Tsukimori Family Production

Disclaimer : Masashi Kishimoto

Genre : Tragedy/Crime

Staring : Sakura and Ino

Rated : M for Bloody Scene

.


.

Presenting :

The Gothic Dress Up Dolls

Author :

Tsukimori Raisa

.


.

Act 1 : Jealousy Blonde

.

.


.

Pernah dengar tentang Gothic Dress Up Doll?

Boneka Barbie yang memakai perhiasan serba hitam dan rambut yang sama hitamnya. Menurut mitos, jika kau bertatapan mata dengannya, maka boneka itu akan mengejarmu, mengutukmu, mencoba membunuhmu hingga kau benar-benar mati.

Tidak percaya? Maka aku akan menceritakan satu kisah yang mungkin dapat membuatmu percaya pada Gothic Dress Up Dolls, The Cursing Dolls.

.

d^^b

.

Kilauan sinar terang memenuhi ruangan ini. Dimana terdengar bunyi jepretan kamera SLR dimana-mana. Seorang gadis berdiri ditengah-tengah sebagai center. Dahi lebarnya terekspos begitu saja karena poni merah mudanya dijepit kebelakang. Sementara summer dress mininya yang berwarna merah maroon itu ikut melambai mengikuti gerak tubuhnya saking halusnya.

Haruno Sakura.

Model berumur 17 tahun yang sedang naik daun karena paras wajahnya yang cantik, rambut merah mudanya yang jarang dimiliki orang-orang, serta mata emeraldnya yang bersinar seperti batu yang serupa namanya. Tak heran bila banyak pemuda yang menyukainya, dan tak jarang ditolak oleh gadis berperawakan mungil ini. Senyum bak malaikatnya pun tak pernah luput dari setiap gerak-geriknya.

Tak heran juga kan, kalau ada yang iri dengan kepopularan gadis bermata emerald itu.

"Oke Sakura, kita istirahat dulu ya!" seru si fotografer dari balik kamera SLRnya.

Sakura tersenyum, lalu membetulkan tali tanktopnya yang turun sedikit. Keringat mengucur dari dahinya, dengan segera sosok berambut pirang model pony tail menghampirinya. Lalu segera menepuk-nepukkan tissue secara lembut ke dahi lebar Sakura, dan segera menyelinginya dengan pumps bedak. "Wah Sakura-chan, berjuang keras ya?"

Sakura tersenyum manis disela helaan nafas panjangnya. "Iya, Ino-chan juga ya! Suatu saat kita akan ada di satu stage yang sama!"

Seseorang berambut merah dengan kacamata coklat menghampiri Sakura dan Ino, lalu menyodorkan sebotol air mineral pada si gadis berambut merah muda, lalu kini ia beralih menghampiri sang fotografer, Kakashi Hatake. Ino tersenyum dengan dahi berkerut. "Selama kau ada, mungkin itu mustahil, Sakura-chan.."

"Ah tidak ada yang mustahil." Sakura menepuk pundak Ino pelan. "Pasti kita bisa ada di dalam satu stage yang sama! Ino-chan sudah mahir dibagian merias, sebentar lagi pasti Kakashi-san akan menaikkanmu ke bagian model.."

"Ah Sakura-chan terlalu memuji," Ino jadi tersipu malu.

"Sakura, kita ambil gambar sebentar lagi dengan Sasuke Uchiha-san ya!" seru Kakashi, lalu melirik kesebelah kirinya, dimana disana berdiri seorang pemuda berambut raven berwarna deep blue, dengan kemeja putih panjang yang tidak dikancingi, dan celana putih panjang. Ekspresi datarnya pun ikut menambah kesan keren pada diri pemuda berumur dua puluh tahun ini.

Tema yang diambil adalah 'Cinta Pertama'. Sesuai tema yang diambil oleh sang fotografer, kedua modelnya berpakaian layaknya sepasang malaikat. Malaikat yang masih murni, dan juga memiliki cinta yang murni. Itu pendapat Kakashi.

Sakura memekik tertahan ketika melihat penampilan Sasuke yang terlihat sangat seksi itu. Tanpa sadar ia menggenggam tangan Ino kuat-kuat. "Ino-chan, dia tampan sekali..!"

"Iya iya!" Ino nampak rikuh namun ia tersenyum melihat tingkah temannya itu. "Jangan terlihat gugup loh, nanti kau ketahuan suka padanya.."

"Ino-chan!" kesal, Sakura menggembungkan kedua pipinya yang bersemu kemerahan.

"Oke kita ambil gambar sekarang. Sasuke-san harap masuk ke stage, dan Yamanaka, kau keluar segera." Kakashi nampak tidak mau repot, ia kembali menenggelamkan diri dibalik kamera SLR-nya itu. Ino segera berlari kecil meninggalkan temannya sendirian di atas stage.

Sasuke dengan cepat beralih ke sisi Sakura. Sementara si gadis bermata emerald ini bingung harus berekspresi seperti apa. Sasuke nampaknya memperhatikan kelinglungan Sakura. Lalu dengan cepat Sasuke merundukan kepalanya, mendekat kearah telinga Sakura.

"Sakura.."

Sakura tak menjawab. Nada suara rendah yang bisik-bisik seperti itu nampak membuatnya terbuai, hingga menampakkan kedua pipinya yang bersemu kemerahan, dan mata sorot mata yang teduh saat hembusan nafas Sasuke menyapu cuping telinganya, serta merta membawa khayalannya pergi jauh. Degup jantungnya pun serasa membahana didalam telinganya.

SPLASH!

"Wah Sakura semakin ahli ya!" Kakashi memuhi model kebanggaannya itu.

Sakura tersentak. Ia menoleh ke arah Sasuke. "Eh? Arigatou, Sasuke-kun!"

"Doita," Sasuke menjawab seadanya, dengan ekspresi wajah datar yang biasa.

"Sekarang Sakura, ganti gaya lain," Kakashi berseru disela kegiatannya menjepret foto itu.

Degup jantung Sakura belum kembali normal. Sakura memutar bola matanya bingung. Diliriknya Kakashi yang masih asik menjepret itu, lalu menatap Sasuke, dan kembali menatap langsung kearah lensa kamera.

"Peluk aku."

"Eh?" Sakura menoleh, menatap sang model profesional disampingnya dengan tatapan ragu. Lalu pelan-pelan digerakkannya kedua tangannya itu melingkari pinggang Sasuke.

SRET!

Sasuke tanpa disangka segera meraih kedua tangan Sakura, melemparnya kearah belakang punggungnya, menyisakan Sakura yang terdorong kearah Sasuke, dengan kedua pipi yang masih merona kemerahan dan mata terpejam. Sasuke dengan lihai kemudian memeluk kepala Sakura, dan mengecup dahi lebar Sakura lembut. Benar-benar terlihat seperti sepasang kekasih. Membuat Sakura seakan melayang dalam angan-angannya. Bagaimana tidak? Sakura telah mengidolakan Sasuke semenjak gadis ini belum masuk kedunia entertaimen.

Sakura mendongak, menatap idolanya bingung. Sasuke tersenyum tipis yang tersamarkan oleh sapuan blits kamera. "Aishiteru."

Wajah Sakura kini benar-benar seperti kepiting rebus, dirasanya degup jantungnya yang sedari tadi berdebar kencang itu tambah memburu, membuatnya sedikit sesak.

Tak Sakura sadari, sepasang bola mata beriris biru langit itu menatap kedua insan itu dengan tatapan penuh kecemburuan.

.

d^^b

.

"Sakura-chan, pernah dengar cerita tentang Gothic Dress Up Doll tidak?"

Sakura melirik kearah temannya yang bercepol dua, sambil memasukkan sebuah sosis berbentuk gurita kedalam mulutnya. Dia menggeleng untuk memberikan jawabannya. Tenten nyengir kuda menatap Sakura dan seorang gadis disebelahnya yang berkuncir kuda. Ino.

"Masa tidak pernah dengar?" Tenten mengulanginya, "itu loh, boneka Barbie berpakaian gothic yang dijual secara online itu.."

"Are? Aku baru saja mendengarnya darimu.." Sakura kembali memasukkan sebongkah nasi ketan kedalam mulutnya.

Istirahat siang kali ini, Sakura menghabiskan waktunya bersama dua sahabatnya makan siang di kelas. Suasana kelas dua jurusan entertaimen ini sangat ramai. Satu kelas ini berjumlah dua puluh orang. Sepuluh orang wanita, dan sepuluh orang laki-laki. Beberapa laki-laki berkumpul disuatu pojokan kelas, sedang beberapa lagi sibuk membaca buku atau malah sedang duduk di kusen jendela, menikmati semilir angin.

"Boneka apaan? Kok sepertinya lucu?" Ino berkomentar, dengan mulut penuh nasi ketannya.

"Hus! Lucu apanya? Itu boneka kutukan, asal kalian tahu.." Tenten berlagak seperti tengah membacakan cerita seram pada seorang anak kecil.

"Kutukan?" Sakura terkekeh kecil. "Lalu apa?"

"Ya katanya kalau kau bertatapan mata dengan boneka itu, maka kau akan dibunuh olehnya," Tenten menyuapkan brokoli hijau kesukaannya kedalam mulutnya.

"Belinya dimana?" Ino bertanya pelan. Nampak tidak terlalu antusias.

"Di sebuah situs. Katanya situs itu hanya bisa dimasuki oleh orang yang punya musuh.. Orang biasa tidak bisa," jawab Tenten disela kunyahannya.

PUK!

"Telan dulu makananmu, baru ngomong!"

Serentak tiga orang gadis cantik itu menoleh kebelakang Tenten, dimana disana berdiri sosok pemuda berambut coklat panjang dengan iris perak menawan. Tenten nyengir. "Eh Neji-senpai.."

"Ada Hinata? Aku mencarinya.." Neji menoleh ke sana ke mari, mencari sosok sang sepupu.

"Eto.. Kalau tidak salah tadi ia pergi dengan Naruto-senpai.." jawab Sakura menjawab polos, sambil memainkan sumpit berwarna merah mudanya.

"Dengan si Aktor murahan itu?" Neji berdecak kesal, sambil menggaruk-garuk kepalanya. Neji berbalik, "Terima kasih ya."

Setelah sang Senpai keluar dari kelas itu, si gadis bercepol dua pun berteriak nyaring, "Kyaaaaaaaaaaaaaaa~!"

"Wah asiknya disapa begitu oleh idolamu.." Sakura memuji dengan senyum menyeringai yang dibuat-buat.

"Kau tuh lebih asik, ditembak Sasuke-san kan?" Tenten menyikut lengan sahabatnya. "Kalian jadian kan? Mana Pajaknya?"

"Are? Kamu tau dari mana?" Sakura melotot.

"Aduh.. Gosip tuh cepat tersebarnya.." Tenten melambaikan tangannya seperti mengipasi dirinya. "Ngomong-ngomong, selamat yaa.."

"Arigatou.." Sakura pun tersenyum.

Ino hanya terdiam melihat kedua temannya yang sedang dimabuk cinta monyet itu. Tanpa sadar tangannya mengepal keras hingga dirasanya kuku-kukunya yang indah itu menusuk telapak tangannya.

.

Kirim saja pada orang yang kau benci, nanti bonekanya akan mengutuk orang itu..

.

d^^b

.

"Sakuraa~"

Sakura menoleh, menatap gadis berambut merah dengan kacamata coklat berjalan kearahnya sambil membawa sebuah bingkisan. "Eh, Karin? Ada apa?"

"Ini ada bingkisan untukmu. Sepertinya dari para fans-mu.." Karin menyerahkan kotak berbungkus sampul berwarna pink, warna kesukaan Sakura.

Sakura menerimanya, lalu segera merobek bungkusan itu, dan membuka kotak didalamnya. Seketika, perasaan Sakura menjadi tidak enak saat ia tau apa isi kotak tersebut.

"Eh Sakura-chan? Itu series Cutie-chan ya?" tanya Karin sambil melirik isi didalam kotak tersebut. Lalu dahinya pun berkerut. "Wah? Series gothic ya? Aku baru lihat.."

Sakura terdiam. Dalam otaknya kini berputar-putar sebuah kalimat, dan sekilas percakapannya dengan Tenten dan Ino tadi siang. "Aku tadi bertatapan dengan boneka ini.."

"Kenapa? Bonekanya bagus loh.." Karin menepuk pundak Sakura. "Sepertinya fans-mu sangat menyukaimu hingga mengirimimu hadiah bagus seperti ini.."

Sakura hanya diam, dan Karin pun keluar dari ruangannya. Suasana kamar rias Sakura mendadak menjadi sumpek. Gadis ini perlahan menatap kearah boneka gothic yang sekarang disejajarkannya dengan wajahnya.

Boneka ini berambut hitam lurus, matanya yang juga hitam, serta pakaian gothic Lolita yang melekat pada tubuh mungilnya pun memperindah dirinya. Sayang sekali kalau sebenarnya ini adalah sebuah Boneka Kutukan. Sakura terdiam. "Ah aku tidak percaya kutukan.."

Sakura pun melempar boneka itu ke depan koper berisi kostumnya, lalu segera beranjak dari tempatnya, menuju stage pemotretannya. Begitu pintu tertutup, tiba-tiba terpancar semacam aura hitam dari boneka yang dilempar Sakura tadi. Dan tak disangka, tiba-tiba koper Sakura kehilangan keseimbangan, dan terjatuh menimpa boneka itu. Aura hitam pun semakin pekat keluar dari dalam diri boneka gothic tadi.

.

Kalau dirusak, maka bonekanya juga akan merusakmu sebagaimana kamu merusaknya..

.

Sakura melangkahkan kakinya memijak keatas stage, lalu duduk di sofa putih yang disiapkan untuk pemotretan diatas stage. Sakura membetulkan kostum pink lolitanya. Diliriknya samping fotografernya, dimana disitu berdiri seorang gadis berambut pirang model pony tail yang menatapnya dengan ekspresi datar. 'Ada apa dengan Ino?' pikir Sakura.

Lalu pemotretan pun berlangsung. Sakura dengan lihai melakukan pekerjaannya secara professional. Bergerak kesana kemari, mencari angle terbagus dari dirinya.

PATS!

Tiba-tiba lampu studio padam. Sakura linglung. "Ka-kakashi-san!"

"Sakura, diamlah ditempatmu!" perintah seseorang, yang Sakura kenal sebagai suara Kakashi.

Lalu tiba-tiba pergelangan kaki Sakura terasa perih. Seperti sehabis dicakar kucing. Sakura membawa kakinya naik keatas sofa single putihnya yang sedikit berpendar di dalam gelap. Lalu disadarinya ada yang ikut naik keatas kakinya. Sakura menjerit tertahan saat diketahuinya kalau boneka gothic yang ia lempar tadi ternyata hidup dan berhasil mencakar betis mulusnya.

Mata boneka itu berwarna merah menyala, menatap mata emerald Sakura. "Sakura-chan.. Harusnya aku yang bersama dengan Sasuke-san.."

"A-apa?" Sakura terkejut, ditepisnya boneka itu dari kakinya, namun nihil, boneka itu malah semakin menancapkan tangan kecil plastiknya kedalam kaki Sakura.

"Harusnya aku yang ada di atas stage ini.." ucap boneka itu lagi.

Sakura benar-benar bingung, kaki kanannya tak mampu bergerak lantaran menahan sakit dari luka yang disebabkan boneka itu. Boneka itu menggoreskan tangan plastiknya yang tajam ke betis Sakura, hingga membuat kulit mulus gadis itu sobek. Lalu dengan tenangnya, boneka itu membuka luka itu, lebih dalam, dan memasukan tangannya kedalamnya. Sakura sontak menendangkan boneka itu kesembarang arah. Tapi nihil, yang ada boneka itu malah semakin tertancap pada kaki jenjangnya. "PERGIIIII!"

Ditepisnya lagi boneka itu, namun yang ada luka di kakinya semakin melebar. Air mata Sakura tanpa sadar mengalir begitu saja, sementara ia menggigit bibir bawahnya, menahan jeritan lebih parah. Tapi boneka itu semakin memasukan tangannya ke dalam kaki Sakura, memaksa Sakura menjerit lagi."AAAAAAAH!"

"Sakura-chan kau kenapa?" sahut seseorang dalam gelap. Suara Ino.

"Ino tolong aku!" ucap Sakura, memohon dengan jeritan perih.

"Kalau kau tidak ada, aku pasti bisa berada di dalam stage ini!" seru boneka itu, lalu melompat kearah Sakura, menanamkan tangannya kedalam leher Sakura.

"AAAAAAAAAAAARRRGGGHHH!" Sakura menjerit perih, sementara suasana studio menjadi ramai dengan suara berisik yang terkadang terdengar nama Sakura disebut.

PATS!

Lampu pun kembali menyala. Seluruh mata memandang seram ke arah Sakura yang masih menangis meraung-raung, mencoba melepaskan boneka tadi. Lalu dengan hentakan keras, Sakura mendorong boneka itu hingga terjatuh ke samping kaki Ino. Mata biru langit Ino membulat besar, serasa seperti mau copot melihat keadaan Sakura dengan lubang penuh darah di kaki dan lehernya.

"Eh! Awas talinya mau putus!"

Ino menoleh keatas, kearah suara tadi berasal. Matanya terbelalak tatkala dilihatnya tali yang menanggung beban pasir seberat sepuluh kilogram untuk menahan background stage itu hamper putus. Sedikit lagi putus.

"Sakura-chan! Menyingkir dari sana!"

Dan tepat saat Sakura menoleh keatas, tali tersebut terputus, dan beban seberat sepuluh kilogram yang berada tepat diatas Sakura itu pun terjatuh.

.

.

BRAK!

.

.

"Kyaaaaaaaaaaaaa!" Karin menjerit perih, berjongkok memeluk kakinya, terlalu terkejut akan kejadian na'as yang dialami rekannya.

Cairan kental berwarna merah berbau amis pun bercipratan ke segala arah. Ino masih melotot dengan cipratan darah yang menodai pipinya, melihat akhir khayat dari temannya. Sementara Kakashi terdiam dengan darah menodai wajah sudah riwayat gadis berambut merah muda itu. Sementara tak disadari sosok berambut raven yang baru saja dating ikut terpaku melihat nasib kekasihnya.

Dan Ino kemudian menoleh kearah boneka belepotan darah disamping kakinya. Perlahan, boneka itu menghilang dan menjadi pasir yang diterbangkan angin. Tiba-tiba dalam hatinya muncul perasaan tidak enak. Ia merenggut kemeja hitam tanpa lengan yang digunakannya, tepat dibagian dada. "Gomen.. Sakura-chan.. Aku tidak tau, kalau ini benar boneka kutukan.."

.

d^^b

.

"Tadaima.." Ino menutup pintu rumahnya. Pemakaman Sakura dilaksanakan sore ini. Ino melepas sepatu hitam dan tudung yang sama hitamnya itu. Lalu ia segera beranjak masuk kedalam kamarnya, tak mempedulikan ibunya yang terus-menerus memanggil namanya.

Ino menghempaskan tubuhnya ke kasurnya, rasa penyesalan masih tertinggal dalam dirinya. Ino menyesal sudah memesan boneka The Gothic Dress Up Dolls dari internet beberapa hari yang lalu. Apalagi saat ia melihat Sasuke memeluk nisan Sakura, dan menolak diajak pergi oleh managernya. Ino benar-benar menyesal. Mata biru langit Ino tak secerah dulu lagi. Matanya kini buram, dengan beberapa guratan merah. Mata Ino bengkak. Ia menangis semalaman menangisi perbuatannya.

TREK! TREK!

Ino melirik kearah jendelanya yang masih belum di tutupi gorden itu. Tanpa sadar, matanya menatap keganjilan pada jendelanya yang kini bergerak sendiri, membuka dirinya sendiri.

"AAAAAAAAAAAHHHHH!" jerit Ino saat sadar apa yang tengah membuka jendela kamarnya. Beberapa boneka gothic yang mirip dengan boneka yang dikiriminya untuk sakura datang masuk ke kamarnya, dengan mata merah menyala.

.

.

.

"AAAAAAAAAAAHHHHH!"

Buru-buru ibu Yamanaka itu menaiki tangga menuju kamar anaknya. Perasaan aneh menghampiri hatinya ketika jeritan ketakutan itu menggema ke segala sudut rumahnya. Lalu dengan cepatnya diraih kenop pintu bertuliskan Ino-Pig pada papan yang tergantung di depannya itu. "Ada apa Ino?"

Sang ibu terdiam. Kebingungan menatap kamar kosong tanpa seseorang di dalamnya.

.

.

Dan kalau kutukan berhasil, bonekanya akan mendatangimu, sebagai bayaran atas pekerjaan mereka, dan menjadikanmu salah satu dari mereka..

.

.


.

Act 1 : Jealousy Blonde

Is complete

.


.

MINAAAAAAAAAAA XD

saya kembali dengan keabalan saya X3

Act 1 ngga rame ya? gomeeeennnn

ngga rated M dan Bloody sama sekali DX

saya janji kedepannya bakal lebih bloody!

bagaimana nasib fic baru saya ini?

Insya allah seminggu lagi saya check ini fic -.-

pertanyaan saya yang biasa ; KEEP OR DELETE?

.

Regards,

Tsukimori Raisa