mengerti? Musuh pun bisa berbuat seperti itu padamu untuk mengecoh. Jangan pernah membalas sesuatu pada orang yang tidak kau kenal, camkan itu baik-baik."

"A-aku mengerti... Sasu-ke..."

Rasa takut terpancar jelas di kedua iris biru milik sang rubah pirang. Di dalam pikirannya, majikannya marah padanya karena ia telah berbuat salah. Pandangan serta nada yang dikeluarkan oleh si bungsu Uchiha berarti sebuah perintah yang harus dipatuhinya. Dia mengerti hal itu, hanya saja... apakah kesalahan yang telah diperbuatnya begitu besar hingga Sasuke begitu marah seperti ini? Hal ini membuatnya menelan salivanya sendiri dan membuat tangan kanan yang tengah digenggam oleh Sasuke bergetar.

"Ma-maafkan... a... ku... 'Suke..."

Iris oniks itu berkedip beberapa kali. Dan dia baru sadar jika kini Magic Pet rubah pirang miliknya menatapnya dengan tatapan rasa takut. Terkejut dengan reaksi yang tak disangkanya, perlahan dilepaskannya pergelangan tangan kecoklatan yang tengah digenggamnya dengan keras tanpa sadar. Dapat dilihatnya sedikit memar tercetak jelas di sana. Selama beberapa saat Sasuke terpaku. Apa yang telah dilakukannya? Kenapa dia sampai membuat rubah pirangnya ketakutan seperti ini? Entah mengapa Sasuke menjadi emosi melihat banyak pasang mata yang terus memperhatikan Magic Pet-nya. Disentuhnya kedua pundak si pemuda pirang yang masih terpaku menatap takut padanya.

"Do-Dobe... Hei..." lirihnya mencoba menyadarkan fokus rubah pirang miliknya. Namun tatapan rasa takut masih terpancar jelas dari iris biru Naruto. Melihat hal itu, Sasuke tanpa sadar ingin memeluknya. Tapi dia sadar bahwa mereka kini tengah berada di tempat umum yang tentu saja hal itu sangat tidak pantas untuk dilakukan.

Menghembuskan nafasnya dengan berat, perlahan ditatapnya iris biru yang tengah bergetar itu dengan lembut. "Naruto..." panggilnya perlahan. Dilihatnya mata biru Naruto berkedip beberapa kali sebelum memandang pada Sasuke dengan lebih fokus. "Ayo kita pulang."

Selama beberapa saat mereka saling pandang dalam diam, sebelum kepala Naruto tertunduk sedikit dan menganggukan kepalanya tanda setuju dengan ajakan sang majikan. Sekali lagi Sasuke menghembuskan nafasnya, namun kali ini karena dia merasa lega dengan respon yang diberikan oleh Magic Pet-nya. Digenggamnya jemari kecoklatan ramping milik Naruto perlahan sebelum menariknya untuk segera beranjak dari tempat mereka sekarang. Iris biru Naruto memandang ke arah jemarinya yang digenggam lembut oleh tangan berkulit putih milik Sasuke.

"...Suke... Maafkan-"

"Sudah, Dobe. Kita bicarakan itu nanti."

Perlahan Naruto menganggukan kepalanya walaupun dia tahu Sasuke tidak bisa melihatnya. Mereka terus berjalan dalam diam dengan tangan yang masih berpegangan erat. Entah mereka tak peduli atau tidak menyadari berpasang mata yang memperhatikan, pasangan Wizard-Magic Pet itu terus saja berjalan. Tiba-tiba dari arah belakang mereka tampak segerombol gadis yang berlari ke arah Sasuke dan Naruto dengan memanggil-manggil nama si bungsu Uchiha. Melihat hal itu Sasuke berdecak kesal.

"Ck, chikuso," geramnya. "Dengar, Dobe. Jika mereka berhasil menyusul kita, jangan pedulikan gadis-gadis itu, kau mengerti? Dan jangan jauh-jauh dariku," perintah Sasuke.

"Un."

Kini Sasuke mengajak Naruto untuk melangkah lebih cepat, berusaha untuk segera meninggalkan gerombolan gadis-gadis di belakang mereka. Walaupun hal itu mustahil melihat gadis-gadis itu berlari untuk mengejarnya. Pemuda Uchiha itu menarik tangan Naruto agar merapat pada tubuhnya dengan tetap berjalan cepat. Dan kini para gadis telah berhasil menyusulnya dan mulai mengoceh dengan berisiknya sambil berusaha mengikuti langkah Sasuke dan Naruto yang cepat.

"Ne, ne, Sasuke-kun, kami dengar kau sudah menjadi seorang Wizard, ya? Sugooooii..."

"Sasuke-kun benar-benar hebat! Kau mendapat Grade A 'kan?"

"Klan Uchiha memang sangat hebat. Kau keren, Sasuke-kun."

Dan bla-bla-bla lainnya yang tentu saja tak digubris oleh si bungsu Uchiha. Dia tidak tahu harus berkata apa lagi dengan para gadis yang selalu berisik untuk menarik perhatiannya. Dan dengan cepat mereka sudah mendapat informasi mengenai dirinya yang telah lulus ujian Wizard dengan mendapat Grade A. Benar-benar menyeramkan para gadis ini.

"Sasuke-kun, siapa si pirang ini?"

"Ah ya, benar, Sasuke-kun. Siapa anak berambut pirang ini?"

"Apa dia saudaramu, Sasuke-kun? Tapi penampilannya tidak seperti Uchiha."

"Iya, benar. Apa dia kenalanmu, Sasuke-kun? Tapi kalian tampak begitu dekat."

"Sasuke-kun, ada hubungan apa kau dengan anak berambut pirang ini?"

Kenapa wanita selalu menanyakan hal yang bukan urusannya, sih? Sudah berisik, ikut campur urusan orang lain, dan...

"Ah, kalian tidak tahu? Pemuda pirang itu adalah Magic Pet-nya Sasuke-kun."

...bermulut ember.

Diliriknya sekilas pada gadis yang kini tersenyum bangga dengan ekspresi seolah berkata –aku-tahu-hal-yang-tidak-kalian-tahu-lho- yang membuat banyak mata langsung memandang ke arah si gadis. Ah ya, tentu saja. Hanya satu gadis yang pernah bertemu dengan Naruto sebelumnya. Dan itu tentu saja gadis berdahi lebar dengan helaian rambut seperti warna permen karet dari keluarga Haruno. Siapa lagi jika bukan Sakura.

"Tunggu, Sakura. Kau bilang 'pemuda'? Si pirang ini laki-laki?" nada heran terlontar dari rekannya yang memiliki rambut berwarna pirang pastel dengan poni menjuntai menutupi mata kanannya dan rambut diikat ekor kuda.

"Sekilas dia ini tidak tampak seperti seorang pemuda, ya?" seorang gadis berambut coklat dengan model dicepol dua tinggi memperhatikan Naruto dari dekat dengan tatapan menyelidik.

Merasa diperhatikan begitu dekat walaupun tidak melihat ke arah gadis berambut merah itu, entah kenapa Naruto merasa sedikit risih hingga membuatnya semakin merapatkan diri pada lengan Sasuke. Dan tak sedikit gadis-gadis yang melihatnya jadi tak suka.

"Benarkah dia ini Magic Pet milik Sasuke-kun? Kenapa sikapnya tidak seperti Magic Pet? Kenapa dia harus menempel pada Sasuke-kun seperti ini?"

"Benar juga. Sasuke-kun, apa kau tidak mengajarkan Magic Pet-mu untuk bersikap lebih sopan padamu? Kenapa dia manja sekali padamu? Sampai menempel seperti itu. Jauhkan dia."

Tap.

Langkah Sasuke terhenti hingga membuat Naruto serta gadis-gadis yang mengelilingi mereka juga terpaksa berhenti. Tak sedikit gadis-gadis yang berpura-pura menabrak punggungnya untuk mengambil kesempatan. Dan berbagai pertanyaan terus keluar dari bibir mengilap milik mereka yang di mata Sasuke terlihat menjijikkan.

"Kalian berisik. Menyingkir dariku." Tatapan tajam dengan nada intimidasi telah dikeluarkannya untuk mengusir gadis-gadis pengganggu itu. Aura membunuh dipancarkan agar mereka segera menyingkir dari hadapannya. Dan selama beberapa saat ekspresi wajah mereka membeku. Namun setelahnya...

"KYAAAAA... SASUKE-KUN KAKKOOIII...!" koor mereka bersamaan hingga rasanya setiap kaca atau jendela yang ada di sekitar mereka akan pecah.

Ekspresi Sasuke langsung menggelap. Demi Jashin, kenapa mereka sulit sekali disingkirkan? Kalu begini apa boleh buat. Sebenarnya dia tidak ingin melakukan ini tapi terpaksa.

"Dobe, kita lompat untuk menghindari mereka," bisik Sasuke.

"Eh?"

Tanpa mendengar persetujuan dari Magic Pet pirangnya, Sasuke sudah melempar Naruto ke atas dan disusul dengannya. Dengan sedikit sihir angin pada dirinya sendiri, Sasuke mendorong tubuhnya menjauh dari kerumunan. Mereka mendarat 10 meter di depan kerumunan para gadis itu. Kontan hal ini membuat para gadis terkejut dengan tindakan Sasuke yang tiba-tiba. Tidak menyia-nyiakan kesempatan, Sasuke langsung menarik tangan Naruto dan mengajaknya berlari untuk menghindari para gadis.

"Eh? Wuaaaaahh..." seru Naruto yang tiba-tiba ditarik.

"Sasuke-kun pergi! Kejaaaaarr...!" komando salah satu gadis.

Pasangan Wizard-Magic Pet baru ini langsung berlari secepat yang mereka bisa untuk menghindar dari gerombolan menyeramkan di belakang mereka. Jujur, Sasuke adalah seorang yang memiliki kekuatan fisik yang kuat. Hanya berlari dan memiliki kecepatan yang cukup tinggi tentu dapat menghindari kecepatan lari seorang gadis. Tentunya, jika andai saja gadis yang dimaksud bukanlah para gadis yang sangat fanatik padanya. Sejak mengetahui keganasan gadis-gadis penggemarnya, Sasuke mulai berhenti untuk meremehkan kekuatan seorang gadis. Karena sekuat atau secepat apapun dia, tetap saja kesulitan menghindar dari kejaran membabi-buta yang dilakukan para gadis.

"Ehehehehe..."

Terdengar kekehan dari sebelahnya, tentu saja itu Naruto yang juga ikut berlari bersamanya untuk menghindar dari kejaran para gadis. Diliriknya Magic Pet rubah miliknya yang menyengir dengan ceria. Apa maksudnya ekspresi riang itu?

"Ahahahahaha... Ini benar-benar menyenangkan, Sasuke!" serunya ceria masih tetap berlari kencang.

Duk. Rasanya Sasuke hampir tersandung mendengar reaksi yang dikeluarkan Magic Pet-nya.

"Usuratonkachi! Dikejar itu bukan hal yang menyenangkan, bodoh!" seru Sasuke penuh amarah. Bisa-bisanya si bodoh satu ini merasa senang saat mereka sedang berada di dalam kondisi genting seperti ini. Gadis-gadis ini akan sangat menyeramkan jika mereka berhasil mengejar Sasuke dan Naruto. Mereka tanpa lelah akan langsung memborbardir keduanya dengan pertanyaan ingin tahu dan tak akan melepaskannya sampai pertanyaan mereka semua terjawab. Sasuke sudah pernah mengalami hal itu sekali ketika dia dengan bosan menjawab beberapa pertanyaan mereka dan membuat mereka semakin banyak bertanya. Itu menyeramkan.

"Dobe, gunakan kekuatan anginmu untuk membekukan sihir air yang akan kukeluarkan, kau mengerti?"

"Baiklah. Hahaha..."

Grrrhh... Rubah bodoh ini masih saja tertawa menganggap hal ini menyenangkan. Tapi sudah tak ada waktu lagi. Sasuke melihat di depan mereka terdapat sebuah kolam air mancur yang berarti mereka kini tengah berada di taman. Pemuda emo ini menggerakkan kedua jarinya hingga air yang berada di dalam kolam keluar dan mengarahkan air itu ke arah gerombolan gadis-gadis di belakangnya sambil tetap berlari.

"Sekarang, Dobe!"

Naruto langsung mengarahkan telapak tangannya pada air yang menggenangi kaki-kaki para gadis yang juga masih berlari untuk mengejar mereka. Angin dingin yang dikeluarkan sihir Magic Pet pirang itu langsung membekukan genangan air yang telah dibuat Sasuke sebelumnya. Kontan hal ini membuat langkah para gadis itu menjadi licin dan mereka semua terpeleset jatuh, bahkan beberapa di antaranya sampai ada yang tercebur ke dalam kolam. Poor girls.

"Kyaaaaaaaa..."

Sasuke menyeringai senang melihatnya, sedangkan Naruto tertawa riang. Selama beberapa saat kedua pemuda ini memperhatikan para gadis yang terkapar tak berdaya di dekat kolam sana. Disentuhnya kepala Naruto.

"Bagus, Dobe."

"Ehehehehe..." sahutnya seraya tertawa ceria hingga kedua matanya terlihat menyipit. "Ne, ne, Sasuke, tadi itu menyenangkan sekali. Lain kali kita lakukan lagi, ya?"

Ekspresi wajah Sasuke langsung datar mendengarnya. "Justru aku tidak ingin mengalaminya lagi, Dobe."

"Heee... Kenapa tidak? Tadi itu benar-benar menyenangkan, Teme."

"Sudahlah. Ayo kita kembali," ajaknya sambil menarik kepala Naruto mendekat dan mereka pun berjalan berdampingan. Selama diperjalanan hanya terdengar ocehan Naruto yang ditanggapi Sasuke dengan gerutuan juga nada bosan. Mereka terus berjalan dengan santai hingga tinggal 2 blok lagi mereka akan sampai pada mansion Uchiha yang dari jauh sudah terlihat dengan sangat jelas. Namun tiba-tiba langkah Naruto terhenti dan dia mengendus-endus udara.

"Ada apa?" tanya Sasuke heran.

"Aku... mencium aroma yang kukenal."

"Aroma?"

"Aroma... yang bercampur dengan aroma yang tidak kukenal."

"Apa maksudmu, Dobe?"

"Dia ada di dekat sini, Sasuke." Dan bersamaan dengan itu, Naruto mulai berjalan meninggalkan Sasuke di belakang sambil masih mengendus udara.

"Hei... Tunggu, Dobe!"

Disusul Magic Pet rubah miliknya yang sedikit bertingkah aneh. Mereka berjalan melewati tikungan untuk sampai di depan gerbang mansion Uchiha. Lagi, Naruto menghentikan langkahnya dan terpaku di depan gerbang sambil berbisik lirih.

"Master..."

"Dobe, apa maksudmu dengan 'Master'?" tanya Sasuke heran seraya menyentuh pundak rubah pirangnya yang terdiam. Diarahkan pandangannya pada fokus Naruto yang terus menatap ke depan.

"Kau..."

Dan di sana ada sosok...

l\_/l
(^_^)

to be continue…

l\_/l
(^_^)

Kalo ada yang nonton Fairy Tail, coba liat tempat ruangan ini kayak pas Erza dipanggil oleh Dewan Penyihir. Atau anime Ao no Exorcist pas Rin di dalam kristal biru n lagi ditangkap sama Dewan Exorcist di pengadilan. Kira2 ruangannya kayak gitu.

Usuratonkachi = Total moron

Chikuso = damn

Balesan review for Anon

Saiyuki ayasehar : ahahaha... wah... kenapa si teme ga asal maen serang? kalo asal maen serang ntar ga kerasa donk chemistry antara keduanya. Makasih dukungannya ya... ^^

Ca kun : ninininini... udah aku update... hehehehe...

KID : anak burung itu maksudnya Cuma kiasan aja kok. Ga ada hubungannya ama julukan Sasuke yg anak ayam itu. Liat lanjutannya aja ya...

HJKH :wew... udah 2 taunan ya? Ahahaha... maap kalo TELAT BANGET. *plak* aku usahain buat ga hiatus. ^^b

Kitten-kitty : maklum kok kalo lupa. Emang udah lama banget aku ga update. Yup... aku usahain update terus supaya ga hiatus.

Kirachan : makasih udah menanti n dukungannya.

Bunnygirl : ahahaha... gomen beribu gomen karena lama banget updatenya. Endingnya masih lama kok. Makasih dukungan buat tim kami. Aku ga lupain fict ini kok, tenang aja. Cuma belom sempet kepegang gegara cosplay.

SasuNaru Lover : ini udah aku lanjutin. Kalo soal lama update, aku ga yakin bisa cepet. Masih banyak hal yg harus aku lakuin di dunia nyata. Mohon dimaklumi aja ya? ^^

Osh... mari saya perjelas lagi untuk setiap keterlambatan apdetan. Kalian juga pasti ngerasain, dunia nyata tetap menjadi prioritas kan? Makanya mohon maklum kalo saya agak menelantarkan penpik2 saya. Hahaha... *ketawa garing*

Apalagi saya lagi nyiapin kostum baru buat bulan mei ini. Mau ikut lomba tahunan kayak Ennichisai, Clas:H (Cosplay Live Action : Hybrid), AFA (Anime Festival Asia), atau ICGP (Indonesia Cosplay Grand Prix) n WCS (World Cosplay Submit). Lagi in-progress buat kostum Erza Scarlet yg Black Wing armor n Edolas Erza Knightwalker buat perfom. Itu semua full-armor n harus bikin sendiri buat ikut lomba2 itu. Makanya saya butuh waktu bikinnya, jadi mohon dimaklumi. m(_"_)m *deep bow*

Ayo2... yg tinggal di jakarta, ketemuan sama saya di event cosplay. Ennichisai itu bulan mei sekitar tanggal 25-26 bertempat di blok m square. Event ini free HTM kok. Silahkan hubungi saya melalui FB jika mau ketemuan. Kalau ada yg belum berteman dgn saya di FB, search aja sesuai dgn penname saya disini. Tapi tolong PM saya ya? Saya Cuma mewanti spamfriend. ^^v

See ya'...

With Evil Smile,

Akaneko as the Demon Queen

Thanks for reading… ^^

Mind to review?